Anda di halaman 1dari 7

PASCA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen ISSN: 2338-0489 (Print)

Volume 15, Nomor 1, April 2019 2622-1144 (Online)

Teologi Ibadah dan Kualitas Penyelenggaraaan Ibadah:


Sebuah Pengantar

Debora Nugrahenny Christimoty


Sekolah Tinggi Teologi Baptis Indonesia Semarang
debora.nixon@yahoo.com

ABSTRAK
Orang-orang Kristen percaya bahwa ibadah kepada Allah adalah penting dan perlu bagi
kehidupan bergereja. Namun Dalam kenyataannya ibadah seringkali dilaksanakan secara
kurang serius, baik secara sadar ataupun tidak. Nilai dari ibadah Kristen yang telah diakui sangat
penting, pada saat ini telah mengalami penurunan. Hal tersebut terlihat dari ketidakseriusan
dalam perencanaan penyelenggaraan ibadah, misalnya tidak ada latihan sebelumnya, pelayan
ibadah tidak serius mempersiapkan diri, tata ibadah tidak disiapkan sesuai tema. Kemungkinan
besar hal ini terjadi karena jemaat atau pemimpin gereja tidak memahami tentang teologi ibadah
dan kualitas penyelenggaraan ibadah. Teologi ibadah Kristen adalah refleksi sistematis dari
ajaran Alkitab mengenai ibadah, tentang berbagai macam bentuk ibadah, motivasi dan tujuan
beribadah. Sedangkan kualitas penyelenggaraan ibadah dapat dinilai dari perencanaan ibadah,
persiapan ibadah, relevansi ibadah, serta berbagai aspek yang berkaitan dengan ibadah. Setiap
pemimpin ibadah Kristen perlu memahami apa yang diajarkan oleh Alkitab tentang ibadah
sehingga dapat menyelenggarakan ibadah yang berkualitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk
memberi gambaran tentang teologi ibadah dan kualitas penyelenggaraan ibadah. Penelitian ini
adalah penelitian kualitatif menggunakan metode penelitian kepustakaan.

Kata kunci: Ibadah, kualitas penyelenggaraan ibadah, teologi ibadah

PENDAHULUAN bersekutu dengan sesama, untuk memberikan


Kebanyakan orang-orang Kristen tujuan dan makna bagi kehidupan, untuk
beribadah secara rutin, baik secara pribadi menyadarkan kita akan keterbatasan-
maupun bersama-sama, hal ini dilakukan keterbatasan kita, untuk mendapatkan jawaban
karena ibadah yang dilakukan memiliki terhadap masalah-masalah kehidupan, untuk
makna dan sangat berguna bagi kehidupan. mendapatkan kekuatan agar dapat hidup
Orang-orang Kristen percaya bahwa ibadah berkelimpahan, untuk mengubah perspektif/cara
kepada Allah adalah penting dan perlu bagi pandang, dan untuk memperbaharui keinginan
kehidupan bergereja. Beribadah kepada melayani.
Allah – menghormati dan menyembah Dia, Kenyataan yang terjadi, ibadah seringkali
bersekutu dengan Yesus, menyerahkan diri dilaksanakan secara kurang serius baik secara
kepadaNya – adalah suatu hubungan yang sadar ataupun tidak. Nilai dari ibadah Kristen
sangat penting di antara orang-orang yang telah diakui sangat penting, pada saat ini
Kristen dengan Allahnya Kebanyakan telah mengalami depresiasi, kurang dihargai,
orang Kristen setuju bahwa ibadah tidak mengalami penurunan. Hal ini dapat terlihat
bisa dilepaskan dari kehidupan Kristen melalui kehadiran jemaat dalam ibadah setiap
mereka. Stanfield mengemukakan beberapa hari Minggu di gereja. Lebih dari 40% jemaat
alasan mengenai pentingnya ibadah, yaitu: tidak hadir secara rutin dalam ibadah Minggu.
Untuk memelihara kesatuan/persekutuan Selain hal tersebut, banyak orang Kristen dan
dengan Allah, untuk memenuhi kebutuhan
1 Debora Nugrahenny Christimoty, Teologi ibadah dan Kualitas….
pemimpin gereja yang kurang memiliki METODE PENELITIAN
pemahaman mengenai teologi ibadah. Penelitian ini menggunakan metode
Teologi ibadah Kristen adalah refleksi kualitatif deskriptif. Penelitian ini tergolong
sistematis dari ajaran Alkitab mengenai dalam penelitian kepustakaan. Penelitian
ibadah, tentang berbagai macam bentuk kepustakaan pada penelitian ini dilakukan
ibadah, motivasi dan tujuan beribadah. dengan cara mempelajari dokumen atau hasil
Sedangkan kualitas penyelenggaraan penelitian terdahulu dan berbagai buku yang
ibadah dapat dinilai dari perencanaan berkaitan dengan teologi dan kualitas
ibadah, persiapan ibadah, relevansi ibadah, penyelenggaraan ibadah Kristen.
serta berbagai aspek yang berkaitan dengan
ibadah. Setiap pemimpin ibadah Kristen PEMBAHASAN
perlu memahami apa yang diajarkan oleh Ibadah
Alkitab tentang ibadah. Kata ibadah dalam bahasa Inggris
Tantangan yang muncul oleh karena “worship” berasal dari istilah Anglo-Saxon
berbagai keragaman ibadah yang terdapat “weorthscipe” – “worth” dan “ship” – berarti
dalam berbagai gereja dan denominasi masa seseorang yang layak untuk menerima pujian
kini menyebabkan seorang pemimpin gereja dan hormat. Saat kita beribadah, kita sedang
perlu memiliki pemahaman yang jelas memproklamirkan kelayakan Allah. Kata Ibrani
tentang teologi ibadah. Pemimpin Kristen dalam Perjanjian Lama yang diterjemahkan
yang tidak memiliki pemahaman teologi “worship” adalah “shachah”, yang berarti “sujud
ibadah yang benar pada akhirnya terbawa menyembah”, artinya sikap hormat, dan
arus untuk mengikuti trend ibadah yang merendahkan diri dari tubuh maupun pikiran
sedang berkembang tanpa memiliki seseorang. Kata Yunani dalam Perjanjian Baru
motivasi dan tujuan yang jelas. yang sering diterjemahkan sebagai ibadah
Pemahaman seseorang tentang teologi adalah “proskuneo” yang artinya secara literal
ibadah akan memengaruhi kualitas adalah “mencium tangan” atau “merendahkan
penyelenggaraan ibadah. Sebagai contoh: diri” terhadap orang lain karena hormat. Yesus
ketika ditetapkan untuk melayani dalam menggunakan kata ini saat ia berkata kepada
ibadah maka kurang menghargai tugasnya, seorang perempuan di Sikhar, “Allah itu Roh,
perencanaan dan persiapan ibadah dan barangsiapa menyembah Dia haruslah
dilakukan secara kurang serius, pemilihan menyembah dalam roh dan kebenaran”
lagu-lagu untuk ibadah seringkali dilakukan (Yohanes 4:24). Kata “ibadahmu yang sejati”
secara mendadak, tidak ada latihan dengan dalam Roma 12:1 menggunakan istilah “latreia”
pemain musik, bahkan khotbahpun yang berarti pelayanan atau tugas/ kewajiban.
disiapkan secara kurang serius. Persiapan Kauflin mengatakan bahwa ibadah
ibadah yang dilakukan secara tidak dimulai dan diakhiri dengan Allah, ibadah
sungguh-sungguh ini menjadikan ibadah adalah tentang Allah, ibadah adalah bagi Allah.
yang diadakan secara rutin menjadi suatu Allah menghendaki kita menyembah Dia karena
rutinitas yang membosankan, kurang kesempurnaanNya membuat diriNya satu-
diminati, dingin, tidak berkualitas dan tidak satunya yang pantas disembah. Kalau kita dapat
bergairah sehingga tidak dapat merasakan beribadah kepada Allah dan menyembah Dia,
kehadiran Tuhan dalam ibadah tersebut. hal ini merupakan kasih karuniaNya kepada kita.
Ibadah dan teologi jika digabung dapat Ibadah yang Alkitabiah adalah ibadah yang
membentuk iman kristen yang kuat berfokus pada Allah (Allah jelas terlihat),
sehingga menghasilkan suatu kehidupan berpusat pada Allah (Allah jelas menjadi
Kristen yang berbuah lebat. prioritas), dan mengagungkan Allah (Allah jelas
Melihat permasalahan di atas maka dihormati).
tujuan dari penelitian ini adalah
mendeskripsikan tentang teologi ibadah dan Teologi Ibadah
kualitas penyelenggaraan ibadah. Teologi adalah hasil refleksi sistematis
dari kebenaran ajaran Alkitab. Refleksi
sistematis terhadap kebenaran Alkitab mengenai

Volume 15, Nomor 1, April 2019 2


PASCA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen ISSN: 2338-0489 (Print)
Volume 15, Nomor 1, April 2019 2622-1144 (Online)
ibadah menghasilkan teologi ibadah. Manusia beribadah bukan sekedar karena
Pemahaman teologi ibadah mempengaruhi kebutuhan manusia itu sendiri, melainkan
sikap dan cara beribadah sehingga membagi karena Allah pantas menerima pemujaan dari
gereja menjadi bermacam-macam manusia. Sepanjang sejarah umat manusia,
denominasi yang memiliki bentuk/model hanya ada satu yang pantas dipuja dan disembah,
ibadah yang berbeda. namanya: Yesus. Orang-orang mempunyai
Ibadah kita mempengaruhi teologi kebutuhan untuk memuja sesuatu, baik suku
kita, dan teologi kita juga mempengaruhi yang paling primitive maupun orang-orang kota
ibadah kita, keduanya saling yang paling modern. Dalam dirinya ada sesuatu
mempengaruhi. Jikalau ibadah adalah yang berbisik “Aku ingin tahu sesuatu yang tak
tanggapan terhadap Allah yang muncul dari kuketahui, pasti ada sesuatu yang lebih besar
hati, maka teologi adalah tanggapan yang daripada diriku.” Kebutuhan memuja sesuatu
muncul dari pikiran. Ibadah dan teologi merupakan salah satu kebutuhan terbesar dalam
berjalan bersama-sama. Apabila ibadah kehidupan umat manusia.
tidak sejalan dengan teologi yang baik, Ibadah adalah suatu dialog merupakan
maka ibadah tersebut akan menjadi kurang makna ketiga dari ibadah. Segler mengatakan
mempermuliakan Allah, kurang berkualitas. bahwa di dalam ibadah manusia mengalami
Ibadah yang tidak didasarkan pada Allah dalam suatu dialog yang sadar. Allah
pengenalan dan kasih kepada Allah berinisiatif menyatakan wahyu/ FirmanNya, dan
bukanlah ibadah yang benar. Sebaliknya, manusia merespon melalui ibadah. Ibadah
teologi yang tidak memimpin kepada adalah Berbicara, Mendengar, dan Menanggapi
ibadah akan Allah dalam Kristus adalah kepada Allah (To Speak, To Listen, To Respond
teologi yang salah dan berbahaya. Teologi to God). Ibadah adalah menghadap Allah,
yang benar memiliki fungsi korektif ibadah bukan hanya ritual rutin yang harus
terhadap ibadah, dan ibadah yang benar dilakukan (faktor eksternal), tetapi juga suatu
adalah dinamika dari teologi. respon yang keluar dari dalam hati (faktor
Teologi ibadah yang akan dipaparkan internal), yaitu berbicara, mendengar, dan
adalah mengenai makna ibadah, tujuan dan menanggapi Allah.
motivasi ibadah dan bentuk/model ibadah.
Tujuan dan Motivasi Ibadah
Makna Ibadah Tujuan dari ibadah yang pertama adalah
Makna ibadah yang pertama berbicara memuliakan Allah. Ibadah yang berpusat pada
mengenai pengalaman perjumpaan dengan Allah seharusnya adalah ibadah dimana Allah
Allah. Persekutuan, pertemuan, perjumpaan dimuliakan, tanpa mengabaikan faktor
secara sadar dengan Allah melalui manusianya. Tujuan ibadah bukan sekedar
AnakNya, Yesus Kristus sangat menerima berkat dari Allah, tetapi juga
menggetarkan hati, dan mampu memberikan persembahan kepada Allah.
mengubahkan seseorang dari dalam. Tujuan ibadah yang kedua adalah memberikan
Mengalami kehadiran Allah dalam ibadah, persembahan kepada Allah. Hal penting dalam
memahami betapa besar kasih Allah, ibadah bangsa Israel adalah pemberian. Tiga kali
semakin mengenal siapakah Allah, Allah berbicara tentang hari raya wajib yang
merupakan saat-saat yang sangat berarti. harus diadakan oleh umat perjanjianNya, dan
Ibadah bukan sekedar mendengarkan dalam ketiganya Allah memerintahkan supaya
pengkhotbah atau menyanyikan lagu-lagu “jangan orang menghadap hadirat Tuhan dengan
rohani, tetapi suatu pengalaman perjumpaan tangan hampa” (Kel.23:15, 34:20, dan
dengan Kristus. Pengalaman perjumpaan Ul.16:16). Tidak ada penyembah yang boleh
dengan Yesus yang adalah pernyataan kasih menghampiri Allah dengan tangan kosong
Allah, pembuat mujizat, perlu karena penyembahan dalam Perjanjian Lama
direaktualisasikan dan ditekankan kembali melibatkan pengorbanan, persembahan, dan
dalam ibadah sajian, serta semuanya harus dibawa sendiri oleh
Makna kedua dari ibadah adalah mereka. Pemazmur menyerukan: “Berilah
mengembalikan kelayakan kepada Allah. kepada Tuhan kemuliaan namaNya, bawalah

3 Debora Nugrahenny Christimoty, Teologi ibadah dan Kualitas….


persembahan dan masuklah ke korban binatang, pada masa Musa ditambahkan
pelataranNya.” (Mazmur 96:8). Perjanjian unsur nyanyian, hari-hari raya, membacakan
Baru juga menekankan pentingnya memberi perjanjian dengan Allah, pemercikan darah
dalam ibadah, manusia harus memberikan perjanjian kepada umat, persembahan, dan
persembahannya dalam iman yang benar pembangunan kemah suci. Daud membuat
dan ketaatan total, sebagaimana dalam organisasi ibadah bangsa Israel dengan
zaman Kain dan Habil (Ibrani 11:4). Paulus menunjuk imam-imam dan orang-orang Lewi
juga mengatakan bahwa kita tidak boleh untuk melayani dalam ibadah di kemah suci,
datang dengan tangan kosong (I Korintus menunjuk mereka menjadi penjaga pintu
16:1-2). Pada intinya, ibadah adalah gerbang, pemain-pemain musik, dan bendahara-
mempersembahkan seluruh diri kita kepada bendahara. Pada saat bangsa Israel kemudian
Allah (Roma 12:1), seluruh pikiran, melakukan penyimpangan ibadah, maka Allah
perasaan, sikap, dan harta kita. Pemberian mengutus nabi-nabiNya untuk menegur mereka
luar kita adalah gambaran dari dedikasi di dan mengembalikan ibadah yang tulus dari hati
dalam diri kita. dan kehidupan yang benar.
Tujuan ibadah juga untuk merasakan Dalam Perjanjian Baru-pun tidak ada perintah
kekudusan Allah. Saat manusia merasakan untuk keseragaman tata ibadah, bahkan
kekudusan Allah, maka hati nuraninya akan setidaknya ada 3 macam pola ibadah yang
tersentuh, digerakkan oleh kekudusan Allah berbeda dalam Perjanjian Baru, yaitu: (1) Dalam
untuk kembali hidup sesuai dengan gereja mula-mula di Kisah Para Rasul, kita
kekudusan Allah. (To quicken the menemukan bahwa jemaat mula-mula
conscience by the holiness of God). Tujuan mengutamakan pengajaran para rasul,
ibadah adalah untuk memandang, Perjamuan Kudus, doa-doa, dan kehidupan
merasakan, memahami kekudusanNya. bersama; (2) Pada masa surat-surat Paulus yang
Agar hati nurani diperbaharui, bertobat, pertama, kita menemukan bahwa Paulus
digerakkan untuk hidup kudus, memuliakan mengoreksi – bukan menolak – gejala-gejala
Allah yang adalah kudus. Ibadah yang karismatik dari jemaat Korintus, mendorong
berkenan kepada Allah lebih dari sekedar mereka untuk berbicara dalam bahasa roh,
melakukan hal-hal yang benar, tetapi menafsirkannya, menyanyi dalam Roh, dan
mempersembahkannya “dalam iman” melakukan mujizat-mujizat dan (3) Dalam surat-
(Ibrani 11:4), “dalam roh” (Yohanes 4:24), surat penjara, kita menemukan bahwa ibadah
dan dalam “hormat dan gentar” (Ibrani dalam gereja-gereja di Asia kecil di Efesus dan
12:28). Kolose terdiri dari nyanyian, pengajaran, dan
Hugh Litcfield mengatakan bahwa ucapan syukur.
hasil ibadah yang terpenting adalah Paul A. Basden menampilkan enam macam
mengalami kehadiran Allah dan kehidupan pandangan dari enam orang penulis tentang
yang diubahkan melalui kebenaran Firman bentuk ibadah yang terdapat dalam gereja-gereja
Allah yang disampaikan. Yang menentukan masa kini :
suatu perubahan baik atau buruk adalah a. Formal-Liturgical Worship (Paul Zahl)
hasilnya, apakah membantu jemaat untuk b. Traditional Hymn-Based Worship
dapat mengalami kehadiran Allah dan (Harold Best)
diubahkan kehidupannya oleh penyampaian c. Contemporary Music-Driven Worship
kebenaran Firman Allah. (Joe Horness)
d. Charismatic Worship (Don Williams)
Bentuk dan Model Ibadah e. Blended Worship (Rober Webber)
Paul A. Basden memaparkan bahwa f. Emerging Worship (Sally Morgenthaler)
Alkitab sendiri tidak mengajarkan adanya Webber dalam bukunya mengklasifikasikan
satu bentuk seragam dalam ibadah yang bentuk/cara beribadah dari pelbagai gereja
harus dipraktekkan oleh orang-orang menjadi tiga kelompok, yaitu:
Kristen pada masa kini. Permulaan ibadah liturgikal/sakramental, Evangelical/Reformed
dalam Alkitab dilakukan dengan (free church/ gereja bebas), dan karismatik.
membangun altar dan mempersembahkan

Volume 15, Nomor 1, April 2019 4


PASCA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen ISSN: 2338-0489 (Print)
Volume 15, Nomor 1, April 2019 2622-1144 (Online)
Seorang yang memandang ibadah dari sudut Kualitas Penyelenggaraan Ibadah
pandang liturgikal/sakramental melihat Kualitas penyelenggaraan ibadah
ibadah Kristen sebagai suatu tindakan untuk Kristen memiliki makna yang berlainan bagi
memperingati/ menghadirkan kembali setiap orang Kristen tergantung kepada konteks
peristiwa-peristiwa dalam sejarah teologi ibadah dan model ibadah apa yang
keselamatan. Rekoleksi yang didasarkan dimilikinya. Ada tiga indikator tentang kualitas
pada model-model ibadah dalam Alkitab penyelenggaraan ibadah Kristen yang akan
ini, bukanlah sekedar mengingat kembali dibahas dalam bagian, yaitu: yang berkaitan
secara intelektual; tetapi menjadi suatu dengan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil dari
partisipasi aktual dalam peristiwa ibadah.
penyelamatan melalui bentuk-bentuk
ibadah yang digerakkan oleh Roh Kudus Perencanaan Ibadah Kristen
dan diterima dengan iman. Ketika berbicara mengenai perencanaan
Ibadah Evangelical/Reformed (gereja- ibadah maka akan berbicara tentang keseriusan
bebas/free church) mengambil posisi di perencanaan, perspektif perencana ibadah dan
tengah, di antara bentuk ibadah yang direncanakan supaya seimbang.
liturgikal/sakramental dan ibadah informal Horst Schulze, mengatakan bahwa kualitas
dari gereja-gereja karismatik. Dalam hal ini dibentuk mulai dari perencanaan, bukan terjadi
Ibadah dipandang sebagai mengembalikan secara instan. Ibadah Kristen seharusnya
kelayakan kepada Allah. Walaupun gereja- menjadi prioritas tertinggi bagi setiap komunitas
gereja bebas mengambil suatu bentuk kristen lokal dalam milenium ini sehingga
ibadah yang formal, namun ibadah mereka perencanaan dan persiapan ibadah adalah suatu
tidak sama dengan liturgi-liturgi yang kesempatan yang kudus, harus dilakukan dengan
berpusat pada sejarah keselamatan. Ada 3 sangat bertanggungjawab dan haruslah
tujuan daripada ibadah gereja-bebas, yaitu: dipentingkan/diutamakan. Itu sebabnhya
to speak to God, to listen to God, and to diperlukan keseriusan dalam perencanaan
respond to God – suatu urutan yang ibadah, bukan hanya sekedar mencari lagu yang
berdasarkan pada struktur proklamasi dan akan dinyanyikan sepanjang ibadah.
respon dari gereja mula-mula. Bentuk Adanya pluralitas di dalam masyarakat
ibadah seperti ini ditemukan dalam gereja- dan gereja saat ini menuntut berbagai jawaban
gereja injili dan fundamental sebagaimana dan kreativitas dalam merencanakan ibadah.
juga dalam kebanyakan jemaat-jemaat Perspektif seorang perencana ibadah sangat
Protestan arus utama. Banyak gereja-gereja diperlukan dalam perencanaan ibadah. Apabila
Pentakosta yang juga menggunakan format perencana ibadah hanya memiliki satu
evangelical/reformed ini dalam kebaktian perspektif saja mengenai ibadah maka kualitas
minggu pagi mereka. ibadah akan sulit untuk dipertahankan. Sebagai
Bentuk ibadah yang ketiga adalah contoh, apabila gereja berkeras hanya boleh
karismatik. Ibadah, bagi orang-orang memakai alat musik piano dan organ saja dalam
Pentakosta dan karismatik adalah suatu ibadahnya maka khususnya generasi muda yang
respon terhadap Roh Kudus, suatu ekspresi memiliki karunia untuk memainkan alat-alat
dari pengalaman dan pemberdayaan oleh musik yang lainnya tidak terakomodasi di dalam
Roh Kudus – suatu peristiwa yang membuat gereja itu sehingga cepat atau lambat akan
Firman menjadi hidup dan terus-menerus berpindah ke gereja yang dapat memakai
meng-inkarnasikan Kristus dalam karunia mereka dalam pelayanan ibadah.
gerejaNya. Ha;l tersebut dilakukan dengan Ibadah harus direncanakan agar
cara melepaskan suatu kehidupan yang seimbang dalam unsur-unsur ibadahnya. Unsur
penuh dengan pujian, doa-doa syafaat, dan doa harus seimbang dengan unsur pujian dan
karunia-karunia rohani pada waktu khotbah. Jangan sampai ada unsur-unsur ibadah
beribadah. yang dilupakan sehingga tidak dilaksanakan
dalam ibadah, misalnya pengakuan dosa, doa
syafaat. Ibadah yang seimbang tidak hanya akan

5 Debora Nugrahenny Christimoty, Teologi ibadah dan Kualitas….


berbicara kepada pikiran, tapi juga kerendahan hati untuk tidak menganggap diri
berbicara kepada hati, emosi, kehendak sebagai yang paling benar, karena semua orang-
manusia. orang percaya masa kini masih melihat dalam
Ibadah yang berkualitas adalah yang cermin suatu gambaran yang samar-samar (I Kor
berdasarkan ajaran Alkitab dan relevan 13:12). Alkitab mengajarkan bahwa ibadah
dengan kebudayaan jemaat lokal. Namun harus berjalan dengan tertib dan teratur. Rasul
sangat disayangkan bahwa banyak gereja Paulus memberikan arahan-arahan kepada
yang tidak siap terhadap perubahan. jemaat Korintus agar ibadah mereka bisa
Teologi, Alkitab, dan Sejarah menyaksikan berjalan dengan tertib. (I Kor.14:40).
bahwa ibadah tidak pernah dipraktekkan di Keteraturan dalam ibadah bukanlah suatu
semua tempat, oleh semua orang, dengan pilihan, tetapi merupakan suatu bagian yang tak
satu cara yang sama. Ibadah harus terpisahkan dari penciptaan. Allah adalah Allah
direncanakan sedemikian rupa sehingga yang teratur.
orang-orang belum percaya yang hadir tidak
menjadi kebingungan, melainkan melihat Hasil dari Ibadah
adanya semangat yang tulus, kasih, dan Hasil dari ibadah yang benar adalah
memberitakan/menjelaskan tentang Injil. Allah dimuliakan, jemaat merasakan sukacita,
Injil yang dengan jelas diberitakan dan yang jemaat hidup dalam kekudusan, jemaat
dengan setia diterapkan akan berbicara bertumbuh menjadi semakin serupa dengan
kepada orang-orang yang belum percaya, Kristus, jemaat hidup dalam kasih dan jemaat
karena Injil adalah “kekuatan Allah yang memiliki pengenalan akan Allah yang semakin
menyelamatkan setiap orang yang bertambah.
percaya.”(Roma 1:16). Hasil dari ibadah Kristen yang benar
adalah bahwa Allah dimuliakan. Perasaan takut
Pelaksanaan Ibadah dan gentar, hormat kepada Allah akan semakin
Pelaksanaan ibadah harus bertambah setiap kali jemaat mengikuti ibadah.
memberitakan Yesus Kristus dan realitas Keinginan hidup kudus, semangat
keselamatanNya terus menerus. memberitakan Injil, kasih kepada sesama yang
Penebusannya di kayu salib, dan antisipasi semakin meningkat adalah hal-hal yang
akan kedatanganNya kembali. Penciptaan, mempermuliakan Allah. Ibadah yang benar
kejatuhan, inkarnasi Kristus, kematian, tidak mencuri kemuliaan Allah, seluruh unsur
kebangkitan, dan kedatanganNya kembali ibadah, dari awal sampai akhir ditujukan agar
harus terus diberitakan dalam ibadah sejati. Allah dipermuliakan, dibesarkan, diagungkan,
Tegangan antara zaman sekarang dan masa dipuji dan disembah.
eskaton, dimana Kristus akan Melalui perjumpaan dengan Kristus
mempersatukan kembali segala sesuatu di dalam ibadah, maka seseorang akan diubah
dalam diriNya hanya dapat dirasakan di menjadi semakin menyerupai Dia. Sifat-sifat
dalam ibadah yang berpusatkan Kristus. Kristus yang lemah lembut, tulus, jujur, murni,
Ibadah dalam konteks Perjanjian Baru penuh kasih, rela berkorban akan diimpartasikan
adalah ibadah di dalam roh, dalam pimpinan melalui perjumpaan dengan Kristus dalam
dan kuasa Roh Kudus. Komunitas Kristen ibadah.
yang mempraktekkan tradisi untuk Ibadah akan mengubah seorang yang
mengikuti pimpinan Roh ini akan lebih sulit untuk mengampuni menjadi dapat
terbuka kepada suatu whole-person mengampuni karena perjumpaan dengan Kristus
worship, lebih dari sekedar mengikuti yang rela mengampuni orang berdosa, yang
tradisi dan berorientasi pada ajaran gereja jahat, dan tidak tahu berterimakasih akan
belaka. mempengaruhi pemikiran dan hati orang
Pelaksanaan ibadah yang bersifat tersebut. Perjumpaan dengan Allah dalam
umum memerlukan suatu keterbukaan/ niat ibadah bukan hanya mempengaruhi emosi
baik untuk mau mendengar kebenaran yang seseorang, tetapi juga inteleknya, pikirannya.
juga terdapat dalam tradisi ibadah yang lain. Mendengarkan Firman Tuhan dalam ibadah
Tidak hanya keterbukaan, tetapi juga

Volume 15, Nomor 1, April 2019 6


PASCA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen ISSN: 2338-0489 (Print)
Volume 15, Nomor 1, April 2019 2622-1144 (Online)
akan membuat jemaat memiliki pengenalan Segler, Franklin M. Christian Worship Its
akan Allah yang semakin dalam. Theology and Practice. Nashville,
Tennessee: Broadman Press, 1977.
KESIMPULAN Temple, William. Basic Convictions. New York:
Teologi ibadah Kristen adalah refleksi Harper & Bros, 1936, dikutip dalam V.L.
sistematis dari ajaran Alkitab mengenai Stanfield. The Christian Worshiping
ibadah, tentang berbagai macam bentuk Nashville, Tennessee: Convention Press,
ibadah, motivasi dan tujuan beribadah. 1965.
Sedangkan kualitas penyelenggaraan Tippit, Sammy. Jumpa Tuhan Dalam Ibadah.
ibadah dapat dinilai dari perencanaan Bandung: Lembaga Literatur Baptis,
ibadah, persiapan ibadah, relevansi ibadah, 1993.
serta berbagai aspek yang berkaitan dengan Warsito, Hermawan. Pengantar Metodologi
ibadah. Setiap pemimpin ibadah Kristen Penelitian. Jakarta: Asosiasi Perguruan
perlu memahami apa yang diajarkan oleh Tinggi Katolik (APTIK) dengan Gramedia
Alkitab tentang ibadah sehingga dapat Pustaka Umum, 2000. Webber,
menyelenggarakan ibadah yang berkualitas. Robert. A Blended Worship Response. Yang
terdapat dalam Paul A. Basden, ed., Six
REKOMENDASI View In Exploring The Worship
Memelajari teologi ibadah yang bersumber Spectrum. Grand Rapids: Zondervan,
pada Alkitab adalah suatu kewajiban bagi 2008.
seluruh jemaat, teristimewa pemimpin Whitney, Donald S. Ten Ways To Improve Your
gereja sehingga dapat menyelenggarakan Church’s Worship Service.
ibadah yang berkualitas sebab pemahaman (http://biblicalspirituality.org/p10way.htm
seseorang tentang teologi ibadah akan l, 2009), diakses tanggal 12 Juni 2016.
memengaruhi kualitas penyelenggaraan
ibadah.

DAFTAR PUSTAKA
Basden (Ed.), Paul A. Six View On
Exploring The Worship Spectrum.
Grand Rapids, Michigan: Zondervan,
2007.
Basden, (Ed.), Six View On Exploring The
Worship Spectrum. Grand Rapids,
Michigan: Zondervan, 2006.
Basden, Paul A. The Worship Maze:
Finding a Style to Fit Your Church.
Downers Grove, IL: Inter Varsity
Press, 2004.
Cornwall, Judson. Let Us Worship.
Yogyakarta: Andi Offset, 2010.
Engle, Paul E. Baker’s Worship Handbook .
Grand Rapids: Baker Books, 1998.
Robert Webber, A Blended Worship
Response. Yang terdapat dalam Paul
A.
Basden, ed., Six View In Exploring The
Worship Spectrum. Grand Rapids:
Zondervan, 2008.
Fandy Tjiptono & Anastasia Diana, Total
Quality Management edisi revisi.
Yogyakarta: Andi, 2005.

7 Debora Nugrahenny Christimoty, Teologi ibadah dan Kualitas….

Anda mungkin juga menyukai