A. Determinasi Tanaman
Hasil determinasi buah takokak yang dilakukan di Laboratorium Botani
Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Lampung menunjukkan bahwa
tanaman yang digunakan adalah benar buah takokak dari famili Solanaaceae,
genus solanum L dan spesies Solanum torvum Sw.
Standar Syarat
No Parameter Hasil (Parameter Standar Umum Keterangan
Ekstrak Tumbuhan Obat)
1 Kadar air 8,5% ≤ 10 % Memenuhi syarat
2 Kadar Abu 6,6% ≤ 8,6 % Memenuhi syarat
3 Kadar Abu 2% ≤ 2,9 % Memenuhi syarat
Tidak Larut
Asam
Kadar air simplisia merupakan salah satu parameter non spesifik yang
tujuannya memberikan batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa
yang hilang pada proses pengeringan. Pengujian kadar air pada dasarnya adalah
pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada temperatur 105ºC sampai berat
konstan(27). Kadar air pada penelitian ini mendapatkan hasil 8,5% (perhitungan
pada lampiran H) yang menunjukkan bahwa kadar air pada simplisia buah
takokak dalam batas normal tidak melebihi standar yang telah ditetapkan oleh
parameter standar umum ekstrak tumbuhan obat. Apabila kadar air melebihi batas
yang telah ditetapkan akan mengakibatkan simplisia mudah ditumbuhi jamur dan
kapang, yang akan menurunkan kualitas simplisia(27).
Kadar abu bertujuan untuk memberikan gambaran kandungan mineral internal
dan eksternal yang berasal dari awal sampai terbentuknya simplisia dan
menentukan jumlah pengotor pada saat proses pembuatan simplisia(27). Hasil
kadar abu yang diperoleh dari simplisia buah takokak adalah 6,6% (perhitungan
pada lampiran H) yang menunjukan bahwa kadar abu pada simplisia buah takokak
dalam batas normal tidak melebihi dari nilai standar yang telah ditetapkan yaitu
8,6%. Kadar abu yang melebihi batas standar akan menyebabkan penurunan
kualitas simplisia(27).
Kadar abu tidak larut asam dilakukan bertujuan untuk menentukan tingkat
pengotoran oleh pasir atau pengotoran lainnya yang tidak larut dalam pelarut
asam(27). Hasil yang diperoleh pada penentuan kadar abu tidak larut asam dari
simplisia buah takokak adalah sebesar 2% (perhitungan pada lampiran H) yang
menunjukan bahwa kadar pada simplisia buah takokak dalam batas normal tidak
melebihi dari nilai standar yang telah ditetapkan yaitu 2,9%.
50%
100%
-
Gambar 4.1 Hasil uji daya antibakteri fraksi etanol buah takokak dengan konsentrasi
50% dan 100%, kontrol positif (+) dan kontrol negatif (-)
Tabel 4.2 Diameter zona hambat fraksi etanol buah takokak terhadap bakteri S.
mutans
Keterangan:
K (-) : Menggunakan aquades
K (+) : Menggunakan klorhesidin
K 50% : Fraksi etanol buah takokak dengan konsentrasi 50%
K 100% : Fraksi etanol buah takokak dengan konsentrasi 100%
Berdasarkan data pada Tabel 4.2 diameter zona hambat pada bakteri S.mutans
dengan konsentrasi 50% dikategorikan sedang dan pada konsentrasi 100% masuk
ke dalam kategori kuat. Zona hambat terbesar terbentuk pada konsentrasi 100%
dengan diameter zona hambat sebesar 19,29 mm. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa meningkatnya konsentrasi fraksi etanol buah takokak
menyebabkan meningkatnya kandungan zat aktif yang berfungsi sebagai
antibakteri terhadap bakteri S. mutans.
Setelah diperoleh data diameter zona hambat fraksi etanol buah takokak
(Solanum torvum Sw) dilakukan analisis data secara statistik menggunakan uji
One Way Anova dikarenakan hanya satu variabel penguji yaitu konsentrasi fraksi
buah takokak. Syarat dalam uji One Way Annova ialah data yang diperoleh harus
homogen. Oleh sebab itu dilakukan terlebih dahulu uji Homogenitas terhadap
bakteri S. mutans.