Anda di halaman 1dari 10

VERIFIKASI METODE PENETAPAN KADAR NATRIUM DALAM

KECAP MANIS SECARA


INDUCTIVELY COUPLED PLASMA-OPTICAL EMISSION
SPECTROMETRY (ICP-OES)

Disusun oleh:

Nur Indah Lestari


1517409

Dibimbing oleh TITA ROSITA dan JULHAN FAUZI

RINGKASAN penetapan kadar natrium dalam kecap


manis secara Inductively Coupled
Kecap manis merupakan salah Plasma-Optical Emission Spectrometry
satu produk turunan kedelai yang (ICP-OES) memberikan hasil yang
mengandung nilai gizi yang tinggi. valid. Metode uji terverifikasi apabila
Salah satu kandungan yang terdapat hasil keseluruhan parameter uji
dalam susu yaitu unsur mineral. Unsur memenuhi syarat keberterimaan yang
mineral merupakan komponen yang telah ditetapkan oleh PT TÜV NORD
sanga diperlukan oleh tubuh, salah satu Indonesia, sehingga metode tersebut
unsur yang terdapat dalam kecap manis dapat digunakan untuk analisis rutin di
yaitu natrium. Natrium dalam tubuh laboratorium.
berfungsi untuk menjaga keseimbangan Verifikasi metode penetapan
asam basa di dalam tubuh dengan kadar natrium dalam kecap ini
mengimbangi zat-zat yang membentuk dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu
asam. tahap persiapan, pengujian, dan
PT TÜV NORD Indonesia pengolahan data. Tahap persiapan
merupakan laboratorium uji yang dilakukan preparasi contoh, pembuatan
melakukan pengujian kadar natrium larutan standar induk, larutan deret
dalam bahan pangan. Metode yang standar, serta pengkondisian alat ICP-
digunakan mengacu pada Standar OES. Tahap pengujian yang dilakukan
Nasional Indonesia (SNI) yang telah yaitu uji linieritas, presisi
divalidasi oleh PT TÜV NORD (repeatability), akurasi (recovery),
Indonesia (MU 03/61). PT TÜV limit deteksi instrument (LDI), dan
NORD Indonesia melakukan verifikasi limit kuantitasi (LK).
secara berkala terhadap metode uji Berdasarkan hasil percobaan
untuk menjamin hasil uji yang diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar
dilakukan. 0,9998 memenuhi persyaratan yaitu r ≥
Percobaan ini bertujuan 0,9950. Hasil uji parameter presisi
mengkonfirmasi ulang bahwa metode didapatkan nilai persen simpangan

1
baku relatif (%SBR) sebesar 0,15% memiliki kandungan unsur-unsur
memenuhi persyaratan ≤ 2/3 CV mineral yang dibutuhkan oleh tubuh
Horwitz sebesar 3,48%. Hasil uji baik unsur mineral makro maupun
akurasi dengan penambahan standar unsur mineral mikro.
1000 mg/L sebanyak (1,00; 2,00; dan Mineral merupakan unsur yang
3,00) mL diperoleh rentang akurasi dibutuhkan oleh tubuh manusia yang
berturut-turut sebesar (100,09- mempunyai peranan penting dalam
101,82)%, (98,79-102,55)%, dan pemeliharaan fungsi tubuh. Natrium
(100,49-102,11)%. Nilai akurasi yang merupakan salah satu mineral yang
diperoleh memenuhi rentang terdapat dalam kecap manis. Natrium
keberterimaan sebesar (97-103)%. harus diketahui jumlahnya agar jumlah
Hasil uji parameter LDI sebesar 2,78 mineral yang dikonsumsi dapat
mg/L dan LK sebesar 9,27 mg/L terpantau karena jika mineral yang
memenuhi syarat keberterimaan yaitu dikonsumsi kurang atau berlebih dari
bernilai posistif. Berdasarkan hasil yang dibutuhkan karena akan
tersebut, semua parameter verifikasi menyebabkan efek negatif pada
metode penetapan kadar natrium dalam manusia.
kecap manis secara ICP-OES PT TÜV NORD Indonesia
memenuhi syarat keberterimaan yang merupakan laboratorium uji pangan
telah ditetapkan oleh perusahaan, yang bergerak di bidang jasa analisis,
sehingga metode tersebut dapat telah terakreditasi oleh Komite
digunakan lebih lanjut sebagai analisis Akreditas Nasional (KAN) dan telah
rutin pada laboratorium uji PT TÜV menerapkan ISO 17025:2005 tentang
NORD Indonesia. sistem manajemen mutu laboratorium
untuk pengujian dan kalibrasi. PT TÜV
NORD Indonesia menawarkan jasa
PENDAHULUAN analisis penetapan kadar natrium dalam
kecap secara Inductively Coupled
Kecap adalah bumbu dapur atau Plasma Optical Emission Spectrometry
penyedap makanan yang berupa cairan (ICP-OES). Metode yang digunakan
berwarna hitam yang rasanya manis mengacu pada Standar Nasional
atau asin. Bahan dasar pembuatan Indonesia (SNI) yang telah divalidasi
kecap umumnya adalah kedelai atau oleh PT TÜV NORD Indonesia (MU-
kedeai hitam. Namun ada pula kecap 03/60). Verifikasi secara berkala
yang dibuat dari bahan dasar air kelapa dilakukan untuk memastikan suatu
yang umumnya berasa asin. metode uji masih dapat digunakan
Menurut BADAN untuk analisis rutin dan data yang
STANDARISASI NASIONAL dihasilkan masih berada dalam rentang
(2013) kecap kedalai adalah produk benar dan dapat dipercaya.
cair yang diperoleh dari hasil Verifikasi metode uji adalah
fermentasi dan atau cara kimia konfirmasi ulang dengan cara menguji
(hidrolisis) kacang kedelai (Glycine suatu metode dengan melengkapi
max L) dengan atau tanpa penambahan bukti-bukti yang obyektif apakah
bahan makanan lain dan tambahan metode tersebut memenuhi persyaratan
makanan yang diizinkan. Kecap yang telah ditetapkan dan sesuai

2
dengan tujuan. Verifikasi sebuah Kimia PT TÜV NORD Indonesia, Jalan
metode uji bermaksud untuk Science Timur 1 Blok B3-F1 Kawasan
membuktikan bahwa laboratorium Industri Jababeka V, Cibatu, Cikarang-
yang bersangkutan mampu melakukan Bekasi.
pengujian dengan metode tersebut
dengan hasil yang valid. Parameter Bahan dan Alat
yang diuji dalam verifikasi metode
antara lain presisi, akurasi, linieritas, Bahan
dan limit deteksi (RIYANTO, 2014).
Percobaan ini bertujuan Bahan yang digunakan dalam
mengkonfirmasi ulang bahwa metode percobaan ini terdiri dari bahan uji dan
penetapan kadar natrium dalam kecap bahan kimia. Bahan uji yang
manis secara Inductively Coupled digunakan adalah kecap manis. Bahan
Plasma-Optical Emission Spectrometry kimia yang digunakan adalah
(ICP-OES) memberikan hasil yang aquabides, larutan standar natrium
valid. Metode uji terverifikasi apabila 1000 mg/L, dan HNO3 0,2%.
hasil keseluruhan parameter uji Pembuatan larutan HNO3 0,2% dapat
memenuhi syarat keberterimaan yang dilihat pada Lampiran 1.
telah ditetapkan oleh PT TÜV NORD
Indonesia, sehingga metode tersebut Alat
dapat digunakan untuk analisis rutin di
laboratorium. Peralatan yang digunakan
dalam percobaan ini terdiri atas alat
utama dan alat penunjang. Alat utama
PERCOBAAN yaitu Inductively Coupled Plasma
Optical Emission Spectrometry (ICP-
Percobaan ini bertujuan OES) merek Perkin Elmer Optima
mengkonfirmasi ulang bahwa metode 8300, furnace merek Thermolyne,
penetapan kadar natrium dalam kecap neraca analitik Sartorius BSA224S-CW,
manis secara Inductively Coupled kompor listrik Maspion. Alat
Plasma Optical Emission Spectrometry penunjang yaitu krus porselen, labu
(ICP-OES) memberikan hasil yang takar 100 mL, labu takar 2000 mL,
valid dan sesuai dengan syarat pipet volume 1 mL; 2; 5; 10; dan 25
keberterimaan yang oleh PT TÜV mL, pipet mohr 1 mL dan 2 mL,
NORD Indonesia, sehingga metode corong, labu semprot dan kertas saring.
tersebut dapat digunakan untuk analisis
rutin di laboratorium. Metode Percobaan

Waktu dan Tempat Verifikasi metode penetapan


kadar natrium dalam kecap manis ini
Percobaan ini merupakan dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu
bagian dari pelaksanaan magang- tahap persiapan, pengujian, dan
praktik kerja lapang (PKL) yang pengolahan data. Tahap persiapan
dilaksanakan pada bulan Januari dilakukan preparasi contoh, pembuatan
sampai Juli 2018 di Laboratorium larutan deret standar, serta

3
pengkondisian alat ICP-OES. Tahap dipindahkan ke dalam botol sampel
pengujian yang dilakukan yaitu uji untuk diukur intensitasnya
linieritas, presisi (repeatability), menggunakan ICP-OES.
akurasi (recovery), limit deteksi
instrument (LDI), dan limit kuantitasi Pengkondisian ICP-OES
(LK). Hasil percobaan yang diperoleh
selanjutnya dilakukan pengolahan Instrumen ICP-OES disiapkan
secara statistika. Nilai hasil terlebih dahulu sebelum digunakan.
pengolahan data kemudian
dibandingkan dengan syarat Instrumen ICP-OES Perkin
keberterimaan yang ditetapkan oleh PT Elmer Optima
TÜV NORD Indonesia. 8300
Panjang 589,588 nm
Cara Kerja gelombang
Laju alir plasma 10 L/min
Tahap Persiapan Laju alir 0,2 L/min
auxiliary
Pembuatan Deret Standar Natrium Laju alir 0,62 L/min
10, 25, 50, 100, dan 250 mg/L nebulizer
RF Power 1400 watt
Larutan standar natrium 1000 Plasma view Radial
mg/L dipipet sebanyak 1,00; 2,50; 5,00; Sample flow 2,00 L/min
10,00; dan 25,00 mL. Masing-masing Flush time 30 detik
larutan dimasukkan ke dalam labu takar
100 mL. Larutan tersebut kemudian Tahap Pengujian
ditambahkan larutan HNO3 0,2%
sampai tanda tera dan dihomogenkan. Uji Linieritas
Perhitungan pembuatan larutan deret
standar dapat dilihat pada Lampiran 2. Uji linieritas dilakukan dengan
menginjeksikan larutan deret standar
Preparasi Contoh Uji natrium (10; 25; 50; 100; dan 250)
mg/L ke dalam ICP-OES. Berdasarkan
Contoh kecap manis ditimbang data intensitas maka dapat ditentukan
±1 gram ke dalam krus porselen, koefisien korelasi, slope, dan intersep.
kemudian diarangkan diatas kompor Uji linieritas harus menghasilkan nilai
listrik sampai tidak berasap dan koefisien korelasi (r) ≥ 0,9950.
selanjutnya diabukan dalam tanur suhu
500oC selama 3 jam sampai abu bebas Uji Presisi (Repeatability)
karbon. Abu yang dihasilkan kemudian
dilarutkan dengan HNO3 0,2% dan Uji presisi dilakukan terhadap
dimasukkan ke dalam labu takar 100 contoh uji berupa kecap dengan
mL, ditera dengan HNO3 0,2% dan langkah kerja sesuai dengan petunjuk
dihomogenkan. Larutan disaring preparasi contoh uji sebanyak tujuh kali
menggunakan kertas saring Whatman ulangan. Larutan uji presisi kemudian
no. 41, kemudian filtratnya

4
diinjeksikan ke dalam ICP-OES. Keterangan:
Pengujian dilakukan pada hari yang ct : konsentrasi terukur contoh
sama. Data hasil pengujian dapat (mg/L)
ditentukan rata-rata, simpangan baku v : volume labu takar (mL)
(SB), simpangan baku relative (SBR), W : bobot contoh (g)
dan 2/3 CV Horwitz.
Linieritas
Uji Akurasi (Recovery)
Data yang dihasilkan diolah
Uji akurasi dilakukan dengan unuk memperoleh nilai koefisien
menambahkan standar 1000 mg/L korelasi (r), intersep (a), dan slope (b)
sebanyak (1,00; 2,00; dan 3,00) mL ke pada analisis regresi linier. Rumus
contoh uji masing-masing sebanyak perhitungan untuk uji linieritas adalah
tujuh kali ulangan pada setiap sebagai berikut:
penambahan standar. Larutan uji Persamaan regresi: y = a + bx
akurasi kemudian diinjeksikan ke alat
ICP-OES. Data hasil pengujian ∑ni=1 yi - (b ∑ni=1 xi )
dihitung rata-rata persen nilai a=
n
perolehan kembali (% recovery).
( ∑ni=1 xi )( ∑ni=1 yi )
∑ni=1 xi yi -
Uji Limit Deteksi Instrumen (LDI)
b= n
n 2
dan Limit Kuantitasi (LK) ( ∑ i=1 xi )
∑ni=1 xi 2 -
n n
Penentuan limit deteksi dan n ( ∑i=1 xi )( ∑ni=1 yi )
∑i=1 xi yi -
kuantitasi mengikuti prosedur uji r= n
parameter akurasi pada titik terkecil. n 2 ( ∑ni=1 yi )2
Hasil yang diperoleh dihitung secara √∑ni=1 xi 2 - ( ∑i=1 xi ) √∑ni=1 y 2 -
n i n
statistika melalui regresi linier dari
hasil uji parameter linieritas. Keterangan:
a : intersep
Tahap Pengolahan Data b : slope (mg/L)-1
r : koefisien korelasi
Kadar Natrium dalam Contoh Uji n : banyaknya data
Data yang dihasilkan dari xi : konsentrasi ulangan ke-i (mg/L)
pengukuran contoh uji akan yi : intensitas ulangan ke-i
ditampilkan berupa intensitas target i : 1, 2, 3…. . n
(natrium). Kadar natrium dalam contoh
uji ditetapkan dengan rumus sebagai
berikut: Presisi (Repeatability)
v Penetapan parameter presisi
Kadar natrium (mg/100 g)= Ct x
W dinyatakan sebagai persen simpangan
baku relatif dengan mementukan nilai

5
simpangan baku dan rata-rata secara statistika melalui regresi linier
pengukuran. dari hasil uji parameter linieritas.
Perhitungan LDI dan LK menggunakan
∑ni=1 xi rumus sebagai berikut:
x̅ =
n
2
∑ni=1 (yi -ŷ)
∑n (xi -x̅ )2 (Sy/x )2 = i

SB= √ i=1 n-2


n-1
SB ∑ni=1 (yi -ŷ) 2
% SBR= x 100% i
x̅ Sy/x =√
n-2
2 2
CV Horwitz = x 2(1-0,5 log C)
3 3 3 x Sy/x
LDI=
Keterangan : b
% SBR : simpangan baku relatif (%)
10 x Sy/x
SB : simpangan baku (mg/L) LK=
x̅ : konsentrasi rata-rata (mg/L) b
xi : konsentrasi pada pengukuran
Keterangan:
ke-i (mg/L)
yi : intensitas natrium pengukuran
n : banyak data
ŷ : intensitas natrium perhitungan
C : fraksi konsentrasi
Sy/x : simpangan baku residual
I : 1, 2, 3,……n
n : banyaknya data
LDI : limit deteksi instrument
Akurasi (Recovery)
(mg/L)
LK : limit kuantitasi (mg/L)
Berdasarkan data yang
b : slope (mg/L)-1
diperoleh, dihitung nilai perolehan
kembali (% recovery). Rumus untuk
menentukan % recovery sebagai
berikut: HASIL DAN PEMBAHASAN
C 3 - C1
% Recovery= x 100% Pembacaan hasil pengukuran
C2 komponen dalam sampel berupa
Keterangan : intensitas yang menyatakan.
C1 : kadar sampel Berdasarkan verifikasi metode
C2 : kadar spike penetapan kadar natrium dalam kecap
C3 : kadar sampel + spike manis secara Inductively Coupled
Plasma-Emission Optical Spectrometry
(ICP-EOS) terhadap parameter
Penetapan Limit Deteksi Instrumen linieritas, presisi (repeatability),
(LDI) dan Limit Kuantitasi (LK) akurasi (recovery), limit deteksi, dan
limit kuantitasi diperoleh data seperti
Limit deteksi instrument (LDI) yang tertera pada tabel 2.
dan limit kuantitasi (LK) dihitung

6
Tabel 2. Hasil Uji Parameter Verifikasi dan Syarat Keberterimaan
Syarat
No. Parameter Uji Satuan Hasil Uji
Keberterimaan
1 Linieritas - r = 0,9998 r ≥ 0,9950
%SBR ≤ 2/3 CV
Presisi
2 mg/100 g SBR (%) = 0,15 % Horwitz (yaitu
(repeatability)
3,48)
(100,09-101,82)
Akurasi
3 % (98,79-102,55) (97-103)%
(recovery)
(100,49-102,11)
Limit Deteksi
4 mg/L 2,78 Positif
Instrumen
5 Limit Kuantitasi mg/L 9,27 Positif

Linieritas menunjukkan hubungan yang linier


antara konsentrasi dengan intensitas
Uji linieritas bertujuan pada rentang 10 mg/L sampai dengan
membuktikan adanya hubungan linier 250 mg/L. Berdasarkan kurva tersebut,
antara konsentrasi dengan respon alat didapatkan nilai intersep sebesar
yang dinyatakan sebagai koefisien 18127,1 menunjukkan bahwa ketika
korelasi (r). Pengujian linieritas konsentrasi natrium 0 mg/L, nilai
dilakukan dengan menginjeksikan intensitas yang dihasilkan sebesar
larutan standar natrium dengan 18127,1. Nilai slope (b) sebesar 9803,1
konsentrasi (10,00; 25,00; 50,00; menunjukkan bahwa setiap satu satuan
100,00; dan 250) mg/L ke dalam ICP- perubahan konsentrasi (mg/L) natrium,
OES. Kurva kalibrasi standar natrium maka nilai intensitas akan naik sebesar
dapat dilihat pada gambar 1. 9803,1 kali konsentrasi. Hasil
menunjukkan bahwa koefisien korelasi
Kurva Kalibrasi Natrium (r) yang dihasilkan dari percobaan yang
telah dilakukan telah memenuhi
3000000
persyaratan yang telah ditetapkan PT
Intensitas

2000000 TUV NORD Indonesia yaitu (r) ≥


1000000 y = 9803,1x + 18127,1 0,9950. Perhitungan linieritas dapat
0 r = 0,9998 dilihat pada lampiran 3.
0 100 200 300
Konsentrasi Natrium (mg/L) Presisi (Repeatability)

Gambar 1. Kurva Kalibrasi Deret Presisi (repeatability)


Standar Natrium (Na) merupakan kedekatan beberapa nilai
pengukuran dari contoh uji pada
Gambar 1 menunjukkan nilai koefisien kondisi operator, alat, tempat dan analis
korelasi (r) untuk standar natrium yang sama dalam jangka waktu
sebesar 0,9998. Hasil tersebut pemeriksaan yang berdekatan. Hasil

7
pengujian presisi didapatkan dengan Perbedaan hasil yang diperoleh
cara mengukur kadar natrium dalam dari pengulangan pengujian contoh uji
contoh uji sebanyak 7 kali ulangan. menunjukkan adanya kesalahan acak
Hasil pengujian presisi penetapan kadar yang terjadi (sumber kesalahan yang
natrium dalam kecap manis dapat tidak bisa dikendalikan atau tidak
dilihat pada tabel 3. Perhitungan dan diketahui secara pasti dan bersifat
pengolahan data uji presisi dapat dilihat fluktuatif). Kesalahan acak pada suatu
pada lampiran 4. penguian tidak dapat dikendalikan.
Kesalahan acak hanya bisa dikurangi
Tabel 3. Hasil Uji Presisi dengan cara memperbanyak
Pengukuran Kadar Natrium (Na) pengulangan pengujian.

Konsentrasi
Kadar Akurasi (Recovery)
No. Intensitas (mg/100
(mg/L)
g) Pengujian akurasi dilakukan
1 1850724,6 186,94 1771,44 untuk mengetahui kedekatan antara
2 1898073,7 191,77 1777,46 hasil percobaan dengan nilai yang
3 1829255,7 184,75 1776,61 sebenarnya yang dinyatakan dengan
4 1855430,1 187,42 1773,97 persen perolehan kembali (%
5 1901014,6 192,07 1779,41
recovery). Perhitungan uji akurasi
6 1838764,7 185,82 1776,88
(recovery) dapat dilihat pada Lampiran
7 1860723,8 187,96 1776,22
Rata-rata 1776,00
5. Hasil uji akurasi dapat dilihat pada
SB 2,58 Tabel 4.
SBR (%) 0,15
2/3 CV Horwitz 3,48 Tabel 4. Hasil Uji Akurasi
Pengukuran Kadar Natrium (Na)
Berdasarkan hasil uji presisi
pada tabel 3, diperoleh nilai persen Recovery (%)
simpangan baku relative (% SBR) Spike
Spike
sedang Spike
sebesar 0,15%. Menurut SUMARDI No. rendah
200 tinggi 300
(2002), hasil tersebut menunjukkan 100
mg/100 mg/100 g
nilai % SBR metode uji pada tingkat ≤ mg/100 g
g
1 % sehingga termasuk ke dalam 1 100,09 98,79 100,88
tingkat analisis ketelitian sangat tinggi 2 101,47 100,82 100,99
dan memenuhi persyaratan yang 3 101,79 100,17 100,52
ditetapkan perusahaan yaitu kurang 4 101,48 100,20 101,13
dari 2/3 CV Horwitz yang bernilai 5 100,75 99,93 102,11
3,48%. Hal ini mengkonfirmasikan 6 101,82 100,82 101,21
bahwa sistem operasional alat, 7 100,18 102,55 100,49
pereaksi, laboratorium, dan analis SBR
0,63 1,14 0,54
memiliki nilai presisi yang baik (%)
terhadap metode analisis dengan respon Rentang (100,09- (98,79- (100,49-
yang relatif konstan. (%) 101,79) 102,55) 102,11)
Syarat Keberterimaan (97-103)%

8
Tingkat akurasi suatu metode Limit Deteksi Instrumen (LDI) dan
yang semakin baik ditunjukkan dengan Limit Kuantitasi
nilai recovery yang semakin mendekati
100%. Berdasarkan hasil uji akurasi Limit deteksi instrument (LDI)
dengan teknik recovery, pada Tabel 4 adalah parameter yang digunakan
diperoleh rentang recovery natrium untuk menunjukkan kadar analit
dengan penambahan standar 1000 terendah yang dapat dideteksi secara
mg/L sebanyak (1,00; 2,00; dan 3,00) kualitatif oleh instrument
mL berturut-turut adalah (100,09- menggunakan metode uji tersebut.
101,79)%, (98,79-102,55)%, dan Limit kuantitasi (LK) adalah parameter
(100,49-102,11)%. Hasil tersebut yang digunakan untuk menunjukkan
mengkonfirmasikan bahwa metode kadar analit terendah yang ditetapkan
penetapan kadar natrium dalam kecap secara kuantitatif menggunakan metode
manis secara ICP-OES memiliki uji tersebut. Perhitungan LDI dan LK
ketepatan yang baik dalam tingkat dapat dilihat pada Lampiran 6. Hasil uji
kesesuaian dari rata-rata suatu LDI dan LK dapat dilihat pada Tabel 9.
pengukuran yang sebanding dengan Tabel 5. Hasil Uji LDI dan LK
nilai sebenarnya. Penambahan standar Pengukuran Kadar Natrium (Na)
yang bervariasi pada uji akurasi
bertujuan membuktikan akurasi metode No. Konsentrasi Intensitas
pada tingkat konsentrasi yang berbeda, (mg/L)
yaitu konsentrasi rendah, sedang, dan 1 0,00 13443,0
tinggi. 2 10,00 96774,0
Ketidaksesuaian nilai hasil 3 25,00 2544234,4
pengujian dengan nilai benar pada uji 4 50,00 522795,1
akurasi konsentrasi rendah dan tinggi 5 100,00 1031369,9
(100,00 dan 300,00) mg/100 g 6 250,00 2454508,4
menunjukkan adanya kesalahan S(y/x) 9084,2
sistematik. Hal ini dapat terjadi karena LDI 2,78 mg/L
ketidakstabilan instrument saat analisis LK 9,27 mg/L
dilakukan. Kesalahan sistematik
tersebut masih dalam rentang Berdasarkan data pada Tabel 5,
keberterimaan sehingga hasil tersebut diperoleh LDI metode penetapan kadar
masih dapat diterima. Ketidaksesuaian natrium dalam kecap manis secara ICP-
nilai hasil pengujian dengan nilai benar OES sebesar 2,78 mg/L menunjukkan
pada uji akurasi konsentrasi sedang bahwa konsentrasi terendah analit yang
(200,00 mg/100 g) menunjukkan dapat menghasilkan respon nyata
adanya kesalahan acak yang terjadi sebesar 2,78 mg/L. Berdasarkan hasil
selama proses pengujian yang ini, dapat dinyatakan bahwa
disebabkan oleh faktor suhu, penggunaan ICP-OES pada
kelembaban, dan faktor lingkungan pengukuran kadar natrium dalam kecap
yang lainnya. manis yang lebih kecil dari LDI tidak
dapat dipercaya sebagai respon analit.
Hasil uji LK pada metode penetapan

9
kadar natrium dalam kecap manis
secara ICP-OES diperoleh sebesar 9,27 DAFTAR PUSTAKA
mg/L menunjukkan bahwa konsentrasi
terendah analit yang dapat ditentukan
secara kuantitatif dengan tingkat presisi BADAN STANDARISASI
dan akurasi yang dapat terukur oleh alat NASIONAL. 2013. Standar
sebesar 9,27 mg/L. Nilai LDI dan LK Nasional Indonesia 3543.
suatu analit yang semakin kecil 1:2013 Kecap Kedelai - Bagian
menunjukkan semakin sensitif 1: Manis. BSN. Jakarta
kemampuan alat yang digunakan untuk
menetapkan analit. HARMITA. 2004. Petunjuk
Pelaksanaan Validasi Metode
dan Cara Perhitungannya.
SIMPULAN Majalah Ilmu Kefarmasian
1:117-135.
Berdasarkan hasil percobaan
verifikasi metode penetapan kadar RIYANTO. 2014. Validasi &
natrium dalam kecap manis secara Verifkasi Metode Uji: Sesuai
inductively coupled plasma-optical dengan ISO/IEC 17025.
emission spectrometry (ICP-OES)
menggunakan lima parameter verifikasi SUMARDI. 2002. Validasi Metode
yaitu linieritas, presisi (repeatability), Pengujian. Pusat Standardisasi
akurasi (recovery), limit deteksi dan Akreditasi Sekretariat
instrument (LDI), dan limit kuantitasi Jendral Pertanian. Jakarta.
(LK) menunjukkan bahwa metode
tersebut memenuhi syarat SUPRAPTI. 2005. Kecap
keberterimaan yang telah ditetapkan Tradisional. Kanisius.
oleh PT TÜV NORD Indonesia. Yogyakarta.
Metode uji terverifikasi dan dapat
digunakan lebih lanjut untuk analisa
rutin pada laboratorium uji PT TÜV
NORD Indonesia.

10

Anda mungkin juga menyukai