Anda di halaman 1dari 4

NAMA : DEBY JUWITA ANGGRAINI

NIM : 17053007
MATKUL : PENGELOLAAN KELAS

UTS PENGELOLAAN KELAS


1. Jelaskan menurut pendapat saudara apa pentingnya pengelolaan kelas dalam
pembelajaran?
Jawaban:
Pengelolaan kelas penting dalam pembelajaran karena agar terciptanya
suasana kelas yang kondusif, tentram, teratur dan terarah dengan baik dalam
pembelajaran di dalam kelas. Dengan kondisi kelas yang kondusif nantinya akan
menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan tidak bising, seorang guru harus
mampu untuk menciptakan suasan kelas yang baik dan kondusif agar ketika guru
menerangkan atau memberikan pembelajaran di dalam kelas para siswa dapat dengan
cepat dan tangkap terhadap apa yang dipelajari dan apa yang telah dijelaskan oleh
guru. Pengelolaan kelas ini tidak hanya mencakup bagaimana cara guru untuk
menciptkan suasanna kelas yang kondusif di dalam pembelajaran, tetapi juga meliputi
penataan ruangan kelas, penataan tempat duduk, ventilasi atau pengaturan cahaya di
dalam kelas serta keindahan kelas.

2. Pendekatan otoritatif dan pendekatan permisif merupakan pendekatan yang kurang


cocok dalm pengelolaan kelas. Jelaskan mengenai pendekatan tersebut? Kenapa
kurang cocok dalam pengelolaan kelas? Dalam situasi apa pendekatan tersebut cocok
digunakan?
Jawaban:
- Pendekatan otoritatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk mencipatakan
kedisiplinan dan ketertiban siswa di dalam kelas. Dalam pendekatan otoritatif ini
semua kendali di pegang ole guru, dimana guru lah yang mengendalikan perilaku
siswa. Guru berperan untuk menciptakan serta mempertahankan ketertiban dalam
kelas.
Pendekatan otoritatif ini kurang cocok dilakukan didalam kelas karena dalam
pendekatan ini guru dianggap terlalu mengatur perilaku siswa, sehingga siswa
yang tidak suka diatur akan dongkol kepada guru tersebut. dalam pendekatan ini
juga akan membuat siswa untuk takut berkomunikasi dan bertemu dengan guru,
karena dalam benak siswa sudah tertanam bahwa guru tersebut adalah guru yang
tukang atur atau pemarah.
Pendekatan otoritatif ini lebih cocok digunakan pada situasi kelas yang
siswanya rekatif pemalas, nakal, dan suka melanggar aturan, sehingga guru dapat
mengatur tingkah laku para siswanya, agar dapat meingkatkan kedisiplinan para
siswa di dalam kelas.

- Pendekatan permisif adalah pendekatan yang memberikan kebebasan kepada


siswa, sehingga para siswa dapat melakukan aktifitas sesuai dengan apa yang
mereka inginkan. Dimana peran guru dalam pendekatan ini sangat minim atau
kecil. Siswa diberi kebebasan untuk melakukan apa yang diinginkannya dan
mengeluarkan pendapat, potensi yang dimilikinya.
Pendekatan permisif ini kurang cocok diterapkan dalam pengelolaan kelas
karena pada pendekatan ini guru terlalu memberikan kebebasan kepada siswa
untuk bertindak dan bertingkah laku. Sehingga siswa kurang untuk menghargai
guru atau temannya. Dalam pendekatan ini juga akan memunculkan sikap malas
dan suka menunda-nunda pekerjaan pada diri siswa. Siswa lebih cendrung untuk
meremehkan setiap kejadian dan menimbulkan sikap tidak peduli pada
lingkungannya.
Pendekatan permifis ini lebih cocok digunakan pada situasi kelas unggul pada
suatu sekolah tetapi dengan tetap dikontrol oleh guru, agar menghindari hal-hal
yang dapat merusak suasana kelas yang kondusif. Pada kelas unggul para siswa
cendrung lebih teratur dan tidak pemalas, sehingga guru dapat menerapkan
pendekatan permisif di dalam kelas.

3. Salah satu masalah individual dalam pengelolaan kelas adalah siswa yang tidak
memiliki semangat dalam pembelajaran. Sebagai calon guru, apa yang akan saudara
lakukan kalua menemukan kasus tersebut?
Jawaban:
Yang akan saya lakukan pada siswa yang tidak memililki semangat dalam
pembelajaran adalah pertama saya akan mencari terlebih dahulu apa yang
menyebabkan para siswa tersebut tidak semangat dalam mengikuti pembelajaran.
Kedua, setelah saya tahu penyebabnya, saya akan melakukan perubahan pada cara
pembelajaran yang saya berikan, seperti dengan cara mengubah metode pembelajaran,
menggunakan media pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa, menciptakan
situasi pembelajaran yang menyenangkan, bervariatif, dan inovatif sehingga membuat
siswa tidak bosan dan lebih memperhatikan pembelajarannya.

