Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerangka konseptual merupakan acuan dan juga dalam pengembangan
dalam standar akuntansi dan solusi atas berbagai hal yang belum diatur dalam
standar tersebut. Kerangka konseptual yang dibahas akan terkait dengan
proses perencanaan, penganggaran, pengadaan barang dan jasa, realisasi
anggaran, pelaporan, audit serta pertanggungjawaban.
Jika terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan standar
akuntansi, ketentuan standar akuntansi itu diuji menurut unsur kerangka
konseptual yang terkait. Dalam jangka panjang, konflik semacam itu
diharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan standar
akuntansi di masa depan.
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik merumuskan konsep yang
mendasari penyusunan dan pelaksanaan siklus akuntansi sektor publik.
Konsep ini meliputi perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran,
pengadaan barang dan jasa, pelaporan, audit, serta pertanggungjawaban
organisasi sector public seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai
politik, yayasan, lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga peribadatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan definisi tentang kerangka konseptual akuntansi sektor publik?
2. Jelaskan tujuan dan peranan kerangka konseptual akuntansi sektor publik?
3. Jelaskan lingkup kerangka konseptual akuntansi sektor publik?
4. Jelaskan tentang asumsi akuntansi sektor publik?
5. Bagaimana implementasi karakteristik kualitatif akuntansi sektor publik?
6. Jelaskan tentang pengakuan dan pengukuran transaksi publik?

1.3 Tujuan Permasalahan


1. Dapat mengetahui definisi tentang kerangka konseptual akuntansi sektor
publik.

Page | 1
2. Dapat mengetahui tujuan dan peranan kerangka konseptual akuntansi
sektor publik.
3. Dapat mengetahui lingkup kerangka konseptual akuntansi sektor publik.
4. Dapat mengetahui tentang asumsi akuntansi sektor publik.
5. Dapat mengetahui implementasi karakteristik kualitatif akuntansi sektor
publik.
6. Dapat mengetahui tentang tentang pengakuan dan pengukuran transaksi
publik.

Page | 2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik


Kerangka konseptual akuntansi sektor publik merumuskan konsep yang
mendasari penyusunan dan pelaksanaan siklus akuntansi sektor publik.
Konsep ini meliputi perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran,
pengadaan barang dan jasa, pelaporan, audit, serta pertanggungjawaban
organisasi sector public seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai
politik, yayasan, lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga peribadatan.
Kerangka konseptual ini merupakan acuan dalam pengembangan standar
akuntansi dan solusi atas berbagai hal yang belum diatur dalam standar
tersebut. Jika terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan standar
akuntansi, ketentuan standar akuntansi itu diuji menurut unsur kerangka
konseptual yang terkait. Dalam jangka panjang, konflik semacam itu
diharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan standar
akuntansi di masa depan.

2.1.1 Tujuan dan Peranan Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor


Publik.
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik disusun dengan
berbagai tujuan, yaitu acuan bagi :
 Tim penyusun standar akuntansi keuangan sektor publik dalam
tugasnya, termasuk tim penyusun standar akuntansi pemerintahan.
 Penyusun laporan keuangan untuk memahami praktek akuntansi
menurut prinsip akuntansi yang secara umum dan standar
akuntansi keuangan sektor publik.
 Auditor, seperti BPK dan KAP, untuk memberikan pendapat
mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berterima umum.

Page | 3
 Para pemakai laporan keuangan sector public untuk menafsirkan
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun
sesuai standar akuntansi keuangan yang berlaku disektor publik.
Kerangka konseptual ini bukan merupakan standar akuntansi
keuangan sector publik. Ketika terjadi pertentangan antara
kerangka konseptual dan standar akuntansi keuangan sector
public, ketentuan standar akuntansi keuangan sector public akan
diuji menurut unsur kerangka konseptual yang relevan. Meskipun
demikian, penggunaan kerangka konseptual ini sebagai acuan
bagi komite penyusun standar akuntansi keuangan sector public
dalam pengembangan standar akuntansi keuangan sector public
dimasa depan, dan dalam peninjauan kembali terhadap standar
akuntansi keuangan sector public yang berlaku, akan mengurangi
konflik tersebut.
Revisi kerangka konseptual bisa dilakukan dari waktu ke
waktu, selaras dengan pengalaman komite penyusun standar
akuntansi keuangan sektor publik dalam penggunaan kerangka
konseptual tersebut.

2.1.2 Lingkup Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik


Sebagai sebuah siklus, akuntansi sector public terangkai dari
proses perencanaan, penganggaran, pengadaan barang dan jasa,
realisasi anggaran, pelaporan, audit serta pertanggungjawaban.
Dengan demikian, pembahasan tentang kerangka konseptual akuntansi
sektor publik ini akan meliputi:
 Perencanaan publik
 Penganggaran publik
 Realisasi anggaran publik
 Pengadaan barang dan jasa publik
 Pelaporan sektor publik
 Audit sektor publik
 Pertanggungjawaban publik

Page | 4
Kerangka konseptual ini membahas bagaimana perencanaan publik
disusun dan dilaksanakan. Perencanaan merupakan proses pertama
dan sangat menentukan keberhasilan proses selanjutnya. Sistem
penganggaran adalah tatanan logis, sistematis dan baku yang terdiri
dari tata kerja, pedoman kerja dan prosedur kerja penyusunan
anggaran yang saling berkaitan. Jadi, proses penganggaran yang baik
dan berkualitas sangat menentukan keberhasilan serta akuntabilitas
program.

Pembahasan selanjutnya adalah menyangkut realisasi anggaran.


Sebagai tahap pelaksanaan dari hasil proses sebelumnya, dibutuhkan
mekanisme bagaimana agar proses realisasi anggaran dilaksanakan
dengan baik dan berkualitas. Pelaksanaan realisasi anggaran
diwujudkan dalam bentuk pengadaan barang dan jasa public, sehingga
proses ini merupakan pembahasan dalam kerangka konseptual. Proses
pengadaan barang dan jasa yang baik akan berdampak terhadap
pencapaian efektifitas dan efisiensi program.

Kerangka konseptual ini selanjutnya akan membahas pelaporan


keuangan sector public, yang terdiri dari pelaporan keuangan sector
public, termasuk pelaporan keuangan konsolidasi dan pelaporan
kinerja. Laporan keuangan dan laporan kinerja organisasi sector
publik disusun serta disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali
untuk memenuhi kepentingan sejumlah besar pemakai.

Laporan keuangan sektor publik dihasilkan dari proses pelaporan


keuangan dalam organisasi-organisasi sektor publik. Kerangka
konseptual juga akan membahas jalannya proses dan pelaksanaan
audit sector publik yang berkualitas. Audit yang berkualitas adalah
proses pelaksanaan audit yang sesuai dengan standar yang berlaku.

Pertanggungjawaban merupakan proses terakhir dalam siklus


akuntansi sektor publik dan juga tahap terakhir dari penentuan

Page | 5
ketercapaian atau ketidak tercapaian kualitas program secara
keseluruhan.

2.2 Asumsi Akuntansi Sektor Publik


1) Kebutuhan Masyarakat
Berdasarkan kodratnya, manusia mempunyai keinginan yang kuat
untuk dapat memenuhi segala harapan dalam hidupnya. Karena manusia
disebut juga sebagai makhluk ekonomi dan membutuhkan orang lain
dalam kehidupannya. Kenyataan inilah yang mendorong manusia hidup
berkelompok dan mendirikan sebuah Negara atau organisasi public.
Kondisi masyarakat yang semakin kritis dalam era reformasi ini
sekarang menuntut Pemerintah dan organisai sektor publik lainnya untuk
mengelola pelayanan publik secara lebih transparan serta partisipatif agar
pelayanan menjadi lebih efektif dan akuntabel.
Kebutuhan masyarakat ini menjadi asumsi dasar bagi proses
perencanaan, yang merupakan “pintu” utama dari serangkaian proses
dalam siklus akuntansi sektor publik. Berdasarkan kebutuhan masyarakat
ini, perencanaan disusun oleh organisasi publik.
2) Alokasi Sumber Daya
Perencanaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hanya akan
tercapai jika ada sumber daya yang mendukungnya. Sumber daya yang
dialokasikan akan menjadi “bahan baku” bagi berjalannya perencanaan
yang telah disusun.
Alokasi sumber daya dilakukan dengan mekanisme penganggaran.
Pengalokasian sumber daya dapat berupa sumber dana, sumber daya
manusia, dan sumber daya alam. Sumber dana organisasi sector public
dapat diperoleh dari hasil pajak, retribusi, hibah dari donor, sumbangan
dari para donator, atau iuran warga (swadaya masyarakat). Sedangkan
sumber daya manusia adalah para pegawai, pengurus organisasi,
sukarelawan, atau pekerja sosial. Sedangkan yang termasuk sumber daya
alam adalah hasil tambang, sungai, hasil pertanian, serta apapun yang
dihasilkan oleh bumi, dimana organisasi sector public ini berada.

Page | 6
Penggunaan sumber daya alam ini dapat dilakukan secara maksimal
oleh organisasi pemerintah. Sementara itu organisasi sektor publik lainnya
hanya terbatas pada sumber daya alam yang menjadi milik organisasinya
saja.
3) Ketaatan Hukum/Peraturan
Sumber daya memerlukan sebuah mekanisme pengelolaan agar apa
yang ada didalam perencanaan dan penganggaran dapat berjalan.
Mekanisme pengelolaan yang dimaksud adalah perangkat aturan yang
menjadi pedoman dan mengarahkan pengelolaan sumber daya pada tujuan
serta sasarannya.
Perangkat atau dasar hukum ini ditetapkan dalam rangka mengukur
kebutuhan publik dan alokasi sumber daya yang hendak dilakukan.
Dengan kata lain, proses pengukuran kebutuhan dan alokasi sumber daya
ini akan berjalan lancar serta efektif jika didukung oleh regulasi yang
memadai sehingga mendorong berlakunya praktek yang baik, tertib, dan
akuntabel. Dengan demikian proses perencanaan, penganggaran,
pengadaan, barang dan jasa, realisasi anggaran, pelaporan keuangan, audit,
serta pertanggung  jawaban publik yang baik akan didukung dengan dasar
hukum yang baik pula.
4) Dasar Akrual
Dasar akrual merupakan basis pelaporan keuangan sector public
dimana pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya diakui pada saat
terjadinya (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar)
serta dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam laporan
keuangan periode bersangkutan.
Dasar akrual telah menjadi aturan yang harus dilaksanakan. Hal ini
dilakukan dengan mengaplikasikannya dalam proses organisasi publik,
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
5) Kelangsungan Usaha atau Organisasi
Demi kelangsungan hidupnya, organisasi menetapkan dasar-dasar
hukum atau aturan organisasi sebagai pedoman dalam menjalankan
organisasi tersebut. Organisasi juga harus memenuhi tuntutan-tuntutan di

Page | 7
dalam dasar hukum agar proses berjalan seperti yang dikehendaki. Dengan
dilaksanakannya dasar hukum, organisasi dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya sesuai visi dan misi organisasi publik.
6) Akuntabilitas Kinerja
Akuntabilitas kinerja merupakan salah satu kunci bagi
terwujudnya good governance dalam pengelolaan organisasi public. Jadi,
tidak salah jika siklus akuntansi sector public diakhiri dengan proses
pertanggungjawaban. Proses inilah yang menentukan penilaian
keberhasilan sebuah organisasi publik dalam mencapai tujuannya.
Organisasi diwajibkan secara hukum untuk memenuhi akuntabilitas
organisasinya dengna kinerja yang diperolehnya. Kinerja organisasi dapat
diraih dengan mengefektifkan dan mengefesienkan hasil dari proses
organisasi yakni perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran,
pengadaan barang dan jasa, pelaporan keuangan,  audit serta
pertanggungjawaban publik.

2.3 Implementasi Karakteristik Kualitatif Akuntansi Sektor Publik

Karakteristik kualitatif adalah ciri-ciri khusus dari sebuah mutu. Jika


diimplementasikan pada akuntansi sektor publik, karakteristik kualitatif
akuntansi sektor publik adalah ciri khas informasi akuntansi dalam organisasi
sektor publik yang berkontribusi pada penentuan kualitas produk setiap unsur
akuntansi sektor publik:
1) Relevan
Relevan mengacu pada kemampuan informasi untuk mempengaruhi
keputusan pengelola organisasi, dengan mengubah atau menginformasi
harapan mereka tentang hasil, atau konsekuensi tindakan atau kejadian.
Dalam konsep kerangka konseptual akuntansi, informasi yang relevan
dapat membantu investor, kreditor, dan pengguna lainnya untuk
mengevaluasi kondisi masa lalu, saat ini dan masa depan (nilai prediktif)
atau untuk menginformasikan atau mengoreksi harapan utama (nilai
umpan balik/feedback). Agar relevan, informasi harus selalu tersedia bagi
pembuat keputusan sebelum kehilangan kapasitasnya untuk

Page | 8
mempengaruhi keputusan (tepat waktu). Dengan kata lain, informasi harus
mempunyai nilai prediktif dan nilai umpan balik (nilai feedback) serta
harus disampaikan pada waktu yang tepat.
2) Keandalan / Reliabilitas
Keandalan mengacu pada kualitas informasi yang sesuai dengan
kebutuhan para peggunanya. Keandalan akan membedakan pengguna satu
dengan pengguna yang lainnya tergantung pada keluasaan pengetahuan
tentang aturan yang digunakan untuk mempersiapkan informasi. Dengan
kata lain, di antara pengguna yang berbeda, informasi dengan derajat
keandalan yang berbeda akan ditemukan. Dalam konteks kerangka
konseptual, agar menjadi andal informasi harus dapat diuji, netral, dan
disajikan dengan jujur.
3) Kualitas Sekunder
Komparabilitas dan konsistensi adalah kualitas kedua yang dianjurkan
oleh Statement FASB. Komparabilitas mendeskripsikan kegunaan metode
yang sama dari waktu ke waktu dengan penyajian yang tetap. Prinsip
konsistensi menjelaskan bahwa metode akuntansi tidak dapat diubah lagi
setelah diadopsi. Lingkungan sekitar dapat mendikte perubahan kebijakan
akuntansi atau tekniknya yang lebih diinginkan jika dibenarkan
sebagaimana mestinya.
4) Pertimbangan Biaya dan Manfaat
Pertimbangan biaya dan manfaat dikenal sebagai keterbatasan
parvasif. Informasi akuntansi keuangan akan dicari jika manfaat yang
diperoleh dari informasi tersebut melebihi biayanya. Oleh karenanya,
sebelum mempersiapkan dan mendiseminasikan informasi keuangan,
manfaat serta biaya penyiapan informasi itu harus dibandingkan.
5) Materialitas
Materialitas dipandang sebagai ambang pengakuan. Pada dasarnya
materialitas adalah pertimbangan yang harus diberikan atau tidak tentang
informasi yang signifikan dan berdampak besar terhadap keputusan yang
diambil.

Page | 9
Karakteristik kualitatif akuntansi sektor publik terlihat sebagai sebuah
hierarki. Pada posisi paling bawah, hal itu disebut dengan ”perwujudan” 
yang terdiri dari regulasi dan pelaporan. Regulasi merupakan pedoman
bagi seluruh proses pengelolaan suatu organisasi yang merupakan batas-
batas pekerjaan organisasi. Sedangkan pelaporan merupakan instrumen
akuntabilitas dari kegiatan organisasi. Setelah itu ”operasional” yang
merupakan sebuah tahapan dimana transaksi-transaksi publik dilakukan.
Transaksi dilakukan dengan regulasi yang ada dan dilaporkan sesuai
standar pelaporan organisasi.
Diatasnya lagi ada ”pokok-pokok” (fundamental) yang berisi unsur
akuntansi sektor publik dan karakteristik kualitatif. Setelah unsur-unsur
akuntansi sektor publik beserta transaksinya dapat memenuhi karakteristik
kualitatif yang ada, tujuan organisasi dapat diwujudkan. Tujuan organisasi
dan tujuan kesejahteraan publik berada diatas segala-galanya.
1. Kualitas Perencanaan Publik
 Pengertian Kualitas Perencanaan Publik
Pada tahap perencanaan, biasanya akan tercipta dokumen
perencanaan yag sangat penting dan menentukan dalam
menghasilkan outcome. Jadi, melalui sistem kualitas perencanaan
diharapkan dapat dihasilkan outcome yang berkualitas. Yang
dimaksud dengan kualitas perencanaan adalah sebuah prosedur
yang mendefenisikan kualitas terkait dengan tugas ketika proyek
baru mulai digarap untuk memenuhi kualitas yang disyaratkan.
Kualitas perencanaan mendefinisikan bagaimana produk akan
diciptakan serta menunjukkan bagaimana kualitas yang benar akan
dikembangkan. Kualitas perencanaan membutuhkan prosedur bagi
pelaksanaannya. Agar perencanaan efektif, ada banyak hal yang
sering kali menjadi halangan seperti:
 Kegagalan manajemen dalam memahami system yang
tengahterjadi di sekitar area organisasi.

Page | 10
 Kurangnya dukungan manajemen terhadap system
perencanaan. Pimpinan kurang mendukung dan berperan serta
dalam segala kegiatan.
 Kegagalan memahami peran penting perencanaan dalam
proses manajemen.
 Outcome Perencanaan Publik
Outcome dari proses perencanaan public adalah dokumen
perencanaan yang mayoritas terbagi menjadi dokumen
perencanaan jangka pendek (datu tahun), dokumen perencanaan
jangka menengah (lima tahun) , dan dokumen perencanaan jangka
panjang (dua puluh lima tahun).
 Karakteristik Kualitatif dari Kualitas Output Perencanaan Publik
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas dari kualitas
output perencanaan public. Karakteristik kualitatif dari kualitas
output perencanaan public adalah : Dapat dipahami dan Relevan
2. Kualitas Penganggaran Publik
 Pengertian Kualitas Penganggaran Publik
Salah satu permasalahan utama dalam penyusunan kualitas
anggaran adalah pemikiran manajemen yang tidak mempunyai
nilai tambah bagi kualitas organisasi. Manajemen tidak
mempertimbangkan permasalahan organisasi yang ada jika tidak
ada kualitas anggaran.
Penganggaran merupakan rencana keuangan yang secara
sistematis menunjukkan alokasi sumber daya manusia, material,
dan sumber daya lainnya.
Penyelenggaraan kegiatan organisasi yang menjadi
kewenangan organisasi didanai dari dan atas beban anggaran
pendapatan dan belanja organisasi. Penyusunan anggaran dapat
dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan berikut:
 Berdasarkan program.
 Berdasarkan pusat pertanggungjawaban, pusat biaya, pusat
laba, dan pusat investasi.

Page | 11
 Sebagai alat perencanaan dn pengendalian.
 Sebagai alat motivasi kinerja karyawan.

 Outcome Penganggaran Publik


Dokumen penganggaran pembangunan pemerintah daerah
yaitu contoh organisasi sektor publik, menghasilkan dokumen
sebagai berikut:
 Rencana Kerja Anggaran (RKA) SKPD (Satuan Kerja
Perangkat Daerah)
 Raperda RAPBD
 Nota RAPBD
 Perda APBD
 Surat Keputusan Kepala Daerah Tentang Penjabaran APBD

Dokumen penganggaran public harus disusun berdasarkan


kebutuhan organisasi sector public dan harus diawasi mulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan. Hal ini dilakukan
dalam rangka meminimalisir kebocoran anggaran, sehingga
program public dapat berjalan secara efektif dan efisien.

 Karakteristik Kualitatif dari Kualitas Output Penganggaran Publik


Karakteristik kualitatif kualitas output penganggaran public
yaitu dapat dibandingkan.
3. Kualitas Realisasi Anggaran Publik
 Pengertian Kualitas Realisasi Anggaran Publik

Tujuan proses realisasi anggaran adalah mengembangkan produk


dan layanan yang harus diberikan kepada publik. Kesimpulan hasil
realisasi anggaran diperoleh pada saat produk organisasi telah secara
tuntas dikembangkan/dibangun, diuji, diterima, dilaksanakan, dan
dialihkan menjadi kinerja organisasi. Pada saat itu, proses pencatatan
dilaksanakan secara akurat. Kualitas realisasi anggaran merupakan hasil
pencapaian kinerja organisasi.

Page | 12
 Outcome Realisasi Anggaran Publik
Unsur-unsur dalam pengelolaan berbasis kegiatan yang dapat
menjadi penentu kualitas pelaksanaan realisasi anggaran publik
adalah sebagai berikut:
 Pengembangan Kasus Usaha
 Menentukan Prioritas
 Menyediakan Pembenaran Biaya (Cost Justification)
 Menemukan Manfaat
 Mengukur Kinerja untuk Perbaikan yang Sedang
Berlangsung
 Karakteristik Kualitatif dari Kualitas Output Realisasi Anggaran
Publik
Dua karakteristik kualitatif dari kualitas output realisasi
anggaran public, yaitu dapat dipahami dan terandalkan.
4. Kualitas Pengadaan Barang dan Jasa Publik
 Pengertian Kualitas Pengadaan Barang dan Jasa Publik
Pengadaan barang dan jasa merupakan penambahan barang
dan/jasa dengan total biaya kepemilikan yang paling masuk akal,
dalam kuantitas dan kualitas yang benar, pada waktu yang tepat,
dan dari sumber yang tepat untuk memperoleh manfaat secara
langsung.
 Outcome Pengadaan Barang dan Jasa Publik
Pengadaan barang dan jasa melibatkan proses penawaran,
seperti tender.
 Tahapan Pengadaan Barang dan Jasa Publik
Tahapan pengadaan barang dan jasa dalam dunia modern
biasanya terdiri dari tujuh tahap :
1. Pengumpulan Informasi
2. Hubungan Penyedia

Page | 13
3. Review Latar Belakang
4. Negosiasi
5. Pemenuhan
6. Konsumsi, Pemeliharaan, dan Penyelesaian
7. Pembaharuan (Renewal)

Contoh hasil (outcome) dari proses pengadaan barang dan


jasa public adalah pembangunan bangunan oleh pihak ketiga,
pembangunan jembatan oleh pihak ketiga, jasa konsultan, dan
lainnya

 Karakteristik Kualitatif dari Kualitas Output Pengadaan Barang


dan Jasa Publik
Karakteristik kualitatif kualitas output pengadaan barang dan
jasa adalah dapat dipahami dan terandalkan.
5. Kualitas Pelaporan Sektor Publik
 Pengertian Kualitas Pelaporan Sektor Publik
Terkait dengan pendefinisian “kualitas pelaporan keuangan”,
pustaka-pustaka sebelumnya telah focus pada hal-hal seperti
pengelolaan pendapatan, uraian keuangan, dan kecurangan yang
secara jelas menjadi penghalang tercapai laporan keuangan yang
berkualitas serta telah menggunakan factor-faktor tersebut sebagai
bukti penurunan konsep dalam proses pelaporan keuangan. Secara
khusus, pustaka-pustaka sebelumnya telah memeriksa peran
berbagai pelaku dalam jajaran tata pemerintahan (seperti dewan,
komite audit, serta auditor internal dan eksternal) dan jangkauan
yang baik secara individu maupun kolektif telah berpengaruh
terhadap pencapaian laporan keuangan yang lepas dari salah
ungkap dan salah saji.
 Outcome Pelaporan Sektor Publik
Berdasarkan ragamnya, outcome  laporan keuangan sektor
public adalah :
1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Page | 14
2. Laporan Kinerja Keuangan (Laporan Surplus-Defisit)
3. Laporan Perubahan Aktiva/Ekuitas Neto
4. Laporan Arus Kas
5. Kebijakan Akuntansi dan Catatan atas Laporan Keuangan
 Berbagai Statistik Keuangan Sektor Publik
Salah satu tujuan pekerjaan akuntansi adalah menyiapkan
laporan statistik dan dokumen akuntansi. Akuntan atau ahli sistem
harus mengetahui seberapa sering pelaporan disajikan. Kertas
kerja penyusunan sistem harus memuat statement dan statistical
report yang memang harus disajikan.
 Laporan Statistik Keuangan
Berdasarkan tenggang waktu pembuatannya, laporan statistik
keuangan dibedakan menjadi dua yaitu : disusun setiap bulan dan
disusun setiap tahun.
 Berbagai Dokumen Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik
Laporan pajak terdiri dari pajak penghasilan, pajak kekayaan,
pajak penghasilan kekayaan, pajak pertambahan nilai, pajak
penjualan barang mewah, dan pajak-pajak lainnya serta laporan
lainnya yang disampaikan kepada instansi-instansi pemerintah,
seperti kepada departemen perdagangan, departemen
perindustrian, kota dan lain-lain.
 Karakteristik Kualitatif Pelaporan Sektor Publik
Karakteristik kualitatif pelaporan sektor publik yaitu :
 Dapat Diperbandingkan
 Tepat Waktu
 Keseimbangan Antara Biaya dan Manfaat
 Keseimbangan Antara Karakteristik dan Kualitatif
 Penyajian yang Wajar
6. Kualitas Audit Sektor Publik
 Pengertian Kualitas Audit Sektor Publik
Kualitas audit ditujukan untuk menguji efektifitas sistem
pengelolaan kualitas. Kualitas audit juga dapat diartikan sebagai

Page | 15
sebuah sistematika dan pemeriksaan independen untuk
menentukan apakah kualitas kegiatan serta hasil terkait telah
sesuai dengan rumusan perencanaan, dan apakah perencanaan
telah dilaksanakan secara efektif serta sesuai untuk mencapai
tujuannya. Dan audit dapat digunakan untuk tujuan keamanan.
 Outcome Audit Sektor Publik
Produk atau outcome kualitas audit adalah penilaian
kuantitatif atas kesesuaian karakteristik dokumen yang diminta.
Kualitas audit dipengaruhi oleh factor eksternal, yaitu :
1. Pendekatan yang diambil oleh manajemen
2. Kontribusi yang dibuat oleh komite audit
3. Peran ”shareholder” dan kometator
4. Peran orang yang mengajukan perkara (litigator)
5. Pendekatan regulasi
6. Tekanan yang disebabkan rezim akuntansi pelaporan.
 Karakteristik Kualitatif dari Kualitas Output Audit Sektor Publik
Karakteristik kualitaif kualitas output audit sektor publik yaitu :
 Dapat dipahami
 Relevan
 Keandalan
 Dapat dibandingkan
7. Kualitas Pertanggungjawaban Publik
 Pengertian Kualitas Pertanggungjawaban Publik
Laporan pertanggungjawaban tahunan mencerminkan misi
utama organisasi, inisiatif utama untuk mmebwa misi dan kinerja
pelaksanaan yang menjadi tanggung jawabnya. Jadi merupakan
kewajiban Kepala/Pengelola organisasi public untuk menjelaskan
kinerja penyelenggaraan organisasi kepada masyarakat.
Secara tradisional, konsep pertanggungjawaban public
didasarkan pada regulasi dan kekeliruan fungsi pemerintah di
berbagai tingkatan nasional maupun daerah. Faktor penentu
kualitas pertanggungjawaban public antara lain :

Page | 16
1. Kepemimpinan pengelola organisasi
2. Kapasitas personal organisasi
3. Kualitas perencanaan
4. Kualitas penganggaran
5. Kualitas realisasi anggaran
6. Kualitas pelaporan keuangan.
 Outcome Pertanggungjawaban Publik
Setiap entitas pelaporan berkewajiban untuk melaporkan
upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam
pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur selama
suatu periode pelaporan demi kepentingan : (1) Akuntabilitas; (2)
Manajemen; (3) Transparansi; (4) Keseimbangan Antargenerasi.
Pengorganisasian penyusunan laporan pertanggungjawaban
publik meliputi hal-hal berikut :
 Mempersiapkan dan menyusun rencana strategik
 Merumuskan visi, misi, faktor-faktor kunci keberhasilan,
tujuan, sasaran, strategi organisasi publik
 Merumuskan indikator kinerja organisasi publik dengan
berpedoman pada kegiatan yang dominan, menjadi isu
global dan kritis bagi pencapaian visi dan misi organisasi
sektor publik
 Memantau dan mengamati pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi dengan seksama
 Mengukur pencapian kerja
 Karakteristik Kualitatif dari Kualitas Output Pertanggungjawaban
Publik
Karakteristik kualitatif kualitas output pertanggungjawaban
publik adalah Dapat dipahami dan Relevan.
2.4 Pengakuan dan Pengukuran Transaksi Publik
 Definisi Pengakuan dan Pengukuran Transaksi Publik
Pengakuan (recognition) dilakukan dengan menyatakan pos tersebut,
baik dalam kata-kata maupun jumlah uang dan mencantumkannya ke

Page | 17
dalam laporan posisi keuangan atau laporan kinerja keuangan. Pos yang
memenuhi definisi suatu unsur harus diakui jika :
 Ada kamungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan
dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam organisasi
publik.
 Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
dengan andal.

Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui


dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan sector public ke dalam
laporan posisi keuangan dan laporan kinerja keuangan. Sejumlah dasar
pengukuran yang berbeda digunakan untuk derajat kombinasi yang juga
berbeda dalam laporan keuangan sektor publik.

Suatu pos dapat dianggap memenuhi persyaratan pengakuan di masa


depan sebagai akibat dari peristiwa atau keadaan yang terjadi kemudian.
Sejumlah dasar pengukuran  yang berbeda digunakan untuk derajat
kombinasi yang juga berbada dalam laporan keuangan sektor publik.
Berbagai dasar pengakuan tersebut adalah :

1. Biaya Historis (historical cost)


2. Biaya Saat ini (current cost)
3. Nilai realisasi/penyelesaian (realizable/sattlement value)
4. Nilai sekarang (present value)
5. Faktor yang berpengaruh dalam  Pengakuan dan Pengukuran
Transaksi Publik

Faktor yang berpengaruh dalam  Pengakuan dan Pengukuran


Transaksi Publik

1. Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa Depan


Dalam kriteria pengakuan pendapatan, konsep probabilitas
digunakan dalam pengertian derajat  ketidakpastian. Manfaat ekonomi
masa depan yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir dari
atau kedalam organisasi. Konsep tersebut dimaksudkan untuk

Page | 18
menghadapi ketidakpastian lingkungan operasi organisasi. Pengkajian
terhadap derajat ketidakpastian yang melekat dalam arus manfaat
ekonomi masa depan dilakukan berdasarkan bukti yang tersedia pada
saat penyusunan laporan keuangan sector public. Oleh karena itu,
biaya yang merepresentasikan pengurangan manfaat ekonomi yang
diharapkan harus diakui.
2. Kendala Pengukuran
Kriteria pengakuan pos kedua adalah ada tidaknya biaya atau nilai
yang dapat diukur dengan tingkat keandalan tertentu (reliable). Pada
banyak kasus, biaya atau nilai yang harus diestimasi merupakan bagian
yang esensial dalam penyusunan laporan keuangan sector public tanpa
mengurangi tingkat keandalannya. Namun, jika estimasi yang layak
tidak mungkin dilakukan, pos tersebut tidak diakui dalam laporan
posisi keuangan atau laporan kinerja keuangan. Contohnya hasil yang
diharapkan dari suatu tuntutan hukum dapat memenuhi definisi baik
aktiva, pendapatan, maupun kriteria probabilitas agar dapat diakui.
Namun jika tidak mungkin diukur dengan tingkat keandalan tertentu,
tuntutan tersebut tidak dapat diakui sebagai aktiva atau pendapatan.
Eksistensi tuntutan harus diungkapkan dalam catatan materi penjelasan
atau skedul tambahan.
Suatu pos yang memmiliki karakteristik esensial dari suatu unsure
tetapi tidak dapat memenuhi criteria pengakuan tetap harus
diungkapkan dalam catatan, materi penjelasan, atau skedul tambahan.
Pengungkapan ini dapat dibenarkan jika pengetahuan mengenai pos
tersebut dipandang relevan untuk mengetahui posisi keuangan, kinerja,
dan perubahan posisi keuangan suatu organisasi oleh pemakai laporan
keuangan sektor publik.
3. Aktiva
Aktiva akan diakui dalam posisi keuangan jika manfaat
ekonomisnya dimasa depan atau jasa potensialnya kemungkinan besar
akan diperoleh organisasi, dan aktiva tersebut mempunyai nilai yang
dapat diukur dengan andal.

Page | 19
4. Kewajiban
Kewajiban diakui dalam laporan posisi keuangan jika pengeluaran
sumber daya yang memberikan manfaat ekonomi kemungkinan besar
akan dilakukan untuk mnyelasiakna kewajiban (obligation) sekarang,
dan jumlah yang harus diselsesaikan dapat diukur dengan andal.

5. Ekuitas
Ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam laporan posisi keuangan,
dimana relevansi pengklasifikasianya terjadi apabila pos tersebut
mengindikasikan pembatasan hukum atau pembatasan lainnya atas
kemamampuan organisasi untuk menggunakan ekuitas.
6. Pendapatan
Pendapatan diakui dalam laporan kinrja keuangan jika kenaikan
manfaat ekonoi dimasa yang akan datang yang berkaitan dengan
peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban, telah terjadi dan dapat
diukur dengan andal.
7. Biaya
Biaya diakui dalam laporan kinerja keuangan jika penurunan
manfaat ekonomi dimasa depan yang berkaitan dengan penurunan
aktiva atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur
dengan andal. Biaya diakui dalam laporan kinerja keuangan
berdasarkan hubungan langsung antar biaya yang timbul dan pos
pendapatan tertentu yang diperoleh.
Biaya segera diakui dalam laporan kinerja keuangan jika
pengeluaran itu tidak menghasilkan manfaat ekonomis atau jasa
potensial dimasa depan, atau jika manfaat ekonomis dimasa depan,
dan/atau jasa potensial, tidak memenuhi syarat untuk diakui dalam
laporan posisi keuangan sebagai aktiva.

Page | 20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kerangka konseptual merupakan acuan dan juga dalam pengembangan
dalam standar akuntansi dan solusi atas berbagai hal yang belum diatur dalam
standar tersebut. Kerangka konseptual yang dibahas akan terkait dengan proses
perencanaan, penganggaran, pengadaan barang dan jasa, realisasi anggaran,
pelaporan, audit serta pertanggungjawaban.
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik merumuskan konsep yang
mendasari penyusunan dan pelaksanaan siklus akuntansi sektor publik. Konsep
ini meliputi perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan barang
dan jasa, pelaporan, audit, serta pertanggungjawaban organisasi sector public
seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai politik, yayasan, lembaga
swadaya masyarakat, dan lembaga peribadatan.

3.2 Saran
Pembuatan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan
sumber yang kami peroleh. Sehingga isi dari makalah ini masih bersifat
umum, oleh karena itu saya harapkan agar pembaca bisa mencari sumber yang
lain guna membandingkan dengan pembahasan yang kami buat dan juga
mengoreksi bila terjadi kesalahan dalam pembuatan makalah ini.

Page | 21
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra, 2002. Sistem Akuntansi Sektor Publik (Modul untuk pelatihan
penyusunan laporan keuangan), Penerbit Salemba Empat

Deddi Nordiawan, 2006. AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK, Penerbit Salemba


Empat

Bastian, Indra. 2010.  Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Penerbit
Erlangga

Page | 22

Anda mungkin juga menyukai