Anda di halaman 1dari 27

MORFOLOGI MIKROSKOPIS JAMUR

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi
yang diampu oleh : Agung Wibowo, M. Pd

Disusun oleh :

1.Siti Nur Nadifah (18840251001)


2.Siti Churiyah (18840251008)
3.Saifur Rijal (18840251014)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS NAHDLATUL ULAMA PASURUAN
2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah…................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN …..…….............................................................. 3
2.1 Pengertian Jamur…..................................................................................................3
2.2 Ciri – ciri Jamur.........................................................................................................4
2.3 Struktur Tubuh Jamur….........................................................................................5
2.4 Cara Hidup Jamur……….......................................................................................6
2.5 Klasifikasi Jamur………........................................................................................7
2.6 Habitat Jamur……...................................................................................................18
2.7 Pertumbuhan dan Reproduksi ……………..…………………………... 18
2.8 Peran Jamur Bagi Manusia……………………….…………………..... 20

2.9 Khamir.................................................................................................. 21
BAB III Penutup............................................................................................................24
3.1 Simpulan …………………………………………………………........ 24
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak
sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu
tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas.
Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu
lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah
musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan,
misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping. Jamur merupakan
tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel sel
eukarotik.
Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-
benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang
disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada pula dengan
cara generatif. Selain memiliki berbagai macam cara untuk berkembangbiak, jamur
juga terdiri dari aneka macam jenis baik yang bermanfaat maupun yang
berbahaya/beracun. Saat ini sebagian besar jamur yang dibudidayakan masyarakat
adalah jamur yang bermanfaat, khususnya jamur konsumsi yang bisa dimakan atau
dimanfaatkan sebagai obat. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit
obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan
simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari
organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya.
Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur
yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada
bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun
kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi
dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit,
dan

1
kebanyakan dari kelas Oomycetes. Berdasarkan penjelasan di atas maka kami
menyusun makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa Pengertian jamur ?
b. Apa saja ciri – ciri dari jamur ?
c. Bagimanakan struktur jamur ?
d. Bagaimanakah klasifikasi jamur ?
e. Bagaimanakah cara hidup jamur ?
f. Bagaimanakah cara pertumbuhan dan reproduksi jamur ?
g. Apa saja peran jamur bagi manusia ?

h. Apa pengertian khamir dan kapang?

1.3 Tujuan penulisan


a. Mengetahui serta memahami definisi dari jamur
b. Mengetahui ciri-ciri jamur
c. Mengetahui cara hidupmya jamur

d. Mengetahui klasifikasi jamur

e. Mengetahui pertumbuhan dan reproduksi jamur

f. Mengetahui peranan jamur

g. Mengetahui definisi khamir dan kapang

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jamur


Jamur merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak
berklorofil, namun memiliki potensi bisnis cukup besar. Tumbuhan ini umumnya
bersifat sebagai saprofit atau parasit untuk memenuhi kebutuhan pangannya.
Sebagai saprofit, jamur hidup pada sisa makhluk hidup yang telah mati, seperti di
tumpukan sampah organik, tumbuhan, atau kotoran hewan. Sedangkan sebagai
parasit, jamur hidup menempel pada organisme lain dan biasanya merugikan
media yang ditempelinya.
Jamur dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa arti yang agak
berkaitan:
1) Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari
sekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung: terdiri
dari bagian yang tegak ("batang") dan bagian yang mendatar atau
membulat. Secara teknis biologis, tubuh buah ini disebut basidium.
Beberapa jamur aman dimakan manusia bahkan beberapa dianggap
berkhasiat obat, dan beberapa yang lain beracun. Contoh jamur yang bisa
dimakan: jamur merang (Volvariela volvacea), jamur tiram (Pleurotus),
jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur kancing atau champignon
(Agaricus campestris), dan jamur shiitake (Lentinus edulis).
2) Jamur adalah keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah, dan bagian
jaring-jaring di bawah permukaan tanah atau media mycelia yang tersusun
dari berkas-berkas hifa.
3) Jamur adalah sebutan lain untuk kapang. Makna ini misalnya dapat
disimak dari ungkapan "Rotinya sudah berjamur" yang maksudnya adalah
'rotinya telah ditumbuhi kapang'.
Jamur adalah organisme yang terdapat dimana-mana di bumi, baik di daerah
tropik, subtropik, di kutub utara, maupun antarika. Fungi juga ditemukan di darat, di
perairaian tawar, di laut, di mangrove, di bawah permukaan tanah, di kedalaman

3
laut, dipengunungan, maupun di udara. Banyak faktor lingkungan yang
mempengaruhi kehidupan fungi, antara lain kelembapan, suhu, keasaman substrat,
pengudaraan, dan kehadiran nutrien-nutrien yang diperlukan.
Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa Fungi adalah nama regnum dari
sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya
di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki
bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota Fungi sebagai
jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah
penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal
fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki
penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak).
Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual.
Sedangkan dari sudut lain mengatakan bahwa fungi adalah mikroorganisma
eukaryotik yang hidup secara saprofit karena tidak dapat berfotosintesa. Pada
dasarnya sel -sel fungi hampir sama dengan sel - sel hewan. Bahkan hal ini juga yang
menjadi salah satu alasan mengapa sulit ditemukan strategi yang tepat dalam
mengobati infeksi oleh jamur tanpa berefek toksik bagi inang / host nya. Di alam ini
fungi dapat bersifat sangat merugikan manusia dengan menimbulkan infeksi
(penyakit) dan toksin yang dihasilkan ataupun bersifat menguntungkan dengan
menghasilkan produk - produk yang dapat digunakan oleh manusia sebagai contoh
antibiotika, vitamin, asam organik dan enzim.

2.2 Ciri-Ciri Jamur


Kata jamur atau fungi mungkin akan selalu kita maknai sebagai cendawan,
yaitu organisme yang pendek, seperti serbuk atau spons, tubuhnya berwarna-warni,
dan tumbuh di atas tanah seperti tumbuhan. Meskipun cendawan adalah organisme
yang umum kita sebut sebagai jamur (jamur yang sebenarnya), dan sebagian besar
jamur tersebut terlihat hidup di atas tanah, tetapi kata fungi memiliki makna yang
lebih luas. Fungi atau jamur didefinisikan sebagai kelompok organism eukariotik,
tidak berpindah tempat (nonmotile), bersifat uniselular atau multiselular, memiliki
dinding sel dari glukan, mannan, dan kitin, tidak berklorofi l, memperoleh nutrien

4
dengan menyerap senyawa organik, serta berkembang biak secara seksual dan
aseksual.
Di alam ada sekitar 100.000 jenis jamur yang sudah dikenal dan lebih dari
1.000 jenis baru yang berhasil dideskripsikan oleh para ahli setiap tahunnya.
Bahkan mungkin masih ada sekitar 200.000 jenis lain yang sampai saat ini belum
ditemukan atau dideskripsikan. Sementara itu, kegiatan manusia dalam
mengeksploitasi alam berpeluang mengancam keberlangsungan hidup organisme
tersebut. Perusakan hutan hujan tropis yang hampir terjadi setiap hari atau
perusakan habitat jamur yang lain tidak diragukan lagi berpotensi membawa jenis-
jenis organisme berspora tersebut kepada kepunahan, bahkan sebelum mereka
sempat ditemukan dan dipelajari oleh para ahli.
Jamur atau fungi memiliki beberapa sifat umum, yaitu hidup di tempat-
tempat yang lembab, sedikit asam, dan tidak begitu memerlukan cahaya matahari.
Jamur tidak berfotosintesis, sehingga hidupnya bersifat heterotrof. Jamur hidup
dari senyawa-senyawa organik yang diabsorbsi dari organisme lain.

2.3 Struktur Tubuh Jamur


Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel,
misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar
yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur
tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang
disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk
pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa.
Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa
mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan
kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang
tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh
pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi

5
haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat
menembus jaringan substrat.

2.4 Cara Hidup Jamur


Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme
lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh
makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan
miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena
jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang
menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat
itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat
bersifat parasit obligat, parasite fakultatif, atau saprofit.

a. Parasit obligat
Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,
sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii
(khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).

b. Parasit fakultatif
Adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai,
tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.

c. Saprofit
Merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati.
Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti
kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan
enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul
kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain
itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahanbahan organik dalam bentuk
sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya. Cara hidup jamur lainnya adalah
melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain
menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang

6
bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman
dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-
kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacammacam
lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan
hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan
organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit,
dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.

2.5 Klasifikasi Jamur


Jamur atau fungi dipelajari secara spesifik di dalam cabang biologi yang
disebut mikologi. Para ahli mikologi (mycologist) mengelompokkan kingdom ini
ke dalam 6 divisi. Dasar yang digunakan dalam klasifikasi ini adalah persamaan
ciri-ciri. Salah satu ciri jamur adalah bereproduksi dengan spora, baik spora
berflagela maupun spora tidak berflagela. Jenis-jenis jamur yang sporanya
berflagela dikelompokan dalam Dunia Protista yaitu Myxomycotina dan
Oomycotina. Sedangkan yang memiliki spora tidak berfl agela dimasukkan ke
dalam Dunia Fungi dan dibagi menjadi 3 divisi, yaitu Divisi Zygomycotina,
Divisi Ascomycotina, dan Divisi Basidiomycotina. Dasar klasifi kasi ketiga
divisi tersebut adalah cara reproduksi seksual. Sedangkan jamur-jamur yang
reproduksi seksualnya belum diketahui, diklasifi kasikan ke dalam satu divisi,
yang diberi nama Divisi Deuteromycotina

1. MYXOMYCOTINA (Jamur lendir)


Pada umumnya, jamur lendir berwarna (berpigmen) kuning atau orange,
walaupun ada sebagian yang berwarna terang. Jamur ini bersifat heterotrof dan
hidup secara bebas. Tahapan memperoleh makan dalam siklus hidup jamur
lendir merupakan suatu massa ameboid yang disebut plasmodium. Plasmodium
ini dapat tumbuh besar hingga diameternya mencapai beberapa sentimeter.
Walaupun berukuran besar, plasmodium bukan multiseluler. Plasmodium
merupakan massa tunggal sitoplasma yang mengandung banyak inti sel.
Plasmodium menelan makanan melalui fagositosis. Mereka melakukan ini
sambil menjulurkan pseudopodia melalui tanah yang lembab, daun-daunan,

7
atau kayu yang membusuk. Jika habitat jamur lendir mulai mongering atau
tidak ada makanan yang tersisa, plasmodium akan berhenti tumbuh dan
berdiferensiasi menjadi tahapan siklus hidup yang berfungsi dalam tahapan
reproduksi seksual. Contoh jamur lendir adalah jenis Dyctystelum discridium.

2. OOMYCOTINA
Oomycotina berarti fungi telur. Istilah ini didasarkan pada cara
reproduksi seksual pada jamur air. Beberapa anggota Oomycotina bersifat
uniseluler dan tidak memiliki kloroplas.
Jamur air memiliki dinding sel terbuat dari selulosa, yang berbeda
dengan dinding sel jamur sejati yang terbuat dari polisakarida yang disebut
kitin. Yang membedakan jamur air dengan jamur sejati adalah adanya sel bifl
agellata yang terjadi pada daur hidup jamur air. Sementara jamur sejati tidak
memiliki flagella.
Sebagian besar jamur air hidup secara bebas atau melekat pada sisa-
sisa tumbuhan di kolam, danau, atau aliran air. Meraka hidup sebagai
pengurai dan berkoloni. Walaupun begitu, ada juga yang hidup pada sisik
atau insang ikan yang terluka sebagai parasit. Contoh anggota Oomycotina
adalah Saprolegnia, dan Phytoptora infestans. Selain bersifat parasit, jamur
air juga bersifat patogen (dapat menimbulkan penyakit), seperti menyebabkan
pembusukan kayu pada kentang dan tomat.
Jamur air dapat bereproduksi secara seksual atau aseksual. Secara
aseksual, jamur air menghasilkan sporangium di ujung hifa. Di dalam
sporangium tersebut, dihasilkan spora yang berfl agella yang disebut
zoospora. Ketika zoospora matang dan jatuh di tempat yang sesuai, maka
akan berkecambah dan tumbuh menjadi mycelium baru. Adapun reproduksi
secara seksual terjadi melalui penyatuan gamet jantan dan gamet betina.
Gamet jantan dihasilkan oleh antheredium dan gamet betina dihasilkan dari
oogonium. Penggabungan gamet jantan dan gamet betina menghasilkan zigot
diploid. Zigot ini nantinya akan berkembang menjadi spora, yang berdinding
tebal. Saat spora berkecambah, akan dihasilkan mycelium baru.

8
3. ZYGOMYCOTINA
Zygomycotina disebut juga sebagai the coenocytic true fungi. Jenis
jamur yang terkenal dari kelompok ini adalah jamur hitam pada roti (black
bread mold) atau Rhizopus sp. Divisi Zygomycotina memiliki anggota yang
hampir semuanya hidup pada habitat darat, kebanyakan hidup sebagai saprofi
t. Tubuhnya bersel banyak, berbentuk benang (hifa) yang tidak bersekat, dan
tidak menghasilkan spora yang berflagella.
Reproduksi Zygomycotina terjadi secara aseksual dan seksual. Pada
reproduksi seksual, jamur ini menghasilkan zigospora. Sedangkan reproduksi
aseksualnya dengan perkecambahan (germinasi) spora. Spora tersebut
tersimpan di dalam sporangium (kotak spora). Jika spora matang, sporangium
akan pecah, sehingga spora menyebar terbawa angin. Apabila spora tersebut
jatuh di tempat yang sesuai, maka spora akan tumbuh menjadi hifa baru.
Reproduksi seksual atau generatif dilakukan dengan cara
konjugasi. Proses ini diawali ketika dua hifa yang berlainan jenis, yakni hifa
(+) dan hifa (-), saling berdekatan. Masing-masing hifa pada sisi-sisi tertentu
mengalami pembengkakan dan perpanjangan pada bagian- bagian tertentu,
disebut gametangium. Kemudian, kedua gametangium tersebut bertemu dan
kedua intinya melebur membentuk zigot. Zigot kemudian berkembang
menjadi zigospora (diploid). Pada tahapan berikutnya, zigospora tumbuh,
dindingnya menebal dan berwarna hitam. Inti diploid (2n) mengalami
meisosis, menghasilkan inti haploid (n). Pada lingkungan yang sesuai,
zigospora akan tumbuh dan membentuk sporangium. Sporangium ini
memiliki struktur penopang yang disebut sporangiofora. Selanjutnya,
reproduksi secara aseksual dimulai lagi yaitu ditandai dengan pematangan
sporangium hingga sporangium tersebut pecah dan spora tersebar keluar.
Zygomycotina memiliki beberapa jenis yang mudah dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya merupakan jamur pada
makanan. Jenis-jenis jamur tersebut antara lain:

9
a. Rhizophus stolonifera
Jamur ini tampak sebagai benang-benang berwarna putih, memiliki
rizoid dan stolon. Merupakan saprofi t yang hidup pada bungkil kedelai
dan bermanfaat dalam pembuatan tempe.

b. Rhizophus nigricans
Jamur ini dapat menghasilkan asam fumarat.

c. Mucor mucedo
Jamur ini hidup secara saprofi t. Sering dijumpai pada roti, sisa-sisa
makanan dan kotoran ternak. Miselium jamur ini berkembang di dalam
substrat. Memiliki sporangium yang dilengkapi oleh sporangiofor.

d. Pilobolus sp.
Jamur ini sering disebut ‘pelempar topi’ atau cap thrower, karena
bila sporangiumnya telah masak, jamur ini bisa melontarkannya sampai
sejauh 8 meter. Spora tersebut kemudian melekat pada rumput atau
tumbuhan lain. Ketika tumbuhan tersebut dimakan hewan, spora jamur
yang melekat tersebut akan berkecambah di dalam saluran pencernaan dan
akan tumbuh pada kotoran yang dikeluarkan hewan tersebut.

4. ASCOMYCOTINA
Ascomycotina disebut juga sebagai the sac fungi. Merupakan fungi
yang reproduksi seksualnya dengan membuat askospora di dalam askus
(ascus = sac atau kantung/pundi-pundi). Askus adalah semacam sporangium
yang menghasilkan askospora. Beberapa askus biasanya mengelompok dan
berkumpul membentuk tubuh buah yang disebut askorkarp atau askoma
(kalau banyak disebut askomata). Askomata bisa berbentuk mangkok, botol,
atau seperti balon). Hifa dari Ascomycotina umumnya monokariotik
(uninukleat atau memiliki inti tunggal) dan sel-sel yang dipisahkan oleh
septa sederhana.

10
Jadi, askus merupakan struktur umum yang dimiliki oleh anggota
Divisi Ascomycotina. Tubuhnya ada yang berupa uniseluler dan ada pula
yang multiseluler. Hidup sebagai saprofi t dan parasit. Beberapa jenis
diantaranya dapat juga bersimbiosis dengan makhluk hidup ganggang hijau-
biru dan ganggang hijau bersel satu membentuk lumut kerak.
Siklus hidup Ascomycotina dimulai dari askospora yang tumbuh
menjadi benang (hifa) yang bercabang-cabang. Kemudian, salah satu dari
beberapa sel pada ujung hifa berdiferensiasi menjadi askogonium, yang
ukurannya lebih lebar dari hifa biasa. Sedangkan ujung hifa yang lainnya
membentuk Anteridium. Anteridium dan Askogonium tersebut letaknya
berdekatan dan memiliki sejumlah inti yang haploid.
Pada askogonium tumbuh trikogin yang menghubungkan askogonium
dengan anteredium. Melaui trikogin ini inti dari anteredium pindah ke
askogonium dan kemudian berpasangan dengan inti pada askogonium.
Selanjutnya pada askogonium tumbuh sejumlah hifa yang disebut hifa
askogonium. Inti-inti membelah secara mitosis dan tetap berpasangan. Hifa
askogonium tumbuh membentuk septa bercabang. Bagian askogonium
berinti banyak, sedangkan pada bagian ujungnya berinti 2. Bagian ujung
inilah yang akan tumbuh menjadi bakal askus.
Hifa askogonium ini kemudian berkembang disertai pertumbuhan
miselium vegetatif yang kompak, membentuk tubuh buah. Dua inti pada
bakal askus membentuk inti diploid yang kemudian membelah secara
meiosis untuk menghasilkan 8 spora askus (askospora). Apabila askospora
tersebut jatuh pada lingkungan yang sesuai maka ia akan tumbuh
membentuk hifa atau miselium baru.
Reproduksi aseksual pada Ascomycotina adalah dengan cara
membentuk tunas dan spora aseksual. Pembentukan tunas terjadi pada jamur
uniseluler dan spora aseksual pada jamur terjadi pada jamur multiseluler.
Spora aseksual tersebut terbentuk pada ujung hifa khusus yang disebut
konidiofor dan sporanya disebut konidia. Konidia merupakan spora yang
dihasilkan secara eksternal, yaitu di luar kotak spora atau sporangium.
Berikut adalah beberapa contoh jamur anggota Divisi Ascomycotina.

11
a. Saccharomyces cerevisiae
Saccharomyces cerevisiae merupakan jamur mikroskopis, bersel
tunggal dan tidak memiliki badan buah, sering disebut sebagai ragi,
khamir, atau yeast. Reproduksi vegetatifnya adalah dengan membentuk
kuncup atau tunas (budding). Pada kondisi optimal, khamir dapat
membentuk lebih dari 20 tunas. Tunas-tunas tersebut semakin membesar
dan akhirnya terlepas dari sel induknya. Tunas yang terlepas ini kemudian
tumbuh menjadi individu baru.
Reproduksi generatif terjadi dengan mem ben tuk askus dan
askospora. Askospora dari 2 tipe aksus yang berlainan bertemu dan menyatu
menghasilkan sel diploid. Selanjutnya terjadi pembelahan secara meiosis,
sehingga beberapa askospora (haploid) dihasilkan lagi. Askospora haploid
tersebut berfungsi secara langsung sebagai sel ragi baru. Cara reproduksi
seksual ini terjadi saat reproduksi aseksual tidak bisa dilakukan, misalnya bila
suplai makanan terganggu atau lingkungan hidupnya tidak mendukung.
Dalam kehidupan manusia, S. cerevisiae dimanfaatkan dalam
pembuatan roti, tape, peuyeum, minuman anggur, bir, dan sake. Proses
yang terjadi dalam pembuatan makanan tersebut adalah fermentasi.

Gambar . Saccharomyces cerevisiae

b. Penicillium sp.
Penicillium hidup sebagai saprofi t pada substrat yang banyak
mengandung gula, seperti nasi, roti, dan buah yang telah ranum. Pada
substrat gula tersebut, jamur ini tampak seperti noda biru atau kehijauan.
Perhatikan Gambar 5.18. Reproduksi jamur Penicillium berlangsung
secara vegetatif (konidia) dan secara generatif (askus). Beberara contoh
jamur anggota genus Penicillium antara lain:

12
 Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum
 Kedua jenis Penicillium ini menghasilkan zat antibiotik (penisilin)
 Penicillium roquefortii dan Penicillium camemberti
 Kedua jenis jamur ini biasa dimanfaatkan dalam memberti cita rasa
atau mengharumkan keju.

c. Aspergillus spp.
Jamur ini biasanya tumbuh berkoloni pada makanan, pakaian, dan
alat-alat rumah tangga. Koloni Aspergillus berwarna abu-abu, hitam,
coklat, dan kehijauan. Distribusinya luas, dapat tumbuh di daerah beriklim
dingin maupun daerah tropis. Reproduksi secara vegetatif dengan konidia
yang disebarkan oleh angin. Beberapa jenis jamur anggota marga
Aspergillus adalah:

1. Aspergillus oryzae
Jamur ini biasa digunakan untuk mengempukkan adonan roti,
dan jamur tersebut dapat menghasilkan enzim protease.

2. Aspergillus wentii
Aspergilus jenis ini berperan dalam dalam pembuatan sake,
kecap, tauco, asam sitrat, asam oksalat, dan asam format, serta
penghasil enzim protease.

3. Aspegillus niger
Jenis ini dimanfaatkan untuk menghilangkan gas O2 dari sari
buah, dan dapat menjernihkannya. Jamur tersebut juga dapat
menghasilkan enzim glukosa oksidase dan pektinase.

4. Apergillus flavus
Jenis Aspergilus ini menghasilkan aflatoksin, penyebab kanker
pada manusia.

13
5. Apergillus nidulans
Jamur ini hidup sebagai parasit pada telinga, menyebabkan
automikosis.

d. Neurospora crassa
Neurospora crassa dikenal sebagai jamur oncom karena sering
digunakan untuk membuat oncom. Warna merah muda atau jingga yang
muncul pada oncom merupakan warna konidia jamur tersebut. Awalnya
jenis ini dikelompokkan ke dalam Divisi Deuteromycota, dengan nama
Monilia sitophila. Tetapi setelah ditemukan alat reproduksi generatifnya,
berupa askus, sekarang jamur ini dimasukkan ke dalam kelompok
Ascomycotina.

e. Morchella deliciosa dan Morchella esculenta


Kedua jenis jamur ini merupakan jamur makroskopis, hidup di
tanah. Karena rasanya yang lezat, jamur ini menjadi konsumsi manusia.
Dalam dunia perdagangan jamur ini dikenal dengan nama morel, ukuran
tubuhnya sedang, berwarna coklat kemerahmerahan, tubuhnya seperti
spons dan sering dijual dalam bentuk awetan.

5. BASIDIOMYCOTINA
Divisi Basidiomycotina sering disebut juga sebagai the club fungi atau
yang sering disebut jamur pada umumnya (cendawan atau mushrooms). Jamur
ini bereproduksi secara seksual dengan membentuk basidia yang kemudian
menghasilkan basidiospora di dalam tubuh buah yang disebut basidioma atau
basidiokarp . Basidia tersebut bisa berkembang dalam bentuk seperti insang,
pori-pori, seperti gigi, atau struktur lain. Hifa dari Basiomycotina umumnya
dikaryotik (binukleat, dengan 2 inti) dan terkadang memiliki hubungan yang sa
ling mengapit. Sel-sel tersebut dipisahkan oleh septa yang kompleks. Anggota
nya kebanyakan berupa jamur makroskopis. Kelompok ini memiliki miselium
yang bersekat dan memiliki tubuh buah (basi diokarp) yang panjang, berupa
lembaran- lembaran, yang berliku-liku atau bulat. Jamur ini umumnya hidup

14
saprofi t dan parasit, umumnya berkembang biak secara aseksual dengan
konidium.
Siklus hidup Basidiomycota dimulai dari spora basidium atau konidium
yang tumbuh menjadi hifa yang bersekat dengan 1 inti (monokariotik). Hifa
tersebut kemudian tumbuh membentuk miselium. Hifa-hifa yang berbeda, hifa
( dan hifa (-), bersinggungan pada masing- masing ujungnya dan melebur
diikuti dengan larutnya masingmasing dinding sel. Kemudian inti sel dari
salah satu sel pindah ke sel yang lainnya, sehingga sel tersebut memiliki 2 inti
sel (dikariotik). Sel dikariotik tersebut akhirnya tumbuh menjadi miselium
dikariotik dan selanjutnya menjadi tubuh buah (basidiokarp).
Basidiokarp memiliki bentuk seperti payung. Pada bagian bawahnya
terdapat basidium yang terletak pada bilah-bilah (lamela). Masingmasing
basidium memiliki 2 inti (2n). Kemudian 2 inti tersebut mengalami meiosis
dan akhirnya terbentuk 4 inti haploid. Dan apabila mendapatkan lingkungan
yang sesuai, inti haploid tersebut akan tumbuh menjadi spora basidium, atau
disebut juga spora seksual. Begitu seterusnya membentuk siklus hidup
Basidiomycotina.
Berbagai jenis jamur yang dikonsumsi kita konsumsi dalam kehidupan
sehari-hari adalah anggota Basidiomycotina. Jenis-jenis tersebut antara lain:
a. Volvariella volvacea (jamur merang)
Jamur ini mempunyai tubuh buah berbentuk seperti payung, terdiri
atas lembaran-lembaran (bilah), yang berisi basidium. Tubuh buahnya
berwarna putih kemerah-merahan. Jamur ini merupakan sumber protein,
kadar kalorinya tinggi, tetapi kadar kolesterolnya rendah. Karena memiliki
nilai ekonomi yang tinggi, jamur ini banyak dibudidayakan.

Gambar . Jamur merang

15
b. Auricularia polythrica (jamur kuping)
Jamur kuping merupakan jamur saprofi t pada kayu yang mati.
Tubuh buahnya berbentuk seperti daun telinga (kuping), berwarna merah

kecoklat-coklatan. Rasanya enak dan bisa dimakan seperti sayuran. Jamur


ini pun sekarang sudah banyak dibudidayakan.
Gambar . Jamur Kuping

c. Amanita phalloides
Amanita phalloides merupakan salah satu anggota suku Amanitaceae.
Amanita, merupakan cendawan yang indah, tetapi juga merupakan anggota
daftar cendawan yang mematikan di bumi, mengandung cukup racun untuk
membunuh seorang dewasa hanya dengan sepotong tubuhnya. Jamur ini
hidup sebagai saprofi t pada kotoran hewan ternak, memiliki tubuh buah
berbentuk seperti payung. Perhatikan Gambar 5.24.

d. Puccinia graminis (jamur karat)


Jamur ini hidup parsit pada daun rumput-rumputan (Graminae),
tubuhnya makroskopik, tidak memiliki tubuh buah, dan sporanya berwarna
merah kecoklatan seperti warna karat.

6. DEUTEROMYCOTIN
Beberapa jamur yang belum diketahui alat reproduksi generatifnya
dimasukkan ke dalam Deuteromycotina. Kelompok jamur ini juga sering disebut
sebagai jamur tidak sempurna atau the imperfect fungi. Jamur ini tidak
mengalami reproduksi seksual atau mereka menunjukkan tahap aseksual
(anamorph) dari jamur yang memiliki tahap seksual (teleomorph). Jamur ini
menyerupai Ascomycotina (septanya sederhana). Jadi, kelompok ini bisa
dikatakan sebagai “keranjang sampah”, tempat sementara untuk menampung

16
jenis-jenis jamur yang belum jelas statusnya. Apabila pada penelitian
berikutnya ditemukan cara reproduksi seksualnya, maka suatu jenis jamur
anggota Deuteromycotina akan bisa dikelompokkan ke dalam Divisi
Ascomycotina atau Divisi Basidiomycotina. Contohnya adalah Neurospora
crassa yang saat ini dimasukkan ke dalam kelompok Ascomycotina.
Semua jamur anggota divisi artifi sial ini bereproduksi secara aseksual
dengan konidia. Konidia dibentuk diujung konidiosfora, secara langsung pada
hifa yang bebas. Beberapa jenis hidup pada dedaunan dan sisa-sisa tumbuhan
yang tenggelam di dasar sungai yang berarus deras. Beberapa kelompok yang
lain merupakan parasit pada protozoa dan hewan-hewan kecil lainnya dengan
berbagai cara. Beberapa jenis juga ditemui pada semut dan sarang rayap.
Beberapa jamur parasit pada hewan-hewan kecil mengembangkan
unbranched body di dalam tubuh korbannya, kemudian secara perlahan- lahan
menyerap nutrien sampai korbannya mati. Setelah itu jamur tersebut
memproduksi rantai spora yang mungkin menempel atau termakan oleh hewan-
hewan lain yang akan menjadi korbannya. Cara lain adalah dengan menangkap
mangsanya dengan hifa yang dapat menusuk, dengan menumpangi dan melekat
pada amuba. Salah satu kelompok jamur penghuni tanah ada yang mampu
menangkap cacing nematoda dengan membentuk cincin hifa atau hyphal loop.
Ukuran cicin hifa tersebut lebih kecil dari ukuran tubuh nematode dan run cing
pada kedua ujungnya. Ketika nematoda memasukkan kepalanya ke dalam cincin
hifa, cacing tersebut cenderung berusaha keluar dengan bergerak maju, bukan
mundur, sehingga cacing tersebut justru terjebak pada kumparan hifa jamur
tersebut. Perhatikan Gambar 5.26. Setelah berhasil menjerat korbannya, jamur
tersebut kemudian membentuk haustoria yang tumbuh menembus ke dalam
tubuh cacing dan mencernanya.
Pada manusia, jamur anggota Divisi Deuteromycotina umumnya
menyebabkan penyakit. Epidermophyton fl oocosum menyebabkan penyakit
kaki atlet, sedangkan Microsporum sp. dan Trichophyton sp. menyebabkan
penyakit kurap atau panu. Karena hidup dikulit, kedua jamur tersebut sering
disebut juga sebagai dermatophytes. Jenis lain yang merupakan penyebab
penyakit pada manusia adalah Candida albicans. Jamur mikroskopis ini

17
memiliki bentuk tubuh mirip ragi, tetapi sifat hidupnya adalah parasit.
Penyakit yang ditimbulkannya adalah penyakit keputihan yang terjadi karena
adanya infeksi pada vagina.
Deuteromycotina juga memiliki beberapa anggota yang merupakan
penyebab penyakit pada tanaman. Sclerotium rolfsie adalah jamur yang
menyebabkan penyakit busuk pada tanaman budidaya. Sedangkan
Helminthosporium oryzae adalah contoh jamur parasit yang dapat merusak
kecambah dan buah serta dapat menimbulkan noda-noda berwarna hitam
pada daun inangnya.

2.6 Habitat Jamur


Jamur hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur
hidup di tempat yang lembab. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di
tempat lembab. Meskipun demikian banyak pula fungi yang hidup pada
organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau di air tawar. Jamur juga dapat
hidup di lingkungan yang asam.
Sedangkan reproduksinya fungi melakukan reproduksi secara aseksual dan
seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan kuncup atau
tunas pada jamur uniselule serta pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium)
dan pembentukan spora aseksual (spora vegetatif) pada fungi multiseluler.
Reproduksi jamur secara seksual dilakukan oleh spora seksual. Spora seksual
dihasilkan secara singami. Singgami terdiri dari dua tahap, yaitu tahap
plasmogami dan tahap kariogami.

2.7 Pertumbuhan dan Reproduksi


Reproduksi jamur dapat secara
seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif).
Secara aseksual, jamur menghasilkan spora.
Spora jamur berbeda-beda bentuk dan
ukurannya dan biasanya

uniseluler, tetapi adapula yang Gambar. Spora dari jamur multiseluler.


Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan
memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau

18
angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan
tumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan
konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu
persatuan sel dari dua individu. Spora dihasilkan di dalam atau dari struktur hifa
yang terspesalisasi. Ketika kondisi lingkngan memungkinkan, pertumbuhan yang
cepat, fungi mengklon diri mereka sendiri dengan cara menghasilkan banyak sekal
spora secara aseksual. Terbawa oleh angin atau air, spora-spora tersebut
berkecamabh jika berada pada tempat yang lembab pada permukaan yang sesuai
(Campbell 2003).
Menurut Pelczar (1986), bahwa spora seksual yang dihasilkan dari
peleburan dua nukleus. Ada beberapa spora seksual yaitu:
a. Aksospora: Spora bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantung
yang dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam
setiap askus.
b. Basidiospora: Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk
gada yang dinamakan basidium.
c. Zigospora: merupakan spora besar berdinding tebal yang terbentuk
apabila ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga
gametangin, pada beberapa cendawan melebur.
d. Oospora: Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yang
disebut ooginium, pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan yang
terbentuk di dalam anteredium mengasilkan oospora.

Gambar . Cara reproduksi jamus secara seksual

19
2.8 Peran Jamur Bagi Manusia
Penggunaan manusia jamur untuk persiapan makanan atau pelestarian dan
keperluan lainnya sangat luas dan memiliki sejarah panjang. Jamur pertanian dan
mengumpulkan jamur merupakan industri besar di banyak negara. Studi tentang
dampak menggunakan historis dan sosiologis dari jamur ini dikenal sebagai
ethnomycology .
Karena kapasitas kelompok ini untuk menghasilkan berbagai besar produk
alami dengan antimikroba aktivitas biologis atau lainnya, banyak spesies telah
lama digunakan atau sedang dikembangkan untuk industri produksi antibiotik ,
vitamin, dan anti-kanker dan kolesterol-menurunkan obat. Baru-baru ini, metode
telah dikembangkan untuk rekayasa genetika jamur, yang memungkinkan
rekayasa metabolik spesies jamur. Sebagai contoh, modifikasi genetik dari spesies
ragi yang mudah tumbuh pada tingkat yang cepat dalam fermentasi besar kapal-
telah membuka cara farmasi produksi yang berpotensi lebih efisien daripada
produksi oleh organisme sumber asli.
Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang
merugikan maupun yang menguntungkan. Jamur yang menguntungkan meliputi
berbagai jenis antara lain sebagai berikut.
a. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan
berprotein tinggi.
b. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu
dalam pembuatan tempe dan oncom.
c. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri
keju, roti, dan bir.
d. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
e. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.
Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga
mempunyai peranan yang merugikan, antara lain sebagai berikut.
a. Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit
rebah semai.
b. Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman
kentang.

20
c. Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air. Albugo
merupakan parasit pada tanaman pertanian.
d. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru
manusia.
e. Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.

2.9 Khamir
Pada umumnya jamur dibagi menjadi 2 yaitu: khamir (Yeast) dan kapang (Mold).
1. Khamir
Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan. Khamir
mempunyai sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang
paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar.khamir sangat beragam
ukurannya,berkisar antara 1-5 μm lebarnya dan panjangnya dari 5-30 μm atau lebih.
Biasanya berbentuk telur,tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola.
Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun sekalipun dalam biakan murni
terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan bentuk.Sel-sel individu, tergantung
kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagellum atau organ-
organ penggerak lainnya (Coyne 1999)
a. Khamir Murni
Khamir yang dapat berkembang biak dengan cara seksual dengan pembentukan
askospora khamir ini diklasifikasikan sebagai Ascomycetes (Saccharomyces
cerevisae, Saccharomyces carlbergesis, Hansenula anomala, Nadsonia sp).
(Coyne 1999)
b. Khamir Liar
Khamir murni yang biasanya terdapat pada kulitanggur. Khamir ini mungkin
digunakan dalam proses fermentasi, meskipun galur yang diperbaiki telah
dikembangkan yang menghasilkan anggur dengan rasa yang lebih enak dengan
bau yang lebih menyenangkan. Khamir liar yang ada dikulit anggur dimatikan
dengan penambahan dioksida belerang pada buah anggur yang telah
dihancurkan. Inokulum galur khamir yang dikehendaki ditambahkan kemudian
untuk memfermentasi air perasan anggur. (Coyne 1999)
c. Khamir Atas
Khamir murni yang cenderung memproduksi gas sangat cepat sewaktu
fermentasi,sehingga khamir itu dibawa kepermukaan. Khamir atas mencakup
khamir yang digunakan dalam pembuatan roti,untuk kebanyakan anggur
minuman dan bir inggris (Saccharomycescereviceae). (Coyne 1999)
21
d. Khamir Dasar
Khamir murni yang memproduksi gas secara lebih lamban pada bagian awal
fermentasi. Jadi sel khamir cenderung untuk menetap pada dasar. Galur terpilih
digunakan dalam industri bir lager (Saccharomyces carlsbergensis). (Coyne
1999)
e. Khamir Palsu atau Torulae
Khamir yang didalamnya tidak terdapat atau dikenal tahap pembentukan spora
seksual. Banyak diantaranya yang penting dari segi medis (Cryptococcus
neoformans, Pityrosporum ovale, Candida albicans). (Coyne 1999)
2. Kapang
Tubuh atau talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian miselium dan
spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa
filamen yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan
sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 μm. Disepanjang setiap hifa terdapat
sitoplasma bersama (Syamsuri 2004)Ada 3 macam morfologi hifa:
a. Aseptat atau senosit, hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau septum.
(Syamsuri 2004)
b. Septat dengan sel-sel uninukleat, sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang atau
sel-sel berisi nucleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori ditengah-tengah
yang memungkinkan perpindahan nucleus dan sitoplasma dari satu ruang keruang
yang lain.setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu membrane
sebagaimana halnya pada sel yang khas, setiap ruang itu biasanya dinamakan sel.
(Syamsuri 2004)
c. Septat dengan sel-sel multinukleat, septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan
lebih dari satu nukleus dalam setiap ruang. (Syamsuri 2004)
Jamur tidak dapat hidup secara autotrof, melainkan harus hidup secara
heterotrof. Jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada
dilingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit,artinya hidup dari
penguraian sampah sampah-sampah organic seperti bangkai, sisa tumbuhan,
makanan dan kayu lapuk, menjadi bahan-bahan anorganik. Ada pula jamur yang
hidup secara parasit artinya jamur mendapatkan bahan organic dari inangnya
misalnya dari manusia, binatang dan tumbuhan. Adapula yang hidup secara
simbiosis mutualisme, yakni hidup bersama dengan orgaisme lain agar saling
mendapatkan untung, misalnya bersimbiosis dengan ganggang membentuk lumut
kerak. (Syamsuri 2004)
22
Jamur uniseluler misalnya ragi dapat mencerna tepung hingga terurai menjadi
gula, dan gula dicerna menjadi alkohol. Sedangkan jamur multiseluler misalnya
jamur tempe dapat mengaraikan protein kedelai menjadi protein sederhana dan
asam amino. Makanan tersebut dicerna diluar sehingga disebut pencernaan
ekstraseluler, sama seperti pada bakteri. Caranya,sel-sel yang bekerja mengeluarkan
enzim pencernaan. Enzim-enzim itulah yang bekerja menguraikan molekul-molekul
kompleks menjadi molekul-molekul sederhana. (Syamsuri 2004)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan karya tulis tentang materi
jamur/ fungi ini adalah:

a. Jamur merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak


berklorofil, tumbuhan ini umumnya bersifat sebagai saprofit atau parasit
untuk memenuhi kebutuhan pangannya.
b. Jamur atau fungi memiliki beberapa sifat umum, yaitu hidup di tempat-
tempat yang lembab, sedikit asam, dan tidak begitu memerlukan cahaya
matahari. Jamur tidak berfotosintesis, sehingga hidupnya bersifat
heterotrof. Jamur hidup dari senyawa-senyawa organik yang diabsorbsi
dari organisme lain.
c. Cara hidup jamur terdiri dari tiga jenis, yaitu adalah jamur yang
bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, dan saprofit
d. Jamur dibagi kedalam 6 divisi yaitu mysomycotina, oomycotina,
zygomycotina, ascomycotina, basidiomycotina, deuteromycotin
e. Jamur Berkembang biak secara seksual dan aseksual, Secara aseksual
jamur menghasilkan spora, sedangkan seksual terjadi melalui kontak
gametangium dan konjugasi
f. Peran jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, ada yang
merugikan da nada yang menguntungkan. Salah satu yang menguntungkan
adalah jamur Saccharomyces yang berguna sebagai fermentor dalam
pembuatan keju. Sedangkan contoh jamur yang merugikan adalah
Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman
kentang.

24
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, http://kumpulanmakalahendangsuhara.blogspot.co.id/2011/10/makalah-
tentang-jamur-biologi-sma.html
Anonim,http://www.segitigabermuda.com/2015/07/makalah-biologi-tentang-
Jamur.html
Anonim,https://www.academia.edu/9089650/Makalah_Mengenai_JamurBAB_IIP
PEMBAHASAN
Creager, A.N.H. (2002) (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku). Mengenal
lebih dalam mengenai jamur (edisi ke-Edisi ke-2). Chicago: University of Chicago
Press. hlm. hlm. 119. ISBN 0226120260, 9780226120263.

Hershey AD, Chase M (1952). "Independent Function of fungi Nucleic Acid in


Growth of Bacteriophage" (pdf). Journal of General Physiology 36: 39-56

Kontributor Tentorku, 2015, "Bentuk dan Struktur Tubuh Virus," Artikel


Tentorku, http://www.tentorku.com/bentuk-dan-struktur-tubuh-Jamur/
(diakses pada 18 april 2019)
25

Anda mungkin juga menyukai