Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.

Perbandingan Respon Pertumbuhan Stek Pucuk Karamuntiang (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton)


Hassk) terhadap Pemberian Ekstrak Bawang Merah, IBA dan Rapid Growth

Comparison of the Growth Response of Shoot Cuttings Karamuntiang (Rhodomyrtus tomentosa


(Aiton) Hassk) to the Treatment of Onion Ecstract, IBA and Rapid Growth

Nola Suryani Putri*, Rizka Putri Artha, Muhammad Azwar, Angie Suryani, Zozy Aneloi Noli

Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Andalas, Kampus Unand Limau
Manis Padang – 25163 Koresponden* : nolasuryani@gmail.com

Abstract

Effect of giberelin (GA3) concentration on growth and yield of Chinese kale (Brassica oleracea L. Var
alboglabra) in various medium using hydroponic wick system . This research conducted from April
until July 2016 in Wire House and Plant Physiology Laboratory, Department of Biology, Faculty of
Mathematics and Natural Science, Andalas University. The purposes of this research were to obtain
GA3 concentration and planting medium that accelerate growth and yield of Chinese kale and
determine the interaction between GA3 and planting medium to the gowth and yield of Chinese kale
planted using hydroponics wick system. This research used Completely Randomized Design (CRD) in
factorial with three replications, as the first factor were concentration of GA3 (0 ppm, 20 ppm, 40
ppm and 60 ppm) and the second factor were medium (zeolite, sand, husk and sawdust). The best
result in accelerated the growth of Chinese kale was the treatment at the concentration of 60 ppm
GA3 and zeolite was suitable medium to Chinese kale growth. This research found the interaction
between GA3 and medium on the length of the roots Chinese kale used hydroponic wick system.
Keywords : Brassica oleracea L., Giberelin, hydroponic, medium

