Anda di halaman 1dari 5

Peningkatan Prestasi Belajar PKN Melalui Implementasi Model Examples Non

Examples Pada Siswa Kelas III SD Cegokan Tahun Pelajaran 2018/2019

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan aspek yang mendasar dalam perkembangan suatu bangsa dan

negara. Melalui pendidikan yang diperoleh seseorang dapat mengembangkan dirinya menjadi

pribadi yang lebih baik. Saat ini pendidikan merupakan salah satu hal yang penting dan menjadi

kebutuhan setiap manusia. Dengan adanya pendidikan di sekolah, peserta didik mendapatkan

bimbingan bagaimana ia dapat mengmbangkan pengetahuan dan keterampilannya. Hal tersebut

tentunya tidak luput dari peran serta seorang guru. Dalam hal ini guru menjadi panutan bagi para

siswanya.

Belajar mengajar pada dasarnya merupakan proses interaksi edukatif antara guru dengan

siswa. Tujuan interaksi disini meliputi tiga aspek, yakni aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Agar tujuan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, diperlukan peran seorang guru yang

optimal. Baik dalam penyampaian materi, penggunaan model, pengelolaan kelas, dan lain

sebagainya.

Proses pembelajaran bagi siswa sekolah dasar merupakan kegiatan yang melibatkan

berbagai komponen, bersifat timbal balik, dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya. Namun pada kenyataannya pada setiap proses pembelajaran yang

dilakukan di sekolah masih saja terdapat berbagai macam permasalahan, khususnya

permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Agar permasalahan
tersebut dapat terselesaikan diperlukan jalan keluar untuk mengatasi. Salah satunya dengan

pembaharuan model pembelajaran yang diterapkan.

Sebagai bagian dari kurikulum pendidikan dasar, mata pelajaran PKn mempunyai peran

yang sangat penting di dalamnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembelajaran PKn

membutuhkan daya pikir, pemahaman, dan konsentrasi siswa. Begitu pula situasi belajar yang

dialami oleh siswa kelas III SD Cegokan yang masih mengalami kendala dalam pembelajaran

PKn tersebut.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, pembelajaran PKn kelas III SD Cegokan

sudah cukup baik. Nilai rata-rata kelas juga sudah cukup baik. Akan tetapi masih ada beberapa

siswa yang mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sebagian besar siswa

yang memperoleh nilai dibawah KKM tersebut disebabkan karena kurang terlibat dalam kegiatan

pembelajaran di kelas. Selain itu masih ada beberapa siswa yang masih merasa malu untuk

bertanya kepada guru. Masih ada juga siswa yang sudah mengerjakan soal namun masih belum

dapat mengerjakan soal dengan tepat.

Berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan, ada beberapa siswa yang menganggap

PKn hanya mengandalkan pemahaman dan kurang menarik untuk mempelajarinya. Hal tersebut

mengakibatkan kondisi psikologis siswa menjadi kurang baik sehingga nilai rata-rata kelas yang

diperoleh siswa menjadi rendah yaitu 69 dengan KKM mata pelajaran PKn 75.

Hasil evaluasi tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa siswa tidak menguasai materi

yang telah disampaikan oleh guru. Untuk itu guru memerlukan lebih banyak variasi pendekatan,

strategi, maupun metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang dihadapi sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Dalam usaha meningkatkan prestasi belajar dan kualitas pendidikan, guru perlu

menerapkan pembelajaran yang lebih kreatif. Untuk itu perlu diterapkan model pembelajaran

yang mengoptimalkan pembelajaran kelompok. Salah satunya dengan menggunakan

implementasi model Examples Non Examples.

Pembelajaran model Examples Non Examples merupakan salah satu model yang menuntut

siswa untuk bekerja dalam kelompok secara aktif. Dalam penerapannya, model pembelajaran

Examples non Examples ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya penyajian kelas, belajar

kelompok, menganalisis, dan penghargaan kelompok.

Dalam pembelajaran model Examples Non Examples ini juga dapat dilihat antusiasme,

keberanian, tanggung jawab, dan kerjasama dari masing-masing kelompok. Hal lain yang

menjadi inti dari model pembelajaran Examples Non Examples ini adalah memberikan tantangan

yang menyenangkan bagi siswa sehingga peneliti tertarik untuk menggunakan model ini dalam

pembelajaran PKn.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis menyusun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn,.

2. Penggunaan model pembelajaran yang tidak bervariasi

3. Siswa kurang tertarik dengan pembelajaran PKn dan cenderung pasif dalam

pembelajaran PKn.

4. Siswa tidak berani mengungkapkan pendapat.

5. Pemahaman materi masih rendah.


C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang hendak dipecahkan

adalah “Bagaimana Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Melalui Implementasi Model

Examples Non Examples Pada Siswa Kelas III SD Cegokan Tahun Pelajaran 2018/2019”.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Untuk

meningkatkan prestasi belajar PKn melalui implementasi model Examples non Examples pada

siswa kelas III SD Cegokan..

E. Manfaat Penelitian

Perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas sangat besar manfaatnya, baik

bagi guru, siswa dan sekolah. Manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Manfaat bagi guru

a. Dengan mengadakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas guru

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya.

b. Dengan melakukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas, guru

dapat berkembang secara profesional, karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu

memiliki dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.

c. Perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dapat membuat guru lebih

percaya diri. Guru yang mampu menemukan kelemahan dan kekuatan dirinya dalam

pembelajaran serta mengembangkan alternatif untuk mengatasi kelemahannya jelas

merupakan guru yang penuh percaya diri.


d. Dengan berkaloborasi peneliti dengan guru membuat proses pembelajaran lebih siap

serta lebih cepat memperbaiki kekurangan proses pembelajaran.

2. Manfaat bagi siswa

Perbaikan pembelajaran melalui tindakan penelitian kelas sangat besar manfaatnya bagi

siswa. Karena tujuan akhir dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah agar prestasi belajar

siswa meningkat. Dengan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas ini

kesalahan-kesalahan dalam proses akan cepat di analisis dan kemudian diperbaiki sehingga

kesalahan tersebut tidak akan berlanjut. Selain itu penelitian ini membuat siswa dapat lebih aktif

dalam mengikuti proses pembelajaran dalam kelas.

3. Manfaat bagi sekolah

Sekolah yang berhasil mendorong terjadinya inovasi pada diri sendiri para guru telah

berhasil pula meningkatkan kualitas untuk para siswa. Sekolah yang para gurunya sudah mampu

membuat perubahan atau perbaikan mempunyai kesempatan yang sangat besar untuk

berkembang pesat. Berbagai perbaikan akan dapat diwujudkan, seperti penanggulangan berbagai

masalah belajar siswa, perbaikan kesalahan, konsep, serta penanggulangan berbagai kesulitan

mengajar yang dialami oleh guru.

Anda mungkin juga menyukai