PENDAHULUAN
bekerja padanya. Namun, hasil ini sering tidak memuaskan karena kerusakan
interstory drift dapat dilakukan dengan memperkaku bangunan dalam arah lateral.
tetapi , hal ini akan memperbesar gaya gempa yang bekerja pada bangunan.
Metode yang lebih baik adalah dengan meredam energi gempa sampai pada
Dengan menambah alat-alat tersebut, energy gempa yang masuk ke struktur dapat
direduksi dan dikontrol sehingga gaya-gaya dan simpangan struktur menjadi kecil,
dari sensor yang dipasang disekeliling struktur, melalui computer data tersebut
bangunan .
masuk ke struktur, pada umumnya reaksi seismic device semakin besar bila
Passived seismic devices sesuai fungsinya, secara garis besar dapat dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu yang bersifat isolasi dan yang bersifat dissipasi energy.
Jenis yang pertama disebut seismic Isolator dan yang kedua disebut Damper.
simpangan antar tingkat sehingga gaya lateral kolom yang kecil. Alat-alat ini
terdiri dari beberapa jenis dengan metode dissipasi energi yang berbeda. jenis
dalam damper, friction damper berdasarkan gesekan yang terjadi dalam damper,
batas elastis atau pelelehan bahan dengan pembentukan sendi plastis, Pelelehan
bahan yield damper dapat berupa pelelehan oleh momen lentur, pelelehan oleh
isolator gempa, Isolator gempa dipasang pada bidang yang memisahkan bagian
bangunan yang akan dilindungi. sedangkan damper dipasang pada posisi yang
suatu struktur makin kecil damping. bila suatu bangunan diberi tambahan alat
dissipasi energi (damper) dengan damping sebesar 25% sampai 30%, akan
digabungkan dengan alat isolator, dapat mereduksi response dapat sampai 95%.
non-linier yang pada umumnya dianalisa dengan metode riwayat waktu gempa,
lentur, maka berikut ini akan saya dijelaskan beberapa hasil penelitian yang sudah
berbagai bentuk hysteristic loop menjadi dissipasi energi linier viscous damping
Bergman dan Goel (1987) pada penelitian yang dilakukan pada peredam
leleh baja berbentuk X dan V yang dipasang dengan bracing bentuk chevron
gemuk tanpa terjadinya pinching dan slip. Namun, pada spesimen bentuk V
memperlihatkan adanya pinching dan slip pada kurva hysteresis khususnya pada
percobaan kelelahan pada amplitudo besar karena adanya kerusakan pada bagian
Whittaker dkk. (1989, 1991) dalam percobaannya pada peredam leleh baja
dilakukan dengan beban siklik sinusoidal. Hasil test menunjukkan bahwa perilaku
peredam leleh baja ini dipengaruhi parameter kekakuan elastis, kekuatan leleh
mampu menahan beban siklik lebih dari 100 kali pada deformasi 3 kali
Chan dan Albermani (2008) pada penelitian peredam leleh baja dengan
nama steel slit damper (SSD). Slit damper ini dibuat dari profil WF dengan
strip. Pelat strip diantara kedua ujung sayap profil WF membentuk seperti sistem
rangka vierendeel. Pada deformasi relatif kecil, antara kedua sayap profil, pelat-
pelat strip ini berperilaku seperti balok dengan kedua ujungnya terjepit parsial,
sedangkan pada deformasi tertentu kedua ujung pelat strip akan terbentuk sendi
hysteresis yang stabil dan gemuk. Disamping itu kekuatan leleh peredam ini
geometri peredam leleh baja dengan fungsi ganda (DFMD), karena tidak hanya
dan V yang umumnya memikul gaya geser gempa pada arah sumbu lemahnya,
maka peredam leleh baja DFMD ini akan memikul gaya geser akibat gempa
dalam arah sumbu kuatnya. Itu sebabnya sistem ini akan memiliki kekakuan yang
lebih besar dari peredam pada umumnya. Dari hasil percobaan menunjukkan
hanya 2 bentuk dari 5 jenis spesimen ini yang layak digunakan sebagai peredam
leleh baja karena 3 spesimen lainya mengalami kegagalan seperti adanya pinching
pada kurva hysteresis, terjadinya retak sepanjang arah horizontal ditengahnya dan
penyerapan energinya.
dengan bentuk geometri lubang seperti belah ketupat DAM, bentuk X ganda
DBX, dan lubang bentuk elips ELP. Ketiga jenis ini diberi beban cyclic dalam
mengabsorbsi energi dinyatakan dalam bentuk kurva hysteresis loop pada batas
regangan 0.25%. Walaupun ketiga bentuk ini menunjukkan kurva hysteresis yang
stabil dan gemuk, tetapi bentuk X ganda ini memiliki kurva hysteresis yang lebih
1.3 Tujuan
ideal peredam (damper) dengan kemampuan menyerap energi gempa terbesar, hal
kekakuan pasca leleh, hal ini didapatkan dengan pendekatan model tri-linear pada
tahan gempa.
sebagai berikut :
damper
Damper pelat lentur adalah damper yang terbuat dari pelat baja
1.5 Metodologi
Metode yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah studi
literatur yaitu dengan mengumpulkan data-data dan keterangan dari literatur dan
hasil eksperimental yang berhubungan dengan pembahasan Tugas Akhir ini serta
Hasil dari eksperimen berupa kurva histeresis akan bagi menjadi dua
bagian yang disebut dengan skeleton part dan bauschinger part. Selanjutnya dari
kurva tersebut kita akan menghitung energi dissipasi yang merupakan luasan dari
Untuk memberikan gambaran garis besar penulisan Tugas Akhir ini maka
Penulisan .
damping
pokok dan metode perhitungan yang akan digunakan dalam Analisa dan
Pembahasan.