Anda di halaman 1dari 43

1

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA NY.M


DENGAN DIAGNOSA MEDIS G1 P0 A0 DI RUANG VK BLUD
UPT PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKARAYA

Oleh :

Sahrawani. J
NIM :2017.C.09a.0863

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
1

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini di susun oleh :

Nama : Sahrawani.J

NIM : 2017.C09a.0863

Program Studi : S-1 Keperawatan

Judul : Asuhan Keperawatan Maternitas Ny.M Dengan Diagnosa


Medis G1 P0 A0 u Di ruang VK BLUD UPT Puskesmas
Pahandut Palangkaraya.

Telah melakukan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan Praktik Pra Klinik Keperawatan III Program Studi S-1
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangkaraya.

Laporan keperawatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Lisnae Waty, S.Kep.,Ners Hesti Warastuti L,S.Kep.,Ners


1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya untuk dapat menyelesaikan Asuhan
Keperawatan Pada Asuhan Keperawatan Maternitas Ny.M Dengan Diagnosa
Medis G1 P0 A0 Di ruang VK BLUD UPT Puskesmas Pahandut Palangkaraya.
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Saya berharap laporan
pendahuluan penyakit ini dapat berguna dan menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai penyakit G1 P0 A0 .

Menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan pendahuluan penyakit ini


terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempur oleh sebab itu berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan pendahuluan. Semoga laporan
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya saya
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan.

Palangka Raya,16 Maret 2020


2

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Konsep Penyakit
1.1.1 Definisi ...................................................................................................................... 1
1.1.2 Anatomi fisiologi....................................................................................................... 1
1.1.3 Etiologi ..................................................................................................................... 6
1.1.4 Klasifikasi ................................................................................................................. 7
1.1.5 Patofisiologi ............................................................................................................. 8
1.1.6 Manifestasi klinis .................................................................................................... 10
1.1.7 Komplikasi .............................................................................................................. 14
1.1.8 Pemeriksaan penunjang............................................................................................ 14
1.1.9 Pentanalaksanaan medis .......................................................................................... 15
1.2 Manajemen Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian ................................................................................................................ 15
1.2.2 Diagnosa................................................................................................................... 18
1.2.3 Intervensi .................................................................................................................. 20
1.2.4 Implementasi ............................................................................................................ 20
1.2.5 Evaluasi .................................................................................................................... 20
BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian ................................................................................................................ 21
2.2 Diangnosa ................................................................................................................ 31
2.3 Intervensi .................................................................................................................. 32
2.4 Implementasi ............................................................................................................ 35
2.5 Evaluasi .................................................................................................................... 35
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 37
3.1 Saran ......................................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA
1

BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Konsep Penyakit


1.1.1 Definisi
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut
masa nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan
untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post
partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil
(Nugroho,2014).
Post partum/masa nifas adalah masa sesudahnya persalinan
terhitung dari saat selesai persalinan sampai pulihnya kembali alat
kandungan kekeadaan sebelum hamil. (Padila, 2014)
Post partum/masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai
setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandung kembali
sepertikekeadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung kira-
kira 6minggu. (Sulistyawati, 2012)

1.1.2 Anatomi Fisiologi

1
2

1. Vulva
Vulva adalah nama yang diberikan untuk struktur genetalia
externa. Kata ini berarti penutup atau pembungkus yang berbentuk
lonjong, berukuran panjang, mulai klitoris, kanan kiri dibatasi bibir
kecil sampai ke belakang dibatasi perineum.
2. Mons pubis
Mons pubis atau mons veneris adalah jaringan lemak subkutan
berbentuk bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat
jarang di atas simfisis pubis. Mons pubis mengandung banyak
kelenjar sebasea dan ditumbuhi rambut berwarna hitam, kasar, dan
ikal pada masa pubertas, mons berperan dalam sensualitas dan
melindungi simfisis pubis selamakoitus.
3. Labia mayora
Labia mayora adalah dua lipatan kulit panjang melengkung
yang menutupi lemak dan jaringan kulit yang menyatu dengan mons
pubis. Keduanya memanjang dari mons pubis ke arah bawah
mengililingi labia minora, berakhir di perineum pada garis tengah.
Labia mayora melindungi labia minora, meatus urinarius, dan
introitus vagina. Pada wanita yang belum pernah melahirkan anak
pervaginam, kedua labia mayora terletak berdekatan di garis tengah,
menutupi stuktur-struktur di bawahnya.
Setelah melahirkan anak dan mengalami cedera pada vagina
atau pada perineum, labia sedikit terpisah dan bahkan introitus vagina
terbuka. Penurunan produksi hormon menyebapkan atrofi labia
mayora. Pada permukaan arah lateral kulit labia tebal, biasanya
memiliki pigmen lebih gelap daripada jaringam sekitarnya dan
ditutupi rambut yang kasar dan semakin menipis ke arah luar
perineum. Permukaan medial labia mayora licin, tebal, dan tidak
tumbuhi rambut. Sensitivitas labia mayora terhadap sentuhan, nyeri,
dan suhu tinggi. Hal ini diakibatkan adanya jaringan saraf yang
menyebar luas, yang juga berfungsi selama rangsanganseksual.
d. Labia minora
3

Labia minora terletak di antara dua labia mayora, merupakan


lipatan kulit yang panjang, sempit, dan tidak berambut yang ,
memanjang ke arah bawah dari bawah klitoris dan dan menyatu
dengan fourchett. Sementara bagian lateral dan anterior labia
biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minora sama
dengan mukosa vagina. Pembuluh darah yang sangat banyak
membuat labia berwarna merah kemerahan dan memungkankan
labia minora membengkak, bila ada stimulus emosional atau
stimulus fisik. Kelenjar-kelenjar di labia minora juga melumasi
vulva. Suplai saraf yang sangat banyak membuat labia minora
sensitif, sehingga meningkatkan fungsi erotiknya.
e. Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan yang
terletak tepat di bawah arkus pubis. Dalam keadaan tidak terangsang,
bagian yang terlihat adalah sekitar 6x6 mm atau kurang. Ujung
badan klitoris dinamai glans dan lebih sensitif dari pada badannya.
Saat wanita secara seksual terangsang, glans dan badan klitoris
membesar.
Kelenjar sebasea klitoris menyekresi smegma, suatu substansi
lemak seperti keju yang memiliki aroma khas dan berfungsi sebagai
feromon. Istilah klitoris berasal dari kata dalam bahasa yunani, yang
berarti ‘’kunci’’ karena klitoris dianggap sebagai kunci seksualitas
wanita. Jumlah pembuluh darah dan persarafan yang banyak
membuat klitoris sangat sensitif terhadap suhu, sentuhan dan sensasi
tekanan.
f. Vestibulum
Vestibulum ialah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu
atau lojong, terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette.
Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan
kelenjar paravagina. Permukaan vestibulum yang tipis dan agak
berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia. Kelenjar vestibulum
4

