Anda di halaman 1dari 10

TUGAS I MATA KULIAH DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

KELAS : TL-4A
HARI/TGL : SELASA/31 MARET 2020

A. TRANSMISI JARINGAN (TRAJAR)


1. Apakah yang dimaksud dengan tegangan tinggi dan tegangan ekstra
tinggi ?.
2. Dalam menyalurkan tenaga listrik dari pembangkit ke distribusi
diperlukan jaringan transmisi. Apa pertimbangan dan keuntungannya
menggunakan tegangan tinggi dan tegangan ekstra tinggi ?.
3. Apakah tegangan ekstra tinggi yang disalurkan lewat saluran udara
(SUTET) itu berbahaya bagi lingkungan ? Jelaskan.
4. Apakah dampaknya jika pembangunan Saluran Udara Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET) banyak mendapat penolakan dari masyarakat yang
rumahnya berada dibawah SUTET dan tanahnya terkena pembangunan
tiang/towernya ?.
5. Dalam menyalurkan tenaga listrik dari pembangkit ke distribusi
diperlukan pengaturan pada jaringan (Transmisi Jaringan & transmisi
gardu induk) agar mudah mengatur bebannya. Jelaskan tugas-tugas
utama PT. PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban(P3B) ?.
6. Apakah yang dimaksud dengan tower transmisi ?.
7. Jelaskan istilah-istilah yang terdapat pada jaringan transmisi berikut
ini :
a. Sagging
b. Spacing
c. Ground clearance
d. Stringing
e. Span
f. Soil investigation
g. Boring
h. Excavasi
i. Approval drawing
j. Conductor jumper
8. Apakah yang dimaksud dengan :
a. Tension tower
b. Suspension tower
c. Line tower
d. Latice tower
e. Steel pole tower
Lengkapi dengan gambar model/konfigurasi tower-tower tersebut.
9. Jelaskan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh penghantar (konduktor)
saluran udara tegangan tinggi ?
10. Secara fungsi, isolator tegangan tinggi terdiri dari dua yaitu fungsi
elektrik dan fungsi mekanik. Jelaskan kedua fungsi isolator tersebut.

***
Jawaban
1. Tegangan tinggi dalam dunia teknik tenaga listrik (electric power
engineering) ialah semua tegangan yang dianggap cukup tinggi oleh para
teknisi listrik sehingga diperlukan pengujian dan pengukuran dengan
tegangan tinggi yang semuannya bersifat khusus dan memerlukan teknik-
teknik tertentu (subyektip), atau dimana gejala-gejala tegangan tinggi
mulai terjadi (obyektip).
Saluran udara tegangan tinggi (SUTT) antara 70 kV hingga 150 kV,
digunakan untuk transmisi listrik antar wilayah.
Tegangan Ekstra Tinggi memiliki kekuatan 500 kV yang ditujukan
untuk menyalurkan energi listrik dari pusat-pusat pembangkit yang
jaraknya jauh menuju pusat-pusat beban sehingga energi listrik bisa
disalurkan dengan efisien.
Saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) antara 275 kV hingga
800 kV, digunakan untuk transmisi listrik jarak jauh.
2. 1. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 200kV-500kV
Pada umumnya saluran transmisi di Indonesia digunakan pada
pembangkit dengan kapasitas 500 kV. Dimana tujuannya adalah agar
drop tegangan dari penampang kawat dapat direduksi secara maksimal,
sehingga diperoleh operasional yang efektif dan efisien. Akan tetapi
terdapat permasalahan mendasar dalam pembangunan SUTET ialah
konstruksi tiang (tower) yang besar dan tinggi, memerlukan tanah yang
luas, memerlukan isolator yang banyak, sehingga memerlukan biaya
besar. Masalah lain yang timbul dalam pembangunan SUTET adalah
masalah sosial, yang akhirnya berdampak pada masalah pembiayaan,
antara lain: timbulnya protes dari masyarakat yang menentang
pembangunan SUTET, permintaan ganti rugi tanah untuk tapak tower
yang terlalu tinggi, adanya permintaan ganti rugi sepanjang jalur SUTET
dan lain sebagainya. Pembangunan transmisi ini cukup efektif untuk jarak
100 km sampai dengan 500 km.

2. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 30kV-150kV


Saluran kabel bawah tanah (underground cable), saluran transmisi yang
menyalurkan energi listrik melalui kabel yang dipendam didalam tanah.
Kategori saluran seperti ini adalah favorit untuk pemasangan didalam
kota, karena berada didalam tanah maka tidak mengganggu keindahan
kota dan juga tidak mudah terjadi gangguan akibat kondisi cuaca atau
kondisi alam. Namun tetap memiliki kekurangan, antara lain mahal dalam
instalasi dan investasi serta sulitnya menentukan titik gangguan dan
perbaikkannya.
Saluran transmisi ini menggunakan kabel bawah tanah, dengan alasan
beberapa pertimbangan :
a. Ditengah kota besar tidak memungkinkan dipasang SUTT, karena
sangat sulit mendapatkan tanah untuk tapak tower.
b. Untuk Ruang Bebas juga sangat sulit karena padat bangunan dan
banyak gedung-gedung tinggi.
c. Pertimbangan keamanan dan estetika.
d. Adanya permintaan dan pertumbuhan beban yang sangat tinggi.
e. Memerlukan biaya yang lebih besar jika dibanding SUTT.
f. Pada saat proses pembangunan memerlukan koordinasi dan
penanganan yang kompleks, karena harus melibatkan banyak pihak,
misal : pemerintah kota (Pemkot) sampai dengan jajaran terbawah, PDAM,
Telkom, Perum Gas, Dinas Perhubungan, Kepolisian, dan lain-lain.
3. Berbahaya, ika dilihat dari sisi ilmu pengetahuan, kawasan sekitar
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) pasti akan terpengaruh
oleh dua buah jenis medan yaitu medan magnet dan medan listrik.
Standart WHO pun menyebutkan bahwa manusia tidak akan terpengaruh
oleh medan magnet dibawah 100 microtesla. Sedangkan untuk medan
listrik, aturan WHO menjelaskan bahwa medan listrik akan berpengaruh
pada tubuh manusia dengan standart maksimal 5.000 volt per meter.
Dari beberapa penelitian yang dilakukan, sebenarnya yang
berbahaya adalah medan magnet dari SUTET, bukan dampak dari
kekuatan medan listriknya. Selama ini, medan listrik hanya menimbulkan
efek fisik yaitu berupa suhu panas. Namun, medan magnet menyebabkan
efek yang lebih signifikan yaitu dampak pada segi medis dan gangguan
psikis.
Dari pemeriksaan fisik dan laboratorium responden menunjukkan
kecenderungan perubahan bermakna untuk denyut nadi, frekuensi
pernapasan, tekanan darah, leukosit, dan limfosit darah. Medan magnet
akibat SUTET bisa membahayakan warga dalam jangka panjang. Fakta ini
menunjukkan akibat nyata yang diderita warga yang tinggal di bawah
SUTET. Ini dapat dilihat dari berita-berita di media dan tayangan di
televisi. Mereka banyak yang mengalami ketidaknormalan - gangguan
mental, beberapa jenis cacat, berbagai macam penyakit, dan lainnya.

4. Dampak yang terjadi jika pembangunan Saluran Udara Ekstra Tinggi


(SUTET) banyak mendapat penolakan dari masyarakat yang rumahnya
berada di bawah SUTET dan tanahnya terkena pembangunan tiang atau
tower adalah akan terjadi sengketa antara PLN dengan warga. Hal ini
terjadi karena warga yang tinggal di daerah tersebut tidak ingin jika PLN
hanya memberi kompensasi harga rumah atau tanah yang terkena
pembangunan tower atau tiang saja, tetapi mereka berharap PLN juga
membeli tanah warga yang berada di sekitaran tower karena dengan
adanya tower tersebut membuat harga tanah yang ada disitu menjadi
turun harganya. Dampak yang lebih buruk adalah warga bisa melakukan
demo dan bentrokan terjadi bahkan penyegelan tanah oleh pihak PLN.
Solusi terbaik adalah PLN melakukan perundingan dengan warga
setempat untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua
belah pihak.

5. 1. Unit di bawah Unit Induk Distribusi


 Unit Pelaksana Pengatur Distribusi (UP2D): sub-unit untuk pengaturan
pembebanan di sisi Distribusi ke pelanggan
 Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3): Setara dengan UP2D, yaitu
sub-unit untuk pelayanan pelanggan dan pelayanan Jaringan listrik
Distribusi
 Unit Layanan Pelanggan (ULP): Sub-unit di bawah UP3 yang membantu
pengurusan pelayanan pelanggan dan Pelayanan Jaringan Listrik
Distribusi lebih dekat dengan ruang lingkup wilayah lebih kecil.
 Posko (KP): Sub-unit di bawah ULP yang langsung turun jika ada
gangguan karena dekat.
2. Unit di bawah Unit Induk Transmisi

 Unit Pelaksana Transmisi (UPT): Sub-Unit untuk melakukan


pemeliharaan peralatan Penyaluran Energi Listrik (Transmisi)
 Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk (ULTG): Sub-Unit di bawah
UPT
 Transmisi dan Gardu Induk: Gardu Induk ada di bawah UPT sebagai
tempat mentransformasikan energi listrik atau sub-station listrik dari
pembangkitan untuk sampai ke pelanggan.
3. Unit Pelayanan Pengatur Beban (UP2B): Sub-unit untuk melakukan
pengaturan beban secara keseluruhan dari Pembangkitan, Transmisi dan
sampai ke konsumen dengan komunikasi dengan UP2D dan Gardu Induk.
4. Unit di bawah Unit Induk Wilayah

 Unit Pelaksana Pengatur Distribusi (UP2D): sub-unit untuk pengaturan


pembebanan di sisi Distribusi ke pelanggan
 Unit Pelaksana Pelanggan (UP3): Setara dengan UP2D, yaitu sub-unit
untuk pelayanan pelanggan dan pelayanan Jaringan listrik Distribusi
 Unit Layanan Pelanggan (ULP): Sub-unit di bawah UP3 yang membantu
pengurusan pelayanan pelanggan dan Pelayanan Jaringan Listrik
Distribusi lebih dekat dengan ruang lingkup wilayah lebih kecil.

6. Menara atau tower transmisi atau menara daya (juga pilon listrik)
adalah sebuah struktur tinggi, biasanya menara baja, yang dipakai untuk
mendukung jaringan daya tegangan tinggi. Menara tersebut dipakai
dalam sistem AC dan DC bertegangan tinggi, dan memiliki ragam bentuk
dan ukuran. Rata-rata tingginya adalah dari 15 hingga 55 m (49 hingga
180 ft), sampai yang tertinggi berukuran 370 m (1214 ft).

7. a. Sagging
Sagging, dalam pelaksanaannya sering disebut dengan istilah Andongan
atau lendutan, dalam hal ini adalah andongan konduktor/kawat jaringan
sebuah Saluran Udara Tegangan Tinggi dan Saluran Tegangan Ekstra
Tinggi.
Jadi sagging adalah membuat/menggambar andongan/lendutan pada
masing – masing span, setelah dilaksanakan plotting tower, hal ini
dilakukan pada jalur SUTT/SUTET per section.
b. Spacing
Pemasangan spacer untuk mengikat kawat dimaksudkan agar supaya
pergerakan kawat bundle dapat bersama-sama ( seirama ) juga berfungsi
sebagai peredam getaran kawat . Jumlah spacer tergantung dari jarak
gawang .
c. Ground Clearence (Isolasi Udara)
Isolasi udara berfungsi untuk mengisolasi anatra bagian yang
bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan / ground dan antar
fasa yang bertegangan secara elektrik. Kegagalan fungsi isolasi udara
disebabkan karena breakdown volatge yang terlampaui (jarak yang tidak
sesuai, perubahan nilai tahanan udara, tegangan lebih), dan isolasi udara
(ground clearance) mempunyai jarak bebas minimum yaitu jarak
terpendek antar penghantar SUTT dengan permukaan tanah, benda –
benda dan kegiatan lain disekitarnya, yang mutlak tidak boleh lebih
pendek dari yang telah ditetapkan demi keselamatan manusia dan
mahkluk hidup lainnya serta juga keamanan operasi SUTT (Peraturan
Menteri Pertambangan dan Energi.
d. Stringing
memasang konduktor pada transmisi tegangan tinggi yang meliputi
pemasangan insulator set, penarikan konduktor, pemasangan peralatan
Bantu (accessories).
e. Span
Adalah panjang rentang 2 (dua) tower yang berurutan, atau jarak antara
dua tower yang berurutan yang dinyatakan dengan satuan meter.
f. Soil Investigation
Proses pemeriksaan pondasi tanah dalam pembangunan tower transmisi
dan menjamin kekokohan konstruksi bangunan.
g. Boring
Suatu metode yang dilakukan yaitu pengeboran tanah dan berfungsi
untuk konstruksi bangunan.
h. Excavasi
Proses penggalian tanah yang dilakukan untuk mengetahui bentuk kontur
tanah dalam proses konstruksi tower listrik.
i. Approval Drawing
Proses penyetujuan rancangan gambar untuk pembangunan Saluran
Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dan Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT).
j. Conductor Jumper
Suatu kawat penghubung yang berfungsi untuk mengalirkan sambaran
petir dan menuju ke tanah.
8. a. Tension Tower
Tension Tower yaitu tower
penegang, tower ini
menanggung gaya tarik yang
lebih besar dari pada gaya
berat, umumnya mempunyai
sudut belok. Biasanya
konstruksi tiang yang
digunakan adalah tiang lattice
tipe pyramid dan pada
umumnya mempunyai sudut
belokan.

b. Suspension Tower
Suspension Tower yaitu
tower penyangga, tower ini
hampir sepenuhnya
menanggung daya berat,
umumnya tidak mempunyai
sudut belokan. Biasanya
konstruksi tiang yang
digunakan adalah tiang lattice
tipe piramid atau zig-zag.

c. Line Tower
Line Tower adalah tower yang
digunakan pada transmisi line
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dengan long span terpanjang dan
tiang tertinggi.

d. Latice Tower

Lattice Tower merupakan jenis


tower transmisi yang konstruksinya
menggunakan susuan baja profil
yang berukuran kecil, sehingga
dalam pengerjaan atau
pembangunan tower menjadi lebih
mudah. Tower jenis ini biasanya
dirancang untuk ketinggian 20 – 120
meter. Berdasarkan susunan atau
konfigurasi penghantarnya lattice
tower dibedakan menjadi 3 yakni :
i.Konstruksi Delta
Konstruksi lattice tower jenis
Delta digunakan untuk
mentransmisikan energi listrik dalam konfigurasi penghantar single circuit
dengan dua buah earth wire. Konstruksi tower jenis ini biasanya
digunakan untuk mentransmisikan tegangan 220 kV – 500 kV karena pada
konstuksi jenis ini pengaruh akibat mutual induktansi antar penghantar
dapat diperkecil karena menggunakan single circuit dengan jarak antar
penghantar yang cukup jauh.Konstruksi dari tower ini juga sangat efektif
unuk menahan beban berat kabel yang besar.
ii. Konstruksi Piramida
Konstruksi lattice tower jenis piramida digunakan untuk
mentransmisikan energi listrik dalam konfigurasi penghantar double
circuit. Konstruksi tower ini terdiri dari dua jenis yakni double circuit-single
earth wire untuk mentransmisikan tenaga listrik pada tegangan 30 – 380
kV dan double circuit-double earth wire untuk mentransmisikan tenaga
listrik pada tegangan 70-500 kV.
ii. Konstruksi Zig-Zag
Konstruksi lattice tower jenis zig-zag pada dasarnya sama seperti
tower jenis piramida hanya saja tower jenis zig-zag ini digunakan untuk
mentransmisikan energi listrik dalam konfigurasi penghantar sigle circuit.
Konstruksi tower jenis ini biasanya digunakan untuk mentrasmisikan
tenaga listrik pada tegangan 30 – 150 kV.

e. Steel Pole Tower

Steel pole tower adalah konstruksi


kerangka tower yang terbuat dari tiang-tiang
baja dan ditancapkan ke tanah. Hal ini
memberikan keuntungan untuk saluran
tegangan tinggi, di mana tiang tinggi yang
diperlukan untuk izin ditingkatkan dan
persyaratan rentang lebih lama.

9. 1. Mempunyai konduktifitas atau daya hantar yang tinggi sehingga


memiliki resistansi yang kecil
2. Mempunyai kekuatan tarik yang tinggi supaya kuat pada saat terjadi
cuaca buruk
3. Mempunyai berat jenis yang rendah supaya mengurangi terjadinya
drop tegangan
4. Tidak rapuh / kaku / fleksibilitas yang baik supaya tidak putus ketika
menyusut atau memuai.
10. 1. Fungsi segi elektrik
 Mengisolasi kawat fasa dengan fasa supaya tidak terjadi short
antara satu fasa dengan fasa yang lain
 Mengisolasi kawat fasa dengan ground supaya aliran fasa tidak
mengalir ke bumi melainkan hanya tegangan hasil sambaran petir.
2. Fungsi segi mekanik

 Penahan berat dari penghantar supaya pengahantar selalu dalam


keadaan seimbang
 Mengatur jarak antar kawat penghantar supaya sesuai dan tidak
bersentuhan antara fasa dengan tiang
 Mengatur perubahan kawat akibat pengaruh cuaca supaya kawat
selalu dapat menghantarkan listrik secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai