Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU

PRE EKLAMSIA

Di susun oleh :
ANNISA NURFADILLAH
19.04.031

CI INSTITUSI CI LAHAN

( ) ( )

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI NERS
T.A 2019/2020
KASUS

Seorang ibu usia 18 tahun hamil 28 minggu G1P0A0 datang ke poli kandungan dengan
keluhan pusing, mual dan pandangan tidak jelas. Hasil pemeriksaan didapatkan tekanan darah
180/100 mmHg, nadi 80x/menit, berat badan 85 kg, tinggi badan 155 cm, DJJ 145x/menit,
pergerakan janin aktif. Hasil pemeriksaan urin di nyatakan proteinuria.

1. Gangguan kehamilan apa yang dialami oleh ibu ?


Jawab :
Pre eklamsia
2. Faktor risiko apa saja yang ada pada ibu sehingga mengalami gangguan tersebut ?
Jawab :
Faktor Risiko Preeklamsia
Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan seorang ibu hamil alami
preeklamsia, antara lain :
a. Riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya.
b. Hipertensi kronik (riwayat tekanan darah tinggi sebelum usia kehamilan 20
minggu).
c. Kehamilan pertama.
d. Kehamilan pertama dengan pasangan baru.
e. Usia > 40 tahun.
f. Ras.
g. Obesitas.
h. Kehamilan ganda/lebih.
i. Jarak yang terlalu lama dari kehamilan sebelumnya (>10 tahun).
j. Memiliki kondisi medis tertentu, seperti  diabetes mellitus tipe 2, penyakit
ginjal, atau lupus.
k. Kehamilan yang terjadi dengan bantuan (inseminasi atau bayi tabung).
Sedangkan pada kasus faktor resiko yang ada pada ibu adalah :
a. Usia kehamilan 28 minggu
b. Tekanan darah 180/100 mmHg
c. Proteinuria.
3. Pemeriksaan apa saja yang harus dilakukan pada ibu ?
Jawab :
a. Pemeriksaan Tekanan Darah
Salah satu pemeriksaan yang dilakukan untuk deteksi preeklamsia adalah
tekanan darah. Tekanan dapat bervariasi pada lengan yang berbeda, jadi pada saat
melakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya menggunakan lengan yang sama
setiap kali melakukan pengukuran tekanan darah.
b. Urinalisis
Ginjal yang sehat tidak membiarkan sejumlah besar protein masuk ke
dalam urine. Jika protein terdeteksi dalam tes skrining dipstick urine, kamu
mungkin diminta untuk mengumpulkan semua urine selama 12 atau 24 jam.
Tujuannya adalah untuk menentukan jumlah protein yang hilang. Jumlah protein
dalam urine lebih dari 300 miligram dalam satu hari dapat mengindikasikan
preeklamsia. Namun, jumlah protein tidak menentukan seberapa parah
preeklamsia yang mungkin terjadi.
c. Tes Skrining Opsional
Salah satu tes untuk mengukur kadar protein yang disebut PAPP-A. Tingkat
PAPP-A yang rendah dikaitkan dengan komplikasi kehamilan seperti
preeklampsia. Tingkat PAPP-A yang rendah dapat menjadi penanda risiko yang
lebih tinggi, tetapi itu tidak berarti pasti akan mengalami preeklampsia.
d. Memantau Perkembangan Bayi
Preeklamsia berarti bayi juga harus dimonitor dengan lebih cermat.
Dijadwalkan untuk pemeriksaan ultrasonografi untuk memastikan pertumbuhan
bayi tidak terpengaruh dan bahwa aliran darah melalui tali pusat dan plasenta
normal. Jika gejala muncul dengan cepat menjelang akhir kehamilan atau selama
persalinan, maka akan dapat menerima pemantauan janin terus-menerus.
4. Data-data apa yang dipakai untuk menentukan gangguan yang dialami ibu ?
Jawab :
a. Usia ibu 18 tahun
b. Usia kehamilan 28 minggu
c. Status Obstetri G1P0A0 atau kehamilan pertama.
d. Pusing
e. Pandangan tidak jelas.
f. Hasil pemeriksaan tekanan darah 180/100 mmHg
g. Hasil pemeriksaan urin dinyatakan proteinuria
5. Bagaimana proses perjalanan penyakitnya ?
Jawab :
Pada proses perjalanan penyakit yang dialami ibu dapat terjadi pada sejumlah
organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh vasospasme dan iskemia. Ibu
hamil dengan hipertensi pada kehamilan dapat mengalami peningkatan respon
terhadap berbagai substansi endogen (seperti prostaglandin, tromboxan) yang dapat
menyebabkan vasospasme dan agregasi platelet. Penumpukan trombus dan
pendarahan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala
dan defisit saraf lokal dan kejang. Nekrosis ginjal dapat menyebabkan penurunan laju
filtrasi glomerulus dan proteinuria. Kerusakan hepar dari nekrosis hepatoseluler
menyebabkan nyeri epigastrium dan peningkatan tes fungsi hati. Sedangkan pada
kardiovaskuler meliputi penurunan volume intravaskular, meningkatnya cardiac
output dan peningkatan tahanan pembuluh perifer. Peningkatan hemolisis
microangiopati menyebabkan anemia dan trombositopeni. Infark plasenta dan
obstruksi plasenta menyebabkan pertumbuhan janin terhambat bahkan kematian janin
dalam rahim
6. Komplikasi yang dapat muncul ?
Jawab :
Tergantung pada derajat preeklampsi yang dialami. Namun yang termasuk
komplikasi antaralain :
Pada ibu :
a. Eklampsia
b. Solusio plasenta
c. Pendarahan subkapsula hepar
d. Kelainan pembekuan darah ( DIC )
e. Sindrom HELPP ( Hemolisis, Elevated, Liver,Enzymes Dan Low Platelet Count )
f. Ablasio retina
g. Gagal jantung hingga syok dan kematian.
Pada janin :
a. Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus
b. Prematur
c. Asfiksia neonatorum
d. Kematian dalam uterus
e. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal
7. Bagaimana tindakan medis yang dilakukan dan tindakan penatalaksanaan komplikasi?
Jawab :
Tindakan medis yang dapat dilakukan adalah :
a. Tes diagnostik dasar
Seperti Pengukuran tekanan darah, analisis protein dalam urin, pemeriksaan
edema, pengukuran tinggi fundus uteri dan pemeriksaan funduskopik.
b. Tes laboratorium dasar :
1) Evaluasi hematologik (hematokrit, jumlah trombosit, morfologi eritrosit pada
sediaan apus darah tepi).
2) Pemeriksaan fungsi hati (bilirubin, protein serum, aspartat aminotransferase,
dan sebagainya).
3) Pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin).
4) Pemberian infus angiotensin II.

Penatalaksaan komplikasi :
Tujuan utamanya adalah untuk mencegah kejadian pre eklampsia dan
eklampsi, Hendaknya janin lahir hidup serta Trauma pada janin seminimal mungkin
Pada Ibu :
a. Diet makanan
Makanan tinggi protein tinggi karbohidrat, cukup vitamin, dan rendah lemak.
Kurangi garam apabila berat badan bertanbah atau edema. Makanan berorientasi
pada empat sehat lima sempurna. Untuk meningkatkan jumlah portein dengan
tambahan satu butir telur stiap hari. 
b. Istirahat yang cukup
Istirahat yang cukup pada hamil semakin tua dalam arti bekerja dan
disesuaikan dengan kmampuan. Lebih banyak duduk atau berbaring ke arah
punggung janin sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami
gangguan.
c. Obat-obatan
Berikan obat-obatan seperti Obat anti hipertensi. Obat anti hipertensi biasanya
diberikan jika tekanan darah ibu hamil sangat tinggi, diuretika tidak dianjurkan
apabila ibu hamil tidak mengalami edema karena obat ini tidak begitu bermanfaat
bahkan bisa menutupi tanda dan gejala pre-eklampsi berat.
d. Pengawasan antenatal :
1) Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya
2) Pemriksaan tinggi fundus uteri
3) Pemeriksaan kenaikan berat badan atau edema
4) Pemriksaan protin dalam urin
5) Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjl, fungsi hati, gambaran
darah umum, pemeriksaan retina mata.
Pada janin :
Penilaian kondisi janin dalam rahim
a. Pemantauan tinggi fundus uteri
b. Pemeriksaan janin : gerakan janin dalam rahim, denyut jantung janin, pemantauan
air ketuban
c. Usulkan untuk melakukan pmeriksaan ultrasonografi
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada kasus tersebut ?
Jawab :
Asuhan keperawatan
a) Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama : Ny. A
Umur : 18 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Usia kehamilan : 28 minggu
Status obstetri : G1P0A0
Diagnosa medis : Pre eklamsia
2. Keluhan utama
Pusing
3. Riwayat kesehatan sekarang
Seorang ibu usia 18 tahun hamil 28 minggu G1P0A0, datang ke poli
kandungan dengan keluhan pusing, mual dan pandangan tidak jelas. Hasil
pemeriksaan didapatkan tekanan darah 180/100 mmHg, Nadi 80 x/menit, berat
badan 85 kg, tinggi badan 155 cm, DJJ 145 x/menit, pergerakan janin aktif.
Hasil pemeriksaan urin dinyatakan proteinuria.
4. Riwayat kesehatan ibu sebelumnya
- Kemungkinan Ibu menderita penyakit hipertensi sebelum hamil
- Kemungkinan ibu mempunyai riwayat preeklamsia pada kehamilan
terdahulu.
- Biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas.
- Ibu mungkin pernah menderita penyakit gagal kronis.
5. Riwayat perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah dibawah usia 20 tahun atau diatas
35 tahun.
6. Psiko sosial spiritual
Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan ansietas atau kecemasan pada ibu.
7. Pemeriksaan fisik
Pengukuran Tanda-tanda vital :
- Tekanan darah : 180/100 mmHg
- Nadi : 80x/menit

- Berat badan : 85 kg
- Tinggi badan : 155 cm
- DJJ : 145x/menit

a) Rambut dan kepala


- Inspeksi : warna rambut, kulit kepala, penyebaran rambut serta
lihat adanya luka dan benjolan pada kepala.
- Palpasi : Periksa adanya nyeri tekan pada kepala
b) Mata
Inspeksi : Alis dan kedua mata, kulit disekitar mata kedua alis,
sclera mata, kongjungtiva mata.
c) Hidung
- Inspeksi : Lubang hidung, lihat adanya pernafasan cuping
hidung
- Palpasi : Periksa adanya nyeri tekan pada hidung.
d) Telinga
- Inspeksi : Bentuk Telinga, lihat ada tidaknya serumen pada
telinga
- Palpasi : Periksa adanya nyeri tekan pada telinga
e) Mulut
Inspeksi : Lihat adanya lesi atau tidak, warna bibir pucat atau
tidak, mukosa mulut dan lihat apakah terdapat
pembengkakan pada tongsil di kedua sisi
tenggorokan.
f) Leher
- Inspeksi : Lihat adanya pembengkakan pada leher, gerakan
leher nampak terkoordinasi atau tidak.
- Palpasi : Raba ada atau tidak pembesaran pada kelenjar tiroid
g) Thoraks dan pernafasan
- Inspeksi : Lihat warna kulit, lihat adanya luka, lihat
kesimetrisan pergerakan dinding dada kiri dan
kanan, lihat adanya penggunaan otot bantu
pernafasan.
- Palpasi : Periksa ada atau tidak adanya nyeri tekan pada
thoraks.
- Perkusi : Bunyi resonan pada paru sedangkan pada area
jantung terdapat bunyi pekak
- Auskultasi : Dengar bunyi pernafasan seperti bunyi pernafasan
vesikuler, bronkovesikuler dan bunyi pernafasan
yang abnormal lainnya
h) Jantung
- Inspeksi : Pembesaran pada jantung
- Palpasi : Raba adanya denyut jantung
- Perkusi : Terdapat bunyi pekak pada jantung
- Auskultasi : Dengar Bunyi jantung normal dan bunyi jantung
abnormal
i) Abdomen
- Inspeksi : Inspeksi adanya bekas luka operasi laparatomi pada
abdomen, perubahan warna kulit, bentuk abdomen,
gerakan dinding abdomen.
- Auskultasi : Dengar bunyi bising usus pada keempat kuadran
abdomen dengan prekuensi peristaltik usus terkesan
normal.
- Perkusi : Bunyi timpani terdengar pada area yang berisi usus,
sedangkan bunyi pekak terdengar pada area hepar.
- Palpasi : Periksa ada atau tidak adanya nyeri tekan pada
abdomen.
j) Rektum
Periksa adanya keluhan pada rektum atau tidak
k) Ekstremitas :
- Inspeksi : Inspeksi kestremitasan ekstremitas kiri dan kanan
simetris pada kedua tangan dan kaki. Jumlah jari
normal pada ekstremitas atas dan bawah yaitu 5.
- Palpasi : Kulit teraba lembab atau tidak, CRT (Capilary Refil
Time) kembali dalam waktu <3 detik.
b. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler cerebral akibat
hipertensi
2. Ansietas berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap kehamilans
c. Rencana keperawatan

No Diagnosa NOC NIC


1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
berhubungan keperawatan pada pasien - Lakukan pengkajian
dengan peningkatan selama 3x8 jam di harapkan nyeri secara
tekanan vaskuler nyeri dapat berkurang. komprehensif termasuk
cerebral akibat Kriteria hasil : lokasi, karakteristik,
hipertensi - Mampu mengontrol durasi, frekuensi, kualitas
nyeri (tahu penyebab dan factor presipitasi
nyeri, mampu - Observasi rekasi
menggunakan tehnik nonverbal dari
nonfarmakologi untuk ketidaknyamanan
mengurangi nyeri, - Pilih dan lakukan
mencari bantuan) penanganan nyeri
- Melaporkan bahwa (farmakologi, non
nyeri berkurang dengan farmakologi dan
menggunakan interpersonal)
manajemen nyeri - Ajarkan tentang teknik
- Mampu mengenali nyeri non farmakologi
(skala, intensitas, - Kolaborasi dengan dokter
frekuensi dan tanda jika ada keluhan dan
nyeri) tindakan nyeri tidak
- Menyatakan rasa berhasil
nyaman setelah nyeri
berkurang.
2. Ansietas Setelah dilakukan tindakan Penurunan kecemasan
berhubungan keperawatan pada pasien - Gunakan pedekatan yang
dengan koping selama 3x8 jam di harapkan menenangkan
yang tidak efektif cemas dapat berkurang. - Nyatakan dengan jelas
terhadap harapan terhadap pelaku
kehamilan. Kriteria hasil : pasien
- Klien mampu - Temani pasien untuk
mengidentifikasi dan memberikan keamanan
mengungkapkan gejala dan mengurangi takut
cemas - Identifikasi tingkat
- Mengidentifikasi, kecemasan
mengungkapkan dan - Dorong pasien untuk
menunjukkan tehnik mengungkapkan
untuk mengontrol cemas perasaan, ketakutan,
- Vital sign dalam batas persepsi
normal - Instruksikan pasien
- Postur tubuh, ekspresi menggunakan teknik
wajah, bahasa tubuh dan relaksasi
tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
s

Anda mungkin juga menyukai

  • LP Tak
    LP Tak
    Dokumen16 halaman
    LP Tak
    Pemindahan korban
    Belum ada peringkat
  • Askep Picu
    Askep Picu
    Dokumen30 halaman
    Askep Picu
    Pemindahan korban
    Belum ada peringkat
  • LP Kista Ovarium
    LP Kista Ovarium
    Dokumen20 halaman
    LP Kista Ovarium
    Pemindahan korban
    Belum ada peringkat
  • LP Anc
    LP Anc
    Dokumen44 halaman
    LP Anc
    Pemindahan korban
    Belum ada peringkat
  • LP Fraktur Vertebra
    LP Fraktur Vertebra
    Dokumen50 halaman
    LP Fraktur Vertebra
    Pemindahan korban
    Belum ada peringkat