Anda di halaman 1dari 8

DIET PADA PASIEN GINJAL KRONIK

Gagal ginjal kronik (chronic renal failure, CRF) terjadi apabila kedua gunjal tidak
mampu mempertahankan lingkungan dalam yang cocok untuk kelangsungan hidup.
Kerusakan pada kedua ginjal ini bersifat irreversible, eksaserbi nefritis, obstruksi saluran
kemih, kerusakan vaskuler akibat diabetes militus, dan hipertensi yang berlangsung terus
menerus dapat mengakibatkan pembentukan jaringan perut pembuluh darah dan hilangnya
fungsi ginjal secara progresif.
Tahap perkembangan gagal ginjal kronik
1. Penurunan cadangan ginjal
1) Sekitar 40-75% nefron tidak berfungsi
2) Laju filtrasi glomerulus 40-50% normal
3) BUN dan kreatinin serum masih normal
4) Pasien asimtomatik
2. Gagal ginjal
1) 75-80% nefron tidak berfungsi
2) Laju filtrasi glomerulus 20-40% normal
3) BUN dan keratin serum mulai meningkat
4) Anemia ringan dan azotemia ringan
5) Nokturia dan poliuria
3. gagal ginjal
1) Laju filtrasi glomerulus 10-20% normal
2) BUN dan keratin serum meningkat
3) Anemia, azotemia, dan asidosis metabolic
4) Berat jenis urin
5) Poliuria dan nocturia
6) Gejala gagal ginjal
4. End-stage renal disease (ESRD)
1) Lebih dari 85% nefron tidak berfungsi
2) Laju filtrasi glomerulus kurang dari 10% normal
3) BUN dan keratin tinggi
4) Anemia, azotemia, dan asidosis metabolic
5) Berat jenis urin tetap 1,010
6) Oliguria
7) Gejala gagal ginjal

Selama gagal ginjal kronik, beberapa fungsi nefron termasuk glomeruli dan tubula masih
berfungsi, sedangkan nefron yang lain sudah rusak dan tidak berfungsi lagi. Nefron yang
masih berfungis mengalami hipertrofi dan menghasilkan filtrat yang lebih banyak.
Reabsorbsi tubuka juga meningkat walaupun laju filtrasi glomerulus berkurang. Kompensasi
nefron yang utuh dapat membuat ginjal mempertahankan fungsinya sampai tiga perempat
nefron rusak.

Manifestasi system tubuh pada ginjal kronik

Penyebab Tanda atau Gejala Parameter Pengkajian


Sistem Hematopietik
1. Eritropoietin 1) Anemia, cepat lelah 1. Hematokrit
menurun 2) Trombositopenia 2. Haemoglobin
2. Perdarahan 3) Ekimosis 3. Hitung trombosit
3. Trombositopnia 4) Perdarahan 4. Petekie dan
ringan hematoma
4. Kegiatan trombosit 5. Hematemesis dan
menurun melena
Sitem Kardiovaskuler
1. Kelebihan beban 1) Hypervolemia 1. Tanda vital
cairan 2) Hipertensi 2. Berat badan
2. Mekanisme renin 3) Takikardia 3. Elektrokardiogram
angiotensin 4) Disritmia 4. Auskultasi jantung
3. Anemia 5) Gagal jantung 5. Pemantauan
4. Hioertensi kronik kongestif elektrolit
5. Toksin uremik dalam 6) Pericarditis 6. Kaji keluhan nyeri
cairan pericardium
Sitem Pernapasan
1. Mekanisme 1) Takipnea 1. Pengkajian
konpensasi untuk 2) Pernapasan kussmaul pernapasan
asidosis metabolic 3) Haloitosis uremic 2. Hasil pemeriksaan
2. Toksin uremik atau fetor gas darah arteri
3. Paru uremik 4) Sputum yang lengket 3. Inspeksi mukosa oral
4. Kelebihan beban 5) Batuk disertai nyeri 4. Tanda vital
cairan 6) Suhu tubuh
meningkat
7) Hilar pneumonitis
8) Pleural friction rub
9) Edema paru
Sistem Gastrointestinal
1. Perubahan kegiatan 1) Anoreksia 1. Asupan dan haluaran
trombosit 2) Mual dan muntah 2. Hematokrit
2. Toksin uremik serum 3) Perdarahan 3. Hemoglobin
3. Ketidakseimbangan gastrointestinal 4. Uji guaiac untuk
elektrolit 4) Distensi abdomen feses
4. Urea diubah menjadi 5) Diare dan konstipasi 5. Kaji feses
ammonia oleh saliva 6. Kaji nyeri abdomen
Sistem Neurologi
1. Toksin uremik 1) Perubahan tingkat 1. Tingkat kesadaran
2. Ketidakseimbangan kesadaran : letargi, 2. Refleks
elektrolit bingung, stupor, dan 3. Elektroensefalogram
3. Edema serebral koma 4. Keseimbanga
karena perpindahan 2) Kejang tidur elektrolit
cairan terganggu
3) Asteriksis
System Skeletal
1) Absorbsi kalsium 1. Osteodistrofi ginjal 1) Fosfor serum
menurun 2. Rickets ginjal 2) Kalsium serum
2) Eksresi fosfat 3. Nyeri sendi 3) Kaji nyeri sendi
menurun 4. Pertumbuhan lambat
pada anak
Kulit
1. Anemia 1. Pucat 1) Lecet, lebem dan
2. Pigmentasi 2. Pigmentasi luka
3. Kelenjer keringat 3. Pruritus 2) Kaji warna kulit
mengecil 4. Ekimosis 3) Perhatikan garukan
4. Kegiatan kelenjer 5. Lecet pada kulit
lemak menurun 6. Uremic frosts
5. Eksresi sisa
metabolisme melalui
kulit
sistem perkemihan
1. Kerusakan nefron 1. Haluaran urine 1. Asupan dan haluaran
berkurang 2. BUN dan kreatinin
2. Berta jenis urine serum
menurun 3. Elektrolit serum
3. Proteinuria 4. Berat jenis urine
4. Fragmen dan sel
dalam urine
5. Natrium dalam urine
berkurang
Sistem reproduksi
1. Abnormalitas 1) Infertilitas 1. Menstruasi
hormonal 2) Libido menurun 2. Hematokrit
2. Anemia 3) Disfungsi ereksi 3. Haemoglobin
3. Hipertensi 4) Amonerea
4. Malnutrisi 5) Lambat pubertas

Tujuan diet pada penderita ginjal kronik

1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitungkan sisa


fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal
2. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi (uremia)
3. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
4. Mencegah atau mengurangi pragresivitas gagal ginjal, dengan memperlambat
turunnya laju filtrasi glomerulus

Syarat diet pada penyakit ginjal kronik :

1. Energi cukup yaitu 35 kkal/kg BB


2. Protein rendah, yaitu 0,6-0,75 g/kg BB. Sebagian harus bernilai biologic tinggi.
3. Lemak cukup, yaitu 20-30% dari kebutuhan energi total. Diutamakan lemak tidak
jenuh ganda
4. Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi energi yang berasal dari
protein dan lemak
5. Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema, asites, oliguria, atau anuria.
Banyaknya natrium yang diberikan 1-3 g.
6. Kalium dibatasi (40-70 mEq) apabila ada hiperkalemia (kalium darah > 5,5 mEq ),
oliguria, atau anuria.
7. Cairan dibatasi yaitu sebanyak jumlah urine sehari ditambah pengeluaran cairan
melalui keringat dan pernapasan (kurang lebih 500ml)
8. Vitamin cukup, bila perlu diberikan suplemen piridoksin, asam folat, vitamin C, dan
vitamin D.

Jenis diet dan indikasi pemberian

Ada tiga jenis diet yang diberikan menurut berat badan pasien, yaitu :

1) Diet protein rendah I : 30g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan
50kg.
2) Diet protein rendah II : 35g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan
60kg.
3) Diet protein rendah III : 40g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan
65kg.

Karena kebutuhan gizi pasien penyakit ginjal kronik sangat bergantung pada keadaan dan
berat badan perorangan, maka julah protein yang diberikan dapat lebih tinggi atau lebih
rendah daripada standar. Mutu protein dapat ditingkatkan dengan memberikan asam amino
esensial murni.

Bahan makanan sehari pada penderita ginjal kronik

bahan 30g 35g 40g


makanan protein protein protein
Berat (g) Urt Berat (g) Urt Berat (g) Urt
Beras 100 1 ½ gls 150 2 gls nasi 150 2 gls nasi
nasi
Telur 50 1 btr 50 1 btr 50 1 btr
ayam
Daging 50 1 ptg sdg 50 1 ptg sdg 75 1 ptg bsr
sayuran 100 1 gls 150 1 ½ gls 150 1 ½ gls
Papaya 200 2 ptg sdg 200 2 ptg sdg 200 2 ptg sdg
Minyak 35 3 ½ sdm 40 4 Sdm 40 4 sdm
Gula pasir 60 6 sdm 80 8 sdm 100 10 sdm
Susu 10 2 sdm 150 3 sdm 20 4 sdm
bubuk
Kue RP* ) 150 2 sdm 150 3 porsi 150 3 porsi
Madu 20 2 sdm 20 2 sdm 30 3 sdm
Agar-agar - 1 porsi - 1 porsi - 1 porsi
Nilai gizi

30 g protein 35g protein 40 g protein


Energi (kkal) 1729 2086 2265
Protein (g) 30 35 41
Lemak (g) 57 70 75
Karbohidrat (g ) 263 327 356
Kalsium (mg) 262 336 385
Besi (mg) 10 11 11,7
Vitamin A (RE) 27403 32999 33085
Tiamin (mg) 0,4 0,5 0,5
Vitamin C (mg) 182 191 192
Fosfor (mg) 497 623 702
Natrium (mg) 195 216 275
Kalium (mg) 1277 1387 1590

Pembagian makanan sehari diet rendah 40

Pagi

beras : 50 g = ¾ gelas

telur ayam : 50g = 1 butir

sayuran : 50g = 1/2 gelas

minyak : 10g = 1 sdm

gula pasir :10g = 1 sdm

madu : 30g = 3sdm

susu bubuk : 20g = 4 sdm

siang

beras : 50g = ½ gelas nasui

daging : 50g = 1 potong sedang

sayuran : 50g = ½ gelas

papaya : 100 g = 1 potong sedang

minyak : 15g = 1 ½ sdm

gula pasir : 20 g = 2 sdm


malam

beras : 50g = ¾ gelas nasi

ayam : 25g = 1 potong kecil

sayuran : 50g = ½ gelas

papaya : 100g = 1 potong sedang

minyak : 15g = 1 ½ sdm

gula pasir : 20g = 2 sdm

Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan

Bahan makana Dianjurkan Tidak dianjurkan


Sumber karbohidrat Nasi, bihun, jagung, -
kentang, macaroni, mie,
tepung-tepungan, singkong,
ubi, selai, madu, permen.
Sumber protein Telur, daging, ikan, ayam, Kacng-kacangan dan hasil
susu olahnya seperti tahu dan
tempe
Sumber lemak Minyak jagung, minyak Kelapa, santan, minyak
kacang tanah, minyak keapa kelapa, margarin, mentega
sawit, minyak ledelai, biasa dan lemak hewan.
margarin dan mentega
rendah garam
Sumber vitamin dan mineral Semua sayuran dan buah, Sayuran dan buah tinggi
kecuali pasien dengan kalium pada pasien
hiperkalemia dianjurkan hiperkalemia.
yang mengandung kalium
rendah/ sedang

Contoj makanan menu sehari

Pagi Siang Malam


Nasi goreng Nasi Nasi
Telur ceplok Capcay goreng Ayam goreng
Ketimun Daging bistik Setup buncis
Susu Papaya Setup nanas
Madu Pudding saos caramel

Anda mungkin juga menyukai