WAHAM
D. Klasifkasi Waham
1. Waham kebesaran: individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau
kekuasaan khusus yang diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
Misalnya, “Saya ini pejabat di separtemen kesehatan lho!” atau, “Saya punya
tambang emas.”
2. Waham curiga: individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang
berusaha merugikan/mencederai dirinya dan siucapkan berulang kali, tetapi tidak
sesuai kenyataan. Contoh, “Saya tidak tahu seluruh saudara saya ingin
menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya.”
3. Waham agama: individu memiliki keyakinan terhadap terhadap suatu agama secara
berlebihan dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh,
“Kalau saya mau masuk surga, saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari.”
4. Waham somatic: individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu
atau terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan. Misalnya, “Saya sakit kanker.” (Kenyataannya pada pemeriksaan
laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi pasien terus mengatakan
bahwa ia sakit kanker).
5. Waham nihilistik: Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di
dunia/meninggal dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
Misalnya, ”Ini kan alam kubur ya, sewmua yang ada disini adalah roh-roh”.
6. Waham sisip pikir : keyakinan klien bahwa ada pikiran orang lain yang disisipkan
ke dalam pikirannya.
7. Waham siar pikir : keyakinan klien bahwa orang lain mengetahui apa yang dia
pikirkan walaupun ia tidak pernah menyatakan pikirannya kepada orang tersebut
8. Waham kontrol pikir : keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh kekuatan di
luar dirinya.
2. Strategi Pelaksanaan
SP1P
1. Membantu orientasi realita
2. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
3. Membantu pasien memenuhi kebutuhnnya
4. Menganjurkan pasien memasukkan kedalm jadwal kegiatan
SP2P
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Berdisusi tentang kemampuan yang dimiliki
3. Melatih kemampuan yang dimiliki
SP3P
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
3. Menganjurkan pasien memasukknkedalam jadwal harian
SP1K
1. Mendiskusikan masalahyang drasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejla waham, dan jenis waham yang dialami
pasien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara – cara merawat pasien waham
SP2K
1. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien dengn waham
2. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat langsung kepada pasien waham
SP3K
Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat
(discharge planning)
Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
2. Tindakan
1) Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien.
2) Diskusikan dengan keluarga tentang hal berikut.
(1) Cara merawat pasien waham di rumah.
(2) Follow up dan keteraturan pengobatan.
3) Lingkungan yang tepat untuk pasien.
4) Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien (nama obat, dosis, frekuensi,
efek samping, akibat penghentian obat).
5) Diskusikan dengan keluarga kondisi pasien yang memerlukan konsultasi segera
1 - 10 11 - 20 21 – 30
Keliat, Budi Anna. 2006. Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa. Jakarta : FIK,
Universitas Indonesia
Ah Yusuf dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika