PBB
1. Luas Tanah 1 dan 2 = 13.000 m2 ; nilainya = Rp6.400.000.000.-
Nilai tanah/m2 = Rp6.400.000.000.-/ 13.000 = Rp492.308,-__Konversi = Kls A.21: NJOP = Rp464.000,-/m 2
Luas Bangunan 1 dan 2 = 7.500 m2 ; nilainya = Rp1.495.000.000,-
Nilai banguan/m2 = Rp1.495.000.000,-/ 7.500 = Rp199.333,-__Konversi = Kls A.11 : NJOP = Rp225.000,-/m 2
NJOP tanah : 13.000 x Rp464.000,- = Rp6.032.000.000,-
NJOP bangunan : 7.500 x Rp225.000,- = Rp1,687.500.000,-
NJOP tanah dan bangunan = Rp7.719.500.000,-
NJOPTKP = Rp10.000.000,-
NJOP untuk perhitungan PBB = Rp7.709.500.000,-
PBB = 0.5% x 40% x Rp7.709.500.000,- = Rp15.419.000,-
Atau :
PBB = 0.3% x 40% x Rp7.709.500.000,- = Rp9.251.400,-
PBB Tipe 27 :
NJOP tanah : (27/28.000) x Rp5.640.000.000,- = Rp5.438.571,-
NJOP bangunan : (27/28.000) x Rp19.562.500.000,- = Rp18.863.839,-
NJOP tanah dan bangunan = Rp24.302.410,-
NJOPTKP = Rp12.000.000,-
NJOP untuk perhitungan PBB = Rp12.302.410,-
PBB tipe 27 = 0,5% x 20% x Rp12.302.410,- = Rp12.302,- (Pembulatan)
Atau :
PBB tipe 27 = 0,3% x20% x Rp12.302.410,- = Rp7.381 (Pembulatan)
PBB tipe 38 :
NJOP tanah : (38/28.000) x Rp5.640.000.000,- = Rp7.654.286,-
NJOP bangunan : (38/28.000) x Rp19.562.500.000,- = Rp26.549.107,-
NJOP tanah dan bangunan = Rp34.203.393,-
NJOPTKP = Rp12.000.000,-
NJOP untuk perhitungan PBB = Rp22.203.393,-
PBB tipe 38 = 0,5% x 20% x Rp22.203.393,- = Rp22.203,- (Pembulatan)
Atau :
PBB tipe 38 = 0,3% x 20% x Rp22.203.393,- = Rp13.322,- (Pembulatan)
PBB tipe 50 :
NJOP tanah : (50/28.000) x Rp5.640.000.000,- = Rp10.071.429,-
NJOP bangunan : (50/28.000) x Rp19.562.500.000,- =Rp34.933.036,-
NJOP tanah dan bangunan = Rp45.004.528,-
NJOPTKP = Rp12.000.000,-
NJOP untuk perhitungan PBB =Rp33.004.528,-
PBB tipe 38 = 0,5% x 20% x Rp33.004.528,- = Rp33.005,- (Pembulatan)
Atau :
PBB tipe 38 = 0,3% x 20% x Rp33.004.528,- = Rp19.803,- (Pembulatan)
BPHTB
1. Seorang anak menerima warisan dari orang tuanya sebidang tanah dan bangunan dengan nilai pasar pada
waktu pendaftaran hak sebesar Rp650 juta. Terhadap tanah dan bangunan tersebut telah dinakan PBB dengan
NJOP sebesar Rp825 juta. Apabila NPOPTKP karena waris untuk daerah tersebut ditentukan sebesar Rp250 juta
maka BPHTB yang terutang adalah sebesar?
Jawab :
50% x 5% x (Rp825 juta – Rp250 juta) = Rp14.375.000,-
2. Seorang cucu menerima hibah wasiat dari kakeknya sebidang tanah seluas 300 M2 dengan nilai pasar pada
waktu pendaftaran hak sebesar Rp300 juta. Terhadap tanah tersebut telah diterbitkan SPPT PBB
pada tahun pendaftaran hak dengan NJOP sebesar Rp250 juta. Apabila NPOPTKP pada daerah tersebut
ditentukan sebesar Rp50 juta maka BPHTB yang terutang adalah sebesar?
Jawab :
50% x 5% x (Rp300 juta – Rp50 juta) = Rp6.250.000,-
3. Sebuah Yayasan Yatim Piatu . Al-Jannah. menerima hibah wasiat dari seorang dermawan sebidang tanah
seluas 1.000 M2 dengan nilai pasar pada waktu pendaftaran hak sebesar Rp800 juta. Apabila NPOPTKP pada
daerah tersebut ditentukan sebesar Rp60 juta maka BPHTB terutang yang harus dibayar oleh Yayasan tersebut
adalah sebesar :
Jawab :
50% x 5% x (Rp800 juta – Rp60 juta) = Rp18.500.000,-
4. Ibu Ratih pada tanggal 5 Februari 2013 membeli sebidang tanah dan bangunan dari Ibu Ningrum yang terletak
di Jalan Cinta No.9 Kemang, Marta Selatan dengan luas tanah 400 M2 dan luas bangunan 180 M2 melalui
transaksi jual beli sebesar Rp 1.800.000.000 temyata NJOP tanah di Jalan Cinta No.9 Kemang tersebut
ditetapkan Rp2.150.000.000.- .NPOPTKP ditentukan sebesar Rp60 juta. Hitunglah Pajak yang hams dibayarkan
oleh Ibu Ratih dan Ibu Ningum atas transaksi tersebut
Jawab :
5% x (2.150.000.000 – 60.000.000) = Rp104.500.000,-
BEA MATERAI
1. Jelaskan Dasar Hukum Bea Materai?
Dasar hukum pengenaan Bea Materai adalah Undang – Undang Nomor 13 tahun 1985 atau disebut juga
Undang – undang Bea Materai. Undang – Undang ini berlaku sejak tanggal 1 Januari 1986. Selain Itu, untuk
mengatur pelaksanaannya, telah dikeluarkan peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1995 sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2000 tentang perubahan Tarif Bea materai dan Besarnya
Batas Pengenaan Harga Nominal Yang Dikenakan Bea Materai.
Sebab - sebab dikeluarkannya UU No. 13 Tahun 1985 Tentang Bea Materai :
a) Agar lebih sempurna (hanya terdiri dari 7 bab, 18 pasal)
b) Lebih mudah dilaksanakan karena hanya mengenai 1 (satu) jenis Bea Materai tetap, yaitu Rp6000,- dan Rp3000,-
c) Objek lebih luas.