Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudu “ Cara Mencegah Stunting” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas “Keperawatan Anak”.
Selain itu, makalh ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Keperawatan Anak bagi
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu dosen, yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi ini.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
krtitk dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
22 February 2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...
ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang……………………………………………………………………………….....1
B.Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….2
C.Tujuan………………………………………………………………………………………... .....
.2
D. Manfaa............................................................................................. 2
BAB II ISI
1.Stunting…………………………………………………………………………………………
….4
1.1 Pengertia................................................................................... 4
2.4 Infeksi...................................................................................... 14
3. Kerangka Teori..............................................................................15
4. Kerangka Konsep......................................................................... 15
A. Kesimpulan.................................................................................. 16
B. Saran............................................................................................ 17
Daftar Pustaka.................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Balita pendek (stunting) merupakan keadaan tubuh yang pendek dan sangat pendek
sehingga melapaui deficit -2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan. Stunting
fapat di diagnosis melalui indeks antropometri tinggi badan menurut umur yang
mecerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan pasca persalinan dengan
indikasi kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari gizi yang tidak memadai. Stunting
merupakan pertumbuhan linear yang gagal untuk mencapai potensi genetic sebagai akibat
Stunting adalah masalah gizi utama yang akan berdampak pada kehidupan social dan
ekonomi dalam masyarakat. Ada bukti jelas bahwa individu yang stunting memiliki
tingkat kematian lebih tinggi dari berbagai penyebab dan terjadinya peningkatan
penyakit. Stunting akan mempengaruhi kinerja pekerjaan fisik dan fungsi mental dan
intelektual akan terganggu (Mann dan Truswell, 2002). Hal ini juga didukung oleh
Jackson dan Calder (2004) yang menyatakan bahwa stunting berhubungan dengan
Di Indonesia, diperkirakan 7,8 juta anak mengalami stunting, data ini berdasarkan
laporan yang dikeluarkan oleh UNICEF dan memposisikan Indonesia masuk ke dalam 5
besar Negara dengan jumlah anak yang mengalami stunting tinggi (UNICEF,2007), hasil
riskesdes 2010, secaranasional prevalensi kependekan pada anak umur 2-5 tahun di
Indonesia adalah 3,6% yang terdiri dari 15,1% sangat pendek dan 20% pendek.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan maka, perumusan masalah pada
makalah ini adalah apakah ada hubungan antara pangan dan tingkat asupan makan pada
C. Tujuan
a. Mengetahui apakah pola makan ibu saat mengandung mempengaruhi stunting saat
anak lahir
D. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Penilitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai factor yang
mepengaruhi tingkat asupan makanan pada balita, anak, dan ibu hamil, diharapkan
dapat menambah pengetahuan sehingga asupan makan balita, anak, dan ibu hamil
menjadi lebih baik dan mengurangi jumlah stunting pada balita dan anak.
Penilitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar mengenai tingkat asupan makana
pada balita,anak dan ibu hamil nantinya dari instasi pelayanan kesehatan yang terkait
3. Bagi Peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Stunting
1.1 Pengertian
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi dibawah lima
tahun) akibat dari kekeurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk
usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal
setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru Nampak setelah bayi berusia 2
tahun. Balita pendek (stunted) dan sangat pendek (severely stunted) adalah balita
dengan panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) meneurut umurnya
(kemenkes) adalah anak balita dengan nilai z-scorenya kurang dari -2SD/standar
deviasi (stunted) dan kurang dari -3SD (severly stunted). (Tim Nasional
(bayi dibawah usia dua tahun) yang mengalami stunting akan memilki tingkat
penyakit dan dimasa depan dapat berisiko pada menurunnya tingkat produktivitas.
motorik maupun mental. Stunting dibentuk oleh growth faltering dan catch up
balita yang lahir dengan berat badan normal dapat mengalami stunting bila
Laporan UNICEF tahun 2010, beberapa fakta terkait stunting dan pengaruhnya
a. Anak yang mengalami stunting lebih awal yaitu sebelum usia enam bulan,
akan mengakami stunting lebih berat menjelang usia dua tahun. Stunting yang
parah pada anak, akan terjadi deficit jangka panjang dalam perkembangan
fisik dan mental sehingga tidak mampu untuk belajar secara optimal di
stunting cenderung lebih lama masuk sekolah dan llebih sering absen dari
sekolah dibandingkan anak denga status gizi baik. Hal ini memberikan
b. Pengaruh gizi pada usia dini yang mengalami stunting dapat mengganggu
dini berlanjut pada masa remaja dan kemudain tumbuh menjadi wanita
dewasa yang stunting dan mempengaruhi secara langsung pada kesehatan dan
pada masa golden period perkembangan otak (0-2 tahun) maka tidak dapat
perkembangan dan kondisi ini sulit untuk dapat pulih kembali. Hal ini
disebabkan karena 80-90% jumlah sel otak terbentuk semenjak masa dalam
maka akan terjadi penurunan skor tes IQ sebesar 10-13 point. Penurunan
lainnya.
Status gizi pada dasarnya ditentukan oleh dua hal yaitu: makanan yang
tergantung pada kandungan zat gizi makanan tersebut, ada tidaknya pemberian
makanan tambah di keluarga, daya beli keluarga dan karakteristik ibu tentang
makanan dan kesehatan, daya beli keluarga, ada tidaknya penyakit infeksi dan
Usia ibu mempunyai hubungan erat dengan berat bayi lahir, pada usia ibu yang
belum optimal. Selain itu emosi dan kejiwaany=nya belum cukup matang,
bahwa angka kejadian persalinan kurang bulan akan tinggi pada usia dibawah 20
tahun dan kejadian paling rendah pada usia 26-35 tahun, semakin muda usia ibu
maka yang dilahirkan akan semakin ringan. Risiko kehamilan akan terjadi pada
ibu yang melahirkan dengan usia kurangdari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun erat
kaitannya dengan terjadinya kanker Rahim BBLR. Usia ibu yang berisiko akan
berpotensi untuk melahirkan bayi BBLR, bayi yang BBLR akan berpotensi untuk
gangguan kesehatan pada ibu (Depkes RI 2012). Kekurangan energy kronik dapat
terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hami. Kurang gizi akut
disebabkan oleh tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau
makanan yang baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu periode tertentu untuk
mendapatkan tambahan kalori dan protein (untuk melawan) muntah dan mencret
dan infeksi lainnya. Lingkar lengan atas (LILA) sudah digunakan secara umum di
Menurut departemen kesehatan batas ibu hamil yang mendereita risiko KEK
jika ukuran LILA < 23,5 cm, dalam pedoman Depkes tersebut disebutkan
intervensi yang diperlukan untuk WUS atau ibu hamil yang menderita risiko
KEK. Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi,
kecenderungan melahirkan bayi dengan berat badan lahir kuranng. Gizi kurang
pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu, antara lain
Retardation (IUGR) ata pertumbuhan janin terhambat, dan bayi yang dilahirkan
mempunyai BBLR (Depkes RI, 2010). Asupan energy dan protein yang tidak
mencukupi pada hamil dapat menyebabkam KEK. Wanita hamil berisiko
mengalami KEK jika memiliki Lingkar Lengan Atas (LILA) <23,5 cm. Ibu hamil
dengan KEK berisiko melahirkan bayi berat lehir rendah (BBLR) yang jika tidak
segera ditangani dengan baik akan berisiko mengalami stunting (Pusat dan Data
3. Kadar Hb (hemoglobin)
Masa kehamilan sering sekali terjadi kekurangan zat besi dalam tubuh. Zat
besi merupakan mineral yang sanga dibutuhkan untuk membentuk sel darah
merah (Hemoglobin). Selain itu mineral ini juga berperan sebagai kmponen untuk
( protein yang terdapat ditulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung) serta
enzim zat besi juga berfungsi dalam system pertahanan tubuh (Dewi, 2013).