4. Bentuk pendekatan tingkah laku adalah penguatan positif, penguatan negative,


penghukuman dan penghapusan. Jelaskan perbedaan pendekatan tersebut! di situasi
seperti apa cocoknya keempat pendekatan tersebuut diterapkan?
Jawaban:
 Penguatan postif yaitu pemberian respon positif oleh guru terhadap hasil yang
telah dikerjakan oleh siswanya. Sehingga tingkah laku yang dilakukan oleh
peserta didik tersebut akan diulanginya lagi dilain waktu. Contoh dari
penguatan positif ini adalah pemberian kata-kata pujian, memberikan hadiah,
mengacungkan jempol, bertepuk tangan, dan respon positif lainnya yang akan
membuat para siswa mau untuk mengulangi perbuatan atau tingkah lakunya
tersebut.
Penguatan postif cocok diberikan pada situasi ketika siswa telah berhasil
melakukan sesuatu yang membuat guru bangga kepadanya, seperti siswa
mengerjakan tugas tepat waktu, melaksanakan diskusi kelompok dengan
tertib, mendapatkan prestasi di ajang olimpiade atau kegiatan tertentu,
sehingga guru memberikan pujian dan apresiasi kepada para siswanya.
 Penguatan negative yaitu kebalikan dari penguatan positif dimana seorang
guru akan memberikan respon negative (peniadaan hukuman) terhadap apa
yang dilakukan oleh siswanya, sehingga siswa tersebut nantinya tidak lagi
untuk mengulangi perbuatannya. Dimana yang dilakukan oleh siswanya ini
adalah perbuatan atau tingkah laku yang tidak baik. Contohnya disini yaitu
guru menunjukkan perilaku yang tidak senang, guru akan diam saja apabila
siswanya berbuat salah, memberikan tambahan tugas kepada siswanya, dan
tidak memberikan pujian atau penghargaan terhadap apa yang dilakukan
siswanya.
Penguatan negative ini cocok diberikan pada situasi kelas yang tidak kondusif,
atau yang kurang memperhatikan pelajaran, seperti berbicara ketika guru
menerangkan, tidak membuat tugas, melanggar peraturan yang telah
ditetapkan. sebelumnya guru telah memberikan nasihat dan menegur
siswanya tersebut, tetapi karena siswa tidak mengacuhkannya, maka guru
tersebut bersikap diam atau hening, dan tidak mau lagi untuk menegur
siswanya, sehingga para siswa merasa malu dan tidak dipedulikan lagi oleh
gurunya, dan para siswa tersebut nantinya akan berusaha untuk mengubah
tingkah lakunya.
 Penghukuman yaitu pemberian ganjaran atau hukuman kepada siswa sehingga
siswa berusaha untuk berubah dan tidak lagi mengulangi perbuatanya.
Misalkan disini guru memberikan hukuman kepada siswa yang sering telat
masuk kelas, guru tersebut menyuruh siswa tersebut untuk menulis perjanjian
di buku sebanyak 40 lembar, atas hukuman yang diberikan oleh guru tersebut,
makan siswa tersebut akan berusaha untuk tidak lagi telat masuk kelas dan
berusaha untuk tepat waktu.
Penghukuman cocok diberikan pada situasi siswa yang suka melanggar aturan
kelas atau sekolah. Sehingga guru dapat memberikan hukuman dan ganjaran
agar siswa tersebut tidak lagi mau mengulangi perbuatannya.
 Penghapusan adalah cara untuk mengubah perilaku siswa dengan cara guru
menghentikan pemberian respon ataupun pujian terhadap suatu perilaku yang
dilakukan oleh peserta didik, dimana sebelumnya peserta didik tersebut
menerima respon atau pujian yang diberikan oleh gurunya.
Pengahapusan ini lebih cocok diberikan pada situasi apabila siswa yang
setelah diberikan pujian malah lebih teledor lagi terhadap apa yang dikerjakan
(seperti mengerjakan tugas), sehingga guru meniadakan pujian kepada
siswanya tersebut.

5. Jelaskan dalam situasi apa cocok digunakan pendekatan sosio emosional dalam
pembelajaran?
Jawaban :
Pendekatan sosio emosional ini cocok digunakan pada situasi kelas yang di
dalamnya terdapat hubungan interpersonal yang baik. Maksud disini adalah hubungan
yang baik antara guru dan siswa. Sosio emosional yang baik antara guru dan siswa
menjadikan siswa mau mengikuti pembelajaran dengan baik tanpa adanya tekanan
tertentu yang dirasakan oleh peserta didik terhadap tugas yang diberikan oleh guru.

Anda mungkin juga menyukai