Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kelenjar tiroid terletak di leher, kelenjar ini adalah bagian dari system
endokrin yang memproduksi hormone tiroid membantu mengendalikan
proses metabolisme. Nodul tiroid adalah partikel-partikel homon yang
disebut amor tiroid sebaran gondok local diakibatkan oleh infeksi.
Kebanyakan tumor tiroid biasanya jinak atau berupa kista yang berisi
cairan, namun pada kondisi melanoma juga menunjukkan hal yang sama,
karena beberapa gondok local kemungkinan berpotensi kanker maka
sebaran gondok local harus diperiksa.
Nodul tiroid merupakan neoplasia endokrin yang paling sering ditemukan
di klinik. Prevalensi nodul berkisar antara 5 – 50% bergantung pada
populasi tertentu dan sensitivitas dari teknik deteksi, prevalensi nodul
tiroid meningkat sesuai dengan umur, keterpajanan terhadap radiasi
pengion dan defisiensi yodium. Di Amerika Serikat prevalensi nodul tiroid
soliter sekitar 4 – 7 % dari penduduk dewasa, 3 – 4 kali lebih sering pada
wanita dibandingkan pria.1 Berdasarkan Whickam Survey, nodul tiroid
diperkirakan terdapat pada 5,3 % populasi perempuan dan 0,8 % pada
populasi laki- laki.2 Dari sebuah penelitian yang dilakukan pada populasi
militer Jepang dari tahun 1990 – 2012 menemukan terdapat peningkatan
prevalensi signifikan angka kejadian nodul tiroid pada lakilaki usia muda
apabila dibandingkan dengan usia setengah baya, akan tetapi peningkatan
tersebut tidak signifikan apabila data tersebut dibandingkan dengan jenis
kelamin yang berbeda.
1.2. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana Laporan Pendahuluan tentang Nodul Thiroid
b. Bagaimana Askep Berdasarkan Kasus Nodul Thiroid
1.3. TUJUAN PENELITIAN
a. Untuk Mengetahui Laporan Pendahuluan tentang Nodul
Thiroid
b. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan tentang Nodul Thiroid
1.4. Manfaat
Untuk mengkaji serta mengembangkan asuhan keperawatan tentang
nodul thiroid berdasarkan kasus yang ada.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. LAPORAN PENDAHULUAN NODUL TIROID

A. Konsep Penyakit
1. Defenisi
Terminology nodul tiroid mengacu pada setiap pertumbuhan abnormal yang
membentuk masa pada kelenjar tiroid. Nodul tiroid dapat terjadi pada setiap
bagian dari kelenjar tiroid. Sebagian nodul dapat diraba dengan mudah,
sedangkan sebagian lainnya sulit untuk diperiksa karena letak yang profundah.
Kelenjar tiroid terletak di leher, kelenjar ini adalah bagian dari system endokrin
yang memproduksi hormone tiroid membantu mengendalikan proses
metabolisme. Nodul tiroid adalah partikel-partikel homon yang disebut amor
tiroid sebaran gondok local diakibatkan oleh infeksi. Kebanyakan tumor tiroid
biasanya jinak atau berupa kista yang berisi cairan, namun pada kondisi
melanoma juga menunjukkan hal yang sama, karena beberapa gondok local
kemungkinan berpotensi kanker maka sebaran gondok local harus diperiksa.

2. Etiologi
Nodul tiroid sebagian besar disebabkan olehh neoplasma jinak (non kaner). Selain
itu 1% nodul tiroid disebabkan kanker tiroid. Jenis tersering dari nodul tiroid non
kanker adalah nodul koloid dan neoplasma follikuler. Nodul yang memproduksi
hormone tiroid melebihi kebutuhan tubuh disebut autonomous nodule, hal ini
akan bermanifestasi menjadi keadaan hipertiroitdisme. Sedangkan nodul terisi
cairan atau dara disebut sebagai kista tiroid.
Penyebab sebagian besar nodul tiroid non kanker belum dapat diketahui seorang
pasien dengan sindrom hipotiroidisme biasanya disertai degan nodul tiroid, hal ini
biasanya disebabkan oleh penyakit inflamasi hashimotos disease. Defisiensi
yodium dalam diet sehari-hari dapat menyebabkan kelenjar tiroid membentuk
nodul. (ATA).
3. Manifestasi klinik.
Pada umumnya nodul tiroid asimtomatik (tidak ada gejala). Ketika nodul tersebut
pertama kali ditemukan umumnya, pasien dengan nodul tiroid datang berobat
karena keluhan kosmotik atau ketakukan akan keganasan. Sebagian kecil pasien,
khususnya dengan struma nodosa besar, mengeluh adanya gejala mekanis, yaitu
penekanan pada esophagus (disfagia) atau trakea (sesak napas) (Noer.1996).
gejala penekanan ini data juga oleh tiroiditis kronis karena konsistensinya yang
keras (Tim penyusun, 1994). Biasanya tidak disertai rasa nyeri kecuali bila timbul
perdarahan di dalam nodul (Noer,1996) keganasan tiroid yang infiltrasi Nervus
rekurens menyebabkan terjadinya suara parau. Kadang-kadang penderita datang
dengan karena adanya benjolan pada leher sebelah lateral atas yang ternyata
adalah metastase kardinoma tiroid pada kelenjar getah bening, sedangkan tumor
primernya sendiri ukurannya masih kecil. Atau penderita datang karena benjolan
dikepala yang ternyata suatu mestatase karsinoma tiroid pada cranium.

4. Patofisiologi
Gangguan pada jalur TRH-TSH hormon tiroid ini menyebabkan perubahan dalam
struktur dan fungsi kelenjar tiroid gondok. Jika suatu kelompok kecil sel tiroid, sel
inflamasi, atau sel maligna metasfase ke kelenjar tiroid, akan menyebabkan nodul
tiroid (Malinda,2005).
Defesiensi dalam sintesis atau uptake hormon tiroid akan menyebabkan
peningkatan produksi TSH. Peningkatan TSH menyebabkan peningkatan jumlah
dan hiperplasi sel kelenjar tiroid untuk menormalisir level hormone tiroid. Jika
proses ini terus menerus, akan terbentuk hipertrofi kelenjar tiroid (struma).
Penyebab defisiensi hormon tiroid termasuk luborn. Error sistesis hormone tiroid,
defisiensi iodida dan goitrogen (Mulinda,2005).

5. Pemeriksaan diagnostic.
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan dengan menilai kadar HumanThyroklobulin (HTG), suatu
penanda tumor untuk karsinoma tiroid yang berdiferensiasi baik, terutama
untuk follow up (Schteingar DE,2006;subekti dkk, 2009).
b. Pemeriksaan Radiologi (Rontgen dan USG).
a) Foto rontgen
Pemeriksaan dilakukan dengan melakukan sinar rontgen ke paru
pada posisi anteroposterior (AP) untuk dapat menilai dan berperan
dalam menentukan sudah adanya atau tidaknya metastatis pada
pasien (Thyroid disease manager,2012).

b) Ultrasonografphy (USG)
Secara khusus peran USG pada pemeriksaan tonjolan tiroid
adalah :
(1). Dengan cepat dapat menentukan apakah tonjolan tersebut
didalam atau diluar tiroid .
(2). Dengan cepat dan akurat dapat membedakan tumor kistik dan
tumor solid.
(3). Dengan lebih mudah dapat dikenali apakah tonjolan tersebut
tunggal atau lebih dari satu.
(4). Dapat membantu penilaian respon pengobatan pada terapi
supresif. (5). Dapat membantu mencari keganasan tiroid pada
metastasis yang tidak diketahui tumor primernya.
(6). Sebagai pemeriksaan penyaring terhadap golongan resiko
tinggi untuk meemukan keganasan tiroid.
(7). Sebagai pengarah pada pemeriksaan FNAB (Clark,2010).
6. Pengobatan.
a. Pemantauan berkala (watchful waiting)
Apabila nodul berukuran kecil dan bersifat non kanker atau jinak, maka
pasien disarankan untuk melakukan USG dan serangkaian pemeriksaan
fungsi kelenjar tiroid secara rutin, untuk memantau pertumbuhan nodul
tiroid.
b. Pemberian obat-obat.
Jika benjolan tubuh semakin besar maka pasien akan diberikan obat
levothyroxine untuk membantu mencegah perkembangan nodul. Pilihan
penanganan lainnya adalah pengobatan radioaktif yodium dan pemberian
obat anti tiroid seperti methimazole, jika noduk tiroid menyebabkan
peningkatan kadar hormone tiroid.
c. Operasi tiroid.
Operasi biasanya di perlukan jika benjolan membesar dan menyebabkan
penderita sulit menelan atau sulit bernafas. Pembedahan juga diperlukan
untuk nodul tiroid yang beresiko menjadi kanker tiroid. Apabila benjolan
tiroid bersifat kanker, penanganan yang dilakukan adalah operasi
tiroidektomi, untuk mengangkat jaringan tiroid yang ganas.
7. Tindakan keperawatan
1. Mengkaji rutinitas tidur yang biasa dilakukan pasien
H: - Waktu tidur pasien kurang
- Berikan teknik tidur dan ciptakan lingkungan yang nyaman.
2. Menganjurkan atau berikan perawatan tentang hari misalnya petang.
Personal hygiene
H: pasien dimandikan petang hari
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1. KASUS DIABETES MELITUS


Tn. A, usia 60 tahun, status menikah, dirawat di Rumah Sakit dengan diagnosis medis
diabetes melitus. Pasien dan istrinya bekerja sebagai petani dengan penghasilan tidak tetap
tergantung hasil panen. Pasien mempunyai 2 orang anak yang sudah tidak tinggal dengan pasien.
Pasien tersebut datang dengan keluhan utama badan lemas dan tidak dapat beraktivitas seperti
biasa sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai mual, kepala pusing dan sulit tidur. Keluhan adanya
penglihatan kabur disangkal. Dilakukan pemeriksaan gula darah pada pasien, yang ternyata
didapatkan hasil GDS = 540 mg/dl. Oleh dokter yang memeriksa, pasien dianjurkan untuk
dirawat. Dua tahun yang lalu, pasien banyak makan dan minum namun tidak disertai dengan
peningkatan berat badan yang sesuai. Buang air kecil sering terutama pada malam hari ± 5 kali.
Buang air besar tidak ada keluhan. Terkadang pasien juga merasakan kesemutan pada kedua
kakinya, yang dirasakan hilang timbul. Pasien mengaku jarang berolahraga. Satu tahun yang lalu
pasien berobat ke RS dan dinyatakan kencing manis dengan gula darah 300 g/dl. Oleh karena itu,
sebulan sekali pasien sering kontrol ke Rumah Sakit untuk pemeriksaan gula darah. Walaupun
demikian pasien sering mencuri makan makanan yang di pantang tanpa sepengetahuan keluarga.
Hasil pemeriksaan biokimia : Hb :9,1 g/dl (N = 13,5 – 17,5 g/dl), Hematokrit 27 % (N = 40-52
%), Eritrosit 3,32 jl/UL (4,5-6,5 jt/UL), Leukosit 8200 /mm3 (N = 3800 – 10600/mm3),
trombosit 342.000/mm3 (N = 150.000-450.000/mm3), albumin 2,5 g/dl (N = 3,5-5 g/dl), dan
protein total 4,8 g/dl (N = 6,3-8,2 g/dl). Data klinis pasien adalah TD 180/100 mmHg, nadi
100x/menit, RR : 20x/menit, suhu afebris. Secara fisik pasien tampak kurus, lemah, pucat, bising
usus (+), dan hanya bisa berbaring di tempat tidur. Sebelum sakit, pasien biasa makan nasi 2-3
x/hari, dengan lauk yang sering dikonsumsi telur, ikan asin, tahu dan tempe. Pasien jarang
mengkonsumsi buah dan sayuran, hanya 1-2 kali/minggu, meskipun istrinya sudah memasakkan
sayur. Setelah sakit, pasien makan lebih sedikit dari biasanya. Hasil recall 24 jam saat di RS
didapatkan energi : 690 kal, Protein : 34 gram, lemak 20 gram, dan KH 67 gram. Standart
makanan RS : Energi 1700 kalori, protein 68 gram, lemak 54 gram, dan karbohidrat 52 gram.
3.2. ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.A DENGAN GANGGUAN NODUL TIROID

A. PENGKAJIAN

1. Identitas pasien
Nama :Tn.A
Umur : 60 tahun
Agama : islam
Jenis kelamin : laki-laki
Status : menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Suku bangsa : indonesia
Alamat : Jl. Cik Ditiro No.5,sleman,yogyakarta
Tanggal masuk : 15 juli 2019
Tanggal pengkajian : 15 juli 2019
No. Register :081303082
Diagnose medis : Nodul Tiroid
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny.A
Umur : 56 tahun
Hub. Dengan pasien : orang tua kandung
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Cik Ditiro No.5,sleman,yogyakarta
3. Status kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
Pembengkakan pada leher sebelah kanan.

b. Keluhan utama ( saat MRS dan saat ini )

lemas,dan tidak dapat beraktivitas seperti biasa sejak dua hari yang lalu.
c. Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan saat ini :

alasan untuk masuk rumah sakit adalah untuk mendapatkan penanganan yang
lebih baik dan penangan insentif.

d. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya :

 Operasi, yaitu upaya untuk pengambilan kelenjar tiroid.


 Radioterapi, yaitu metode pengobatan untuk mengangkat dengan
menggunakan sinar radiasi berkekuatan tinggi.

A. RIWAYAT KESEHATAN
1. Status kesehatan masa lalu
a. Penyakit yang pernah dialami : Gula darah.
b. Pernah dirawat : 1 tahun yang lalu di rumah sakit
c. Alergi :-
d. Kebiasaan : konsumsi makanan yang di pantang secara
diam-diam.
2. Riwayat penyakit keluarga : -
3. Diagnose medis dan therapy:
Radioterapi, yaitu metode pengobatan untuk mengangkat dengan menggunakan
sinar radiasi berkekuatan tinggi.
4. Pola kebutuhan dasar ( bio-psiko-sosial-kultur-spiritual ):
 Psikologi dan Spiritual.

Psikologi kehiudpan sehari-hari sangat baik dengan keluarganya.

Spiritual : Pasien selalu berdoa kepada Tuhan untuk kesembuhannya

5. Pola persepsi dan manajemen kesehatan :


Klien mengatakan jika keluarga ada yang sakit keluarga selalu membeli obat di
apotik terlebih dahulu dan berusaha membawa keluarganya ke puskesmas.
6. Pola nutrisi metabolic
 Frekuensi makan: 3x 1 hari sebelum sakit
 Berat badan / tinggi badan:56 kg/ 171
 IMT & BBR:19,17(normal) & 78,87%(kurus)
 BB dalam 1 bulan terakhir:BB menurun 3 kg pasien mengeluh mual dan
muntah muntah.
 Nafsu makan pasien: pasien merasa mual dan muntah-muntah.
 Masalah pencernaan :mual,muntah
 Riwayat oprasi / trauma gastrointestinal:tidak perna
7. Pola eliminasi
BAB
a. Sebelum sakit : tidak ada masalah
b. Saat sakit : normal

BAK

a. Sebelum sakit : normal


b. Saat sakit : up normal
8. Pola aktivitas dan latihan
Aktivitas

Kemampuan perawatan 0 1 2 3 4
diri
Makan dan minum 

Mandi 

Toileting 

Berpakaian 

Berpindah 
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total

Latihan
a. Sebelum sakit : aktif
b. Saat sakit : tidak aktif
9. Pola kognitif dan persepsi
Pasien tidak mengetahui tentang apa saja yang ada pada penyakitnya dari gejala
gejala yang di alami pasien tersebut
10. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit : tidur cukup
Saat sakit : kesulitan tidur
11. Pola peran-hubungan
Pasien belum melakukan hubungan kecuali bersama keluarganya
12. Pola seksual dan reproduksi
Baik
13. Pola toleransi stress-kopping
Pasien cemas karena sudah mulai merasakan dari gejala gejala yang ada
14. Pengkajian fisik
a. Keadaan umum : pasien tampak kurus, lemah, pucat dan hanya bisa
berbaring di tempat tidur
b. Tanda-tanda vital
Nadi : 100x/menit
Suhu : 38,4C
TD : 180/100 mmHg
RR : 20 x/menit
c. Keadaan fisik ( inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi )
Kepala dan leher :
adanya pembesaran tiroid ,tidak kaku tunduk,reflex menelan baik.
 Rambut:rontok,dan mudah patah saat di tarik ,cukup
bersih,warna rambut kemerahan
 Muka: pucat kulit teraba hangat
 selera :normal

Tindakan ada pernafasan cumping


 Mulut : gigi :normal,gigi masih utuh,tidak ada
penggunaan gigi paalsu,bersih,tidak ada caries
gigi
 Telinga:simetris,bersih,tidak ada gangguan
pendengaran
Dada : bentuk : normal
Abdomen :inspeksi: normal,bentuk datar,tidak ada hemotome,tidak
ada luka tidak ada bekas oprasi

Integument : kulit pucat

Ekstremitas : Ekstremitas atas,kekuatan otot ka/ki:aktif

Ekstremitas bawah:kekuatan otot ka/ki :3 /3

Neurologi :

Normal tidak ada masalah apa pun yang terjadi pada pasien

15. Pemeriksaan penunjang


a. Data laboratorium yang berhubungan :

Jenis
Tgl No pemeriksaan Nilai normal Hasil Interpretasi
15 1. Hb (gr/dl) 13,5-17,5G / 9,1 gr / dl Penurunan Hb
juli dL terdapatt pada
201 penderita anemia
9 kanker dapat di
sebabkan oleh
obat obatan
,antibiotic
antineoplastic
(obat ka90kaker)
2 Ht (%) 40-52% 27% Konsertasi darah
menurun eritrosit
rendah
Eritrosit 4,5-6,5jt/mm3 3,32jt/mm3 Jumlah eritosit
(jt/mmk) turun
Leukosit 3800- 8200 rb/mmk Jumlah leukosit
(rb/mmk) 10600/Mm3 meningkat,indikasi
infeksi bakteri
Hasil konsultasi :

Dokter mengatakan bawah harus di lakukan penanganan insetif dan


perawatan pengobatan yang haris di pantau terus

b. Pemeriksaan penunjang :
Radioterapi, yaitu metode pengobatan untuk mengangkat dengan
menggunakan sinar radiasi berkekuatan tinggi
16. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
keperawatan
1. DS: Gangguan Pola
- Pasien mengatakan Ketidakseimbangan Nutrisi dan
lemas,pusing,dan mual nutrisi Pertahanan Tubuh

DO:
- Pasien terlihat lemah
- Pasien terlihat

2. DS: Kesehatan terganggu Gangguan pola


- Pasien mengatakan susah tidur
tidur

DO
- Wajah Pasien terlihat pucat

3. DS: Ketidakseimbangan Gangguan


- Pasien Mengatakan adanya Produksi hormon ketidakseimbangan
pembengkakan di bagian thiroid cairan thiroid
leher

DO:
- Adanya Pembengkakan
pada bagian leher akibatnya
banyak kelenjar nodul thiroid
Diagnose keperawatan

No Tanggal/jam Diagnose keperawatan Tanggal Ttd


ditentukan teratasi
1 15 Juli 2019 Gangguan keseimbangan
nutrisi

2. 15 Juli 2019 Gangguan pola tidur

3 15 Juli 2019 Gangguan keseimbangan


cairan thiroid

17. Rencana tindakan keperawatan

Hari/tangga No Rencana perawatan


Tujuan dan KH Intervensi
l
Setelah diberikan a. Kaji rutinitas tidur yang
15 Juli 2019 1 asuhan bisa dilakukan pasien
keperawatan 2 × b. Anjurkan atau berikan
24 jam perawatan petang hari
diharapkan bisa
tidur nyenyak
Kriteria Hasil :
Pasien
diharapakan
mendapat
kualitas tidur
yang baik
15 Juli 2019
Meningkatkan selerahmakan
2. dan intake makan
Sajikan makanan
yang mudah di
cernah dalam
keadaan hangat
tertutup tapi
sering

18. Implementasi kepperawatan

Hari/Tgl No DX Jam Tindakan Keperawatan


15 Juli 2019 1 11.00 1. Mengkaji rutinitas tidur
yang
biasa dilakukan klien
H : - Waktu tidur pasien
kurang
- Berikan teknik tidur
dan ciptakan
lingkungan yang
nyaman

15 Juli 2019 2 11.10 1. mengajurkan pasien untuk


mengomsumsi makanan
yang sehat
2.memberikan pantangan
pada pasien untuk tidak
mengomsumsi makanan
berminyak.
15 Juli 2019 3 11.15 s

19. Evaluasi Keperawatan

Diagnosa Hari / Jam Evaluasi Keperawatan


Keperawatan Tanggal
Gangguan 15 Juli 11.20 S : Pasien mengatakan
Pola tidur 2019 tidurnya
nyenyak
O : Wajah pasien pucat
A : Tujuan untuk mngatasi
masalah pola tidur
P : Lanjutkan Intervensi
Gangguan 15 Juli 11.30 S : Pasien
keseimbangan 2019
cairan

Gangguan 3 11.15
pola nutrisi

Anda mungkin juga menyukai