Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Jaringan Tumbuhan

Gb. 2.1.1. Jaringan pada tumbuhan

Jaringan tumbuhan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama serta
mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang mendukun pertumbuhan pada
tumbuhan (Mukhtar, 1992 : 678). Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang berhubungan erat satu sama lain
dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi
beberapa tipe yang semua dikelompokkan menjadi jaringan (Kimball, 1992 : 340). Jaringan adalah
kumpulan struktur, fungsi, cara pertumbuhan, dan cara perkembangan (Brotowidjoyo, 1989 : 223).
Jaringan didefinisikan sebagai kelompok sel yang memiliki fungsi, asal, dan struktur yang sama.
Jaringan secara khusus dalam ilmu histologi. Dalam arti sempit, pengertia jaringan tumbuhan adalah apabila
sel-sel berkumpul pada tumbuhan. Jaringan sering dikatan sebagai sekumpulan sel-sel yang masing-masing
selnya aktif dalam segala proses hidupnya, yaitu aktif berfotosintesis, aktif mengadakan metabolisme, aktif
berkembang biak.
Tumbuhan perkembangannya, semua sel-sel tumbuhan melakukan pembelahan diri, tetapi degan
adanya pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut, pembelahan sel tumbuhan menjadi terbatas dibagian
khusus dari tumbuhan. Jaringan ini tetap bersifat embrionik dan selalu membelah diri. Tumbuhan embrionik
tumbuhan disebut meristem. Pembelahan sel pada dasarnya dapat berlangsung pada jaringan selain
meristem, contohnya pada jaringan korteks batang, namun jumlah pembelahan ini sangat terbatas.
Sel-sel meristem tumbuhan akan tumbuh dan mengalami spesialisasi secara morfologi dan fisiologi
membentuk berbagai macam jaringan dan tidak mempunyai kemampuan untuk membelah diri, jaringan ini
disebut jaringan dewasa.

2.2. Macam-macam Jaringan pada Tumbuhan


a. Jaringan Embrionik (Meristem) Tumbuhan

Gb. 2.2.1. Jaringan meristem pada tumbuhan

Jaringan meristem adalah jaringan yang disusun oleh jaringan yang masih muda. Jaringan meristem
terdiri dari sekelompok sel yang tetap dalam fase pembelahan. berfungsi sebagai pembelahan, dan terletak
pada titik tumbuh akar dan titik tumbuh batang. Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

1. Terdiri dari sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan


2. Biasanya tidak ditemukan adanya ruang antar sel diantara sel-sel meristem
3. Sel-selnya bisa berbentuk bulat, lonjong, atau poligonal dengan dinding sel yang tipis.

Masing-masing sel mengandung banyak sitoplasma dan mengandung satu atau lebih inti sel ciri-ciri
jaringan meristem sebagai berikut:
1. Memiliki dinding sel yang tipis
2. Bentuk selnya isodiametris
3. Kaya akan protoplasma
4. Tidak mengandung makanan cadangan
5. Vakuolanya sangat kecil atau mungkin tidak ada
6. Ukuran selnya kecil
7. Mempunyai nukleus yang relatif besar
8. Banyak mengandung sitoplasma
9. Selnya berbentuk kubus
Jaringan Meristem tumbuhan dikelompokkan berdasarkan berbagai kriteria yaitu posisinya dalam
tubuh tumbuhan, asal-usulnya, jaringan tumbuhan yang dihasilkan, strukturnya, dan fungsi. Berdasarkan
letaknya dalam tubuh tumbuhan, jaringan meristem dibedakan menjadi:

1. Meristem apikal, terdapat di ujung pucuk utama dan pucuk lateral serta ujung akar,
2. Meristem interkalar, terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya: meristem pada pangkal ruas
tumbuhan anggota suku rumput-rumputan
3. Meristem lateral, terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukannya, contohnya:
kambium dan kambium gabus (felogen).

Gb. 2.2.2. Meristem apikal, interkalar, dan lateral

Berdasarkan asal-usulnya, meristem dikelompokkan menjadi:

1. Promeristem adalah jaringan meristem yang telah ada ketika tumbuhan masih berada dalam masa
embrional.
2. Meristem primer adalah sel-selnya berkembang langsung dari sel-sel embrionik (meristem apikal),
Meristem primer terdapat misalnya pada kuncup ujung batang dan ujung akar. Meristem primer
menyebabkan pertumbuhan primer pada tumbuhan. Pertumbuhan primer memungkinkan akar dan batang
bertambah panjang. Dengan demikian, tumbuhan bertambah tinggi.
3. Meristem sekunder adalah apabila sel-selnya berkembang dan jaringan dewasa yang sudah mengalami
deferensiasi. Contohnya kambium dan kambium gabus (felogen).
b. Jaringan Dewasa
Jaringan Dewasa adalah jaringan yang sudah mengalami diferensiasi. Sifat-sifat jaringan dewasa sebagai
berikut:
1) Tidak mempunyai aktivitas untuk memperbanyak diri.
2) Mempunyai ukuran yang relatif besar dibanding sel-sel meristem.
3) Mempunyai vakuola besar, sehingga plasma sel sedikit dan merupakan selapuit yang menempel pada
dinding sel.
4) Kadang-kadang selnya telah mati.
5) Selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya.
6) Di antara sel-selnya, dijumpai ruang-ruang antar sel.

Terbentuknya ruang antar sel pada tumbuhan tingkat tinggi, dapat diakibat oleh:
1) Sisogen, yaitu sel-sel saling memenuhi sehingga terbentuk ruang diantaranya, terjadi pada sel tangkai
daun teratai (Nymphaea).
2) Lisigen, yaitu ruang antar sel yang terbentuk karena sel beserta isinya larut. Dapat anda temukan pada
ruang minyak daun jeruk (Citrus sp).
3) Sisolisigen, apabila ruang yang terjadi berasal dari larutnya sel tertentu diikuti oleh saling menjauhi sel
sel disekitarnya, misalnya ruang antar protoxilem.
4) Reksigen yaitu ruang antar sel yang terbentu karena sel sel mengalami robekan disebabkan oleh
pertumbuhan yang menarik sel tersebut. Dapat anda lihat pada berkat pengangkut batang jagung (Zea
mays).

Menurut asal meristem, jaringan dewasa pada tumbuhan ada dua macam yaitu jaringan primer dan
jaringan sekunder. Jaringan meristem primer apabila sel sel nya berasal dari meristem primer dan jaringan
sekunder apabila sel sel nya berasal dari meristem sekunder.
Jaringan dewasa penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain jaringan pelindung (epidermis),
jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong (penguat), jaringan pengangkut (vaskuler), dan jaringan
sekretoris.

1. Jaringan Pelindung (Epidermis)


Jaringan epidermis adalah jaringan tumbuhan yang merupakan lapisan sel yang berada paling luar,
pada permukaan organ-organ tumbuhan primer seperti akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji.
Jaringan epidermis sering disebut jaringan pelindung. Fungsi Jaringan epidermis sebagai berikut:
1) Melindungi bagian dalam tumbuhan dari segala pengaruh luar yang akan merugikan
pertumbuhannya
2) Berperan dalam membatasi penguapan, menyokong, penyerapan, dan penyimpanan air.
Ciri khas sel epidermis sebagai berikut :
1) Tidak memiliki klorofil
2) Sel-selnya rapat satu sama lain membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel.
3) Dinding sel epidermis ada yang tipis
4) Terdiri dari satu lapis
5) Vakuola besar
6) Mengandung antosianin
7) Temukan pada biji dan daun pinus
8) Dinding luar sel epidermis biasanya mengandung kutin, yaitu senyawa lipid yang mengendap di
antara selulosa penyusun dinding sel sehingga membentuk lapisan khusus di permukaan sel yang
disebut kutikula.

Pada beberapa jenis tumbuhan, epidermis terdiri atas beberapa lapis sel. Hal ini disebabkan karena
sel-sel protoderm membelah berkali-kali secara periklinal (sejajar permukaan) sehingga terjadi
epidermis berlapis banyak. Contoh sel-sel epidermis velamen pada akar anggrek.
Sel-sel epidermis mempuyai bentuk yang bervariasi, misalnya epidermis berbentuk tubular dapat
dijumpai pada helalan daun dikotil dan berbentuk memanjang dijumpai pada helaian daun Monokotil.
Pada helaian daun Aloe cristata sel epidermis berbentuk heksagonal- Sel-sel epidermis memiliki
protoplas hidup dan dapat menyimpan berbagai hasil metabolisme.
Sel-sel inisial epidermis sebagian dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan yang sering
disebut derivat epidermis bisa juga disebut modifikasi jaringan epidermis, seperti stoma, trikoma, sel
kipas. sistolit, sel silika, dan sel gabus.
a) Stomata
Pengertian Stoma (Jamak: Stomata) adalah lubang atau celah yang terdapat pada epidermis organ
tumbuhan yang berwarna hijau yang dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel penutup. Sel penutup
dikelilingi oleh sel sel yang bentuknya sama atau berbeda dengan sel sel epidermis lainnya dan disebut
sebagai sel tetangga. 
Sel tetangga adalah sel yang berperan penting dalam perubahan osmotik yang mengatur dalam
lebar celah dan gerakan sel penutup. Sel penutup pada stomata dapat terletak sama tinggi dengan
permukaan epidermis atau panerofor, atau stomata dapat lebih rendah dari permukaan epidermis
(kriptofor). Stomata dapat juga lebih tinggi dari permukaan epidermis yang sering dikatakan sebagai
sel penutup tipe menonjol. 

Fungsi stomata sebagai berikut:


1) Sebagai celah pada tumbuhan dalam pertukaran gas dan penguapan pada tumbuhan. Oleh karena itu
stomata terletak pada permukaan daun dan di bawah permukaan daun. Khusus untuk daun
mengapung stomata lebih banyak pada bagian atas permukaan daun, sedangkan pada tumbuhan
darat, stomata lebih banyak terletak pada bagian bawah daun. Hal ini berfungsi dalam mengurangi
penguapan
2) Mengatur pertukaran gas antara Oksigen dan Karbon dioksida pada daun, hal ini diperlukan dalam
mengatur jalur metabolisme seperti fotosintesis dan respirasi anaerobik dalam sel tumbuhan.
Apabila terdapat air pada sel penjaga. Saat sel penjaga "tergenang" oleh air, akan menekuk dan
membuka celah diantaranya. Celah ini yang kemudian disebut sebagai stomata yang memungkinkan
terjadinya pertukaran gas dan air. Saat sel penjaga terpapar asam absisat yang larut dalam selnya
dan mengalami "kekeringan" , celah yang ada akan tertutup karena sel penjaga merapat satu sama
lain. 

Tipe-tipe Stomata dikelompokkan berdasarkan susunan sel-sel tetangga. Stomata pada tumbuhan
dicotyledooneae dapat dikelompok kan menjadi 4 tipe berdasarkan letak dan jumlah sel tetangganya
yaitu:
1) Tipe anomositik (Ranuculaceae),adalah tipe sel tetangga yang memiliki kesamaan bentuk dan
ukuran dengan sel epidermis disekitarnya.
2) Tipe anisositik (Cruiferae) yaitu sel penutup dikelilingi oleh tiga buah sel yang tidak berukuran
sama.
3) Tipe parasitik (Rubiceae), yaitu tipe sel penutup yang didampingi oleh sel tetangga atau lebih
dengan sumbu panjang sel tetangga.
4) Tipe diasitik yaitu tipe stomata yang dikelilingi oleh dua sel tetangga. Dinding dari dua sel
tetangga tegak lurus terhadap sumbu panjang sel penutup serta celah.

Stomata dapat dikelompokkan berdasarkan asal dari sel tetangga dan sel penutupnya. Tipe-tipe
stomata berdasarkan asal sel tetangga dan sel penutup sebagai berikut:
1) Mesogen, yaitu kedua sel berasal sama
2) Perigen, apabila sel tetangga tidak mempunyai asal yang sama dengan sel penutup
3) Mesoperigen, yaitu apabila sel tetangga sedikitnya satu memiliki asal yang sama dengan sel
penutup

b) Trikoma
Trikoma (jamak: trikomata) berasal dari sel-sel epidermis, biasanya berbentuk rambut. Ada juga
trikomata yang berbentuk sisik atau duri. Fungsi trikoma bagi tumbuhan sebagai berikut:
1) Mengurangi penguapan
2) Meneruskan rangsang
3) Melindungi tumbuhan dari gangguan hewan
4) Membantu penyebaran biji
5) Membantu penyerbukan bunga
6) Menyerap air dan garam-garam mineral dari dalam tanah.

Macam-macam trikoma dibagi dua sebagai berikut:


1) Trikoma Glandular (berkelanjar) adalah trikoma yang dapat menghasilkan sekret. Trikoma
glanduler dapat bersel satu. Biasanya  terdiri  dari  tangkai  dan  kepala  bersel  banyak dinamakan 
koleter. Trikoma seperti ini ditemukan berkelompok pada tunas muda, dan sekret yang
dihasilkannya menjaga tunas dari kekeringan. Jenis trikoma kelenjar lain adalah kelenjar cerna
yang terdapat pada tumbuhan pemakan serangga seperti Nephenthes. Tumbuhan yang memiliki
trikoma glanduler, contohnya tembakau (Nicotiana tabacum) terletak pada daun.
2) Trikoma Nonglanduler (tidak berkelenjar) adalah trikoma yang tidak menghasilkan sekret.

c) Sel Kipas (Buliform Cell)


Sel-sel ini berukuran lebih besar dibandingkan dengan sel epidermis, berbentuk seperti kipas,
berdinding tipis dan mempunyai vakuola yang besar. Dindingnya terdiri dari bahan-bahan selulosa dan
pektin, dinding paling luar mengandung kutin dan diselubungi kutikula. Plasma sel berupa selaput yang
melekat pada dinding sel dan berfungsi menyimpan air. Jika udara panas, air dalam sel kipas akan
menguap, sel kipas akan mengerut sehingga luas permukaan atas daun akan lebih kecil dari luas
permukaan bawah. Oleh karenanya daun akan menggulung dan akan mengurangi penguapan lebih lanjut
d) Lenti Sel
Pada beberapa tumbuhan di permukaan batangnya ada bintik-bintik yang disebut lenti sel. Terjadinya
lenti sel adalah apabila pada permukaan batang dulu dijumpai stoma, setelah stoma tidak berfungsi lagi
maka stoma akan berubah fungsi menjadi lenti sel (pori gabus). Karena lubang stoma diisi oleh sel
koripeloid, yaitu sel-sel yang dindingnya mengandung zat gabus. Sel gabus tersebut berasal dari kambium
gabus yang tidak membentuk felem ke arah luar tetapi membentuk koripeloid. Semakin lama semakin
banyak sehingga dan dapat tersembur keluar, sehingga dari luar tampak sebagai bintik-bintik.

e) Velamen
Velamen merupakan beberapa jenis sel mati yang terdapat disebelah dalam epidermis akar gantung
atau akar udara pada tanaman Anggrek. Velamen berfungsi untuk menyimpan air atau menyimpan
udara.Epidermis beserta velamen ada yang menyatakan sebagai epidermis ganda atau multiple epidermis.
2. Jaringan Parenkim
Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya berbeda-beda. Sel-
sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk membelah meskipun telah dewasa sehingga
berperan penting dalam proses regenerasi.
Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur. Beberapa sel parenkim
mengalami penebalan, seperti pada parenkim xilem. Sel parenkim berbentuk kubus atau memanjang dan
mengandung vakuola sentral yang besar. Ciri khas parenkim yang lain adalah sel-selnya banyak memiliki
ruang antarsel karena bentuk selnya membulat
Ciri penting dari sel parenkim adalah dapat membelah dan terspesialisasi menjadi berbagai jaringan
yang memiliki fungsi khusus. Sel parenkim biasanya menyusun jaringan dasar pada tumbuhan, oleh
karena itu disebut jaringan dasar. Berdasarkan fungsinya, parenkim dibagi menjadi beberapa jenis
jaringan, yaitu:
1) Parenkim Asimilasi
Biasanya terletak di bagian tepi suatu organ, misalnya pada daun, batang yang berwarna hijau, dan
buah. Di dalam selnya terdapat kloroplas, yang berperan penting sebagai tempat berlangsungnya proses
fotosintesis.
2) Parenkim Penimbun
Biasanya terletak di bagian dalam tubuh, misalnya: pada empulur batang, umbi akar, umbi lapis, akar
rimpang (rizoma), atau biji. Di dalam sel-selnya terdapat cadangan makanan yang berupa gula, tepung,
lemak atau protein.
3) Parenkim Air
Terdapat pada tumbuhan yang hidup di daerah panas (xerofit) untuk menghadapi masa kering,
misalnya pada tumbuhan kaktus dan lidah buaya.
4) Parenkim Udara
Ruang antar selnya besar, sel- sel penyusunnya bulat sebagai alat pengapung di air, misalnya
parenkim pada tangkai daun tumbuhan enceng gondok

Gb. 2.2.4. Jaringan Parenkim

3. Jaringan Penyokong
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang menguatkan tumbuhan. Berdasarkan bentuk dan sifatnya,
jaringan penyokong dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan sklerenkim.
a) Kolenkim
Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup yang bentuknya memanjang dengan penebalan dinding sel yang
tidak merata dan bersifat plastis, artinya mampu membentang, tetapi tidak dapat kembali seperti semula
bila organnya tumbuh. Kolenkim terdapat pada batang, daun, bagian-bagian bunga, buah, dan akar. Sel
kolenkim dapat mengandung kloroplas yang menyerupai sel-sel parenkim. Sel – sel kolenkim dindingnya
mengalami penebalan dari kolenkim bervariasi, ada yang pendek membulat dan ada yang memanjang
seperti serabut dengan ujung tumpul. Berdasarkan bagian sel yang mengalami penebalan, sel kolenkim
dibedakan atas:
 Kolenkim angular (kolenkim sudut), merupakan jaringan kolenkim dengan penebalan dinding sel pada
bagian sudut sel;
 Kolenkim lamelal, merupakan jaringan kolenkim yang penebalan dinding selnya membujur;
 Kolenkim anular, merupakan kolenkim yang penebalan dinding selnya merata pada bagian dinding sel
sehinggi berbentuk pipa.
b) Sklerenkim
Sklerenkim merupakan jaringan penyokong tumbuhan, yang sel – selnya mengalami penebalan
sekunder dengan lignin dan menunjukkan sifat elastis. Sklerenkim tersusun atas dua kelompok sel, yaitu
sklereid dan serabut. Sklereid disebut juga sel batu yang terdiri atas sel - sel pendek, sedangkan serabut
sel – selnya panjang. Sklereid berasal dari sel-sel parenkim, sedangkan serabut berasal dari sel - sel
meristem. Sklereid terdapat di berbagai bagian tubuh. Sel-selnya membentuk jaringan yang keras,
misalnya pada tempurung kelapa, kulit biji dan mesofil daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman
menurut pola yang khas. Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.

4. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan floem, yang membentuk berkas
pengangkut (berkas vaskuler). Xilem berperan mengangkut air dan mineral dari dalam tanah ke daun,
sedangkan floem berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
a) Xilem
Xilem merupakan jaringan kompleks karena tersusun dari beberapa tipe sel yang berbeda. Penyusun
utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran pengangkut air dengan penebalan dinding sel yang
cukup tebal sekaligus berfungsi sebagai penyokong. Xilem juga tersusun atas serabut, sklerenkim, serta sel-
sel parenkim yang hidup dan berperan dalam berbagai kegiatan metabolisme sel. Xilem disebut juga
sebagai pembuluh kayu yang membentuk kayu pada batang. Trakeid dan trakea merupakan dua kelompok
sel yang membangun pembuluh xilem. Kedua tipe sel berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder dari
lignin dan tidak mengandung kloroplas sehingga berupa sel mati. Perbedaan pokok antara keduanya, adalah
pada trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang), hanya ada celah (noktah), berupa plasmodesmata
yang menghubungkan satu sel dengan sel lainnya.
b) Floem
Pada prinsipnya, floem merupakan jaringan parenkim.Tersusun atas beberapa tipe sel yang berbeda,
yaitu buluh tapis, sel pengiring, parenkim, serabut, dan sklerenkim.Floem juga dikenal sebagai pembuluh
tapis, yang membentuk kulit kayu pada batang. Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk,
yaitu: sel tapis (sieve plate) berupa sel tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes)
yang serupa pipa. Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino serta
hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.

Tipe-tipe berkas pengangkut berdasarkan posisi xilem dan floem dibedakan atas :
a. Tipe kolateral
 Kolateral terbuka, jika diantara xilem dan floem terdapat cambium
 Kolateral tertutup, jikaq antara xilem dan floem tidak dijumpai kambium
b. Tipe konsentris
 Konsentris amfikibral, apabila xilem berada ditengah dan floem mengelilingi xilem
 Konsentris amfivasal, apabila floem ada ditengah dan xilem mengelilingi floem
c. Tipe radial, xilem dan floem letaknya bergantian menurut jari-jari lingkaran

5. Jaringan Sekretori
Disebut juga kelenjar internal karena senywa yang dihasilkan tidak keluar dari tubuh. Penyusun jaringan
sekretori adalah :
a) Sel kelenjar, sel minyak dalam endosperma biji jarak
b) Saluran kelenjar, saluran kelenjar pada daun jeruk, senyawa yang dihasilkan ditimbun dalam ruangan
penyimpan, misalnya minyak atsiri, lender, dan damar
c) Saluran getah, sel-sel yang mengalami fusi membentuk suatu sistem jaringan yang menembus jaringan-
jaringan lain dalam tubuh. Sel tersebut berisi getah.

.3. Organ Pada Tumbuhan


a. Akar
Akar merupakan organ tumbuhan yang penting karena berperan sebagai alat pencengkeram pada
tanah/penguat dan sebagai alat penyerap air. Akar memiliki bagian pelindung berupa tudung akar yang tidak
dimiliki oleh organ lain.
Berdasarkan asal terbentuknya, akar dapat dibedakan atas akar primer dan akar adventitif. Akar primer
terbentuk dari bagian ujung embrio dan dari perisikel, sedangkan akar adventitif berkembang dari akar yang
telah dewasa selain dari perisikel atau keluar dari organ lain seperti dari daun dan batang.
Pada kebanyakan tumbuhan dikotil dan gimnospermae, sistem perakaran berupa akar tunggang yang
memiliki satu akar pokok yang besar, sedangkan pada tumbuhan monokotil berupa akar serabut, yang
berupa rambut dan berukuran relatif sama. Pada irisan membujur akar akan terlihat bagian-bagian akar,
mulai dari yang paling ujung disebut ujung akar.
Ujung akar ditutupi oleh tudung akar (kaliptra). Kemudian dari ujung akar ke arah atas, terdapat zona
pembelahan sel, pada daerah ini terdapat meristem apikal dan turunannya yang disebut meristem primer.
Menuju ke atas, zona pembelahan menyatu dengan zona pemanjangan. Pada zona pemanjangan, sel-sel
memanjang sampai sepuluh kali panjang semula, pemanjangan sel ini berguna untuk mendorong ujung akar
(termasuk meristem) ke depan. Semakin keatas , zona pemanjangan akan bergabung dengan zona
pematangan. Pada zona pematangan, sel – sel jaringan akar menyelesaikan dan menyempurnakan
diferensiasinya.

Gb. 2.3.1. Struktur akar

Apabila kita membuat irisan melintang akar muda, maka akan terlihat
struktur sel dan jaringan penyusun akar, berturut – turut, yaitu epidermis, korteks, endodermis dan stele
(silinder pusat).
Lapisan terluar dari akar adalah epidermis yang tersusun atas sel –sel yang tersusun rapat satu sama
lain tanpa ruang antar sel, berdinding tipis, dan memanjang, sejajar sumbu akar. Dinding sel epidermis
tersusun dari bahan selulosa dan pectin yang menyerap air. Epidermis akar biasanya satu lapis. Permukaan
sel epidermis sebelah luar membentuk tonjolan yaitu berupa rambut atau bulu akar.
Korteks akar terutama terdiri atas jaringan parenkim yang relatif renggang dan sedikit jaringan
penyokongnya. Di sebelah dalam lapisan epidermis sering terdapat selapis atau beberapa lapis sel
membentuk jaringan padat yang disebut hipodermis atau eksodermis yang dinding selnya mengandung
suberin dan lignin. Di sebelah dalam korteks terdapat selapis sel yang bersambung membentuk silinder dan
memisahkan korteks dari slinder berkas pengangkut di sebelah dalamnya. Lapisan ini disebut endodermis.
Sel-sel endodermis membentuk pita kaspari, yaitu penebalan dari suberin dan lignin pada sisi radial. Akibat
adanya penebalan ini, larutan tidak bisa menembusnya.
b. Batang
Pada tumbuhan dikotil, berkas pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran sehingga korteks terdapat di
bagian luar lingkaran dan empulur di bagian dalam lingkaran. Pada tumbuhan dikotil ini, xilem tersusun di
bagian dalam lingkaran. Di antara floem dan xilem terdapat kambium yang menyebabkan pertumbuhan
sekunder pada tumbuhan dikotil.
Kambium merupakan jaringan meristem lateral yang berfungsi dalam
pertumbuhan sekunder. Dua macam kambium yang menghasilkan jaringan sekunder tumbuhan dikotil,
yaitu:
 kambium pembuluh (vascular cambium) yang menghasilkan xylem sekunder (kayu) ke arah dalam
dan floem sekunder ke arah luar,
 kambium gabus (cork cambium) yang menghasilkan suatu penutup keras dan tebal yang
menggantikan epidermis pada batang dan akar.

Empulur batang tersusun atas jaringan parenkim yang mungkin mengandung kloroplas. Empulur
mempunyai ruang antar sel yang nyata dan tersusun atas perikambium yang disebut perisikel. Perikambium
dibatasi oleh floem primer di sebelah dalam dan endodermis di sebelah luarnya. Jari-jari empulur berupa
pita radier yang terdiri atas sederet sel, mulai dari empulur sampai dengan floem. Fungsi utamanya adalah
melangsungkan pengangkutan makanan ke arah radial. Pada tumbuhan dikotil, jari-jari empulur tampak
berupa garis-garis halus membentuk lingkaran tahun.

Gb. 2.3.2. Batang monokotil dan dikotil

c. Daun
Struktur morfologi daun pada setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Oleh karena itu, struktur morfologi
daun dapat digunakan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis tumbuhan. Struktur daun dapat dilihat dari:
bentuk tulang daun (menvirip, menjari, melengkung, dan sejajar); bangun daun atau bentuk helaian daun
(bulat, lanset, jorong, memanjang, perisai, jantung, dan bulat telur); tepi daun (bergerigi, beringgit,
berombak, bergiri, dan rata); bentuk ujung daun (runcing,meruncing, tumpul, membulat, rompang/
terbelah, dan berduri); bentuk pangkal daun (runcing, meruncing, tumpul, membulat, rata, dan berlekuk);
dan prmukaan (licin, kasap, berkerut, berbulu, dan bersisik).
Tidak hanya sebagai tempat fotosintesis, daun juga berfungsi untuk transpirasi (penguapan air) dan
respirasi (pernapasan). Bila kita mengamati preparat irisan melintang daun, maka akan kita jumpai bagian-
bagian penyusun struktur anatomi daun yang sesuai dengan fungsi daun tersebut. Daun tersusun atas
jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan jaringan pengangkut.
Epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan ini memiliki struktur khusus sebagai adaptasi untuk
berlangsungnya proses fotosintesis, yaitu adanya stoma yang dalam jumlah banyak disebut stomata.
Stomata tersusun atas sel penutup dan sel tetangga yang banyak mengandung kloroplas. Adanya stomata
memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara sel – sel fotosintetik di bagian dalam daun dengan udara di
sekitarnya. Stomata juga merupakan jalan keluarnya uap air. Bagian tengah dari struktur anatomi daun juga
dapat kita jumpai jaringan parenkim yang menyusun mesofil daun dan terdiri atas parenkim palisade
(parenkim pagar / jaringan tiang) dan parenkim spons (parenkim bunga karang. Parenkim palisade terdiri
atas sel – sel yang memanjang di sel –sel bulat dan pada bagian ini banyak terdapat ruang antar sel sebagai
tempat pertukaran gas selama fotosintesis berlangsung.

Gb. 2.3.3. Struktur daun

d. Bunga
Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan merupakan
modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya
telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan. Jika kita
memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari batang,
sedangkan kelopak dan mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun yang bentuk dan warnanya
berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan sebagian lagi akan mengalami metamorfosis
membentuk bagian yang berperan dalam proses reproduksi.
Kelopak bunga merupakan bagian bunga yang masih mempertahankan sifat daun. Kelopak bunga
berfungsi untuk melindungi kuncup bunga sebelum bunga mekar. Mahkota bunga biasanya memiliki warna
dan bentuk yang menarik jika dibandingkan dengan kelopak bunga. Mahkota bunga ini berperan dalam
menarik serangga dan agen penyerbukan yang lain. Benang sari merupakan bagian yang berperan sebagai
alat reproduksi jantan pada bunga, benang sari terdiri atas kepala sari yang merupakan tempat
berkembangnya serbuk sari (gametofit jantan) dan suatu tangkai yang disebut filamen (tangkai sari).
Putik merupakan alat reproduksi betina pada bunga. Pada putik terdapat kepala putik yang biasanya
memiliki permukaan yang lengket sebagai tempat menempelnya serbuk sari. Selain itu, putik memiliki
saluran yang disebut tangkai putik. Saluran ini menuju ke ovarium pada dasar bunga yang mengandung
bakal buah tempat sel telur (gametofit betina).

Gb. 2.3.4. Struktur bunga

Anda mungkin juga menyukai