Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PENETAPAN PRIORITAS MASALAH


DAN PENYEBAB MASALAH

2.1 Penetapan Prioritas Masalah


Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected)
dengan apa yang aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang
timbul harus dicarikan jalan keluarnya, namun karena keterbatasan sumber
daya, dana dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan dapat
dipecahkan sekaligus. Untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi
prioritas. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan
dengan menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah
didapatkan dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif,
objektif serta adanya pengetahuan yang cukup.
Pada BAB I, telah dirumuskan sebanyak 15 masalah yang terdapat pada
program gizi di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih. Hal tersebut disebabkan
oleh adanya keterbatasan sumber daya manusia, dana, dan waktu, maka dari
semua masalah yang telah dirumuskan perlu ditetapkan masalah yang menjadi
prioritas untuk diselesaikan.
Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan
pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu
dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara
menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan
mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan
dalam penetapan prioritas masalah meliputi:
1. Menetapkan kriteria
2. Memberikan bobot masalah
3. Menentukan skoring tiap masalah
2.1.1 Non Scoring Technique
Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang
lazim digunakan adalah teknik non skoring. Dengan menggunakan teknik
ini, masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu juga disebut
“Nominal Group Technique” (NGT). NGT terdiri dari dua, yaitu:
A. Metode Delbeq
Menetapkan prioritas masalah menggunakan tekhnik ini dilakukan
melalui diskusi dan kesepakatan sekelompok orang, namun yang
tidak sama keahliannya. Sehingga untuk menentukan prioritas
masalah, diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk memberikan
pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa mempengaruhi
peserta diskusi. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang
disepakati bersama.
B. Metode Delphi
Suatu metode dimana sebuah masalah didiskusikan oleh
sekelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama melalui
pertemuan khusus. Para peserta diskusi diminta untuk mengemukakan
pendapat mengenai beberapa masalah pokok. Masalah yang terbanyak
dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas masalah.
2.1.2 Scoring Technique
Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan
teknik skoring antara lain:
A. Metode Bryant
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu:
1. Prevalence
Besarnya masalah yang dihadapi.
2. Seriousness
Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam
masyarakat dan dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka
kematian akibat masalah kesehatan tersebut.
3. Manageability
Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber
daya.
4. Community concern
Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan
tersebut. Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah
yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom.
Kisaran skor yang diberikan adalah satu sampai lima, yang
ditulis dari arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah.
Kemudian dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai
kolom untuk masing-masing masalah dihitung nilai skor
akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan
sebagai prioritas masalah. Tetapi metode ini juga memiliki
kelemahan yaitu hasil yang didapat dari setiap masalah terlalu
berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas masalah
yang akan diambil.
B. Metode Matematik PAHO
Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-
masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan
digunakan kriteria untuk penilaian masalah yang akan dijadikan
sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai ialah:
1. Magnitude
Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit
yang ditunjukkan dengan angka prevalensi.
2. Severity
Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case
fatality rate masing-masing penyakit.
3. Vulnerability
Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk
mengatasi masalah tersebut
4. Community and political concern
Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau
kegusaran masyarakat dan para politisi

5. Affordability
Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia.
C. Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)
Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada
kesepakatan mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan
masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada
kolom. Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah
tetapi masing-masing kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan
dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih
objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai
prioritas masalah. Kriteria yang dipakai terdiri dari:
1. Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan
sehingga menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang
digunakan dalam kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate),
jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang
dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter
kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang
dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut.
2. Greatest Member
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk
yang terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah
kesehatan yang berupa penyakit, maka parameter yang digunakan
adalah prevalence rate. Sedangkan untuk masalah lain, maka
greatest member ditentukan dengan cara melihat selisih antara
pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan
target yang telah ditetapkan.
3. Expanding Scope
Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan
terhadap sector lain di luar sektor kesehatan. Parameter penilaian
yang digunakan adalah seberapa luas wilayah yang menjadi
masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut,
serta berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan yang
berkepentingan dengan masalah tersebut.
4. Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa
mungkin masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang
digunakan adalah ketersediaan sumber daya manusia berbanding
dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan
bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran
untuk kegiatan tersebut.
5. Policy
Berhubung orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah
masalah kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk
menilai apakah masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah
tersebut serta apakah kebijakan pemerintah mendukung
terselesaikannya masalah tersebut. Hal tersebut dapat dinilai
dengan apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah yang
concern terhadap masalah tersebut, apakah ada lembaga atau
organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan
tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi diberbagai
media.
Metode ini memakai lima kriteria yang telah disebutkan
sebelumnya untuk penilaian masalah. Setiap kriteria harus diberikan
bobot penilaian untuk dikalikan dengan penilaian masalah yang ada,
sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Pada metode ini harus ada
kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan.
Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang
satu dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang
mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu
sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang
mempunyai bobot lima.

1. Bobot 5: sangat penting


2. Bobot 4: penting
3. Bobot 3: cukup penting
4. Bobot 2: tidak penting
5. Bobot 1: sangat tidak penting
2.2 Pemilihan Metode MCUA
Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada
kesepakatan mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah –
masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Metode ini
memakai lima kriteria untuk penilaian masalah, tetapi masing – masing kriteria
diberi bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada
sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat
dijadikan sebagai prioritas masalah.
a. Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga
menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam
kriteria ini adalah Case Fatality Rate (CFR) dilihat dari pendekatan
program dengan kejadian penyakit sehingga menimbulkan angka
kematian.

Anda mungkin juga menyukai