Anda di halaman 1dari 2

25.

PENANGGUNGAN SAAT MULAI PENYUSUTAN UNTUK BIAYA PEROLEEHAN HARTA BERWUJUD


BIDANG USAHA TERTENTU

Kriteria Penerima :

Wajib pajak yang bergerak dalam bidang usaha tertentu yaitu:

a. Bidang usaha perkebunan tanaman keras;


b. Bidamg usaha kehutanan dan
c. Bidang usaha peternakan

Yang tanaman/ternaknya dapat berproduksi kerkali-kali dan baru menghasilkan setelah


ditanam/dipelihara lebih dari satu tahun.

Fasilitas ini dimanfaatkan dengan cara self-assessment tanpa perlu menyampaikan


permohonan untuk dapat memperoleh fasilitas tersebut.

Bentuk fasilitas:

g. penangguhan saat mulai penyusutan untuk biaya perolehan harta berwujud bidang usaha
tertentu;

h. penyusutan harta berwujud bidang usaha tertentu dimulai pada bulan produksi komersial;

i. bulan produksi komersial adalah bulan dimana penjualan mulai dilakukan ;

j. harta berwujud yang saat penyusutannya ditanggungkan yaitu asset tetap yang dimiliki dan
digunakan serta merupakan komoditas pokok dalam bidang usaha tertentu;

k. biaya perolehan yang saat penyusutan ditanggungkan, termasuk biaya pembelian bibit, biaya
untuk membesarkan dan membesarkan dan memelihara bibit, namun tidak termasuk biaya tenaga
kerja;

l. kelompok penyusutan harta berwujud bidang usaha tertentu;

 Bidang usaha perkebunan tanaman keras, kelompok 4 (20 tahun);


 Bidang usaha kehutanan, kelompok 4 (20 tahun)
 Bidang usaha peternakan, kelompok 2 (8 tahun);

Referensi:

a. Pasal 11 ayat (7) UU PPh.


b. PMK-249/PMK.03/2008 s.t.d.d. PMK-126/PMK.011/2012.

26. FASILITAS PPH BERUPA SAAT PENGAKUAN PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HARTA/AGUNAN
BERUPA TANAH DAN/ATAU BANGUNAN BAGI WAJIB PAJAK TERTENTU

Kriteria Penerima:

a. Bank umum mengalihkan agunan tersebut kepada pembeli yang sebenarnya;


b. Bank dalam Penyehatan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN);
c. Perusahaan Terafiliasi Bank dalam Penyehatan;
d. Debitur yang langsung dan tidak langsung mempunyai kewajiban pembayaran kepada Bank
Dalam Penyehatan, BPPN, dan atau Perusahaan Terafiliasi Bank Dalam Penyehatan atau
BPPN, termasuk Bank yang mempunyai kewajiban kepada Bank Indonesia dalam kaitan
dengan Faasilitas Bank Indonesia;
e. Pemegang Saham, Direktur, atau Komesaris, Bank Dalam Penyehatan;
f. Debitur/Pemilik Agunan pada Bank Umum yang diambil alih harta/agunannyaa dalam rangka
melaksanakan restrukturisasi pperusahaan.
g. Fasilitas ini dimanfaatkan dengan cara self-assesment tanpa perlu menyampaikan
permohonan untuk dapat memperoleh fasilitas tersebut.

Bentuk Fasilitas:

Penundaan pengakuan penghasilan atas pengalihan:

a. Harta tanah dan atau bangunan milik WP tertentu yang dilakukan oleh BPPN sampai pihak
BPPN mengalihkan harta tersebut kepada pembeli yang sebenarnya;
b. Agunan berupa tanah dan atau bangunan milik WP tertentu yang dilakukan oleh Bank
Umum sampai dengan pihak Bank Umum mengaihkan agunan tersebut pembeli yang
sebenarnya;
c. WP tertentu tersebut ditetapkan dalam PP Nomor 17 Tahun 1999 tentang BPPN dan
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tetang perbankan.

Anda mungkin juga menyukai