LP Post Date
LP Post Date
KONSEP TEORI
1.1 Konsep Dasar Kehamilan Postdate
Kehamilan adalah suatu peristiwa alami dan fisiologis yang terjadi pada wanita
yang didahului oleh suatu peristiwa fertilisasi yang membentuk zigot dan akhirnya
menjadi janin yang mengalami proses perkembangan dan akhirnya menjadi janin
yang mengalami proses perkembangan dan pertumbuhan di dalam uterus sampai
proses persalinan (Sarwono, 2013). Kehamilan adalah pertumbuhan dan
perkembangan janin intrauterine (dalam kandungan) dimulai sejak konsepsi dan
berakhir sampai permulaan persalinan (Muchtar, 2010).
Kehamilan posterm, disebut juga kehamilan serotinus, kehamilan lewat waktu,
kehamilan lewat bulan, prolonged pregnancy, extended pregnancy,
postdate/posdatisme atau pascamaturitas, adalah kehamilan yang berlangsung sampai
42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut
rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari ((WHO 1977, FIGO 1986)
Sarwono, 2013).
Kehamilan lewat bulan merupakan suatu kondisi antepartum yang dibedakan
dengan sindrom pasca maturitas dan merupakan kondisi neonatal yang didiagnosis
setelah pemeriksaan bayi baru lahir. Definisi standar untuk kehamilan lewat bulan
adalah 294 hari setelah hari pertama menstruasi terakhir atau 280 hari setelah ovulasi.
Istilah lewat bulan (postdate) digunakan karena tidak menyatakan secara langsung
pemahaman mengenai lama kehamilan dan maturitas janin (Varney H, 2007).
Menurut Prawirohardjo (2007) pada kasus persalinan postdate, umur kehamilan lebih
dari 42 minggu. Kehamilan postdate adalah suatu kehamilan yang berakhir antara 40
dan 42 minggu (Julie, et al, 2010).
1.4 Patosiologi
Fungsi plasenta mencapai puncaknya ada kehamilan 38 minggu dan kemudian
mulai menurun terutama setelah 42 minggu. Hal ini dapat dibuktikan dengan
penurunan estriol dan plasental laktogen. Rendahnya fungsi plasenta berkaitan
dengan peningkatan kejadian gawat janin dengan resiko 3 kali. Permasalahan
kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan
pertukaran CO2/O2 akibat tidak timbul his sehingga pemasakan nutrisi dan O2
menurun menuju janin di samping adanya spasme arteri spiralis menyebabkan janin
resiko asfiksia sampai kematian dalam rahim. Makin menurun sirkulasi darah
menuju sirkulasi plasenta dapat mengakibatkan pertumbuhan janin makin lambat dan
penurunan berat disebut dismatur, sebagian janin bertambah besar sehingga
memerlukan tindakan operasi persalinan, terjadi perubahan metabolisme janin,
jumlah air ketuban berkurang dan makin kental menyebabkan perubahan abnormal
jantung janin.
1.5 Manifestasi klinis kehamilan postdate
Menurut Arif Mansjoer (2001) keadaan klinis yang dapat ditemukan ialah
gerakan janin yang jarang, yaitu secara subyektif < 7x/ 20 menit atau secara obyektif
dengan KTG <10x/ 20 menit.
Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagi menjadi:
1. Stadium I : Kulit kehilangan vernik kaseosa dan terjadi maserasi sehingga
kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas.
2. Stadium II : Seperti stadium I disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) di
kulit.
3. Stadium III : Seperti stadium I disertai pewarnaan kekuningan pada kuku,
kulit, dan tali pusat.
Keadaan klinis yang mungkin ditemukan ialah :
1. Air ketuban yang berkurang
2. Gerakan janin yang jarang
Bila telah dilakukan pemeriksaan ultrasonografi serial terutama sejak trimester
pertama maka hampir dapat dipastikan usia kehamilan. Sebaliknya pemeriksaan yang
sesaat setelah trimester III sukar untuk memastikan usia kehamilan.
(Sarwono, 2013).
1.7 Komplikasi
Pada ibu bersalin dengan postdate dapat mengalami komplikasi menurut
Wiknjosastro (2007), antara lain:
1. Komplikasi pada ibu
Morbiditas dan mortalitas pada ibu: dapat meningkatkan sebagian akibat dari
makrosomia janin dan tulang tengkorak menjadi lebih keras yang menyebabkan
distosia persalinan, partus lama, meningkatkan tindakan obstetrik dan persalinan
traumatis atau perdarahan postpartum akibat bayi besar.
Aspek emosi: ibu dan keluarga menjadi cemas bilamana kehamilan terus
berlangsung melewati taksiran persalinan.