Saat hamil kebutuhan zat besi meningkatkan dua kali lipat dari kebuthan
sebelum hamil. Hal ini terjadi karena selama hamil, volumr darah meningkat
sampai 50% sehingga perlu lebih bnyak zat besi untuk membentuk hemoglobin.
mengandung zat besi dalam sel darah merah yang berfungsi mengangkat oksigen
kesehatan ibu dan bayinya (Oswari E, 2008). Antenatal care adalah perawatan
yang diberikan kepada ibu hamil, selama kehamilan secara berkala yang diikuti
dengan upaya koreksi terhdapa kelainan yang ditemukan sesuai dengan pedoman
pelayanan antenatal yang ditentukan. Pelayanan ANC yang diberikan kepada ibu
hamil sesuai dengan pedoman pelayanan antenetanal care minimal 4 kali selama
kehamilan dengan ketentuan 1 kali pada tribulan I, 1 kali pada tribulan II, dan 2
kurang dari 37 minguu dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Bila bayi
yanglahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badannya
kurang dari seharusnya disebut dengan dismatur kurang bulan kecil untuk masa
kehamilan. Dampak Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sangat erat kaitannya
Dampak lanjutan dari BBLR dapat berupa gagal tumbuh (growth faltering),
penelitian serajudin dkk tahun 2011 menyatakan bahwa bayi BBLR memiliki
2. Pada ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi diet seimbang serat dan rendah
3. Hindari rokok atau asap rokok dan jenis polusi lain, minuman beralkohol,
dalam Rahim, factor resiko tinggi dalam kehamilan, dan perawatan diri
Pemberian ASI secara dini dan eksklusif sekurang-kurangnya 4-6 bulan akan
antybody penting yang ada dalam kolustrum ASI (dalam jumlah yang lebih
sedikit), akan melindungi bayu baru lahir dan mencegah timbulnya alergi. Untuk
alas an tersebut, semua bayi baru lahir harus mendapatkan kolostrum (Rahmi
(2008) dalam Aprilia, 2009). Imisiasi ,enyusu dini dan Asi Eksklusif selama 6
bulan pertama dapat mencegah kematian bayi dan infat yang lebih besar dengan
besar factor protektif yang memberikan proteksi aktif dan pasif terhadap
terkominasi melalu air, makana, atau cairan lainnya. Juga dapat mencegah
2.4 Infeksi
Infeksi adalah invasi (Masuk kedalam tubuh) dan multiplikasi (pertumbuhan dan
Beberapa contoh infeksi enteric seperti diare, enteripati, dan cacing, dapat juga
penyakit ifeksi dengan keadaan gizi kurang merupakan hubungan timbal balik dan
sebab akibat. Penyakit infeksi dapat mempermudah sesorang terkena penyakit
peyerapan dalam saluran pencernaan atau peningkatan kebutuhan zat gizi oleh
adanya penyakit sehingga kebutuhan zat gizi tidak terpenuhi. Infeksi akan
3. Kerangka Teori
Pendapatan Pemilihan
Daya Beli
Konsumsi BM
ASI eksklusif MP
ASI
Status Gizi
LILA
Hb Infeksi
Umur Ibu
4. Kerangka Konsep
Frekuensi ANC
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi dibawah lima tahun)
akibat dari kekeurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
2. Anak yang mengalami stunting lebih awal yaitu sebelum usia enam bulan akan
mengalami stunting lebih berat mejelang usia dutahun. Stunting yang parah pada
anak, akan terjadi deficit jangka panjang dalam perkembangan fisik dan mental
sehingga tidak mampu belajar secara optimal di sekolah dibandingkan anak dengan
tinggi normal.
3. Factor yang mempengaruhi terjadinya stunting yaitu asupan gizi,riwayat kehamilan,
4. Infeksi parasite merupakan factor resiko sebagai pencebab perawakan pendek atau
stunting.
B. Saran
pernikahan dalam penerapan kebijakan 1000 HPK agar dapat memutus mata rantai
masalah gizi stunting dengan munggunakan satu ukuran yang komperehensif (CIAF).
2. Bagi masyarakat
dan perkembangan sejak bayi dalam kandungan secara rutin agar tumbuh secara
optimal dan mampu menjadi keluarga sdar gizi, sehingga masalah gizi kronis
dapat ditanggulangi.
yang mengandung konsumsi zat gizi yang cukup dengan komposisi yang sesuai
dengan Angka kecekupan Gizi (AKG) dan memberikan makan yang beraneka
Disarankan bagi peneliti lain untuk meneliti lebih lanjut tentang gizinya balita
agar lebih spesifik dan difokuskan pada balita usia 1-3 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
www.
Repository.unimus.ac.idooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo[[[[[
[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[[‘