Anda di halaman 1dari 12

PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN

PEMANASAN GLOBAL

NAMA : ALEXIANDRO KADISA WAWO


KELAS : VII D
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah maka saya dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat
waktu.
Berikut ini saya mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Pencemaran
Lingkungan, Pemanasan Global dan Hujan Asam", yang menurut saya dapat memberikan
manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajarinya.
Melalui kata pengantar ini saya lebih dahulu meminta maaf dan memohon memaklumi
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau
menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Ende, 20 Januari 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1    LatarBelakang
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam
maupun lingkungan sosial. Kita memerlukan sumber daya alam dari ingkungan untuk memenuhi
kebutuhan. Kebutuhan sandang, pangan, papan semuanya memerlukan lingkungan.Namun dalam
pemanfaatan sumber daya tersebut, terkadang manusia tidak memperhatikan dampak yang akan
ditimbulkan. Dan serakah dalam pemanfaatan lingkungan tersebut. Sehingga mengakibatkan
terjadinya kerusakan lingkungan dan pencemaran lingkungan. Dan akhirnya berdampak pada
manusia itu sendiri. Sehingga akan mengancam kelestarian makhluk hidup di dalamnya termasuk
manusia. Dengan adanya kejadian tersebut, timbullah pemikiran manusia untuk melestarikan
lingkungan tempat tinggalnya demi kelangsungan hidup generasi berikutnya. Sehubungan
dengan peristiwa tersebut maka pencemaran lingkungan akan menjadi topik dalam makalah ini.
Lingkungan biasanya diartikan sebagai sesuatu yang ada di sekeliling kehidupan atau
organisme. Lingkungan adalah kumpulan dari segala sesuatu yang membentuk kondisi dan akan
mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung baik kepada kehidupan dalam bentuk
individual maupun kuminitas pada tempat tertentu. Masalah pencemaran merupakan suatu
masalah yang sangat populer, banyak dibahas oleh kalangan masyarakat di seluruh permukaan
bumi kita ini. Masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat perlu mendapat
penanganan secara serius oleh semua pihak untuk dapat menanggulangi akibat buruk yang terjadi
karena pencemaran, bahkan sedapat mungkin untuk dapat mencegah jangan sampai terjadi
pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan terjadi bila daur materi dalam lingkungan
hidup mengalami perubahan, sehingga keseimbangan dalam hal struktur maupun fungsinya
terganggu. Ketidak seimbangan struktur dan fungsi daur materi terjadi karena proses alam atau
juga karena perbuatan manusia.Sedangkan Pencemaran Lingkungan itu sendiri dapat di
klasifikasikan menjadi tiga yaitu :
a)      Pencemaran tanah
b)      Pencemaran udara
c)      Pencemaran air

Dari tiga pencemaran lingkungan di atas semuanya sangat berpengaruh dalam medianya
sendiri-sendiri, yaitu :
A. Medium air, untuk keperluan minum, memasak, sebagai pembersih, untuk keperluan industri dan
pertanian.
B. Medium tanah, untuk pertanian, tempat rekreasi, tempat olah raga, tempat tinggal dan sebagainya.
C. Medium udara, semua makhluk hidup memerlukan udara untuk bernafas, tanpa udara di bumi ini
tidak akan ada kehidupan.
Oleh karena itu dalam laporan ini, akan di bahas lengkap ketiga pencemaran tadi dan dapat
mengetahui sebab,akibat,dan solusi dari ketiga pencemaran tadi.
Pemanasan global (global warming) adalah proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer,
laut, dan daratan di bumi. Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), suhu
rata-rata di bumi telah meningkat selama seratus tahun terakhir.

Hal ini diakibatkan karena aktivitas manusia yang menyebabkan konsentrasi gas-gas
rumah kaca meningkat. Menurut beberapa penelitian, pemanasan global terjadi sejak Revolusi
Industri di Inggris pada tahun 1750—1850. Revolusi Industri telah menciptakan banyak
kemajuan di bidang industri. Namun, Revolusi Industri menyebabkan dampak negatif bagi alam.
Salah satu dampak negatif dari Revolusi Industri adalah meningkatnya suhu global akibat
diproduksinya gas-gas rumah kaca dari mesin-mesin industri.

Meningkatnya temperatur global dapat mengakibatkan berbagai dampak yang serius. Salah
satu dampaknya adalah naiknya permukaan air laut. Fenomena ini dapat terjadi jika gletser di
kutub utara terus mencair. Dampak lain yang lebih serius adalah meningkatnya intensitas
kejadian cuaca ekstrim di berbagai belahan dunia. Pemanasan global terus menimbulkan dampak
yang semakin meresahkan. Oleh karena itu, diperlukan penanganan yang serius dan kesadaran
umat manusia untuk selalu menjaga dan merawat bumi.

Dengan semakin meningkatnya ilmu pengetahun dan teknologi (IPTEK), semakin tinggi
pula aktivitas kegiatan ekonomi manusia, di antaranya dengan semakin pesatnya perkembangan
sektor industri dan sistem transportasi. Sebagai konsekuensi logis, maka semakin dampaknya
akan meningkatkan pula zat-zat polutan yang dikeluarkan kegiatan industri maupun transportasi
tersebut. Keberadaan zat-zat polutan di udara ini tentu akan berpengaruh terhadap proses-proses
fisik dan kimia yang terjadi di udara. Beberapa contoh efek negatif perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang menjadi isu-isu global antara lain efek rumah kaca, pemanasan
global, polusi, sampah, dan hujan asam.Istilah hujan asam pertama kali digunakan Robert Angus
Smith pada tahun 1972. Ia menguraikan tentang keadaan di Manchester, sebuah kawasan industri
di bagian utara Inggris. Hujan asam ini pada dasarnya merupakan bagian dari peristiwa
terjadinya deposisi asam. Ia mengatakan bahwa bahan pencemar di udara yang bercampur
dengan air hujan bersenyawa menjadi asam dan menyebabkan kerusakan bangunan dan
monumen bersejarah. Pada dasarnya, air hujan normal memang sudah asam dengan kadar
keasaman antara pH 5,6- 5,0.

Keasaman ini dihasilkan ketika karbondioksida dan materi asam alami lainnya terurai
dalam uap air yang bercampur di udara.Masalah itu masih terjadi hingga kini dan kita tahu
bahwa banyak gas polutan yang menyebabkan pencemaran udara. Ini termasuk sulfur dioksida
yang umumnya dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik yang menggunakan batubara, dan
nitrogen oksida dari kendaraan bermotor serta bahan bakar fosil yang digunakan oleh industri.
Kedua unsur tersebut bersenyawa di atmosfer dengan air, oksigen, dan oksidan dari senyawa-
senyawa asam lainnya. Persenyawaan ini membentuk semacam lapisan gabungan antara asam
sulfur dan asam nitrat. Cahaya matahari mempercepat laju reaksi proses itu. Hujan asam
menyebabkan peningkatan kadar asam di tanah, danau-danau, sungai serta menyebabkan
kematian pohon. Selain itu asam juga merusak material gedung, patung-patung dan peninggalan
sejarah.Mengingat begitu besar dampak yang ditimbulkan oleh hujan asam terhadap kehidupan
manusia dan lingkungan, maka pada makalah ini akan dibahas mengenai bagaimana hujan asam
terbentuk, dampak hujan asam terhadap manusia dan lingkungan, serta usaha yang dapat kita
lakukan untuk mengurangi dan mencegah terjadinya hujan asam.

1.2    Perumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain sebagai berikut:
1.      Bagaimana masalah yang dihadapi oleh masyarakat adalah kurangnya pemahaman mengenai
lingkungan, jenis pencemaran lingkungan, dan penyebab terjadinya pencemaran serta upaya apa
yang harus dilakukan untuk dapat mengatasi permasalahan pencemaran yang terjadi di sekitar
lingkungan tersebut?
2.      Apa yang dimaksud pemanasan global?
3.      Apa penyebab terjadinya pemanasan global?
4.      Apa dampak dari pemanasan global terhadap alam?
5.      Apa dampak dari pemanasan global pada bidang sosial dan politik?
6.      Bagaimana cara pengendalian pemanasan global?
7.      Apa pengertian Hujan Asam?
8.      Apa macam-macam Hujan Asam?
9.      Apa penyebab terjadinya Hujan Asam?
10.  Bagaimana proses terjadinyaHujanAsam?
11.  Apa dampak Hujan Asam terhadap kehidupan Manusia dan Lingkungan?
12.  Bagaimana upaya untuk mengurangi dan mencegah dampak dari Hujan Asam?

