Anda di halaman 1dari 4

KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU

A. Faktor Penyebab Timbulnya Peledakan Hama

1. Pemasukan spesies tanaman baru.

Pemasukan spesies tanaman baru yang sebelumnya tidak ada di daerah tersebut, sering

menciptakan kondisi yang tidak sesuai untuk peningkatan populasi serangga hama. Contoh :

tanaman alfalfa (dimasukkan ke California) dan dibudidayakan oleh petani untuk makan ternak,

maka perkembangan kupu-kupu alfalfa (Colias philodice erytheme) meningkat dan merusak

secara ekonomi.

2. Pemindahan hama melewati batas genetik.

Binatang arthropoda dapat timbul sebagai hama setelah dipindahkan atau ikut pindah

sehingga melewati batas-batas geografi tertentu dan berhasil meninggalkan M.A nya yang ada di

tempat asalnya.

3. Perubahan toleransi manusia. Binatang arthropoda (serangga) digolongkan statusnya

sebagai hama yang sebelumnya tidak dianggap sebagai hama, hal ini karena menusia

menurunkan toleransinya terhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh hama.

B. Komponen Dari Pengendalian Hama Terpadu.

Adapun beberapa komponen dari pengendalian hama terpadu adalah sebagai berikut :

1. Pengendalian dengan karantina.

Karantina dibentuk untuk mencegah pemasukan, kemapanan atau penyebaran hama dan

patogen. Hama dan patogen dapat terbawa masuk ke suatu wilayah melalui manusia, binatang

maupun produk-produk yang berasal dari binatang dan tumbuhan.

2. Pengendalian secara fisik.


Pengendalian fisik adalah tindakan yang dilakukan dengan tujuan secara langsung dan

tidak langsung dengan mematikan hama untuk mengurangi populasi hama, mengganggu aktifitas

fisiologis hama yang normal dan mengubah lingkungan fisik menjadi kurang sesuai bagi

kehidupan dan perkembangan hama.

Teknik pengendalian hama secara fisik dapat dilakukan dengan cara :

a. Perlakuan panas dan kebasahan.

b. Penggunaan lampu perangkap.

c. Penggunaan perangkap warna.

d. Pengasapan untuk memodifikasi lingkungan,

e. Penggunaan gelombang suara.

3. Pengendalian secara mekanik.

Pengendalian mekanik adalah perlakuan atau tindakan yang bertujuan untuk mematikan

atau memindahkan hama secara langsung, baik dengan tangan atau dengan bantuan alat dan

bahan lain. Teknik pengendalian secara mekanik dapat dilakukan dengan cara :

a. Gropyokan.

b. Pemasangan alat perangkap.

c. Pengusiran.

4. Pengendalian secara hayati.

Pengendalian secara hayati adalah pemanfaatan dan penggunaan musuh alami untuk

mengendalikan hama. Musuh alami yang terdiri dari parasitoid, predator dan pathogen serangga

hama merupakan pengendali alami utama hama yang bekerja secara tergantung kepadatan.

Keberadaan musuh alami tidak dapat dilepaskan dari kehidupan dan perkembangan hama.

Peningkatan populasi hama yang dapat mengakibatkan kerugian ekonomi bagi petani antara lain
disebabkan oleh keadaan lingkungan yang kurang memberikan kesempatan kompleks musuh

alami menjalankan fungsinya.

5. Pengendalian dengan varietas tahan.

Penanaman dengan varietas tahan hama merupakan usaha teknik budidaya untuk

mengurangi kerusakan tanaman dan mengurangi kesesuaian ekosistem hama. Dalam PHT

populasi hama dipertahankan di bawah ambang ekonomi dan oleh karena itu sistem ini sangat

efektif untuk serangga hama yang mempunyai laju perkembangan populasi yang lambat dan

terbatas (Ponti, 1982).

6. Pengendalian secara kultur teknis.

Kultur teknis adalah kegiatan yang dapat mengubah lingkungan menjadi kurang sesuai

bagi perkembangan hama penyakit atau mengalihkan perhatian hama penyakit sehingga tanaman

utama terbebas dari gangguan hama penyakit. Teknik pengendalian dengan kultur teknis dapat

dilakukan dengan sanitasi, pengelolaan tanah, pengelolaan air, pergiliran tanaman, pengosongan

lahan, pemupukan berimbang, penggunaan mulsa dan penggunaan tanaman perangkap.

7. Pengendalian secara genetik.

Pengendalian ini lebih ditujukan terhadap usaha-usaha rekayasa genetika untuk

menciptakan tanaman yang tahan serangan OPT tertentu ataupun dengan manipulasi genetik

OPT sehingga POT tersebut tidak dapat berkembang biak.

8. Pengendalian secara kimia.

Penggunaan pestisida secara berlebihan untuk mengendalikan hama dapat memiliki

pengaruh samping mematikan parasit dan predator, pencemaran hasil pertanian, dan peracunan

hewan, ternak dan manusia. Selain jenis insektisida, waktu dan cara aplikasi juga merupakan

faktor yang menentukan efektivitas pengendalian. Penyemprotan sebaiknya diakukan pada pagi
hari yang cerah (tidak hujan) dan tidak berangin, agar takaran insektisida yang diberikan dapat

diambil tanaman secara maksimal.

Anda mungkin juga menyukai