Pendahuluan

Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa konsentrasi GA3 yang tepat dapat mamacu
organik bukan nutrisi yang dalam konsentrasi pertumbuhan tanaman. Hal ini dibuktikan
yang rendah dapat mendorong, menghambat
atau secara kualitatif mengubah pertumbuhan Pada penelitian Sunardi, Adimihardja dan
Mulyaningsih (2013), pada tanaman kangkung
dan perkembangan tanaman. Salah satu zat
pengatur tumbuh yang sering digunakan perlakuan 15 ppm GA3 berpengaruh nyata
meningkatkan bobot basah basah dan bobot
adalah Giberelin (GA3) yang banyak berperan
dalam mempengaruhi berbagai proses kering tanaman. Menurut Sumiarti cit Syafi’i
(2005), penggunaan GA3 dengan konsentrasi
fisiologi tanaman. Menurut Yasmin (2014),
aplikasi konsentrasi GA3 yang diberikan 40 ppm pada tanaman selada berumur 30 hari
setelah tanam meningkatkan panjang daun,
mampu memacu pertumbuhan tanaman
melalui peningkatan tinggi tanaman dan luas merangsang terjadinya pembungaan, dan juga
merangsang ukuran panjang sel tanaman
daun. Pemberian GA3 ternyata dipengaruhi
oleh konsentrasi yang diberikan, konsentrasi selada secara nyata. Kailan (Brassica oleracea
L.var alboglabra) termasuk dalam kelompok
GA3 yang dibutuhkan oleh setiap jenis
tanaman berbeda-beda. Pemberian tanaman sayuran daun yang memiliki nilai
ekonomi tinggi dan memiliki prospek yang
cukup bagus untuk dibudidayakan (Ayu, Media tanam zeolit dapat mengikat air dan
2011). Permintaan Kailan di pasaran unsur hara pada tanaman. Selain itu media
cenderung meningkat seiring dengan dengan kandungan nutrisi tertentu seperti
berkembangnya jumlah hotel dan restoran arang sekam, pasir dan serbuk gergaji dapat
bertaraf internasional yang banyak bekerjasama dengan unsur hara pada
menyajikan masakan Cina, Jepang dan Korea hidroponik (Ismail, 2013). Penelitian ini
yang menggunakan bahan baku Kailan. Hal itu bertujuan yaitu (1) Untuk mengetahui
disebabkan karena kandungan gizi Kailan yang konsentrasi GA3 yang dapat mempercepat
sangat baik untuk kesehatan. Permintaan pertumbuhan tanaman kailan yang ditanam
pasar yang semakin tinggi terhadap Kailan ini secara hidroponik wick system (2) Untuk
masih terkendala oleh terbatasnya luas lahan memperoleh media yang cocok terhadap
yang produktif sehingga pilihan teknologi dan pertumbuhan kailan yang ditanam secara
teknik penanaman yang tepat dapat hidroponik dengan wick system (3) Untuk
mengatasi masalah ini. Salah satu teknik mengetahui interaksi GA3 dengan media
penanaman yang menghasilkan lahan tanam terhadap pertumbuhan kailan yang
produktif serta dapat digunakan pada lahan ditanam secara hidropoik wick system.
yang terbatas adalah teknik penanaman
Metode Penelitian
hidroponik. Menurut Nelson (2009),
hidroponik sangat sesuai dengan Penelitian ini dilakukan April - Juli 2016 di
kecenderungan konsumen perkotaan saat ini Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Rumah
yaitu mencari produk yang berkualitas, Kawat, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika
memiliki nilai tambah terhadap manfaat dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
kesehatan, berpenampilan menarik, dan Andalas, Padang. Penelitian ini dilakukan
harga yang terjangkau. Sistem hidroponik menggunakan metoda eksperimen, dengan
merupakan budidaya tanaman tanpa memakai Rancangan Acak Lengkap (RAL)
menggunakan tanah. Media tanam yang dalam faktorial. Terdiri dari dua faktor
digunakan dalam sistem hidroponik dapat perlakuan dengan tiga kali ulangan. Faktor
berupa media cair atau padat. Beberapa pertama yaitu konsentrasi GA3 (0, 20, 40 dan
faktor yang dapat mempengaruhi 60 ppm) dan faktor kedua yaitu media tanam
keberhasilan dalam penanaman secara (zeolit, pasir, arang sekam, serbuk gergaji).
hidroponik diantaranya yaitu metode yang
digunakan, media, unsur hara dan zat Penyediaan media tanam
pengatur tumbuh (ZPT). Metode yang
Media tanam yang digunakan yaitu media
digunakan dalam sistem hidroponik
zeolit, media arang sekam, media pasir dan
diantaranya yaitu Sistem Sumbu (Wick
media serbuk gergaji. Pada media zeolit dan
System). Menurut penelitian Marlina, Triyono
arang sekam dipakai media yang telah
dan Tusi (2015), yaitu mengenai hidroponik
tersedia dan dipasarkan, untuk media pasir
wick system pada sayuran terhadap pengaruh
digunakan pasir sungai yang telah diayak.
media tanam granul dari tanah liat
Masing-masing media dimasukkan ke gelas
menunjukkan bahwa hidroponilk wick system
plastik yang telah disediakan sampai volume
dapat menyerap unsur hara dengan baik dan
masing-masing media mencapai ¾ dari pot
dapat bekerja sama dengan media. Media
plastik yang berdiameter 13 cm.
yang digunakan pada penanaman secara
hidroponik juga dapat menyokong dan Penyedian alat wick system
mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Penyedian wadah hidroponik berupa tumbuhan Kailan. Penyemprotan dilakukan
penyediaan dua gelas plastik, kemudian gelas setiap 2 kali seminggu pada bagian batang dan
plastik pertama dibuat lubang pada bagian daun tanaman yaitu pada sore hari sampai
bawahnya sebanyak 4 buah. Lubang yang akhir pengamatan.
telah dibuat ini kemudian di masukkan sumbu
Perlakuan pada hidroponik
satu persatu. Selanjutnya dibuat
penyangga/rak sesuai dengan ukuran gelas Dilakukan dengan memindahkan bibit yang
plastik yang pertama sehingga pot plastik memiliki jumlah daun 3 helai dan memiliki
yang kedua dapat menopang pot plastik yang tinggi rata-rata 5 cm dari persemaian ke
pertama. Kemudian pot plastik yang pertama dalam masing-masing gelas plastik yang telah
ini diisi masing-masing media sesuai dengan berisi media penanaman sesuai dengan
perlakuan dan pot plastik yang kedua diisi perlakuan yang telah ditetapkan. Penanaman
dengan larutan hara. ini di lakukan selama 10 minggu dengan
menyemprotkan konsentrasi giberelin 2 kali
Penyediaan Unsur Hara
seminggu.
Unsur hara yang digunakan pada hidroponik
Pengumpulan data
ini yaitu unsur hara yangmemiliki konsentrasi
hara makro dan mikro yang lengkap. Unsur Pengamatan dilakukan pada bibit yang telah
hara yang lengkap pada hidroponik ini dipindahkan pada hidroponik wick system
menggunakan unsur hara fertimix. Fertimix selama 10 minggu setelah tanam. Untuk
adalah merk dagang pupuk hidroponik siap pertambahan tinggi tanaman dilakukan
pakai (Sunardi, 2013). pengamatan pada minggu awal dan minggu
akhir pengamatan. Pertambahan tinggi
Persemaian Kailan
tanaman diperoleh dari tinggi tanaman
Benih Kailan di peroleh dari toko pertanian minggu akhir dikurangi dengan tinggi tanaman
dengan jenis Kailan Nova. Benih yang minggu awal. Kemudian untuk pengukuran
digunakan adalah kailan yang dikecambahkan luas daun dan panjang akar dilakukan pada
pada bak plastik, menggunakan campuran minggu akhir pengamatan.
media tanah halus dan kompos halus (1:1).
Analisis data
Penyemaian dilakukan agar memperoleh bibit
yang seragam serta berkualitas baik dan Dari hasil pengamatan dianalisa secara
sistem perakaran tidak rusak. Persemaian statistika dengan sidik ragam, dimana jika nilai
kailan dilakukan sampai jumlah daun kailan F hitung berbeda nyata atau besar dari F
mencapai 3 helai dan tinggi rata-rata 5 cm, tabel, maka dilanjutkan dengan Duncan’s New
kemudian baru di tanam pada pot yang berisi Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf uji
media. nyata 5%.
Penyediaan larutan hormon giberelin (GA3) Hasil dan Pembahasan
Disediakan larutan hormon giberelin (GA3) Persentase Bibit yang Tumbuh serta
dengan konsentrasi 100 ppm. Kemudian Kemunculan Akar
dilakukan pengenceran untuk mendapatkan
perlakuan yaitu (0 ppm, 20 ppm, 40 ppm dan Pengaruh pemberian hormon terhadap
60 ppm). Pemberian hormon GA3 dilakukan persentase bibit yang tumbuh tanaman
dengan disemprotkan pada semua bagian karamuntiang setelah tanam pada stek pucuk
dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil menunjukkan ekstrak bawang merah dan Rapid growth
bahwa pemberian hormon berupa IBA, memberikan pengaruh yang berbeda-beda.

Tabel 1. Persentase bibit karamuntiang (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk) yang tumbuh.

Perlakuan 1 2 3 4 5 Persentase Jumlah


tumbuh bibit
berakar
Kontrol +/- +/- +/- +/- +/- 100% 0
Rapid +/+ +/+ +/- +/- -/- 80% 2
Growth
Ekstrak +/+ +/+ +/- +/+ +/- 100% 3
Bawang
Merah
IBA +/- +/- +/+ -/- -/- 60% 1
Keterangan : (+/+) = bibit hidup dan ada akar, (+/-) = bibit hidup dan tidak ada akar, (-/-)= bibit mati
dan tidak ada akar.

Persentase Tumbuh Stek Pucuk Karamuntiang


(Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk)
120%
100%
80% Persentase Tumbuh
60%
40%
20%
0%

Gambar 1. Perbandingan persentase stek pucuk karamuntiang (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton)


Hassk) yang tumbuh dengan pemberian IBA, ekstrak bawang merah dan Rapid growth

Hasil pada persentase bibit karamuntiang menumbuhkan akar lebih baik dibandingkan
yang tumbuh menunjukkan bahwa pemberian perlakuan lainnya. Seperti halnya pendapat
Rapid growth menumbuhkan bibit sebesar Husein dan Saraswati (2010) yang
80%, dengan ekstrak bawang sebesar 100% mengatakan bahwa ekstrak bawang merah
dan dengan IBA 60 %, sedangkan kontrol mengandung zat pengatur tumbuh yang
sebesar 100%. Sedangkan pada pertumbuhan mempunyai peranan mirip Asam Indol Asetat
akar pada perlakuan kontrol belum muncul (IAA). Asam Indol Asetat (IAA) adalah auksin
akar, pada perlakuan Rapid growth dua bibit yang paling aktif untuk berbagai tanaman dan
muncul akar, perlakuan ekstrak bawang tiga berperan penting dalam pemacuan
bibit muncul akar, dan perlakuan IBA terdapat pertumbuhan yang optimal.
satu bibit berakar. Hal ini menunjukkan
Zat senyawa yang terdapat pada
bahwa perlakuan kontrol dan ekstrak bawang
memberikan hasil terbaik dalam bawang merah dapat memberikan kesuburan
bagi tanaman sehingga dapat mempercepat
menumbuhkan bibit karamuntiang. Namun
perlakuan dengan ekstrak bawang merah tumbuhnya buah dan bunga pada tumbuhan
(Setyowati, 2004). Ini sangat baik bagi bawang merah berpengaruh terhadap
tanaman karena dapat memicu pertumbuhan peningkatan jumlah akar tanaman, yang
akar yang nantinya akan memicu berpengaruh terhadap pertumbuhan.
meningkatnya pertumbuhan batang tanaman. Selanjutnya, Moenardik (1996) dalam
Surtianingsih (2009) melaporkan bahwa
Hasil penelitian yang diperoleh oleh pemberian ekstrak bawang merah, dapat
Alimudin (2017) lainnya yang menunjukkan meningkatkan jumlah akar. Seperti yang kita
hasil yang mendukung terdapat pada ketahui ekstrak bawang merah memiliki
pengamatan panjang akar stek batang bawah Senyawa mirip auksin endogen berperan
mawar, menunjukan hasil yang optimal dalam memacu proses pemanjangan dan
dengan perlakuan pemberian ekstrak bawang pengembangan sel-sel akar yang berakibat
merah sebesar 70%. Selain berpengaruh pada peningkatan panjang akar dan jumlah
terhadap panjang akar, berat basah akar, dan akar.
berat kering akar, hasil penelitian ini juga
menunjukkan terjadi peningkatan terhadap Hasil penelitian lainnya oleh muswita
parameter jumlah akar stek batang bawah (2011) yang menunjukkan pemberian bawang
mawar. merah dengan konsentrasi 1,0% menghasilkan
setek hidup gaharu paling tinggi yaitu 80,02 %.
Pengaruh ekstrak bawang merah Tingginya setek hidup pada perlakuan ini
terhadap pertumbuhan akar stek pucuk krisan karena pada konsentrasi ini auksin dan unsur-
yang paling optimal sebesar 80%. Hal ini unsur lain yang terkandung pada bawang
disebabkan karena adanya penambahan merah merupakan konsentrasi yang optimal
senyawa mirip auksin yang terkandung dalam untuk merangsang setek gaharu untuk hidup.
ekstrak bawang merah mengakibatkan
bertambahnya kandungan auksin endogen. Jumlah Daun
Senyawa mirip auksin endogen berperan
dalam memacu proses pemanjangan dan Pengaruh pemberian hormon terhadap
jumlah daun karamuntiang pada stek pucuk
pengembangan sel-sel akar yang berakibat
pada peningkatan panjang akar dan jumlah setelah dianalisis statistik dapat dilihat pada
Tabel 2. Hasil analisis statistik menunjukkan
akar (Purwitasari, 2004).
bahwa pemberian IBA, ekstrak bawang merah
Hasil penelitian yang didapatkan dan Rapid growth tidak berpengaruh nyata
sesuai dengan penelitian Adijaya et al, (2004), terhadap jumlah daun tanaman karamuntiang
yang menyatakan bahwa pemberian ekstrak yang tumbuh.

Tabel 2. Jumlah daun yang tumbuh terhadap perlakuan pemberian IBA, ekstrak bawang merah dan
Rapid growth pada stek pucuk tanaman Karamuntiang (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk)