2. Komplikasi pada janin
a. Kelainan pertumbuhan janin
1) Berat janin
Bila terjadi perubahan anotomik yang besar pada plasenta, maka terjadi
penurunan berat janin. Dari penelitian Vorherr tambah bahwa sesudah
kehamilan 36 minggu grafik rata-rata pertumbuhan janin mendatar dan
Nampak adanya penurunan setelah usia kehamilan 42 minggu.
2) Sindrom post maturitas
Pada neonatus dengan ditemukan beberapa tanda seperti gangguan
pertumbuhan, dehidrasi, kulit kering, keriput seperti kertas (hilangnya lemak
subkutan), kuku tangan dan kaki panjang, warna coklat kehijauan atau
kekuningan pada tali pusat, muka tampak menderita dan rambut kepala
banyak atau tebal.
b. Komplikasi perinatal
Kematian perinatal menunjukkan peningkatan setelah 42 minggu atau lebih.
Sebagian besar terjadi saat intrapartum, umumnya disebabkan oleh:
1) Insufisiensi plasenta, akibatnya: pertumbuhan janin terhambat
2) Oligohidramnion; terjadi kompresi tali pusat
Estimasi jumlah cairan amnion dapat diukur dengan pemeriksan USG.
(Cunningham,et al, 2010).
3) Keluar mekonium kental, berakibat terjadinya aspirasi mekonium pada janin.
Kehamilan postdate dapat membahayakan janin karena sensitive terhadap
rangsangan kontraksi, yang menimbulkan asfiksia sampai kematian dalam
rahim (Manuaba, 2010).
4) Selain komplikasi diatas dapat terjadi Makrosomia. Dengan plasenta yang
masih baik, dapat terjadi tumbuh kembang janin dengan berat 4500 gram yang
disebut makrosomia. Akibatnya terhadap persalinan adalah perlu
dilakukannya tindakan operatif seksio sesaria, dapat menjadi trauma
persalinan karena distosia bahu yang menimbulkan kematian bayi, atau
trauma jalan lahir ibu (Manuaba. 2008).
Skor 0 1 2 3
Pembukaan 0 1-2 3-4 >5
Posisi janin dilatasi servik 0-30% 40-60% 60%-70% 80%
atau effasement
Posisi janin (turunnya kepala) -3 -2 -1 +1/+2
Konsistensi serviks Keras Sedang Lunak
Posisi serviks Ke Ke arah sumbu Ke arah
belakang jalan lahir depan
Sumber : Prawirohardjo, (2013)
BAB II
Konsep Asuhan Keperawatan
2.1 Pengkajian
1. Data Subjektif
(1) Identitas
Usia : Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun organ-organ reproduksinya
belum siap untuk menerima kehamilan. Fungsi reproduksi belum berkembang
sempurna, jalan lahir mudah robek, kontraksi uterus masih kurang baik, rentan
terjadi perdarahan. Sedangkan ibu yang berumur lebih dari 35 tahun organ
reproduksinya sudah berkurang kemampuannya dan keelastisannya dalam
menerima kehamilan dan proses persalinan (Lestari, 2010)
(2) Keluhan utama
Pada persalinan dengan kehamilan postdate dapat ditemukan ialah gerakan
janin yang jarang, yaitu secara subyektif <10-12 kali dalam 12 jam (Sujiyatini,
2009), USG di temukan AFI ≤ 8cm.
Ibu menjadi cemas bilamana kehamilan terus berlangsung melewati taksiran
persalinan akan menambah frustasi ibu dan juga akan mempengaruhi janin
(Prawirohardjo, 2008).
(3) Riwayat menstruasi
HPHT : HPHT dikaji untuk mengetahui umur kehamilan. Kehamilan postdate
adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama dari 42 minggu, dihitung
berdasarkan rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari. (Mochtar,
2015). Ibu dengan postterm cenderung mengalami lama persalinan yang
memanjang, persalinan dengan tindakan (forsep atau vakum), perlukaan jalan
lahir karena janinnya juga cenderung besar menurut kehamilan (Rifdiani, 2016).
(4) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Pada seorang ibu yang pernah mengami kehamilan postterm akan memiliki
risiko lebih tinggi untuk mengalami kehamilan postterm pada kehamilan
berikutnya (Kistka et al, 2007).
(5) Riwayat kehamilan sekarang
Untuk mengetahui riwayat ANC teratur atau tidak teratur, sejak hamil berapa
minggu, tempat ANC, berapa kali melakukan ANC selama kehamilan.
