NPM : 17.121.117
KELAS : B1 / AKUNTANSI
SEMESTER :5
MATA KULIAH : HUKUM PERKAWINAN, WARIS DAN WAKAF
Tiap anak memerlukan nutrisi yang baik untuk tumbuh kembangnya. American
Psychological Association (APA) mengatakan bahwa anak berusia 2 tahun ke atas
butuh makanan sehat yang mencakup buah, sayuran, biji-bijian, protein tanpa lemak dan
produk susu rendah lemak. APA juga menyarankan untuk membatasi anak-anak Anda
makan makanan yang mengandung lemak jenuh, lemak trans, kolesterol serta pemanis
buatan.
Ada beberapa kandungan makanan yang harus dihindari, salah satunya adalah lemak
trans. Lemak trans adalah sejenis lemak yang diproduksi secara sintetis. Lemak ini
ditemukan dalam makanan cepat saji, makanan yang digoreng, makanan kemasan
(seperti biskuit atau kripik kemasan) dan makanan yang dipanggang.
Selain bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke, lemak trans dapat
dikaitkan perilaku agresif pada anak. Seperti yang diketahui, agresif merupakan sikap
yang mengacu pada perilaku suka merusak benda atau mainan dan cenderung
berbahaya jika anak Anda mengalami hal ini.
Penelitian dari Public Library of Science pada tahun 2012 juga mengatakan kalau
Makanan yang mengandung lemak trans secara umum dapat dikategorikan sebagai
pilihan makanan yang buruk, yang berpotensi menyebabkan masalah kesehatan dan
perilaku tidak baik pada anak-anak nantinya.
Perilaku manusia tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan, namun juga oleh makanan
yang dikonsumsi, Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa saluran cerna memiliki
hubungan dengan otak. “Saluran cerna juga punya insting. Makanan yang kita makan
dan bakteri yang ada di dalam saluran cerna cukup kuat dalam mengganggu perilaku
manusia. Oleh karena itu, jika saluran cerna sehat maka perilaku juga pasti sehat,
Saluran cerna manusia merupakan tempat tinggal koloni bakteri dan kuman yang bisa
membantu proses cerna dan absorbsi nutrisi. Bakteri baik seperti probiotik dibutuhkan
oleh tubuh, sehingga jumlahnya harus lebih banyak dibandingkan dengan bakteri jahat
seperti e-coli.
Perubahan pada mikrobiom memberikan dampak cukup kuat terhadap zat kimia di otak,
Mikrobiom di dalam usus yang mengalami perubahan, dapat mengeluarkan aneka zat
yang dapat mengganggu proses dan cara kerja otak. Sebagai contoh, Juffrie
menjelaskan bahwa sakit perut akibat salah mengkonsumsi jenis makanan, dapat
menyebabkan kecemasan bahkan depresi.
Seperti yang telah disinggung tadi, perilaku anak dipengaruhi makanan yang ia makan.
Dengan memberikan makanan sehat, setidaknya Anda telah mengarahkan dan menjaga
perilaku anak agar tetap baik serta berpotensi menurunkan masalah perilaku.