1.3    Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui unsur-unsur
pencemaran lingkungan, pemanasan global dan hujan asam yang terdapat di dalam
perikehidupan alam ini. Selain itu, pembuatan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah Biologi Umum 2.

1.4    Manfaat

Didalam makalah ini akan dicoba untuk memberikan gambaran mengenai bahaya
pencemaran lingkungan, pemanasan global dan hujan asam terhadap dalam kehidupan sehari-
hari. Serta dapat mengetahui cara mengatasinya. Selain itu diharapkan setelah membaca makalah
ini pembaca  akan terpikir atau terinvirasi  dapat membantu untuk mengatasi permasalahan
pencemaran lingkungan, pemanasan global dan hujan asam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Definisi Lingkungan Hidup

Sebelum kita membahas tentang pencemaran lingkungan, ada baiknya kita harus
mengetahui terlebih dahulu definisi dari lingkungan itu sendiri. Dalam makalah ini akan
disampaikan beberapa defisini tentang lingkungan.

Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain. Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berWawasan Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak
berdaulat, dan yurisdiksinya.

2.2  Pengertian dan Macam – Macam Pencemaran Lingkungan

Pencemaran, menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No


02/MENKLH/1988, adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat,energi, dan/atau
komponen lain ke dalam air/udara, dan/atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh
kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/udara menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas


industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan
dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang
diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan
gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya.
Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi:
       Pencemaran Air.
       Pencemaran Udara.
       Pencemaran Tanah.

2.3  Penyebab Terjadinya Pencemaran Lingkungan

Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagian besar disebabkan oleh tangan


manusia. Pencemaran air dan tanah adalah pencemaran yang terjadi di perairan seperti sungai,
kali, danau, laut, air tanah, dan sebagainya. Sedangkan pencemaran tanah adalah pencemaran
yang terjadi di darat baik di kota maupun di desa.Alam memiliki kemampuan untuk
mengembalikan kondisi air yang telah tercemar dengan proses pemurnian atau purifikasi alami
dengan jalan pemurnian tanah, pasir, bebatuan dan mikro organisme yang ada di alam sekitar
kita.
Jumlah pencemaran yang sangat masal dari pihak manusia membuat alam tidak mampu
mengembalikan kondisi ke seperti semula. Alam menjadi kehilangan kemampuan untuk
memurnikan pencemaran yang terjadi. Sampah dan zat seperti plastik, DDT, deterjen dan
sebagainya yang tidak ramah lingkungan akan semakin memperparah kondisi pengrusakan alam
yang kian hari kian bertambah parah.
Sebab Pencemaran Lingkungan di Air dan di Tanah :
       Erosi dan curah hujan yang tinggi.
       Sampah buangan manusia dari rumah-rumah atau pemukiman penduduk.
       Zat kimia dari lokasi rumah penduduk, pertanian, industri, dan sebagainya.

Salah satu penyebab pencemaran di air yang paling terkenal adalah akibat penggunaan
zat kimia pemberantas hama DDT. DDT digunakan oleh para petani untuk mengusir dan
membunuh hama yang menyerang lahan pertanian.DDT tidak hanya berdampak pada hama
namun juga binatang-binatang lain yang ada di sekitarnya dah bahkan di tempat yang sangat jauh
sekalipun akibat proses aliran rantai makanan dari satu hewan ke hewan lainnya yang
mengakumulasi zat DDT. Dengan demikian seluruh hewan yang ada pada rantai makanan akan
tercemar oleh DDT termasuk pada manusia.DDT yang telah masuk ke dalam tubuh akan larut
dalam lemak, sehingga tubuh kita akan menjadi pusat polutan yang semakin hari akan
terakumulasi hingga mengakibatkan efek yang lebih menakutkan.

2.4 Dampak Pencemaran Lingkungan


Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk
ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida
dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi.Timbal sangat berbahaya
pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh
populasi.

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan


kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan
pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan
perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropodayang hidup di lingkungan
tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai
makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai
makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah,
bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan
terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat
pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur,
meningkatnya tingkat kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya
dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan
pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi.
Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-
bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
2.5 Penanganan Pencemaran Lingkungan

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada
dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-
site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari
pembersihan,venting (injeksi), dan bioremediasi.Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah
yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah
tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang
kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar
dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah.
Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan


mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat
pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

2.6 Pengertian Pemanasan Global


Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat
peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer. Pemanasan Global akan diikuti dengan
Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga
menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering
yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.
2.7 Hubungan Pemanasan Global dengan Efek Rumah Kaca
Bumi ini sebetulnya secara alami menjadi panas karena radiasi panas matahari yang
masuk ke atmosfer. Panas ini sebagian diserap oleh permukaan Bumi lalu dipantulkan kembali
ke angkasa. Karena ada gas rumah kaca di atmosfer, di antaranya karbon dioksida (CO2), metana
(CH4), nitro oksida (N2O), sebagian panas tetap ada di atmosfer sehingga Bumi menjadi hangat
pada suhu yang tepat (60ºF/16ºC) bagi hewan, tanaman, dan manusia untuk bisa bertahan hidup.
Mekanisme inilah yang disebut efek gas rumah kaca. Tanpa efek gas rumah kaca, suhu rata-rata
di dunia bisa menjadi -18ºC. Sayangnya, karena sekarang ini terlalu banyak gas rumah kaca di
atmosfer, terlalu banyak panas yang ditangkapnya. Akibatnya, Bumi menjadi semakin panas.
2.8 Penyebab Pemanasan Global

Pemansan global terjadi ketika ada konsentrasi gas-gas tertentu yang dikenal dengan gas
rumah kaca, yg terus bertambah di udara, hal tersebut disebabkan oleh tindakan manusia,
kegiatan industri, khususnya CO2 dan chlorofluorocarbon. Yang terutama adalah karbon
dioksida, yang umumnya dihasilkan oleh penggunaan batubara, minyak bumi, gas dan
penggundulan hutan serta pembakaran hutan.

Asam nitrat dihasilkan oleh kendaraan dan emisi industri, sedangkan emisi metan
disebabkan oleh aktivitas industri dan pertanian. Chlorofluorocarbon CFCs merusak lapisan ozon
seperti juga gas rumah kaca menyebabkan pemanasan global, tetapi sekarang dihapus dalam
Protokol Montreal. Karbon dioksida, chlorofluorocarbon, metan, asam nitrat adalah gas-gas
polutif yang terakumulasi di udara dan menyaring banyak panas dari matahari. Sementara lautan
dan vegetasi menangkap banyak CO2, kemampuannya untuk menjadi “atap” sekarang
berlebihan akibat emisi. Ini berarti bahwa setiap tahun, jumlah akumulatif dari gas rumah kaca
yang berada di udara bertambah dan itu berarti mempercepat pemanasan global.
Sepanjang seratus tahun ini konsumsi energi dunia bertambah secara spektakuler. Sekitar
70% energi dipakai oleh negara-negara maju; dan 78% dari energi tersebut berasal dari bahan
bakar fosil. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan yang mengakibatkan sejumlah wilayah
terkuras habis dan yang lainnya mereguk keuntungan. Sementara itu, jumlah dana untuk
pemanfaatan energi yang tak dapat habis (matahari, angin, biogas, air, khususnya hidro mini dan
makro), yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, baik di negara maju maupun
miskin tetaplah rendah, dalam perbandingan dengan bantuan keuangan dan investasi yang
dialokasikan untuk bahan bakar fosil dan energi nuklir.

Penggundulan hutan yang mengurangi penyerapan karbon oleh pohon, menyebabkan


emisi karbon bertambah sebesar 20%, dan mengubah iklim mikro lokal dan siklus hidrologis,
sehingga mempengaruhi kesuburan tanah.

2.9 Dampak Pemanasan Global

Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-
geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir,
peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna
dan hama penyakit, dsb). Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi :
(a) gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai, (b) gangguan terhadap fungsi
prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara (c) gangguan terhadap
permukiman penduduk, (d) pengurangan produktivitas lahan pertanian, (e) peningkatan resiko
kanker dan wabah penyakit, dsb). Dalam makalah ini, fokus diberikan pada antisipasi terhadap
dua dampak pemanasan global, yakni : kenaikan muka air laut (sea level rise) dan banjir.

Dampak-dampak lainnya :
· Musnahnya berbagai jenis keanekragaman hayati
· Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir
· Mencairnya es dan glasier di kutub
· Meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan
·Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkan banjir yang luas. Pada tahun 2100 diperkirakan
permukaan air laut naik hingga 15 - 95 cm.
·Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) dan kerusakan
terumbu karang di seluruh dunia
· Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan
· Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, seperti malaria, ke daerah-daerah baru karena
bertambahnya populasi serangga (nyamuk)
· Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian
2.10 Solusi Pemanasan Global

a. Jadilah Vegetarian

Memproduksi daging sarat CO2 dan metana dan membutuhkan banyak air. Hewan ternak
seperti sapi atau kambing merupakan penghasil terbesar metana saat mereka mencerna makanan
mereka. Food and Agriculture Organization (FAO) PBB menyebutkan produksi daging
menyumbang 18% pemanasan global, lebih besar daripada sumbangan seluruh transportasi di
dunia (13,5%). Lebih lanjut, dalam laporan FAO, “Livestock’s Long Shadow”, 2006 dipaparkan
bahwa peternakan menyumbang 65% gas nitro oksida dunia (310 kali lebih kuat dari CO2) dan
37% gas metana dunia (72 kali lebih kuat dari CO2). Selain itu, United Nations Environment
Programme (UNEP), dalam buku panduan “Kick The Habit”, 2008, menyebutkan bahwa pola
makan daging untuk setiap orang per tahunnya menyumbang 6.700 kg CO2, sementara diet
vegan per orangnya hanya menyumbang 190 kg CO2! Tidak mengherankan bila ahli iklim
terkemuka PBB, yang merupakan Ketua Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
PBB, Dr. Rajendra Pachauri, menganjurkan orang untuk mengurangi makan daging.

b. Tanam Pohon

Satu pohon berukuran agak besar dapat menyerap 6 kg CO2 per tahunnya. Dalam seluruh
masa hidupnya, satu batang pohon dapat menyerap 1 ton CO2. United Nations Environment
Programme (UNEP) melaporkan bahwa pembabatan hutan menyumbang 20% emisi gas rumah
kaca. Seperti kita ketahui, pohon menyerap karbon yang ada dalam atmosfer. Bila mereka
ditebang atau dibakar, karbon yang pernah mereka serap sebagian besar justru akan dilepaskan
kembali ke atmosfer. Maka, pikir seribu kali sebelum menebang pohon di sekitar Anda.
Pembabatan hutan juga berkaitan dengan peternakan. Tahukah Anda area hutan hujan seukuran 1
lapangan sepak bola setiap menitnya ditebang untuk lahan merumput ternak? Bila Anda berubah
menjadi seorang vegetarian, Anda dapat menyelamatkan 1 ha pohon per tahunnya.

c. Bepergian yang Ramah Lingkungan

Cobalah untuk berjalan kaki, menggunakan telekonferensi untuk rapat, atau pergi
bersama-sama dalam satu mobil. Bila memungkinkan, gunakan kendaraan yang menggunakan
bahan bakar alternatif. Setiap 1 liter bahan bakar fosil yang dibakar dalam mesin mobil
menyumbang 2,5 kg CO2. Bila jaraknya dekat dan tidak terburu waktu, anda bisa memilih kereta
api daripada pesawat. Menurut IPCC, bepergian dengan pesawat menyumbang 3-5% gas rumah
kaca.

d. Kurangi Belanja

Industri menyumbang 20% gas emisi rumah kaca dunia dan kebanyakan berasal dari
penggunaan bahan bakar fosil. Jenis industri yang membutuhkan banyak bahan bakar fosil
sebagai contohnya besi, baja, bahan-bahan kimia, pupuk, semen, gelas, keramik, dan kertas. Oleh
karena itu, jangan cepat membuang barang, lalu membeli yang baru. Setiap proses produksi
barang menyumbang CO2.
e. Beli Makanan Organik

Tanah organik menangkap dan menyimpan CO2 lebih besar dari pertanian konvensional.
The Soil Association menambahkan bahwa produksi secara organik dapat mengurangi 26% CO2
yang disumbang oleh pertanian.

f. Gunakan Lampu Hemat Energi

Bila Anda mengganti 1 lampu di rumah Anda dengan lampu hemat energi, Anda dapat
menghemat 400 kg CO2 dan lampu hemat energi 10 kali lebih tahan lama daripada lampu pijar
biasa.

g. Gunakan Kipas Angin

AC yang menggunakan daya 1.000 Watt menyumbang 650 gr CO2 per jamnya. Karena
itu, mungkin Anda bisa mencoba menggunakan kipas angin.

f. Jemur Pakaian Anda di bawah Sinar Matahari

Bila Anda menggunakan alat pengering, Anda mengeluarkan 3 kg CO2. Menjemur


pakaian secara alami jauh lebih baik: pakaian Anda lebih awet dan energi yang dipakai tidak
menyebabkan polusi udara.

g. Daur Ulang Sampah Organik

Tempat Pembuangan Sampah (TPA) menyumbang 3% emisi gas rumah kaca melalui
metana yang dilepaskan saat proses pembusukan sampah. Dengan membuat pupuk kompos dari
sampah organik (misal dari sisa makanan, kertas, daun-daunan) untuk kebun Anda, Anda bisa
membantu mengurangi masalah ini!Pisahkan Sampah Kertas, Plastik, dan Kaleng agar Dapat
Didaur Ulang. Mendaur ulang aluminium dapat menghemat 90% energi yang dibutuhkan untuk
memproduksi kaleng aluminium yang baru – menghemat 9 kg CO2 per kilogram aluminium!
Untuk 1 kg plastik yang didaur ulang, Anda menghemat 1,5 kg CO2, untuk 1 kg kertas yang
didaur ulang, Anda menghemat 900 kg CO2.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim . 2009. Cause and Effects of Acid Rain. Diperoleh dari: http://www.buzzle.com/ articles/
causes – and – effects – of – acid –rain.html. Diakses pada: 4 Mei 2011.

Harjanto, N.T., 2008. Dampak Lingkungan Pusat Listrik Tenaga Fosil Dan Prospek Pltn Sebagai
Sumber Energi Listrik Nasional. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, BATAN. Diperoleh
dari:http://www.batan.go.id/ptbn/php/pdf-publikasi /PIN/ pin-pdf/ 06Anto.pdf. Diakses pada: 5
Mei 2011.

Howard, Rhonda. 2010. Acid Rain and Heart Disease. Diperoleh


pada:http://www.ehow.co.uk/about_5640136_ acid- rain- heart- disease .html. Diakses pada: 4
Mei 2011.

Likens, Gene . 2010. Acid Rain. Diperoleh dari: http://www.eoearth.org/article/ Acid_rain?topic.


Diakses pada 4 Mei 2011.

Nandika, Dodi.,2004. Hujan Asam Suatu Fenomena yang Mengancam Kelestarian Hutan. Sataf
Pengajar Jurusan Teknologi Hasil Hutan-IPB. Diperoleh
dari:http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/ 123456789/ 23543/Dodi% 20Nandika_RK.pdf?
sequence=1. Diakses pada: 5 Mei 2011.

Ophardt, C.O., 2003. Acid Rain. Diperoleh dari: http://www.elmhurst.edu/~chm/vchembook. Diakses


pada 4 Mei 2011.

Rahardiman, Arya. 2009. Hujan Asam. Diperoleh dari:http://keslingbanget.blogspot.com/2009/03/


hujan -asam. html. Diakses pada: 5 Mei 2011.

Rahmawaty, 2002. Dampak Pencemaran Udara Terhadap Tumbuhan. Fakultas Pertanian Program


Ilmu Kehutanan Universitas Sumatera Utara. Diperoleh
dari:http://repository.usu.ac.id/bitstream /123456789/857/1/ hutan-rahmawaty2.pdf. Diakses
pada 5 Mei 2011.

Sumahamijaya,I., 2009.  Hujan Asam Menghancurkan Bumi. Diperoleh


darihttp://majarimagazine.com/2009/03/ hujan – asam – mencegah – global – warming-
menghancurkan- bumi/. Diakses pada 5 Mei 2011.

Anda mungkin juga menyukai