0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
364 tayangan2 halaman
Komunikasi sekunder adalah proses penyampaian informasi dari suatu lembaga kepada banyak orang menggunakan media seperti televisi, surat kabar, atau telepon. Dalam komunikasi sekunder, pesan disampaikan melalui media kepada komunikan sehingga umpan baliknya tertunda. Komunikator harus mempersiapkan segala hal terkait proses komunikasi seperti karakteristik komunikan dan media yang tepat.
Komunikasi sekunder adalah proses penyampaian informasi dari suatu lembaga kepada banyak orang menggunakan media seperti televisi, surat kabar, atau telepon. Dalam komunikasi sekunder, pesan disampaikan melalui media kepada komunikan sehingga umpan baliknya tertunda. Komunikator harus mempersiapkan segala hal terkait proses komunikasi seperti karakteristik komunikan dan media yang tepat.
Komunikasi sekunder adalah proses penyampaian informasi dari suatu lembaga kepada banyak orang menggunakan media seperti televisi, surat kabar, atau telepon. Dalam komunikasi sekunder, pesan disampaikan melalui media kepada komunikan sehingga umpan baliknya tertunda. Komunikator harus mempersiapkan segala hal terkait proses komunikasi seperti karakteristik komunikan dan media yang tepat.
Merupakan proses penyampaian informasi dari seseorang atau suatu
lembaga kepada orang lain atau sejumlah besar orang dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua (sekunder) setelah mengunakan lambang/simbol sebagai media pertama (primer). Adapun media yang dipakai dapat dikelompokkan menjadi dua : Media Massa : televisi, radio, film, surat kabar, majalah, buku dan lain lain. Media Nir Massa : telepon, surat, telegram dan lain lain. Dalam komunikasi sekunder, maka digunakan media (massa atau nirmassa) untuk menyebarkan pesan dan sumber/komunikator kepada komunikan. Dengan adanya media ini, maka umpan balik dari penerima umumnya bersifat tertunda, yaitu tidak diketahui/diterima oleh komunikator pada saat komunikasi berlangsung. Selain itu karena dalam komunikasi sekunder antara komunikator dengan komunikan tidak bertemu dalam situasi tatap muka, maka komunikator harus lebih mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan proses komunikasi tersebut. Antara lain, mengetahui dengan jelas siapa yang menjadi komunikannya, karakteristik komunikan, ciri media yang dipakai, waktu yang sesuai untuk menyampaikan pesan, cara penyampaian pesan, tujuan yang akan dicapai dan lain-lain. Contohnya Untuk menyampaikan informasi kepada para petani di pedesaan perlu mengetahui terlebih dahulu media apa yang dimiliki petani, kapan biasanya media itu dioperasikan, tingkat pengetahuan dan ciri-ciri petani, bentuk penyajian pesan yang disesuaikan dengan tujuan yang ada. Perlu diketahui, berbeda dengan komunikasi Iangsung (tatap muka) yang efektif dalam merubah sikap dan tingkah laku komunikannya, maka dalam komunikasi sekunder (bermedia) efektif untuk menyampaikan informasi kepada komunikan dalam jumlah besar, sekaligus efisien dalam waktu. Contoh: Untuk menyampaikan pesan untuk sejumlah besar orang, dengan menyampaikan pesan melalui radio/televisi dapat sampai secara serempak dengan sekali penyiaran. Oleh C.E. Shannon, proses komunikasi sekunder (bermedia)digambarkan secara sederhana sebagai berikut : Dari apa yang dikemukakan oleh Shannon di atas secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut: Sumber informasi menyampaikan pesan melalui transmeter yang mengubah pesan tersebut menjadi transmeter signal melalui saluran kepada alat penerima (receiver) yang menerima received signaL Oleh receiver received signal diubah menjadi pesan yang diterima oleh tujuan (komunikan). Dengan demikian perlu diingat, bahwa proses komunikasi yang dikemukakan oleh Shounon, receiver disini bukan komunikan (orang yang menjadi tujuan komunikasi), melainkan alat penerima received signal dan mengubahnya menjadi pesan yang bisa diterima oleh komunikan. Contohnya: Proses komunikasi melalui telepon, maka suara dari penelepon diubah dalam bentuk signal oleh transmiter; yang kemudian dengan saluran tertentu dikirimkan kepada alat penerima (pesawat penerima) yang mengubah signal menjadi suara (pesan) yang bisa didengar oleh penerima pesan (komunikan). Pada saat signal disampaikan melalui saluran tertentu terdapat sumber-sumber gangguan. Untuk memperjelas bagaimana proses komunikasi