Anda di halaman 1dari 2

MENUNTUT PRO AKTIF PEMERINTAH DAERAH KAB.

PASURUAN
DALAM PENYELESAIAN SENGKETA TANAH WARGA VS TNI AL
“Warga 10 Desa Menolak Relokasi”
Pers Realese, 04 September 2019

Konflik warga masyarakat dengan TNI AL di 10 desa (Wates, Jatirejo, Pasinan,


Balunganyar, Alastlogo, Semedusari, Tampung, Gejugjati dan Branang di Kecamatan
Lekok Sementara Desa Sumberanyar di Kecamatan Nguling) telah terjadi sejak tahun
1960-an, dengan luasan 3.676 ha. Pada tahun itu Marinir (dulu KKO AL) melakukan
perampasan tanah secara paksa (tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu, UU
PA No 5 Th. 1960) kepada warga di 2 Kecamatan (Lekok dan Nguling), dengan alasan
tanah mereka akan digunakan untuk kepentingan militer (Pusat Latihan Tempur
(PUSLATPUR)). Namun setelah Ordebaru berkuasa, lahan tersebut justru dijadikan
lahan bisnis militer seperti perkebunan yang diberikan kepada Puskopal, yang
selanjutnya izin pengelolahan tersebut diberikan kepada Yayasan Sosial Bhumyamca
(YASBUM), sebuah perusahaan yang berada dibawah koordinasi TNI-AL. Selama
sengketa berlangsung, telah terjadi banyak intimidasi, perampasan, dan tindak
kekerasan lain, yang pada puncaknya di tgl 30 Mei 2007, terjadi penembakan oleh
pasukan TNI AL yang menewaskan 4 orang dan belasan warga luka-luka di Ds. Alas
Telogo (salah satu desa dari 10 desa sengketa - Kec. Lekok) yang kemudian peristiwa ini
disebut sebagai Tragedi Alastlogo.
Sengketa antara Marinir dan warga terus terjadi hingga 2019. Baru-baru ini, TNI
AL melakukan pemagaran kawat berduri dilahan warga secara paksa. Akbibatnya warga
tidak bisa melakukan aktivitas pertanaian dilahannya. Tidak hanya itu, TNI AL juga
menutup akses jalan yang selama ini digunakan oleh warga untuk keluar masuk
kampung, dan digunakan oleh anak-anak sekolah menuju sekolahnya. Sehingga warga
dan anak-anak sekolah harus memutar melewati jalan yang lebih jauh untuk bisa
beraktivitas diluar kampungnya. TNI AL juga melakuakan pelarangan sesuai dengan
surat edaran dari Lantamal V Surabaya No. B/208-04/18/50/Lant.V, yang isinya
melarang penerbitan KTP, mendirikan bangunan, memasang jaringan listrik,
memasang instalasi air minum dan pembuatan atau perbaikan jalan, diatas tanah
sengketa. Meskipun diareal tanah sengketa ini berdiri megah Perusahaan Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTGU).
Ditambah lagi, saat ini TNI AL berencana merelokasi warga 10 desa dengan
menyediakan lahan seluas 372 Ha. Namun warga 10 desa menolak dengan tegas
rencana relokasi tersebut. mengingat lahan yang ditempati oleh warga saat ini sudah
menjadi bagian penting dari kehidupan warga masyarakat. Warga yang sudah
menempati lahan tersebut secara turun-temurun yang sudah ada sejak ratusan tahun
silam(dibuktikan dengan bangunan rumah tua, kuburan dan saksi sejarah). Selain itu,
warga yang rata-rata bekerja sebagai petani dan bertahan hidup dari hasil pertaniannya,
tidak mungkin harus meninggalkan lahan yang selama ini mereka garap.
Namun sangat disayangkan, atas banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh
warga masyarakat di 10 desa ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Pasuruan justru
cendrung pasif, bahkan seolah takut untuk melindungi warganya dari intimidasi dan
kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh TNI AL. Padahal Pemerintah Daerah
berdasarkan UU No. 23 tahun 2014 tentang tentang Pemerintah daerah memiliki peran
penting dan terlibat dalam proses penyelesaian konflik agraria. Juga disebutkan di pasal
22 ayat (2) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2018 tentang
Reforma Agraria, mengamanatkan Bupati/Walikota bertugas sebagai ketua Gugus
Tugas reforma agrarian di tingkat Kab/kota.
Atas hal-hal tersebut diatas kami warga 10 Desa di Kecamatan Lekok, Nguling dan Grati
menuntut :

1. Pemerintah daerah menolak rencana relokasi yang tengah direncanakan oleh TNI
AL ;
2. Pemerintah daerah melindungi warga masyarakat dengan menghapus segala
larangan dan perlakuan sewenang-wenang TNI AL;
3. Memfasilitasi secara aktif (mengkoordinasikan dengan pemprov jatim dan
pemerintah pusat) untuk percepatan penyelesaian sengketa tanah agar masyarakat
mendapatkan hak-hak sebagaimana mestinya.

Forum Komunikasi Tani Antar Desa


Koordinato Aksi

Lasminto
CP. 085234100087

Anda mungkin juga menyukai