mayora adalah gabungan dua kelenjar di dasar labia mayora, masing-


masing satu pada setiap sisi orifisium vagina.
g. Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan
tipis, dan terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan
minora di garis tengah di bawah orifisium vagina. Suatu cekungan
dan fosa navikularis terletak di antara fourchette dan himen
h. Perineum
Perineum adalah daerah muskular yang ditutupi kulit antara
introitus vagina dan anus. Perineum membentuk dasar badan
perineum.
2. Struktur interna

a. Ovarium
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di
belakang tuba falopi. Dua lagamen mengikat ovarium pada
tempatnya, yakni bagian mesovarium ligamen lebar uterus, yang
memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-kira setinggi
krista iliaka anterosuperior, dan ligamentum ovarii proprium, yang
mengikat ovarium ke uterus. Dua fungsi ovarium adalah
menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon. Saat lahir,
ovarium wanita normal mengandung banyak ovum primordial. Di
antara interval selama masa usia subur ovarium juga merupakan
tempat utama produksi hormon seks steroid dalam jumlah yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan,perkembangan, dan fungsi wanita
normal.
5

b. Tuba fallopi
Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus. Tuba ini
memanjang ke arah lateral, mencapai ujung bebas legamen lebar dan
berlekuk-lekuk mengelilingi setiap ovarium. Panjang tuba ini kira-
kira 10 cm dengan berdiameter 0,6 cm. Tuba fallopi merupakan jalan
bagi ovum. Ovum didorong di sepanjang tuba, sebagian oleh silia,
tetapi terutama oleh gerakan peristaltis lapisan otot. Esterogen dan
prostaglandin mempengaruhi gerakan peristaltis. Aktevites peristaltis
tuba fallopi dan fungsi sekresi lapisan mukosa yang terbesar ialah
pada saat ovulasi.
c. Uterus
Uterus adalah organ berdinding tebal, muskular, pipih, cekung
yang tampak mirip buah pir yang terbalik. Uterus normal memiliki
bentuk simetris, nyeri bila di tekan, licin dan teraba padat. Uterus
terdiri dari tiga bagian, fudus yang merupakan tonjolan bulat di
bagian atas dan insersituba fallopi, korpus yang merupakan bagian
utama yang mengelilingi cavum uteri, dan istmus, yakni bagian
sedikit konstriksi yang menghubungkan korpus dengan serviks dan
dikenal sebagai sekmen uterus bagian bawah pada masa hamil. Tiga
fungsi uterus adalah siklus menstruasi dengan peremajaan
endometrium, kehamilan danpersalinan.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
1) Endometrium yang mengandung banyak pembuluh darah ialah
suatu lapisan membran mukosa yang terdiri dari tiga lapisan :
lapisan permukaan padat, lapisan tengah jaringan ikat yang
berongga,dan lapisan dalam padat yang menghubungkan
indometrium dengan miometrium.
2) Miometrum yang tebal tersusun atas lapisan – lapisan serabut otot
polos yang membentang ke tiga arah. Serabut longitudinal
membentuk lapisan luar miometrium, paling benyak ditemukan di
daerah fundus, membuat lapisan ini sangat cocok untuk
mendorong bayi pada persalinan.
6

3) Peritonium perietalis
Suatu membran serosa, melapisi seluruh korpus uteri, kecuali
seperempat permukaan anterior bagian bawah, di mana terdapat
kandung kemih dan serviks. Tes diagnostik dan bedah pada uterus
dapat dilakukan tanpa perlu membuka rongga abdomen karena
peritonium perietalis tidak menutupi seluruh korpus uteri.
d. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat
dan mampu meregang secara luas. Mukosa vagina berespon dengan
cepat terhadap stimulai esterogen dan progesteron. sel-sel mukosa
tanggal terutama selama siklus menstruasi dan selama masa hamil.
Sel-sel yang di ambil dari mukosa vagina dapat digunakan untuk
mengukur kadar hormon seks steroid. Cairan vagina berasal dari
traktus genetalis atas atau bawah. Cairan sedikit asam. Interaksi
antara laktobasilus vagina dan glikogen mempertahankan keasaman.
Apabila pH nik diatas lima, insiden infeksi vagina meningkat. Cairan
yang terus mengalir dari vagina mempertahankan kebersihan relatif
vagina.

1.1.3 Etiologi
Partus normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
jalan lain, dengan bantuan. Partus dibagi menjadi 4 kala :
1. Kala I, kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol
sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan
berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturien masih dapat
berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam
sedangkan multigravida sekitar 8 jam.
2. Kala II, gejala utama kala II adalah His semakin kuat dengan interval
2 sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik. Menjelang
akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran cairan
secara mendadak. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap
7

diikuti keinginan mengejan. Kedua kekuatan, His dan mengejan lebih


mendorong kepala bayi sehingga kepala membuka pintu. Kepala lahir
seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar. Setelah putar paksi luar
berlangsung kepala dipegang di bawah dagu di tarik ke bawah untuk
melahirkan bahu belakang. Setelah kedua bahu lahir ketiak di ikat
untuk melahirkan sisa badan bayi yang diikuti dengan sisa air ketuban.
3. Kala III, setelah kala II kontraksi uterus berhenti 5 sampai 10 menit.
Dengan lahirnya bayi, sudah dimulai pelepasan plasenta. Lepasnya
plasenta dapat ditandai dengan uterus menjadi bundar, uterus
terdorong ke atas, tali pusat bertambah panjang dan terjadi
perdarahan.
4. Kala IV, dimaksudkan untuk melakukan observasi karena
perdarahan post partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama,
observasi yang dilakukan yaitu tingkat kesadaran penderita,
pemeriksaan tanda-tanda vital, kontraksi uterus, terjadinya
perdarahan. Perdarah dianggap masih normal bila jumlahnya tidak
melebihi 400 sampai 500 cc.

1.1.4 Klasifikasi
Sukarni, 2013 derajat ruptur perineum dapat dibagi menjadi empat derajat,
yaitu :
1. Ruptur perineum derajat satu, dengan jaringan yang mengalami robekan
adalah:
1.1 Vagina
1.2 Komisura posterior
1.3 Kulit perineum
2. Ruptur perineum derajat dua dengan jaringan yang mengalami robekan
2.1 Mukosa Vagina
2.2 Komisura posterior
2.3 Kulit perineum
2.4 Otot perineum
3. Ruptur perineum derajat tiga, dengan jaringan yang mengalami robekan :
8

3.1 Sebagaimana ruptur derajat dua


3.2 Otot sfingter ani
4. Ruptur perineum derajat empat, dengan jaringan yang mengalami robekan
adalah :
4.1 Sebagaimana ruptur derajat tiga
4.2 Dinding depan rectum

1.1.5 Patofisiologi (Pathway)


1. Adaptasi Fisiologi
1.1 Infolusi uterus
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan,
proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot
polos uterus. Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada di garis
tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilikus dengan bagian fundus
bersandar pada promontorium sakralis. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus
mencapai kurang lebih 1 cm di atas umbilikus. Fundus turun kira-kira 1
smpai 2 cm setiap 24 jam.Pada hari pasca partum keenam fundus normal
akan berada dipertengahan antara umbilikus dan simpisis pubis.
Uterus, pada waktu hamil penuh baratnya 11 kali berat sebelum hamil,
berinvolusi menjadi kira-kira 500 gr 1 minggu setelah melahirkan dan 350
gr 2 minggu setelah lahir. Satu minggu setelah melahirkan uterus berada di
dalam panggul. Pada minggu keenam, beratnya menjadi 50-60 gr.
Peningkatan esterogen dan progesteron bertabggung jawab untuk
pertumbuhan masif uterus selama hamil. Pada masa pasca partum
penurunan kadar hormon menyebapkan terjadinya autolisis, perusakan
secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan. Sel-sel tambahan
yang terbentuk selama masa hamil menetap. Inilah penyebap ukuran uterus
sedikit lebih besar setelah hamil.
1.2 Kontraksi intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera
setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan
volume intrauterin yang sangat besar. homeostasis pasca partum dicapai
terutama akibat kompresi pembuluh darah intramiometrium, bukan oleh
9

agregasi trombosit dan pembentukan bekuan. Hormon oksigen yang


dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus,
mengopresi pembuluh darah dan membantu hemostasis. Salama 1-2 jam
pertama pasca partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan
menjadi tidak teratur. Untuk mempertahankan kontraksi uterus, suntikan
oksitosin secara intravena atau intramuskuler diberikan segera setelah
plasenta lahir. Ibu yang merencanakan menyusui bayinya, dianjurkan
membiarkan bayinya di payudara segera setelah lahir karena isapan bayi
pada payudara merangsang pelepasan oksitosin.
2. Adaptasi psikologis
Adaptasi psikologis ibu post partum dibagi menjadi 3 fase yaitu :
1. Fase taking in / ketergantungan
Fase ini dimuai hari pertama dan hari kedua setelah melahirkan dimana
ibu membutuhkan perlindungandan pelayanan.
2. Fase taking hold / ketergantungan tidak ketergantungan Fase ini dimulai
pada hari ketiga setelah melahirkan dan berakhir pada minggu keempat
sampai kelima. Sampai hari ketiga ibu siap untuk menerima peran barunya
dan belajar tentang semua hal-hal baru. Selama fase ini sistem pendukung
menjadi sangat bernilai bagi ibu muda yang membutuhkan sumber
informasi danpenyembuhan fisik sehingga ia dapat istirahat dengan baik
3. Fase letting go / saling ketergantungan
Dimulai sekitar minggu kelima sampai keenam setelah kelahiran. Sistem
keluarga telah menyesuaiakan diri dengan anggotanya yang baru. Tubuh
pasian telah sembuh, perasan rutinnya telah kembali dan kegiatan
hubungan seksualnya telah dilakukan kembali.
10

1.1.6 Manifestasi Klinis


Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai
organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini
kadang-kadang disebut puerperium atau trimester keempat kehamilan (Nugroho,
2014) :
1. Sistem reproduksi
1.1 Proses involusi
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan,
proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot
polos uterus. Uterus, pada waktu hamil penuh baratnya 11 kali berat
sebelum hamil, berinvolusi menjadi kira-kira 500 gr 1 minggu setelah
melahirkan dan 350 gr dua minggu setelah lahir. Seminggu setelah
melahirkan uterus berada di dalam panggul. Pada minggu keenam,
beratnya menjadi 5060gr. Pada masa pasca partum penurunan kadar
hormon menyebapkan terjadinya autolisis, perusakan secara langsung
jaringan hipertrofi yang berlebihan. Sel-sel tambahan yang terbentuk
selama masa hamil menetap. Inilah penyebap ukuran uterus sedikit lebih
besar setelah hamil.
1.2 Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi
lahir, hormon oksigen yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan
mengatur kontraksi uterus, mengopresi pembuluh darah dan membantu
hemostasis. Salama 1-2 jam pertama pasca partum intensitas kontraksi
uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. Untuk mempertahankan
kontraksi uterus, suntikan oksitosin secara intravena atau intramuskuler
diberikan segera setelah plasenta lahir.
1.3 Tempat plasenta
Segera setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan, kontraksi vaskular dan
trombus menurunkan tempat plasenta ke suatu area yang meninggi dan
bernodul tidak teratur. Pertumbuhan endometrium ke atas menyebapkan
pelepasan jaringan nekrotik dan mencegah pembentukan jaringan parut
11

yang menjadi karakteristik penyembuha luka. Regenerasi endometrum,


selesai pada akhir minggu ketiga masa pasca partum, kecuali pada bekas
tempat plasenta.
1.4 Lochea
Rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir, mula-mula berwarna merah,
kemudian menjadi merah tua atau merah coklat. Lochea rubra terutama
mengandung darah dan debris desidua dan debris trofoblastik. Aliran
menyembur menjadi merah setelah 2-4 hari. Lochea serosa terdiri dari
darah lama, serum, leukosit dan denrus jaringan. Sekitar 10 hari setelah
bayi lahir, cairan berwarna kuning atau putih. Lochea alba mengandung
leukosit, desidua, sel epitel, mukus, serum dan bakteri. Lochea alba bisa
bertahan 2-6 minggu setelah bayi lahir.
1.5 Serviks
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. 18 jam pasca
partum, serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan
kembali ke bentuk semula. Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap
edematosa, tipis, dan rapuh selama beberapa hari setelah ibu melahirkan.
1.6 Vagina dan perineum
Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap ke
ukuran sebelum hami, 6-8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali
terlihat pada sekitar minggu keempat, walaupun tidak akan semenonjol
pada wanita nulipara.
2. Sistem endokrin
2.1 Hormon plasenta
Penurunan hormon human plasental lactogen, esterogen dan kortisol, serta
placental enzyme insulinase membalik efek diabetagenik kehamilan.
Sehingga kadar gula darah menurun secara yang bermakna pada masa
puerperium. Kadar esterogen dan progesteron menurun secara mencolok
setelah plasenta keluar, penurunan kadar esterogen berkaitan dengan
pembengkakan payudara dan diuresis cairan ekstra seluler berlebih yang
terakumulasi selama masa hamil.
12

2.2 Hormon hipofisis


Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita menyusui dan tidak
menyusui berbeda. Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita
menyusui tampaknya berperan dalam menekan ovulasi. Karena kadar
follikel-stimulating hormone terbukti sama pada wanita menyusui dan
tidak menyusui di simpulkan ovarium tidak berespon terhadap stimulasi
FSH ketika kadar prolaktin meningkat.
3. Abdomen
Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan, abdomenya
akan menonjol dan membuat wanita tersebut tampak seperti masih hamil.
Diperlukan sekitar 6 minggu untuk dinding abdomen kembali ke keadaan
sebelum hami.
4. Sistem urinarius
Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita
melahirkan. Diperlukan kira-kira dua smpai 8 minggu supaya hipotonia
pada kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan
sebelum hamil.
5. Sistem cerna
5.1 Nafsu makan
Setelah benar-benar pulih dari efek analgesia, anestesia, dan keletihan, ibu
merasa sangat lapar.
5.2 Mortilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap
selam waktu yang singkat setelah bayi lahir.
5.3 Defekasi
Buang air besar secara spontan bias tertunda selama dua sampai tiga hari
setelah ibu melahirkan.
6. Payu dara
Konsentrasi hormon yang menstimulasai perkembangan payu dara selama
wanita hamil (esterogen, progesteron, human chorionik gonadotropin,
prolaktin, krotison, dan insulin) menurun dengan cepat setelah bayi lahir.
6.1 Ibu tidak menyusui
13

Kadar prolaktin akan menurun dengan cepat pada wanita yang tidak
menyusui. Pada jaringan payudara beberapa wanita, saat palpasi
dailakukan pada hari kedua dan ketiga. Pada hari ketiga atau keempat
pasca partum bisa terjadi pembengkakan. Payudara teregang keras, nyeri
bila ditekan, dan hangat jika di raba.
6.2 Ibu yang menyusui
Sebelum laktasi dimulai, payudara teraba lunak dan suatu cairan
kekuningan, yakni kolostrum. Setelah laktasi dimula, payudara teraba
hangat dan keras ketika disentuh. Rasa nyeri akan menetap selama sekitar
48 jam. Susu putih kebiruan dapat dikeluarkan dari puting susu.
7. Sistem kardiovaskuler
7.1 Volume darah
Perubahan volume darah tergantung pada beberapa faktor misalnya
kehilangan darah selama melahirkan dan mobilisasi serta pengeluaran
cairan ekstravaskuler. Kehilangan darah merupakan akibat penurunan
volume darah total yang cepat tetapi terbatas. Setelah itu terjadi
perpindahan normal cairan tubuh yang menyebapkan volume darah
menurun dengan lambat. Pada minggu ketiga dan keempat setelah bayi
lahir, volume darah biasanya menurun sampai mencapai volume sebelum
lahir.
7.2 Curah jantung
Denyut jantung volume sekuncup dan curah jantung meningkat sepanjang
masa hamil. Segera setelah wanita melahirkan, keadaan ini akan
meningkat bahkan lebih tinggi selama 30 sampai 60 menit karena darah
yang biasanya melintasi sirkuit utero plasenta tibatiba kembali ke sirkulasi
umum.
7.3 Tanda-tanda vital
Beberapa perubahan tanda-tanda vital bisa terlihat, jika wanita dalam
keadaan normal. Peningkatan kecil sementara, baik peningkatan tekanan
darah sistol maupun diastol dapat timbul dan berlangsung selama sekitar
empat hari setelah wanita melahirkan.
8. Sistem neurologi
14

Perubahan neurologis selama puerperium merupakan kebalikan adaptasi


neurologis yang terjadi saat wanita hamil dan disebapkan trauma yang
dialami wanita saat bersalin dan melahirkan.
9. Sistem muskuluskeletal
Adaptasi sistem muskuluskeletal ibu yang terjadi selama masa hamil
berlangsung secara terbalik pada masa pascapartum. Adaptasi ini
mencakup hal-hal yang membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan
perubahan pusat berat ibu akibat pemsaran rahim.
10. Sistem integumen
Kloasma yang muncul pada masa hamil biasanya menghilang saat
kehamilan berakhir. Pada beberapa wanita, pigmentasi pada daerah
tersebut akan menutap. Kulit kulit yang meregang pada payudara,
abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar, tapi tidak
hilangseluruhnya.
1.1.7 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu post partum/nifas antara lain
(Nugroho,2014) :
1. Mastitis
Mastitis adalah infeksi pada jaringan payudara yang menyebabkan nyeri
payudara, pembengkakan, kehangatan dan kemerahan
2. Abses payudara
Abses payudara adalah pembengkakan payudara yang berisih nanah,
pembengkakan ini terjadi karena adanya infeksi bakteri.
3. Tromboplebiti
Tromboplebitis adalah invasi ataw perluasan microorganisme pathogen
yang mengikuti aliran darah sepanjang vena dan cabang-cabangnya.
15

1.1.8 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan darah
Beberapa uji laboratorium segera dilakukan pada periode pasca partum,
nilai hemoglobin dan hematokrit seringkali dibutuhkan pada hari pertama pada
partum untuk mengkaji kehilangan darah pada saat melahirkan.
2. Pemeriksaan urin
Pegambilan sampel urin dilakukan dengan menggunakan cateter atau
dengan tehnik pengambilan bersih (clean-cath) spisimen ini dikirim ke
laboratorium untuk dilakukan urinalisis rutin atau kultur dan sensitivitas
terutama jika cateter indwelling di pakai selama pasca inpartum. Selain itu
catatan prenatal ibu harus di kaji untuk menentukan status rubelle dan
rhesus dan kebutuhan therapy yang mungkin (Padila, 2014).
1.1.9 Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan pada ibu post partum/nifas adalah (Sulistyawati,2012) :
1. Tirah baring
2. Perawatan perineum dan perawatan payudara
3. Berkemih atau perawatan kateter
4. Obat anti nyeri, obat tidur, laktasi berikan suplemen vitamin atau zat
besi, hentikan pemberian intravena jika penuh
5. Pemeriksaan laboratorium untuk komplikasi jika ada indikasi
6. Rencana pemakaian kontrasepsi
16

1.2 Manajemen Asuhan Keperawatan


1.2.1 Pengkajian Keperawatan
1. Data umum
1.1 Identitas klien meliputi : Nama, umur, alamat, agama, pekerjaan,
suku/bangas, status pernikahan.
1.2 Identitas penanggung jawab : Nama, umur, alamat, pekerjaan, hubungan
dengan ibu, suku/bangsa.
2. Riwayat keluhan utama
2.1 Keluhan utama : Pada ibu dengan persalinan normal di temukan nyeri
abdomen, nyeri vagina, nyeri perineum.
2.2 Riwayat keluhan utama : Riwayat keluhan utama pada ibu dengan masa
nifas adalah nyeri akut dan ketidaknyamanan nyeri dikaji dengan
menggunakan P, Q, R, S, T dengan menggunakan skala 0-10.0 : nyeri
tidak di rasakan, 1-3 : nyeri ringan, 4-5 nyeri sedang, 6-8, nyeri berat, 9-10
nyeri tak tertahankan.
P ( Paliatv) : Penyabab nyeri
Q (Quality) : Nyeri seperti di tusuk, di potong
R (Regional) : Dimana rasa nyeri di rasakan ?
S (Severty) : Skala nyeri
T (Time) : Berapa lama nyeri berlangsung
Dengan Hasil Skala Nyeri Sebagai Berikut :
1. Agak nyeri
2. Nyeri ringan
3. Nyeri sedang dapat di alihkan
4. Nyeri sedang tidak dapat di alihkan
5. Nyeri sedang tidak dapat di alihkan tanpa menggunakan analgetik
6. Nyeri sedang
7. Nyeri berat
8. Nyeri berat dapat di alihkan
9. Nyeri berat tidak dapat di alihkan
10. Nyeri hebat.
17

2.3 Riwayat kesehatan sekarang : Keluhan yang di rasakan saat hamil mulai
dari trimester 1, 2, 3 HPHT

1. Riwayat KB
Apakah ibu pernah menggunakan alat kntrasepsi misalnya KB
2. Rencana KB
Apakah setelah persalinan ibu akan menggunakan KB atau tidak
3. Riwayat psikososial dan spiritual
Bagaiman hubungan ibu dengan suaminya, keluarga, lingkungan, dan
perawat.
3. Pola fungsi Gordon
3.1 Pola presepsi kesehatan
Dari penaganan kesehatan menggunakan presepsi pemeliharan dan
penaganan kesehatan, persepsi terhadap arti kesehatan dan
penatalaksanaan kesehatan, kemampuan menyusun tujuan, pengetahuan
tentang praktek kesehatan.
3.2 Pola nutrisi metabolic
Napsu makan ibu dengan persalinan normal bertambah dan pemasukan
cairan juga bertambah.Makanan harus bermutu, bergizi dan juga cukup
kalori, banyak air, sayur-sayuran dan buah-buahan.
3.3 Pola eliminasi
Kandung kemih mengalami trauma yang dapat di sebabkan edema dan
tekanan. Adanya akumulasi cairan yang berlebihan pada jaringan selama
kehamilan, dieresis setelah 24 jam persalinan dan konstipasi.
3.4 Pola aktifitas latihan
Otot-otot abdomen melebar atau melonggar selama kehamilan
menyebabkan pengurangan otot-otot abdomen menjadi sangat lunak,
lembek dan lemah. Muskulus raktus abdominis memisah otot-otot dan
fascia dinding abdomen mengalami pelenturan, latihan dan senam selama
periode nifas perlu untuk memulihkan keadaan
3.5 Pola istirahat dan tidur
Pola tidur terganggu karena ibu dengan persalinan normal sering
berkeringat banyak dan dingin di malam hari. Mengalami perubahan emosi
18

yang mendadak atau depresi yang mengakibatkan ibu merasa tertekan dan
mungkin ibu tidak bias tidur
3.6 Pola kongnitif preseptual
Klien merasa nyeri pada payudara dan perineum, dan kurang pengetahuan
tentang perawatan diri.
3.7 Pola konsep diri/presepsi
Ibu dapat menerima peran barunya sebagai orang tua atau tidak dapat
menerima.
3.8 Pola peran hubungan
Ibu memepunyai hubungan yang harmonis dengan suami, keluarga yang
merawat ibu yang beada di RS dan percaya kepeda Tuhan-Nya dan
menyerahkan seluruh kesembuhan kepada Tuhan.
4. Pemeriksaan fisik
4.1 Tekanan darah
4.2 Suhu badan
4.3 Denyut nadi
4.4 Respirasi/pernapasan
5. Pemeriksan head to toe
5.1 Kepala : Biasanya Pasien Mengeluh Pusing, Sakit Kepela.
5.2 Wajah : Hiperpigmentasi, edema.
5.3 Mulut : Mukosa mulut (warna, kelembapan, lesi)
5.4 Mata : Konjungtiva, sklera (pupil, ukuran, kesamaan reaksi terhadap
cahaya penglihatan)
5.5 Leher : Pembesaran kelenjar getah bening, disertai vena jugularis.
5.6 Jantung dan paru : Suara napas normal
5.7 Payudara : Penampilan, pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit,
keadaan aerola dan integritas putting, posisi bayi pada payudara, adanya
kolostrum, adanya ASI, adanya pembengkakan, benjolan, nyeri dan
adanya sumbatan duktus, dan tanda-tanda mastitis potensial.
5.8 Abdomen : Tinggi fundus uteri (dalam cm), lokasi kontraksi uterus atau
nyeri.
19

5.9 Genitalia : Pengakajian perineum terhadap memar, edema, hematoma,


penyembuhan setiap jahitan, inflamsi. Pemeriksaan tipe, kuantitas dan bau
lokhia. Pemeriksaan anus terhadap hemoroid.
5.10 Eksteremitas bawah :Adanya tanda edema, nyeri tekan atau panas pada
betis, varises.

1.2.2 Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri berhubungan dengan trauma mekanis.
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri akibat luka episiotomi.
4. Perubahan eleminasi urin berhubungan dengan efek hormonal, trauma mekanis,
edema jaringan di tandai dengan distensi kandung kemih.
1.2.3 Intervensi Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan dengan trauma mekanis.
Tujuan : Setelah dilakuka tindakan keperawatn nyeri dapat teratasi.
Kriteria hasil : Nyeri hilang atau berkurang
Intervensi :
1.1 Tentukan adanya lokasi nyeri dan sifat ketidaknyamanan.
1.2 Kaji skla nyeri menggunakan rumus P, Q, R, S, T
1.3 Inspeksi perubahan perineum dan episiotomy. Perhatika edema,
ekimosis tekanan local
1.4 Anjurkan ibu untuk menggunakan tekhnik relaksasi dan distraksi
untuk menghilangkan nyeri
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.
Tujuan : Mengatasi kemungkinan infeksi
Kriteria hasil : 1. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
2. Adanya kemerahan atau kehangatan
3. Adanya pembengkakan
4. Adanya nyeri
Intervensi :
1. Kaji lochea (warna, bau,jumlah) dan kondisi dan jahitan episiotomy
2. Berikan nutrisi yang adekuat
3. Kaji lokasi dan kontraksi uterus, perubahan infolusi
20

4. Sarankan untuk klien untuk mengganti pembalut untuk tiap 2 jam


5. Pantau tanda-tanda vital
6. Sarankan ibu membersihkan perineum dari depan ke belakang
7. Kolaborasi dalam pemberian antibiotik
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri akibat luka episiotomi.
Tujuan : Aktivitas dapat normal kembali
Kriteria hasil : Ibu dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa bantuan
orang lain keadaan umum baik, kekuatan otot baik.
Intervensi :
1. Kaji kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
2. Bantu klien dalaM memenuhi kebutuhan sehari-hari
3. Tingkat tirah baring
4. Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas yang ringan
5. Anjurkan mobilisasi dan latihan dini secara lengkap
6. Berikan informasi kesehatan tentang perawatan luka jahitan
7. Berikan lingkungan yang tenang, batasi pengunjung sesuai keperluan
8. Anjurkan keluarga untuk kooperatif dalam perawatan
9. Kolaborasi dalam pemberikan terapi analgetik
4. Perubahan eleminasi urin berhubungan dengan efek hormonal
Tujuan : Tidak mengalami gangguan eliminasi
Kriteria hasil : Dapat berkemih sendiri dalam waktu 6-8 jam setelah
post partum, tidak merasa sakit saat BAK
Intervensi :
1. Kaji dan catat cairan yang masuk dan keluar tiap 24 jam
2. Palpasi kandungan kemih
3. Anjurkan berkemih 6-8 jam post partum
4. Anjurkan minum 6-8 gelas perhari
5. Kaji tanda-tanda infeksi saluran kemih
6. Jelaskan pentingnya berkemih
21

1.2.4 Implementasi Keperawatan


Pada tahap ini ada pengolahan dan perwujudan dari rencana
perawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan keperawatan yang
telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan secara optimal.
1.2.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah perbandingan yang sitematik dan terencana
tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah dilakukan dengan
berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lain.
22

BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 16 Maret 2020,
pukul 20.27 WIB. Di ruang perawatan Ny. M wilayah UPT Puskesmas Pahandut
Palangka Raya, dengan tehnik anamnesa (wawancara), observasi, pemeriksaan
fisik, dan data dari buku KIA klien, di dapatkan data-data sebagai berikut.

2.1.1 Identitas Klien dan Penanggung Jawab


1. Identitas Klien
Nama Ny. M, tempat/tanggal lahir Palangkaraya 21 Desember 2000,
agama Islam, suku bangsa Banjar, pendidikan terakhir SMP, pekerjaan IRT,
golongan darah O, alamat Jl. Meranti, diagnosa medis G1 P0 A0, tanggal
pengkajian 16 Maret 2020.
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama Tn. Y, umur 21 tahun, jenis kelamin laki-laki, agama Islam, suku
bangsa Banjar, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan swasta, golongan darah O,
alamat Jl. Meranti, hubungan dengan klien suami.

2.1.2 Status Kesehatan


1. Alasan Kunjungan / Keluhan Utama:
Pasien mengatakan tidak nyaman ketika bergerak
2. Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST):
Pasien mengatakan Nyeri, tidak nyaman ketika menggerakkan badannya
skala nyeri 3, Hasil pengkajian menunjukkan keadaan umum baik, kesadaran
compos menthis, tidak anemis, terdapat luka bekas hecting dalam 6 hecting luar 8
jahitan TD: 120/80 mmHg, N: 90 x/m, RR: 20 x/m, S: 36,5 OC, terpasang infus
Ringer Lactate 20 tetes per menit.
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Pasien mengatakan persalinan ini anak Pertama
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
23

Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga


Genogram 3 generasi :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pesien

: Berhubungan

: Meninggal
: Tinggal serumah

5. Riwayat Obstetric dan Ginekologi


5.1 Riwayat Ginekologi
1. Riwayat Menstruasi :
Menarche: 15 tahun, Siklus : 28 hari, Lamanya Haid: 4-7 hari,
Banyaknya: 2-3 x/hari ganti pembalut, Sifat Darah (warna, bau,
cair/gumpalan, dysmenorhoe): merah tua, bau amis, dan cair,
Gangguan sewaktu menstruasi tidak ada, Gejala pre menstruasi
keputihan dan nyeri pada payudara, HPHT: 09 Juni 2019 Taksiran
Persalinan: 16 Maret 2020.
2. Riwayat Perkawinan (suami dan isteri):
Usia Pernikahan 1 tahun, Lamanya Pernikahan 1 tahun.
3. Riwayat Keluarga Berencana:
Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum tidak menggunakan
kontrasepsi. Apakah ada masalah dengan cara tersebut tidak ada,
24

Jenis, kontrasepsi yang direncanakan setelah persalinan sekarang KB


Suntik, Berapa jumlah anak yang direncanakan oleh keluarga 2.

5.2 Riwayat Obstetri


1. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G1 P0 A0
Masalah Kea
Jeni Tempa
Tgl Jenis daa
N Umur s t/
part kela BB Ha Nifa n
o hamil part Penolo Lahir Bayi
us min mil s Ana
us ng
k

2. Riwayat Kehamilan Sekarang


Keluhan waktu hamil pusing, Imunisasi : TT 5 kali, Penambahan
BB selama hamil 5 kg, Pemeriksaan kehamilan : teratur, Tempat
pemeriksaan dan hasil pemeriksaan Puskesmas Pahandut dengan hasil baik

3. Riwayat Persalinan Sekarang


Tanggal melahirkan 16 Maret 2020 jam 20.27 WIB, dengan jenis
persalinan spontan, 30 menit, tidak ada penyulit persalinan, tidak ada
perdarahan, jenis kelamin bayi laki-laki, BB 3,100 gr. Panjang 50 Cm

5.3 Pemeriksaan Fisik


1. Ibu
1.1 Keadaan Umum
Keadaan umum baik, kesadaran compos menthis, tidak anemis, TD:
120/80 mmHg, N: 90 x/m, RR: 20 x/m, S: 36,5 OC, turgor kulit cukup.
1.2 Kepala
Warna rambut hitam keadaan bersih
25

1.3 Muka
Tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum
1.4 Mulut
Mukosa mulut dan bibir lembab, keadaan gigi bersih, fungsi pengecapan
baik, keadaan mulut baik, fungsi menelan baik.
1.5 Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera tampak bening dan fungsi penglihatan
baik
1.6 Hidung
Tidak ada perdarahan atau peradangan, keadaan bersih
1.7 Telinga
Keadaan telinga bersih dan fungsi pendengaran baik
1.8 Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada distensi vena jugularis
dan pembesaran KGB
1.9 Daerah Dada
1. Jantung dan Paru-paru
Suara nafas vesikuler, bunyi jantung reguler, retraksi dada tidak ada
2. Payudara
Payudara tampak membesar, bentuk payudara simetris,
hyperpigmentasi areola ada, keadaan puting susu menonjol, cairan
yang keluar tidak ada, keadaan bersih, tidak ada nyeri atau tegang,
tidak ada skala nyeri.
1.10 Abdomen
Tinggi FU 39 cm, kontraksi uterus tidak ada, konsistensi uterus tidak ada
1.11 Genitalia Eksterna
Keluhan nyeri pada jalan lahir, oedema tidak ada, varises tidak ada, ada
pengeluaran lonchea berwarna merah, jumlah ± 150 cc, bau amis
1.12 Anus
Baik
26

1.13 Ekstremitas atas dan bawah


Reflek patela baik, tidak ada varises, oedema tidak ada,simetris kiri dan
kanan.
2. Bayi
2.1 Keadaan Umum
Bayi tampak putih bersih, rambut bayi cukup lebat, dada simetris, dada
baik, abdomen baik, genitalis baik, anus baik, ekstremitas baik
2.1.3 Pola Aktivitas Sehari-Hari
1. Pola nutrisi
Frekuensi makan 2-3 x/sehari, jenis makanan nasi, lauk, sayur dan buah,
makanan yang tidak disuka tidak ada, makanan yang disukai buah,
makanan pantang atau alergi tidak ada, nafsu makan baik, porsi makan 1
porsi, minum air mineral 6-7 gelas per hari.
2. Pola eliminasi
BAB 1x/hari, BAK sering, warna kuning jernih, bau khas amoniak
3. Pola tidur dan istirahat
Waktu tidur tidak menentu, lama tidur siang 1 jam, lama tidur malam 6-7
jam/hari, tidak ada kebiasaan pengantar tidur, kebiasaan saat tidur tidak
ada, kesulitan saat tidur tidak ada
4. Pola aktivitad dan latihan
Kegiatan dalam pekerjaan tidak ada, olahraga tidak dilakukan, makan dan
minum bisa sendiri, kegiatan diwaktu luang menonton, menyusui dengan
posisi rebahan
5. Personal hygiene
Kulit bersih, rambut diikat, mulut dan gigi bersih, pakaian rapi dan bersih,
kuku pendek dan bersih
6. Ketergantungan fisik
Tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, tindak mengkonsumsi obat-
obatan
27

