Anda di halaman 1dari 2

3. PENUTUP INTEGRITAS IMAN ORANG KRISTEN (I Sam.

16:1-13)
Sampai pada saat kemudian dipilihnyalah seorang Daud yang Edy Kristanto, S.Th1
sedang menggembalakan domba. Sunggu diluar harapan Isai. Seorang
anak yang sama sekali tidak diperhitungkan secara lahiriah ternyata 1. PENDAHULUAN
memiliki kesan di mata Tuhan. Daud sebatas anak muda, sehingga dirasa Shalom, tentunya kita semua telah sering mendengar kata
belum cukup umur untuk mengikuti upacara pengorbanan. Daud telah “Integritas”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Integritas memiliki
dipilih Tuhan bukan karena kehebatannya melainkan keteguhan hatinya. pengertian sebagai mutu, sifat atau keadaan yang menunjukkan
Kesetiaan pada satu perkara nyatanya menaruh kesan oleh Tuhan. Itulah kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan untuk
integritas yang coba dinampakkan oleh teks 1 Samuel 16:7b. memancarkan kewibawaan dan kejujuran. Jadi pada dasarnya
Selanjutnya apakah kita memiliki integritas seperti Samuel dan kewibawaan berbicara tentang karakter atau kepribadian seseorang
Daud? Integritas yang terbukti melalui sikap dan keteguhan Samuel untuk menjaga suatu keutuhan.
dalam menerima perintah Tuhan. Tuhan benar-benar melihat jauh ke Dalam kekristenan karakter Kristus merupakan dasar dari segala
dalam hati manusia. Dia menyelidiki setiap anak-anakNya. sikap hidup orang percaya. Karena itu setiap orang Kristen dituntut
wajib memiliki integritas agar untuk dapat menjaga keutuhan kehidupan
rohaninya. Untuk memiliki integritas keimanan yang benar, seorang
*E.K* Kristen harus meneladani karakter Kristus. Ketika dicaci tidak membalas
mencaci, ketika dikutuk Ia malah memberkati, ketika disiksa dengan
begitu kejamnya Dia justru mengampuni. Kristus adalah perwujudan
karakter Allah yang Cinta Kasih. Allah menghendaki kehidupan kita
berdasarkan karakter Kristus, agar supaya kita dapat mewujudkan sikap
seorang Kristen yang benar.
Seorang Kristen harus sanggup mengasihi tanpa menuntut balasan,
dan seorang Kristen harus sanggup untuk hidup dalam kekudusan
walaupun berada di tengah-tengah dunia dan pencobaan.

1
Disampaikan dalam Penelaahan Alkitab di GKJ Ngablak Magelang, Jawa Tengah,
pada Sabtu, 24 November 2018 pukul 16.00 WIB.
Pertanyaannya sekarang ialah “apakah Integritas orang percaya itu Ayat yang ke 3; di tengah kerisauan akan kecurigaan Saul dan apa
realitas atau ilusi?” Mengapa orang Kristen perlu memiliki integritas? yang akan terjadi karena itu, Tuhan kembali memberi perintah yang
pertanyaan itu muncul karena di lapangan banyak orang “percaya” sulit tidak mendarat untuk dilaksanakan. Perintah yang dapat dikatakan tidak
dikategorikan berintegritas. Selanjutnya kita akan menyelidikinya dalam spesifik. “Kemudian undanglah Isai ke upacara pengorbanan itu, lalu Aku
1 Samuel 16:1 – 13. akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kau perbuat.” Sungguh
suatu panduan yang sulit untuk diterka. Bagaimana tidak, Samuel
2. ISI berharap satu tindakan yang konkret pada situasi yang genting akan
Ketika Samuel mendapat perintah dari Tuhan untuk mengurapi tetapi di sisi yang lain Samuel dituntut untuk dapat menyesuaikan
seorang dari anak Isai di Betlehem, dengan sangat teguh Samuel instruksi Tuhan. Inilah yang disebut iman.
melaksanakan perintah itu tanpa sedikitpun keraguan. Pada ayatnya Ketika pada upacara tersebut Samuel melihat Eliab, sontak seketika
yang ke pertama menunjukkan betapa Samuel mencintai Saul dan itu muncul persepsi Samuel bahwa “inilah orang yang dipilih oleh Tuhan
menaruh harapan penuh kepada raja itu, rasa-rasanya dalam hatinya untuk diurapi. (ay. 6). Akan tetapi Samuel harus menghela nafas, karena
belum dapat melepaskan diri dari dia dan ia terus berdukacita karena bukan Eliab yang dipilih oleh Tuhan. Sekalipun Eliab anak Sulung dan
Saul telah di tolak oleh Tuhan. sangat mengesankan bagi Samuel sebab secara lahiriah terlihat
Pada keadaan itu ia ditegur; “janganlah ia membiarkan dirinya memenuhi “kriteria” seorang Raja atau setidaknya memiliki kesamaan
terpengaruh oleh kejadian-kejadian di masa lampau, tetapi hendaklah ia dengan Saul (bnd. 9:2; 10:23).
mengarahkan matanya ke masa depan. Sekalipun menolak Saul Tuhan
tidak menolak bangsanya, melainkan memilih seseorang sebagai
penggantinya.
Dengan jelas tertera “Aku mengutus engkau kepada Isai, orang
Bethlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seseorang
Raja bagi-Ku.” Pertanyaan tersebut masih terselubung dan belum jelas
kepada siapa orang yang ditunjuk oleh Tuhan. Supaya diurapi oleh
Samuel. Hal yang sama tertulis dalam teks selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai