BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan aspek yang mendasar dalam perkembangan suatu bangsa dan
negara. Melalui pendidikan yang diperoleh seseorang dapat mengembangkan dirinya menjadi
pribadi yang lebih baik. Saat ini pendidikan merupakan salah satu hal yang penting dan menjadi
kebutuhan setiap manusia. Dengan adanya pendidikan di sekolah, peserta didik mendapatkan
tentunya tidak luput dari peran serta seorang guru. Dalam hal ini guru menjadi panutan bagi para
siswanya.
Belajar mengajar pada dasarnya merupakan proses interaksi edukatif antara guru dengan
siswa. Tujuan interaksi disini meliputi tiga aspek, yakni aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Agar tujuan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, diperlukan peran seorang guru yang
optimal. Baik dalam penyampaian materi, penggunaan model, pengelolaan kelas, dan lain
sebagainya.
Proses pembelajaran bagi siswa sekolah dasar merupakan kegiatan yang melibatkan
berbagai komponen, bersifat timbal balik, dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Namun pada kenyataannya pada setiap proses pembelajaran yang
permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Agar permasalahan
tersebut dapat terselesaikan diperlukan jalan keluar untuk mengatasi. Salah satunya dengan
Sebagai bagian dari kurikulum pendidikan dasar, mata pelajaran PKn mempunyai peran
yang sangat penting di dalamnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembelajaran PKn
membutuhkan daya pikir, pemahaman, dan konsentrasi siswa. Begitu pula situasi belajar yang
dialami oleh siswa kelas III SD Cegokan yang masih mengalami kendala dalam pembelajaran
PKn tersebut.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, pembelajaran PKn kelas III SD Cegokan
sudah cukup baik. Nilai rata-rata kelas juga sudah cukup baik. Akan tetapi masih ada beberapa
siswa yang mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sebagian besar siswa
yang memperoleh nilai dibawah KKM tersebut disebabkan karena kurang terlibat dalam kegiatan
pembelajaran di kelas. Selain itu masih ada beberapa siswa yang masih merasa malu untuk
bertanya kepada guru. Masih ada juga siswa yang sudah mengerjakan soal namun masih belum
Berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan, ada beberapa siswa yang menganggap
PKn hanya mengandalkan pemahaman dan kurang menarik untuk mempelajarinya. Hal tersebut
mengakibatkan kondisi psikologis siswa menjadi kurang baik sehingga nilai rata-rata kelas yang
diperoleh siswa menjadi rendah yaitu 69 dengan KKM mata pelajaran PKn 75.
Hasil evaluasi tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa siswa tidak menguasai materi
yang telah disampaikan oleh guru. Untuk itu guru memerlukan lebih banyak variasi pendekatan,
strategi, maupun metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang dihadapi sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Dalam usaha meningkatkan prestasi belajar dan kualitas pendidikan, guru perlu
menerapkan pembelajaran yang lebih kreatif. Untuk itu perlu diterapkan model pembelajaran
Pembelajaran model Examples Non Examples merupakan salah satu model yang menuntut
siswa untuk bekerja dalam kelompok secara aktif. Dalam penerapannya, model pembelajaran
Examples non Examples ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya penyajian kelas, belajar
Dalam pembelajaran model Examples Non Examples ini juga dapat dilihat antusiasme,
keberanian, tanggung jawab, dan kerjasama dari masing-masing kelompok. Hal lain yang
menjadi inti dari model pembelajaran Examples Non Examples ini adalah memberikan tantangan
yang menyenangkan bagi siswa sehingga peneliti tertarik untuk menggunakan model ini dalam
pembelajaran PKn.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis menyusun rumusan masalah sebagai berikut:
3. Siswa kurang tertarik dengan pembelajaran PKn dan cenderung pasif dalam
pembelajaran PKn.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang hendak dipecahkan
adalah “Bagaimana Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Melalui Implementasi Model
Examples Non Examples Pada Siswa Kelas III SD Cegokan Tahun Pelajaran 2018/2019”.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Untuk
meningkatkan prestasi belajar PKn melalui implementasi model Examples non Examples pada
E. Manfaat Penelitian
Perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas sangat besar manfaatnya, baik
bagi guru, siswa dan sekolah. Manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
c. Perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dapat membuat guru lebih
percaya diri. Guru yang mampu menemukan kelemahan dan kekuatan dirinya dalam
Perbaikan pembelajaran melalui tindakan penelitian kelas sangat besar manfaatnya bagi
siswa. Karena tujuan akhir dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah agar prestasi belajar
siswa meningkat. Dengan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas ini
kesalahan-kesalahan dalam proses akan cepat di analisis dan kemudian diperbaiki sehingga
kesalahan tersebut tidak akan berlanjut. Selain itu penelitian ini membuat siswa dapat lebih aktif
Sekolah yang berhasil mendorong terjadinya inovasi pada diri sendiri para guru telah
berhasil pula meningkatkan kualitas untuk para siswa. Sekolah yang para gurunya sudah mampu
membuat perubahan atau perbaikan mempunyai kesempatan yang sangat besar untuk
berkembang pesat. Berbagai perbaikan akan dapat diwujudkan, seperti penanggulangan berbagai
masalah belajar siswa, perbaikan kesalahan, konsep, serta penanggulangan berbagai kesulitan