Komponen Pengendalian Hama Terpadu
Komponen Pengendalian Hama Terpadu
Pemasukan spesies tanaman baru yang sebelumnya tidak ada di daerah tersebut, sering
menciptakan kondisi yang tidak sesuai untuk peningkatan populasi serangga hama. Contoh :
tanaman alfalfa (dimasukkan ke California) dan dibudidayakan oleh petani untuk makan ternak,
maka perkembangan kupu-kupu alfalfa (Colias philodice erytheme) meningkat dan merusak
secara ekonomi.
Binatang arthropoda dapat timbul sebagai hama setelah dipindahkan atau ikut pindah
sehingga melewati batas-batas geografi tertentu dan berhasil meninggalkan M.A nya yang ada di
tempat asalnya.
sebagai hama yang sebelumnya tidak dianggap sebagai hama, hal ini karena menusia
Adapun beberapa komponen dari pengendalian hama terpadu adalah sebagai berikut :
Karantina dibentuk untuk mencegah pemasukan, kemapanan atau penyebaran hama dan
patogen. Hama dan patogen dapat terbawa masuk ke suatu wilayah melalui manusia, binatang
tidak langsung dengan mematikan hama untuk mengurangi populasi hama, mengganggu aktifitas
fisiologis hama yang normal dan mengubah lingkungan fisik menjadi kurang sesuai bagi
Pengendalian mekanik adalah perlakuan atau tindakan yang bertujuan untuk mematikan
atau memindahkan hama secara langsung, baik dengan tangan atau dengan bantuan alat dan
bahan lain. Teknik pengendalian secara mekanik dapat dilakukan dengan cara :
a. Gropyokan.
c. Pengusiran.
Pengendalian secara hayati adalah pemanfaatan dan penggunaan musuh alami untuk
mengendalikan hama. Musuh alami yang terdiri dari parasitoid, predator dan pathogen serangga
hama merupakan pengendali alami utama hama yang bekerja secara tergantung kepadatan.
Keberadaan musuh alami tidak dapat dilepaskan dari kehidupan dan perkembangan hama.
Peningkatan populasi hama yang dapat mengakibatkan kerugian ekonomi bagi petani antara lain
disebabkan oleh keadaan lingkungan yang kurang memberikan kesempatan kompleks musuh
Penanaman dengan varietas tahan hama merupakan usaha teknik budidaya untuk
mengurangi kerusakan tanaman dan mengurangi kesesuaian ekosistem hama. Dalam PHT
populasi hama dipertahankan di bawah ambang ekonomi dan oleh karena itu sistem ini sangat
efektif untuk serangga hama yang mempunyai laju perkembangan populasi yang lambat dan
Kultur teknis adalah kegiatan yang dapat mengubah lingkungan menjadi kurang sesuai
bagi perkembangan hama penyakit atau mengalihkan perhatian hama penyakit sehingga tanaman
utama terbebas dari gangguan hama penyakit. Teknik pengendalian dengan kultur teknis dapat
dilakukan dengan sanitasi, pengelolaan tanah, pengelolaan air, pergiliran tanaman, pengosongan
menciptakan tanaman yang tahan serangan OPT tertentu ataupun dengan manipulasi genetik
pengaruh samping mematikan parasit dan predator, pencemaran hasil pertanian, dan peracunan
hewan, ternak dan manusia. Selain jenis insektisida, waktu dan cara aplikasi juga merupakan
faktor yang menentukan efektivitas pengendalian. Penyemprotan sebaiknya diakukan pada pagi
hari yang cerah (tidak hujan) dan tidak berangin, agar takaran insektisida yang diberikan dapat