KEPERAWATAN JIWA I
KONSEP KECEMASAN
Kelompok III
NAMA NPM
Chelsea Sianressy 12114201180209
Noykel Makulua 12114201180177
Karmalita Louk 12114201180098
Loidikhe Ferdinandus 12114201180075
Delfia Sahuleka 12114201180051
Salmon Teurupun 12114201180143
Marvin Lelapary 12114201180012
FAKULTAS KESEHATAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Masa Esa, atas segala rahmatNya
sehingga tugas ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kami mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang berkontribusi dengan memeberikan sumbangan baik
berupa materi maupun pikirannya,
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi tugas
agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam tugas ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan tugas ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang
b. Rumusan masalah
c. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian kecemasan
b. Ciri-ciri kecemasan
c. Factor yang mempengaruhi kecemasan
d. Jenis-jenis kecemasan
e. Gangguan kecemasan
f. Dampak Kecemasan
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh setiap
manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan
sehari-hari. Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana
seseorang merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas
asal maupun wujudnya (Sutardjo Wiramihardja, 2005:66).
Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada
waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal
terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bisa
muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai
gangguan emosi (Savitri Ramaiah, 2003:10).
Kecemasan merupakan suatu bentuk karakter afektif menyakitkan ditandai
dengan munculnya suatu tanggapan bahaya yang tidak diketahui. Sering disertai dengan
tekanan psikologis yang intensdan perubahan kecil dan tumbuh,seperti detak jantung
meningkat,tremor,berkeringat berlebihan,sesak di dada atau sesak napas. Kecemasan
sangat berhubungan dengan rasa takut. Kecemasan juga merupakan emosi yang
mendahului sesuatu, juga dapat dicapai melalui penderitaan yang merobek kenangan
traumatis atau ego terfregmentasi. Distres ketika integritas psikis terancam,terlalu sering
ada masalah di wilayah dimana persepsi paranoid meningkat dan dalam kasus-kasus
kecemasan. Kecemasan memainkan peran penting dalam simbolisasi bahaya nyata
(situasi,keadaan) dan membayangkan ( konsekwensi takut).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan serta Asuhan Keperawatan tentang Kecemasan?
C. Tujuan Masalah
Untuk mengetahui penjelasan terkait dengan Asuhan Keperawatan Kecemasa
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KECEMASAN
Kecemasan adalah ketegangan,rasa tidak aman dan kekawatiran yang timbul
karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan dan berasal dari dalam
(Depkes RI 1990 ). Perawat dapat mengidentifikasi cemas lewat lewat perubahan tingkah
laku klien.Stuart (1996) mendefinisikan cemas sebagai emosi tanpa obyek yang spesifik,
penyebabnya tidak diketahui, dan didahului oleh pengalaman baru. Sedangkan takut
mempunyai sumberyang jelas dan obyeknya dapat didefinisikan. Takut merupakan
penilaian intelektual terhadap stimulus yang mengancam dan cemas merupakan respon
emosi terhadap penilaian tersebut. Lebih jauh dikatakan pula, kecemasan dapat
dikomunikasikan dan menular, hal ini dapat mempengaruhi hubungan terapeutikperawat
klien. Hal ini menjadi perhatian perawat.
D. JENIS-JENIS KECEMASAN
Kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati, perubahan didalamdirinya sendiri
yang timbul dari dalam tanpa adanya rangsangan dari luar.Mustamir Pedak (2009:30)
membagi kecemasan menjadi tiga jenis kecemasanyaitu :
a. Kecemasan Rasional Merupakan suatu ketakutan akibat adanya objek yang
memang mengancam, misalnya ketika menunggu hasil ujian. Ketakutan ini
dianggap sebagai suatu unsur pokok normal dari mekanisme pertahanan dasariah
kita.
b. Kecemasan Irrasional Yang berarti bahwa mereka mengalami emosi ini dibawah
keadaan-keadaan spesifik yang biasanya tidak dipandang mengancam.
c. Kecemasan Fundamental Kecemasan fundamental merupakan suatu pertanyaan
tentang siapa dirinya, untuk apa hidupnya, dan akan kemanakah kelak hidupnya
berlanjut. Kecemasan ini disebut sebagai kecemasan eksistensial yang
mempunyai peran fundamental bagi kehidupan manusia.
E. GANGGUAN KECEMASAN
Gangguan kecemasan merupakan suatu gangguan yang memiliki ciri kecemasan atau
ketakutan yang tidak realistik, juga irrasional, dan tidak dapat secara intensif ditampilkan
dalam cara-carayang jelas. Fitri Fauziah & JuliantyWiduri(2007:77) membagi gangguan
kecemasan dalam beberapa jenis, yaitu :
a. Fobia Spesifik Yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan karena kehadiran atau
antisipasi terhadap obyek atau situasi yang spesifik.
b. Fobia Sosial Merupakan suatu ketakutan yang tidak rasional dan menetap,
biasanya berhubungan dengan kehadiran orang lain. Individu menghindari situasi
dimana dirinya dievaluasi atau dikritik, yang membuatnya merasa terhina atau
dipermalukan, dan menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau menampilkan
perilaku lain yang memalukan.
c. Gangguan Panik Gangguan panik memiliki karakteristik terjadinya serangan
panik yang spontan dan tidak terduga. Beberapa simtom yang dapat muncul pada
gangguan panik antara lain ; sulit bernafas, jantung berdetak kencang, mual,rasa
sakit didada, berkeringat dingin, dan gemetar. Hal lain yang pentingdalam
diagnosa gangguan panik adalah bahwa individu merasa setiap serangan panik
merupakan pertanda datangnya kematian atau kecacatan.
d. Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder) Generalized
Anxiety Disorder (GAD) adalah kekhawatiran yang berlebihan dan bersifat
pervasif, disertai dengan berbagai simtom somatik, yangmenyebabkan gangguan
signifikan dalam kehidupan sosial atau pekerjaanpada penderita, atau
menimbulkan stres yang nyata.
F. DAMPAK KECEMASAN
Rasa takut dan cemas dapat menetap bahkan meningkat meskipun situasi yang betul-
betul mengancam tidak ada, dan ketika emosi-emosi ini tumbuh berlebihan dibandingkan
dengan bahaya yang sesungguhnya, emosi inimenjadi tidak adaptif. Kecemasan yang
berlebihan dapat mempunyai dampak yang merugikan pada pikiran serta tubuh bahkan
dapat menimbulkan penyakit-penyakit fisik(Cutler, 2004:304).
YustinusSemiun(2006:321) membagi beberapa dampak darikecemasan kedalam beberapa
simtom, antara lain :
a. Simtom suasana hati Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan
akan adanya hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu
yangtidak diketahui. Orang yang mengalami kecemasan tidak bisa tidur, dan
dengan demikian dapat menyebabkan sifat mudah marah.
b. Simtom kognitif Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan
pada individu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang mungkin terjadi.
Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-masalah real yang ada, sehingga
individu sering tidak bekerja atau belajar secara efektif, dan akhirnya dia akan
menjadi lebih merasa cemas.
c. Simtom motor Orang-orang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak
tenang,gugup, kegiatan motor menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari
kaki mengetuk-ngetuk, dan sangat kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-
tiba. Simtom motor merupakan gambaran rangsangan kognitif yang tinggi pada
individu dan merupakan usaha untuk melindungi dirinya dariapa saja yang
dirasanya mengancam.Kecemasan akan dirasakan oleh semua orang, terutama
jika ada tekanan perasaan ataupun tekanan jiwa.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Pada Ny. I dengan usia 45 tahun, masuk RSJ Lawang karena mengalami gangguan jiwa
dikarenakan ada masalah pada perkawinannya dengan Tn. A akibatnya terjadi perceraian
dikarenakan Tn. A berselingkuh dengan perempuan lain sehingga Ny. I mengalami stress yang
ditandai dengan panik, menarik diri, menghindari kontak sosial terutama pada seorang pria,
depresi, takut yang berlebihan.
A. PENGKAJIAN
Nama : Ny. I
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Penanggung jawab
Nama : Tn. S
Umur : 36 tahun
Pekerjaan : PNS
B. ALASAN MASUK
Panik, menarik diri, menghindari kontak sosial terutama pada seorang pria, depresi,
takut yang berlebihan.
C. FAKTOR PREDIPOSISI
Klien sebelumnya tidak pernah mengalami gangguan jiwa. Menurut adik kandung
klien, tidak ada keluarga yang menderita sakit jiwa seperti klien. Klien adalah seorang
istri yang sangat setia dan cinta dengan suaminya dan klien sudah mempunyai 2
orang anak. Dan klien mengetahui secara tidak sengaja bahwa suaminya mempunyai
istri lain. Tetapi klien selalu menutupi masalahnya sendiri dengan cara menarik diri
dan menghindari kontak sosial dengan keluarganya.
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda vital
TD : 110/70 mmHg
N : 84 x/mnt
RR : 20 x/mnt
BB : 52 kg
TB : 165 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Rambut hitam merata, bersih, tidak ada benjolan dan bekas trauma.
Mata : Sclera tidak ikretik, konjungtiva tidak anemis, pandangan kosong.
Hidung : Bersih, tidak ada septum deviasi, tidak ada polip, tidak ada nafas
cuping hidung.
Telinga : Bersih, pendengaran baik, tidak nyeri, tidak menggunakan alat
bantu pendengaran.
Mulut : Mukosa lembab, gigi bersih, bibir tidak sianosis.
Leher : Trakea simetris, tidak ada pembesaran vena jugularis.
Paru-paru : I : tidak ada lesi pada dada, pergerakan regular
P : tidak ada krepitasi, tidak ada nyeri
Pe : resonan
A : vesicular
Jantung : I : lctus cordis tidak tampak
Pa : Ictus cordis teraba pada SC VI media LMCS
Pe : Pekak
A : bunyi jantung I dan II
Ekstremitas : tidak ada edema, CRT < 2 detik, klien dapat berjalan dengan
baik
E. PSIKOSOSIAL
Keterangan :
: Perempuan : Klien
: Meninggal
Klien sudah menikah, mempunyai seorang suami dan 2 orang anak. Dari keluarga tidak ada yang
menderita gangguan jiwa seperti klien.
1. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien merasa sudah tidak cantik lagi dan merasa banyak kekurangan pada
dirinya sehingga suaminya berpaling pada wanita lain.
b. Identitas diri
Klien mengatakan bahwa merasa banyak kekurangan dalam dirinya.
c. Peran diri
Klien merupakan ibu rumah tangga yang sudah memiliki 2 orang anak. Klien
sudah tinggal dirumahnya sendiri bersama suami dan anaknya.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin segera sembuh dari penyakitnya tetapi klien tidak
ingin pulang ke rumahnya karena tidak ingin bertemu dengan suaminya.
e. Harga diri
Klien merasa minder dengan masyarakat sekitar karena sudah ditinggal
selingkuh oleh suaminya. Klien dalam kesehariannya jarang bergaul dengan
tetangganya. Kegiatan kelompok tidak pernah klien ikuti.
2. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Menuruti klien orang yang sangat berarti dalam hidupnya adalah suami dan
anak-anaknya.
b. Peran serta dalam kelompok atau masyarakat
Klien mengatakan tidak pernah ikut dalam kegiatan kelompok dalam
masyarakat seperti arisan, PKK, dll.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan bahwa klien adalah orang yang lebih banyak diam dan
mengatakan malas bertemu atau berbicara dengan orang lain. Klien jarang
bergaul.
3. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan
Klien beragama Islam dan percaya bahwa Tuhan, surga, dan neraka ada.
b. Kegiatan beribadah
Selama sakit, klien tidak pernah menjalankan sholat 5 waktu.
F. STATUS MENTAL
a. Penampilan
Penampilan cukup rapi, rambut disisir rapi, pakaian yang dikarenakan sesuai,
tidak terlalu besar dan kecil, klien juga memakai alas kaki.
b. Pembicaraan
Pembicaraan klien pelan malah kadang-kadang tidak mau berbicara sama
sekali, nada suara rendah, kontak mata kurang dan selalu menunduk dan suka
menyendiri.
c. Aktivitas motorik
Klien lebih banyak diam di pojok ruangan selama di rumah sakit, aktivitas
motorik tidak mengalami gangguan seperti mandi, ganti baju atas inisiatif sendiri
dan dilakukan secara mandiri tetapi klien jarang mau untuk makan.
d. Afek
Afek kurang serasi, klien kurang merespons dengan benar stimulus yang
diberikan.
e. Interaksi selama wawancara
Klien kurang kooperatif, tidak pernah kontak mata selama berinteraksi.
f. Persepsi
Saat kaji pasien mengatakan tidak ada halusinasi.
g. Proses piker
Pembicaraan kllien bisa dimengerti oleh perawat, selama komunikasi dengan
perawat dapat diobservasi bahwa pembicaraan klien terarah, jawaban klien
koheren dengan pertanyaan yang diajukan.
h. Isi piker
Saat interaksi dengan perawat klien mengatakan bahwa ia merasa tidak
berharga, karena ditinggal oleh suaminya.
i. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien baik, orientasi tempat, waktu dan orang baik, klien
mengetahui sekarang berada di rumah sakit jiwa Lawang, klien mengetahui hari,
tanggal dan jam, klien dapat membedakan pagi, siang dan malam.
j. Memori
Klien masih ingat tahun lahir yaitu tahun 1966, mampu mengingat kejadian
masa lalu, dan kejadian sekarang, klien dapat menceritakan riwayat kehidupannya
secara berurutan dan konsisten.
k. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mudah berkonsentrasi, daya ingat jangka panjang klien baik, dimana
klien masih mengingat tahun lahirnya dan tahun lahir anaknya, klien masih
mampu mengingat hal-hal yang baru saja terjadi. Klien masih dapat berhitung
sederhana, ketika diberi pertanyaan 12 + 9 + 11 = klien menjawab 32.
l. Kemampuan penilaian
Klien masih mampu mengambil keputusan sederhana, dibantu orang lain.
Contoh ketika diberi opsi minum obat dulu sebelum tidur atau tidur dulu sebelum
minum obat, klien mengatakan minum obat dulu sebelum tidur.
m. Daya tilik diri
Klien mengakui dan sadar bahwa dirinya sedang sakit dan ingin segera
sembuh.
G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
Selama di rumah sakit klien makan 3x sehari dengan komposisi nasi, sayur, lauk,
dan buah tetapi kadang dimakan kadang tidak. Pola buang air besar klien tidak
teratur. Buang air kecil tidak mengalami masalah. Dalam buang air besar dan buang
air kecil klien di kamar mandi/WC atau inisiatif sendiri, begitu juga membersihkan
diri setelah buang air besar/ buang air kecil. Klien mandi 2x sehari atau inisiatif
sendiri. Selama di rumah sakit klien berpakaian rapid an terlihat sesuai tubuhnya.
Klien berpakaian sendiri dan ganti setiap hari. Klien mengalami gangguan tidur.
Selama di rumah sakit penggunaan obat klien diatur oleh perawat, pemeriksaan
kesehatan dilakukan setiap hari oleh perawat pula.
Klien memiliki sistem pendukung yaitu keluarga dan perawat selama di rumah
sakit.
1. Mekanisme koping
Klien mengatakan jika ada masalah dipendam sendiri namun kadang cerita
dengan suaminya.
2. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Klien mengatakan jarang bergaul dengan tetangganya. Mengenai masalah
perumahan, ia mengatakan tinggal di rumahnya sendiri.
3. Pengetahuan
Klien mengetahui dan sadar akan sakit yang dideritanya, namun klien kurang
tahu mengenai obat-obatan karena kurang ada bimbingan dari perawat ruangan.
Aspek Medik
Terapi Oral :
Benadryl 25-50 mg
Atarax 25-50 mg
Diazepam 15 mg
Halcion 0,125-0,25 mg
H. ANALISA DATA
DO :
- Klien kurang kooperatif
- Nada bicara rendah ketika sedang
berinteraksi dengan perawat
- Klien terlihat bingung dan gelisah
- Klien sering terlihat menyendiri di
pojok ruangan
- Klien tidak mau bertemu dengan
orang laki-laki terutama suaminya.
2 DS : Panik
- Klien mengatakan jarang bergaul
dengan tetangganya
- Klien mengatakan ingin segera
sembuh dari penyakitnya
- Klien mengatakan bahwa ia merasa
tidak berharga lagi.
DO :
- Tidak pernah ada kontak mata saat
berinteraksi
- Klien terlihat panic
- Klien tidak tampak dijenguk oleh
keluarganya.
3 DS : Isolasi social : menarik diri.
- Klien mengatakan jarang ikut
kegiatan masyarakat seperti arisan,
PKK, dll
- Klien mengatakan jarang bergaul
dengan tetangganya
- Klien mengatakan bergaul dengan
orang tertentu saja/ keluarganya
saja
DO :
- Klien berbicara lambat, nada
rendah dan selalu menunduk
- Klien sulit diajak berinteraksi
K. RENCANA KEPERAWATAN
L. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. I
Ruang : 27
No. RM : 04511
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ansietas adalah perasaan yang difius yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak
menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini disertai dengan
suatu atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang berulang bagi
seseorang tertentu. Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak,
jantung berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau buang
air besar. Perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak dan gelisah.
B. Saran
Makalah ini disusun dengan menggunakan pedoman dari berbagai sumber dengan
harapan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Makalah dapat
bermanfaat lebih baik apabila pembaca juga menggunakan referensi yang lain
sehingga pembaca mengetahui kelemahan dan kelebihan dari makalah ini dan
makalah tersebut dapat menjadi salah satu acuan untuk mengetahui tentang asuhan
keperawatan pada klien kecemasan.
DAFTAR PUSTAKA