Pengobatan atau tindakan apa yang didapat pada kehamilan postdate ibu, seperti
USG dan obat (Sulistyawati, 2011)
2.2 Diagnosa
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi perfusi
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
3. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar infomasi
5. Hipotermi berhubungan dengan kekurangan lemak subkutan
2.3 Intervensi
N DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
O KEPERAWATA KRITERIA HASIL (NIC)
N (NOC)
1 Gangguang NOC : NIC :
Pertukaran Gas • Respiratory Respiratory Monitoring
Status : Gas Monitor rata – rata,
exchange kedalaman, irama dan usaha
• Respiratory respirasi
Status : ventilation Catat pergerakan dada,amati
• Vital Sign Status kesimetrisan, penggunaan
Kriteria Hasil : otot tambahan, retraksi otot
• Mendemonstrasika supraclavicular dan
n peningkatan intercostal
ventilasi dan Monitor suara nafas, seperti
oksigenasi yang dengkur
adekuat Monitor pola nafas :
• Memelihara bradipena, takipenia,
kebersihan paru kussmaul, hiperventilasi,
paru dan bebas dari cheyne stokes, biot
tanda tanda distress Catat lokasi trakea
pernafasan Monitor kelelahan otot
• Mendemonstrasika diagfragma (gerakan
n batuk efektif dan paradoksis)
suara nafas yang
Auskultasi suara nafas, catat
bersih, tidak ada
area penurunan / tidak adanya
sianosis dan
ventilasi dan suara tambahan
dyspneu (mampu
Tentukan kebutuhan suction
mengeluarkan
dengan mengauskultasi
sputum, mampu
crakles dan ronkhi pada jalan
bernafas dengan
napas utama
mudah, tidak ada
auskultasi suara paru setelah
pursed lips)
tindakan untuk mengetahui
Tanda tanda vital
hasilnya
dalam rentang
normal
2. Nyeri Akut NOC NIC
• Pain Level, Pain Management
• Pain control Lakukan pengkajian nyeri
• Comfort level secara komprehensif termasuk
Kriteria Hasil : lokasi, karakteristik, durasi
• Mampu frekuensi, kualitas dan faktor
mengontrol nyeri presipitasi
(tahu penyebab Observasi reaksi nonverbal
nyeri, mampu dan ketidaknyamanan
menggunakan Gunakan teknik komunikasi
tehnik terapeutik untuk mengetahui
nonfarmakologi pengalaman nyeri pasien
untuk mengurangi Kaji kultur yang
nyeri, mencari mempengaruhi respon nyeri
bantuan) Evaluasi pengalaman nyeri
• Melaporkan bahwa masa lampau
nyeri berkurang Evaluasi bersama pasien dan
dengan tim kesehatan lain tentang
menggunakan ketidakefektifan kontrol nyeri
manajemen nyeri masa Iampau
• Mampu mengenali
Bantu pasierl dan keluarga
nyeri (skala,
intensitas, untuk mencari dan
frekuensi dan tanda menemukan dukungan
nyeri) Kontrol lingkungan yang dapat
• Menyatakan rasa mempengaruhi nyeri seperti
nyaman setelah suhu ruangan, pencahayaan
nyeri berkurang dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi
nyeri
Pilih dan lakukan penanganan
nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
Berikan anaIgetik untuk
mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri
Analgesic Administration
Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi dari
analgesik ketika pemberian
lebih dari satu
Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal
Pilih rute pemberian secara IV,
IM untuk pengobatan nyeri
secara teratur
Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala
DAFTAR PUSTAKA
APH Guideliness. 2015. Antepartum haemorrhage (excluding placenta praevia). Women’s
Health Service. Christchurch Women’s Hospital.
Cunningham, Garry. 2013. Williams Obstetrics, 23rd Ed. Alih bahasa Brahm dkk. Obstetri
Williams, Ed. 23, Vol. 2. Jakarta: EGC
Depkes, RI. 2009. Pedoman program perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi dengan stiker. Depkes RI. Jakarta.
Indri Maharani. 2012. Hubungan kadar hemoglobin pada perdarahan antepartum dengan skor
apgar. Karya Tulis Ilmiah. Jurnal Media Medika Muda. UNDIP. Semarang.
Londok THM, Lengkong RA, Suparman. 2013. Karakteristik perdarahan antepartum dan
perdarahan postpartum. Jurnal e-Biomedik.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2007. Pengantar kuliah obstetric. EGC. Jakarta.
Norwitz dan Schorge. 2007. Obstetric Gynekologi At A Glance. Alih bahasa Diba Artisyanti. At
A Glance Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Erlangga
Nugroho, Taufan. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika
Nurasiah, A; Ani, R; Dewi, L.B. 2012. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan. Bandung: PT.
Refika Aditama
Oxorn, H dan Forte, W. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi Persalinan. Yogyakarta:
C.V Andi Offset
Pertiwi Wara. 2014. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu Untuk Mendukung Upaya
Peningkatan Kesehatan Ibu. Jakarta:Kemenkes RI.
Saifuddin. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sondakh, Jenny. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Jakarta: Erlangga
Sujiyatini; Mufdillah; Asri, H. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika
Sunarsih, Priska. 2015. Hubungan usia dan paritas ibu hamil dengan kejadian perdarahan
antepartum di RSUD Abdoel Moeloek Bandar Lampung tahun 2013. Jurnal Kebidanan.
Wardana G A. 2007. Faktor Resiko Plasenta Previa.
Wiknjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta.