03/2020 tentang
Insentif Pajak untuk Wajib Pajak Terdampak Wabah Virus Corona
(berlaku mulai tanggal 1 April 2020)
1. Fasilitas yang diberikan: PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah (“DTP”) (Pasal 2):
4. PPh Pasal 21 harus dibayarkan secara tunai oleh pemberi kerja pada saat
pembayaran penghasilan kepada pegawai (termasuk dalam hal pemberi kerja
memberikan tunjangan PPh Pasal 21 / menanggung PPh Pasal 21).
6. Jangka waktu berlakunya insentif : sejak Masa Pajak April 2020 (atau masa pajak
saat pemberitahuan disampaikan) s.d. Masa Pajak September 2020;
7. Mekanisme:
a. Pemberi kerja menyampaikan pemberitahuan secara tertulis (sesuai format
pada lampiran C) ke KPP Terdaftar (jika mendapat fasilitas KITE melampirkan
penetapan perusahaan)
b. Jika tidak memenuhi kriteria KLU / telah ditetapkan sebagai perusahaan KITE,
hasilnya adalah surat pemberitahuan tidak berhak memanfaatkan insentif PPh
Pasal 21 DTP maksimum dalam 5 hari kerja sejak menerima pemberitahuan,
c. PPh Pasal 21 DTP wajib dibuatkan SSP/cetakan kode billing yang dibubuhi
dgn cap/tulisan “PPh PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH EKS PMK
NOMOR 23/PMK.03/2020” oleh Pemberi Kerja;
4. Mekanisme:
a. Permohonan SKB PPh Pasal 22 diajukan ke KPP tempat WP Pusat terdaftar
sesuai format Lampiran huruf G PMK-23/2020 (jika mendapat fasilitas KITE
melampirkan penetapan perusahaan).
b. Jangka waktu penerbitan keputusan adalah 3 hari kerja sejak permohonan
diterima
c. Keputusan ; SKB PPh 22 atau surat penolakan jika tidak memenuhi kriteria
KLU / telah ditetapkan sebagai perusahaan KITE
d. WP yang menerima SKB wajib menyampaikan Laporan Realisasi (sesuai
Lampiran J PMK-23/PMK.03/2020) , paling lambat tanggal 20 Juli 2020 (untuk
Masa pajak April - Juni 2020) dan 20 Oktober 2020 (Masa pajak Juli –
September 2020)
2. Kriteria perusahaan yang boleh memanfaatkan (Pasal 7 jo. Pasal 6 ayat (3) huruf
a dan b):
a. KLU sesuai lampiran F PMK-23/PMK.03/2020, berdasarkan SPT Tahunan
PPh 2018; dan/atau
b. telah ditetapkan sebagai perusahaan KITE (ditetapkan melalui KMK)
4. Mekanisme:
a. Menyampaikan pemberitahuan tertulis ke KPP tempat WP Pusat terdaftar
sesuai format Lampiran huruf C PMK-23/2020 (jika mendapat fasilitas KITE
melampirkan penetapan perusahaan).
b. Jika tidak memenuhi kriteria KLU / telah ditetapkan sebagai perusahaan KITE
hasilnya = surat pemberitahuan tidak berhak memanfaatkan insentif
pengurangan besarnya angsuran PPh Pasal 25 dalam 5 hari kerja sejak
menerima pemberitahuan,
2. Kriteria perusahaan yang boleh memanfaatkan (Pasal 11) – PKP Risiko Rendah:
a. KLU sesuai lampiran F PMK-23/PMK.03/2020, berdasarkan SPT Tahunan
PPh 2018; atau
b. telah ditetapkan sebagai perusahaan KITE (ditetapkan melalui KMK);
c. dan menyampaikan SPT PPN restitusi dengan jumlah LB paling banyak Rp 5
milyar.
3. SPT PPN yang diberikan insentif PPN (Normal dan Pembetulan): Masa Pajak April
2020 s.d. Masa Pajak September 2020 dan disampaikan paling lambat 31
Oktober 2020;
4. Mekanisme:
a. Menyampaikan SPT PPN Lebih Bayar Restitusi (jika mendapat fasilitas KITE
melampirkan penetapan perusahaan).
Informasi yang terdapat dalam dokumen ini hanya ditujukan sebagai pedoman, sehingga informasi tersebut tidak
dapat diandalkan, atau diterapkan, dalam keadaan tertentu tanpa melakukan konsultasi sebelumnya dengan pihak
profesional yang tepat. Walaupun PB Taxand telah melakukan seluruh upaya yang wajar dalam pembuatannya,
PB Taxand tidak memiliki tanggung jawab apapun atas kesalahan yang mungkin terdapat di dalamnya atau
kurangnya pembaharuan sebelum dipublikasikan, baik akibat kelalaian atau hal lainnya, bagaimanapun
penyebabnya, atau dilakukan oleh pihak manapun. Deskripsi, atau referensi atau akses, terhadap publikasi lain
dalam publikasi ini tidak menyiratkan dukungan terhadap pihak tersebut.