2.1.4 Aspek Psikososial dan Spiritual


1. Pola pikir dan persepsi
1.1 Apakah ibu telah mengetahu cara memberi ASI dan memberi makanan
tambahan pada bayi : iya
1.2 Apakah ibu merencanakan pemberiaan ASI pada bayinya : iya
1.3 Jenis kelamin yang diharapkan : Laki- laki
1.4 Siapa yang membantu merawat bayi dirumah : Suami
1.5 Apakah ibu telah mengetahui nutrisi ibu menteteki : Iya
1.6 Apakah hamil ini diharapkan : Sangat di harapkan
1.7 Apakah ibu merencanakan untuk mengimunisasikan bayinya : Iya
1.8 Apakah ibu telah mengetahui cara memandikan dan merawat tali
pusat : Iya.
2. Persepsi diri
2.1 Hal yang amat dipikirkan saat ini : Tidak ada
2.2 Harapan setelah menjalani perawatan : Cepat pulang dan berkumpul
dengan kelurga
2.3 Perubahan yang dirasa setelah hamil : Tidak ada
3. Konsep diri
3.1 Body image : Berharap sehat selalu
3.2 Peran : Ingin jadi ibu dan istri yang baik untuk anak-anak dan suami
3.3 Ideal diri : menyukai apa adanya dirinya
3.4 Identitas diri : sebagai ibu rumah tangga
3.5 Harga diri : Senang dengan anak dan suami.
4. Hubungan dan komunikasi
4.1 Bicara : jelas/relevan/mampu mengekpresikan/mampu mengerti orang lain
: iya
4.2 Bahasa utama : Indonesia dan Bahasa Banjar
4.3 Yang tinggal serumah : suami dan anaknya
4.4 Adat istiadat yang dianut : Suku Banjar
4.5 Yang memegang peranan penting dalam keluarga :Suami
4.6 Motivasi dari suami : sangat memotivasi
4.7 Apakah suami perokok : Tidak
28

4.8 Kesulitan dalam keluarga : Tidak ada


5. Kebiasaan seksual
5.1 Gangguan hubungan seksual : Tidak ada
5.2 Pemahaman terhadap fungsi seksual post partum : cukup memahami
6. Sistem nilai – kepercayaan
6.1 Siapa dan apa sumber kekuatan : Keluarga dan suami
6.2 Apakah Tuhan, agama, Kepercayaan penting untuk anda :Sangat penting
6.3 Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam frekuensi)
sebutkan : solat di mesjid
6.4 Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan selama di Rumah Sakit,
sebutkan : Berdoa agar cepat sembuh
2.1.5 Pemeriksaan Penunjang
Golongan Darah/Rh: O
29

2.1.6 Penatalaksanaan
Tanggal Nama obat Rute Dosis Indikasi
16 Maret 2020 Amoxyclin Oral 3x500 mg Antibiotic untuk
mencegah infeksi
Asam Oral 3x500 mg Untuk mengurangi
mafenamat nyeri
Paracetamol Oral 3x500 mg Untuk meredakan
sakit kepala,nyeri dan
demam
Vit A Oral 3x600 mg Untuk meningkatkan
kekebalan tubuh
Infus ringer IV 500 ml Menambah cairan dan
laktat 20 tpm/menit elektrolit
Lidocaine IV 1 ampul 2ml Anastesi local
menghilangkan rasa
sakit pada tubuh
untuk sementara dan
mengatasi irama
jantung
Mecobolamin IV 2 ampul 2ml Mengatasi
kekurangan vitamin
B12

Palangka Raya, 16 Maret 2020


Mahasiswa

Sahrawani..J
30

ANALISA DATA
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB

DS: Pasien mengatakan nyeri di Kehamilan (37-42 Nyeri Melahirkan


minggu)
bagian vegina

P: Nyeri pada vagina bekas jahitan Tanda-tanda inpartu
Q: nyeri terasa nyut-nyutan ↓
R: nyeri dirasakan di daerah Proses persalinan
perineum ↓
S: skala nyeri 3 (ringan) Kala III
T: nyeri dirasakan ± 2 menit ↓
Perlukaan

DO:
Respon fisiologis
1. Pasien tampak cemas
setelah melahirkan
2. Pasien tampak meringis
3. Pemeriksaan TTD
TD: 120/80 mmHg,
N:90 x/menit,
R:20 x/menit,
S:36,5oC

DS:- Kehamilan (37-42


DO: minggu) Resiko Gangguan
- kerusakan jaringan/ lapisan kulit ↓ integritas jaringan
perineum Tanda-tanda inpartu
- adanya ruptur pada perineum ↓
- hecting dalam 6 jahitan Proses persalinan
- hecting luar 8 jahitan ↓
- Pemeriksaan TTD Kala II
TD: 120/80 mmHg, ↓
N:90 x/menit, Kontraksi kuat, cepat
R:20 x/menit, ↓
S: 36,5oC Pembukaan lengkap

Reflek mengedan

Kontraksi

31

Pelebaran vulva dan


penonjolan perineum

Episiotomi/ruptur

DS : Pasien mengatakan badannya Kehamilan (37-42


terasa lemas Keletihan
minggu)
DO : ↓
- Pasien tampak lemas Tanda-tanda inpartu
- Terpasang infus RL 20 tpm di ↓
tangan kiri Proses persalinan
- Pemeriksaan TTD ↓
TD: 120/80 mmHg, Kala I Fase Aktif
N:90 x/menit, ↓
R:20 x/menit, Kontraksi uterus
S: 36,5oC
32

PRIORITAS MASALAH

1. Nyeri melahirkan berhubungan dengan respon fisiologis setelah


melahirkan dibuktikan dengan DS: Pasien mengatakan nyeri di
bagian vegina P: Nyeri pada vagina bekas jahitan,Q: nyeri terasa
nyut-nyutan,R: nyeri dirasakan di daerah perineum,S: skala nyeri 3
(ringan),T: nyeri dirasakan ± 2 menit DO: Pasien tampak
cemas,Pasien tampak meringis Pemeriksaan TTD :TD: 120/80
mmHg,N:90 x/menit, R:20 x/menit, S:36,5oC.
2. Resiko gangguan integritas jaringan berhubungan dengan ruptur
dibuktikan dengan kerusakan jaringan/ lapisan kulit perineum, adanya
ruptur pada perineum, hecting dalam 6 jahitan, hecting luar 8 jahitan,
Pemeriksaan TTD :TD: 120/80 mmHg,N:90 x/menit, R:20 x/menit,
S:36,5oC.
3. Keletihan berhubungan dengan kontraksi uterus dibuktikan dengan
DS : Pasien mengatakan badannya terasa lemas,DO :Pasien tampak
lemas, Terpasang infus RL 20 tpm di tangan kiri TTD :TD: 120/80
mmHg,N:90 x/menit, R:20 x/menit, S: 36,5oC.
32

RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien :Ny.M


Ruang Rawat :VK Puskesmas Pahandut
Diagnosa Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan 1) Ukur tanda-tanda vital pasien 1) Mengetahui keadaan umum pasien
1. Nyeri Melahirkan keperawatan selama 1 x 7 2) Observasi skala nyeri pasien 2) Mengetahui skala nyeri pasien
berhubungan jam diharapkan nyeri 3) Berikan kompres air dingin 3) Mengkonstriksikan pembuluh darah, menurunkan edema
dengan respon hilang/berkurang dengan pada perineum setelah dan memberikan kenyamanan dan anastesi lokal
fisiologis setelah kriteria hasil: melahirkan 4) Membantu mengalihkan perhatian langsung dari rasa
melahirkan 1) Skala nyeri berkurang 1- 4) Ajarkan tehnik relaksasi ketidaknyamanan
2 5) Kolaborasi dalam pemberian Mengurangi nyeri
2) Wajah tampak tenang obat
3) Pasien tidak meringis
1) Tanda-tanda vital dalam
rentang normal:
TD : 120-80 mmHg
N: 60-100 x/m
S: 36,5-37,5oC
33
1

2. Resiko gangguan Setelah dilakukan tindakan 1) Ukur tanda-tanda vital pasien 1) Mengetahui keadaan umum pasien
integritas jaringan keperawatan selama 1 x 7 2) Bantu pasien dengan posisi 2) Dengan posisi yang tepat, pernafasan yang baik membantu
berhubungan jam diharapkan luka tepat, pernafasan, dan upaya meningkatkan peregangan bertahap dari perineal dan
dengan rupture membaikkriteria hasil: untuk rileks jaringan vagina dan mencegah terjadinya trauma atau
2) Luka membaik 3) Bantu pasien mengangkat laserasi serviks
3) Luka mulai membaik kaki secara simultan, hindari 3) Menurunkan renggangan otot mencegah tekanan pada batis,
4) Tanda-tanda vital dalam tekanan pada poplitea, sokong dan ruang poplitea yang dapat menyebabkan tromboplebitis
rentang normal: telapak kaki pasca partum
TD : 120-80 mmHg 4) Bantu sesuai kebutuhan 4) Memungkinkan melahirkan lambat saat kepala bayi telah
N: 60-100 x/m dengan manufer tangan, distensi di perineum 5 cm sehingga menurunkan trauma
S: 36,5-37,5oC berikan tekanan pada dagu pada jaringan ibu
janin melalui perineum ibu Epiostomy dapat mencegah robekan perineum pada kasus
saat tekanan pengeluaran pada bayi besar, persalinan cepat, dan ketidakcukupan relaksasi
oksiput dengan tangan lain perineal.
Bantu dengan episiotomy
garis tengah mediolateral k/p
34
2

3. Keletihan Setelah dilakukan tindakan 1) Mengetahui keadaan umum pasien


berhubungan keperawatan selama 1x7 1) Ukur tanda-tanda vital pasien 2) Mengurangi keletihan
dengan kontraksi jam diharapkan klien tidak 2) Anjurkan untuk rileks dan 3) Memberikan kekuatan dan motivasi bagi pasien
uterus merasa lemas dengan istirahat diantara kontraksi 4) Memberi lebih energi dan menambah asupan cairan
kriteria hasil: 3) Anjurkan suami atau
1) Klien tidak tampak keluarga untuk mendampingi
lemas klien
2) Tanda-tanda vital dalam 4) Berikan makanan dan
rentang normal: minuman
TD : 120-80 mmHg
N: 60-100 x/m
S: 36,5-37,5oC
135

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Tanda tangan
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Jam
Nama Perawat
Senin, 16 1) Mengukur tanda-tanda vital pasein S: Pasien mengtakan nyeri pada daerah
Maret 2020 2) Mengobservasi skala nyeri pasien perineum
3) Mengajarkan tehnik relaksasi O: - pasien tampak lemas
Pukul 20.27 4) Berkolaborasi dalam pemberian obat - pasien tampak meringis
WIB - tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg Sahrawani.J
Diangnosa N : 90x/m
satu S : 36,5OC
- Skala nyeri klien 3 (ringan)
- klien mampu melakukan tehnik relaksasi
nafas dalam
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
- Asam mafenamat
- Paracetamol
- Lidocaine

Senin, 16 1) Mengukur tanda-tanda vital pasien S: -


Maret 2020 2) Membantu pasien dengan posisi tepat, O: Sahrawani.J
pernafasan, dan upaya untuk rileks - tanda-tanda vital
Pukul 20.27 3) Membantu pasien mengangkat kaki secara TD : 120/80 mmHg
WIB simultan, hindari tekanan pada poplitea, N : 90 x/m
236

sokong telapak kaki S : 36,5OC


Diangnosa 4) Membantu sesuai kebutuhan dengan manufer - meminta klien untuk menarik nafas dan
dua tangan, berikan tekanan pada dagu janin mengeluarkan dari mulut
melalui perineum ibu saat tekanan - membantu menyokong telapak kaki ibu
pengeluaran pada oksiput dengan tangan lain - membantu menahan perineum agar
memudahkan pengeluaran janin dan mencegah
terjadinya ruptur
A: Masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
- Amoxyclin
Senin, 16 1) Mengukur tanda-tanda vital pasien S: pasien mengatakan badannya terasa lemas
Maret 2020 2) Menganjurkan untuk rileks dan istirahat O:
diantara kontraksi - tanda-tanda vital
Pukul 20.27 3) Menganjurkan suami atau keluarga untuk TD : 120/80 mmHg
WIB mendampingi pasien N : 90x/m Sahrawani.J
4) Memberikan makanan dan minuman S : 36,5OC
Diangnosa - klien tampak rileks
tiga - klien didampingi oleh ibunya
- klien makan dan minum seperti biasanya
A: Masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
- Infus ringer laktat
- Mecobolamin
- Vit A
1

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan PPK III yang dilaksanakan diruang VK BULD UPT
PUSKESMAS PAHNDUT PALANGKARAYA selama 1 minggu saya
menarik kesimpulan mengenai kasus saya melalui kunjungan ke rumah pasien
masih banyak pasien yang belum memahami arti mengenai kesehatan
kehamilan jadi diharapkan untuk lebih dingkatkan tentang penyuluhan
mengenai kehamilan beserta gejala atau pun penyakit yang dapat menggangu
kehamilan.
3.2 Saran
Diharapkan laporan dan askep ini bisa menambah wawasan pengetahuan
bagi pembaca tentang Kelahiran.

37
1

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho T, Nurrezki, Wanaliza D, & Wilis. 2014. Buku Ajar : Asuhan


Kebidanan & Masa Nifas Edisi Pertama. Yogyakarta : Nuha Medika

Padila.2014 .Buku Ajar : Keperawatn Maternitas Edisi Pertama. Bengkulu : Nuha


Medika

Susilawaty A. 2012. Buku Ajar : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.Yogyakarta :


ANDI

Anda mungkin juga menyukai