PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pengembangan instruksional sering kali direpresentasikan sebagai model grafik. Beberapa tahun
terakhir sejumlah model disain pembelajaran diperkenalkan oleh beberapa ahli/tokoh. Gentry
mengatakan bahwa model disain pembelajaran adalah suatu representatif gafik tentang suatu
pendekatan sistem, yang dirancang untuk memfasilitasi pengembangan yang efektif dan efisien dari
pembelajaran.
Tujuan dari disain pembelajaran yaitu membuat pembelajaran lebih efektif dan efisien dan mengurangi
tingkat kesulitan pembelajaran (Morrison, Ross, dan Kemp, 2007).
BAB II
PEMBAHASAN
Desain pembelajaran sebagai proses menurut Syaiful Sagala (2005:136) adalah pengembangan
pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran unuk menjamin
kualitas pembelajaran. Mengandung arti bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran harus sesuai
dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum yang digunakan.
Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai
ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai
penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya.
Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan,
pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran
dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas.
Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem
pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.
Dengan demikian dapat disimpulkan desain pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi
komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru
dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan
tujuan pembelajaran, dan merancang "perlakuan" berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi.
Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan
dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas.r
. Kesimpulan
1. perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang ingin dicapai oleh
suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang akan dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut,
materi/bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, alat atau media apa yang
diperlukan.
4. Fungsi perencanaan pembelajaran ; Memberi penjelasan terhadap guru pemahaman yang lebih
jelas tentang tujuan pendidikan an hubungan dengan pelajaran yang dilaksanakan guna mencapai
tujuan tersebut, membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajaranterhadapa
pencapaian tujuan pembelajaran, menembah keyakinan guru terhadap nilai - nilai yang terkandung
dalam pengajaran yang diberikan dan prosedur yang digunakan.
5. hal yang tidak kalah pentingnya dalam perencanaan pembelajaran, yaitu memperhatikan hal – hal
yang harus dipersiapkan : Memahami kurikulum, Menguasai bahan pengajaran. Menyusun program
kerja, Melaksanakan program kerja, Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang
telah dilaksanakan.
B. Saran
Dari pembahasan diatas penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :
1. Perencanaan pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran Oleh
karena itu harus dikerjakan secara sungguh – sungguh dan bukan hanya untuk memenuhi syarat
administrasi akademik atau sekedar untuk menyenangkan pengawas.
2. Selain dikerjakan secara sungguh – sungguh guru juga harus pandai merencanakan perencanaan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Majid, Abdul dan Andayani, Dian. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya 2004.