Perlakuan 1 2 3 4 5 Rata-rata
Kontrol 0 2 0 0 0 0,4a
Rapid Growth 3 3 0 0 0 1,2a
Ekstrak 2 5 0 3 0 2a
Bawang Merah
IBA 1 0 0 0 0 0,2a
Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom dan baris menunjukkan pengaruh
yang tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%.
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa Kesimpulan
pemberian hormon pada stek pucuk tidak
berpengaruh terhadap peningkatan jumlah Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilaksanakan mengenai pengaruh konsentrasi
daun tanaman. Peningkatan jumlah daun
pada perlakuan kontrol, Rapid growth, ekstrak beberapa perlakuan hormone terhadap
Perbandingan Respon Pertumbuhan Stek
bawang merah dan IBA tidak berpengaruh
nyata meningkatkan jumlah daun. Pucuk Karamuntiang (Rhodomyrtus
tomentosa (Aiton) dapat disimpulkan bahwa:
Berdasarkan hasil yang didapatkan pemberian
ekstrak bawang memberikani nilai tertinggi (1) pemberian ekstrak bawang merah mampu
untuk pertambahan jumlah daun tanaman memberikan hasil terbaik terhadap
karamuntiang jika dibandingkan dengan pertumbuhan stek pucuk karamuntiang
pemberian sumber hormon yang lain. Seperti
halnya pendapat Shofiya el al. (2017) yang (2) hasil dari Persentase Bibit yang Tumbuh
menyatakan Perbedaan pemberian tingkat serta Kemunculan Akar didapatkan hasil
konsentrasi ekstrak bawang merah dapat tertinggi pada pemberian ekstrak bawang
mempercepat pertumbuhan jumlah daun berbagai merah 100% dan kontrol
jenis jeruk asam, semakin tinggi konsentrasi
ekstrak bawang merah yang diberikan (3) jumlah daun yang bnyak tumbuh terdapat
menyebabkan semakin banyak pertumbuhan pada pemberian ekstrak daun merah
jumlah daun .
Ucapan Terima Kasih
Hal ini di dukung dengan pernyataan
Kusdijanto, E. (1998) yaitu perasan bawang merah Ucapan terima kasih ditujukan kepada Bapak
mengandung zat pengatur tumbuh yang Suwirmen Ms, Ibu Dr. Zozy Aneloi Noli selaku
mempunyai peranan mirip Asam Indol Asetat (IAA) pembimbing dan Bapak Prof.Dr. Erizal
atau auksin dan 6 bahwa penambahan auksin dari Mukhtar, Prof. Dr. Mansyurdin, serta Ibu
luar tanaman akan meningkatkan kandungan
Solfiyeni, MP
auksin yang ada di dalam jaringan stek tersebut
sehingga mampu menginisiasi sel untuk tumbuh Daftar Pustaka
dan berkembang yang rasio sitokinin dan auksin
tinggi akan membentuk bagian bagian vegetatif Adijaya I Nyoman, Suratmini Putu dan
tanaman seperti akar, tunas dan daun tanaman. Mahaputra Ketut, 2004. Aplikasi
Pemberian Ekstrak Bawang Merah
Hasil lain yang meunjukkan bahwa tidak
Pada Uji Beberapa Varietas Krisan. Balai
berbeda nyata jumlah daun dari beberapa
Pengkajian Teknologi Pertanian Bali,
perlakuan yang diberikan. Hal ini sama dengan
Jalan By Pass Ngurahrai Pesanggaran
pernyataan Lesmana et.al (2018) yang
Denpasar.
menyebutkan perlakuan batang tengah
menunjukkan rata-rata luas daun tertinggi Husein, E., Saraswati, R. 2010, Rhizobakteri
dari taraf faktor lainnya. Hal ini diduga pemacu tumbuh tanaman. Pupuk
berkorelasi dengan jumlah daun sejalan organik dan pupuk hayati, 191-209.
dengan banyaknya daun yang terbentuk maka
luasan daun juga lebih luas dari taraf faktor
lainnya.
Kusdijanto, E. 1998. Peran konsentrasi dan
perbandingan campuran air kelapa dan
homogenat bawang merah terhadap
pertumbuhan awal stek beberapa
kultivar jeruk (Citrus sp). Skripsi.
Jurusan Agronomi. Fakultas Pertanian.
Universitas Jember.
Lesmana. 2018 Pengaruh Berbagai Zat
Pengatur Tumbuh Alami Dan Asal Stek
Batang Terhadap Pertumbuhan
Vegetatif Bibit Melati Putih (Jasminum
sambac (L.) W. Ait.) JAGROS Vol. 2 No. 2
Juni 2018

Muswita 2011 Jurnal Penelitian Universitas


Jambi Seri Sains. Pengaruh Konsentrasi
Bawang Merah (Alium Cepa L.)
Terhadap Pertumbuhan Setek Gaharu
(Aquilaria malaccencis OKEN) Volume
16, Nomor 2, Hal. 63-68

Purwitasari, Wiwit (2004) Pengaruh Perasan


Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)
Terhadap Pertumbuhan Akar Stek
Pucuk Krisan (Chrysanthemum sp).
Undergraduate Thesis, FMIPA Undip.

Setyowati, T. 2004. Diakses 23 Januari


2010.Pengaruh Ekstrak Bawang Merah
(Alium cepa L.) dan Ekstrak Bawang
Putih (Allium sativum L.) tehadap
pertumbuhan Stek Bunga Mawar (Rosa
sinensis L).

Surtianingsih, Farida dan Nurhayati, 2009.


Perasan Bawang Merah. Surabaya:
Departemen Biologi, Fakultas sains
Universitas Airlangga.

Syofia. 2017. Pengaruh tingkat kosentrasi


ekstrak bawang merah (Allium cepa L.)
Terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk
Beberapa Jenis Jeruk Asam (Citrus sp.)
April 2017 Volume 20 No. 3 Program
Studi Agroekoteknologi Fakultas
Pertanian UMSU Medan

Anda mungkin juga menyukai