Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan
2.1.1 Definisi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi
setelah orang tersebut melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan kognitif adalah domain
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Dari
hasil pengalaman serta penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan.

2.1.2 Tingkatan Pengetahuan


Pengetahuan merupakan domain kognitif yang memiliki 6 tingkatan
(Notoadmodjo, 2010) :
1. Tahu (Know)
Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Dalam tahapan ini
seseorang mengingat materi yang telah dipelajari. Materi tersebut mungkin secara
keseluruhan ataupun sesuatu yang spesifik

2. Memahami (Comprehension)
Memahami merupakan kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
Seseorang yang telah memahami dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)
Merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari.

4. Analisis (Analysis)
Indikator dari anaisis adalah seseorang dapat melakukan pembedaan atau
pengelompokan dari suatu materi.

4
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi -
formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)
Dalam tahapan ini seseorang mampu melakukan penilaian terhadap suatu materi.
Kriteria penilaian dapat diambil dari yang ada sebelumnya atau dibuat sendiri.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan


Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (Notoadmodjo, 2010)
yaitu :
1. Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain.
Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.

2. Tingkat Pendidikan
Pendidikan berdampak pada peningkatan wawasan atau pengetahuan seseorang.
seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang
lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih
rendah.

3. Keyakinan
Keyakinan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu
sifatnya positif maupun negatif. Keyakinan berkaitan dengan kepercayaan yang
dianut.

4. Fasilitas
Fasilitas berupa media dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Media dapat
berupa media cetak maupun media elektronik.
5. Penghasilan
Penghasilan berpengaruh tidak langsung terhadap pengetahuan seseorang. Bila
seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu untuk menyediakan
atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.

5
6. Sosial Budaya
Budaya dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan,
persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

2.2 Hipertensi
2.2.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas
140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg). Hipertensi merupakan gangguan
asimptomatik yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah persisten, dimana diagnosa
hipertensis pada orang dewasa ditetapkan paling sedikit dua kunjungan dimana lebih tinggi atau
pada 140/90 mmHg. 7

2.2.2 Faktor Penyebab Hipertensi


Berhubung lebih dari 90% penderita hipertensi digolongkan atau disebabkan oleh
hipertensi primer, maka secara umum yang disebut hipertensi primer. Meskipun hipertensi
primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan
beberapa faktor yang sering menyebabkan hipertensi, yaitu :
a. Faktor Keturunan
Hipertensi merupakan suatu kondisi yang bersifat menurun dalam suatu keluarga. Anak
dengan orang tua hipertensi memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk menderita
hipertensi daripada anak dengan orang tua yang tekanan darahnya normal. 7
b. Ras
Statistik menunjukkan prevalensi hipertensi pada orang kulit hitam hampir dua kali lebih
banyak dibandingkan dengan orang kulit putih. 7
c. Usia
Wanita premenopause cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada pria
pada usia yang sama, meskipun perbedaan diantara jenis kelamin kurang tampak setelah

6
usia 50 tahun. Penyebabnya, sebelum menopause, wanita cenderung terlindungi dari
penyakit jantung oleh hormone esterogen.7
d. Jenis Kelamin
Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi daripada wanita.
Hipertensi berdasarkan jenis kelamin ini dapat pula dipengaruhi faktor psikologis. Pada
pria seringkali dipicu oleh perilaku tidak sehat (merokok, kelebihan berat badan), depresi
dan rendahnya status pekerjaan. Sedangkan pada wanita lebih berhubungan dengan
pekerjaan yang mempengaruhi faktor psikis kuat. 7
e. Stres psikis
Stres meningkatkan aktivitas saraf simpatis, peningkatan ini mempengaruhi meningkatnya
tekanan darah secara bertahap. Apabila stres berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah
tetap tinggi. 7
f. Obesitas
Pada orang yang obesitas terjadi peningkatan kerja pada jantung untuk memompa darah
agar dapat menggerakan beban berlebih dari tubuh tersebut. Berat badan yang berlebihan
menyebabkan bertambahnya volume darah dan perluasan sistem sirkulasi. Bila bobot ekstra
dihilangkan, TD dapat turun lebih kurang 0,7/1,5 mmHg setiap kg penurunan berat badan. 7
g. Asupan garam Na
Ion natrium mengakibatkan retemsi air, sehingga volume darah bertambah dan
menyebabkan daya tahan pembuluh meningkat. Juga memperkuat efek vasokonstriksi
noradrenalin. 7,8
h. Rokok
Nikotin dalam tembakau adalah penyebab tekanan darah meningkat. Hal ini karena nikotin
terserap oleh pembuluh darah yang kecil dalam paru-paru dan disebarkan keseluruh aliran
darah. Hanya dibutuhkan waktu 10 detik bagi nikotin untuk sampai ke otak. Otak bereaksi
terhadap nikotin dengan memberikan sinyal kepada kelenjar adrenal untuk melepaskan
efinefrin (adrenalin). Hormon yang sangat kuat ini menyempitkan pembuluh darah,
sehingga memaksa jantung untuk memompa lebih keras dibawah tekanan yang lebih tinggi.
i. Konsumsi Alkohol
Alkohol memiliki pengaruh terhadap tekanan darah, dan secara keseluruhan semakin
banyak alkohol yang diminum semakin tinggi tekanan darah.7,8

7
j. Olahraga
Olahraga yang bersifat kompetensi dan meningkatkan kekuatan dapat memacu emosi
sehingga dapat mempercepat peningkatan tekanan darah seperti tinju, panjat tebing dan
angkat besi. Bentuk latihan yang paling tepat untuk penderita hipertensi adalah jalan kaki,
bersepeda, senam, berenang dan aerobik. 7,8

2.2.3 Patofisiologi Hipertensi


Mekanisme patogenesis hipertensi yaitu peningkatan tekanan darah yang dipengaruhi oleh
curah jantung dan tahanan perifer. Mekanisme hipertensi tidak dapat dijelaskan dengan satu
penyebab khusus, melainkan sebagai akibat interaksi dinamis antara faktor genetik, lingkungan
dan faktor lainnya. Tekanan darah dirumuskan sebagai perkalian antara curah jantung dan atau
tekanan perifer yang akan meningkatkan tekanan darah. Retensi sodium, turunnya filtrasi ginjal,
meningkatnya rangsangan saraf simpatis, meningkatnya aktifitas renin angiotensin alosteron,
perubahan membransel, hiperinsulinemia, disfungsi endotel merupakan beberapa faktor yang
terlibat dalam mekanisme hipertensi. 7,9
Pada usia lanjut dapat terjadi perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh
darah perifer bertanggung jawab pada perubahan darah. Perubahannya tersebut meliputi
atherosklerosis, hilangnya elstisitas jaringan ikat, penurunan dalam relaksasi otot polos
pembuluh darah yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah.7,9,10
Mekanisme patofisiologi hipertensi lainnya dapat dipengaruhi oleh sistem renin
angiotensin aldosteron, dimana hampir semua golongan obat anti hipertensi bekerja dengan
mempengaruhi sistem tersebut. Renin angiotensin aldosteron adalah sistem endogen komplek
yang berkaitan dengan pengaturan tekanan darah arteri. Aktivasi dan regulasi sistem renin
angiotensin aldosteron diatur terutama oleh ginjal. Sistem renin angiotensi aldosteron mengatur
keseimbangan cairan, natrium dan kalium. Sistem ini secara signifikan berpengaruh pada
aliran pembuluh darah dan aktivasi sistem saraf simpatik serta homeostatik regulasi tekanan
darah. 7,11

8
Gambar 2.1. Pengaruh Renin Angiotensin Aldosteron terhadap Kenaikan Tekanan Darah

2.2.4 Manifestasi Klinis Hipertensi


Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun secara
tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan
darah tinggi. Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah
kemerahan dan kelelahan yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi maupun pada
seseorang dengan tekanan darah yang normal. 7,12
Hipertensi diduga dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius dan
bahkan dapat menyebabkan kematian. Sering kali hipertensi disebut sebagai silent killer karena
dua hal yaitu7,13:
a. Hipertensi sulit disadari seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus, gejala
ringan seperti pusing, gelisah, mimisan dan sakit kepala biasanya jarang berhubungan
langsung dengan hipertensi, hipertensi dapat diketahui dengan mengukur secara teratur.
b. Hipertensi apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai risiko besar untuk
meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke, serangan jantung, gagal
jantung dan gagal ginjal.

9
Jika timbul hipertensinya berat atau menahun dan tidak terobati, bisa timbul gejala berikut
sakit kepala, kelelahan, jantung berdebar-debar, mual, muntah,sesak nafas, gelisah, pandangan
menjadi kabur, telinga berdenging, dan kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan
kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati
hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.

2.2.5 Komplikasi Hipertensi1,7,13


Salah satu alasan mengapa kita perlu mengobati tekanan darah tinggi adalah untuk
mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi yang dapat timbul jika penyakit ini tidak
disembuhkan. Beberapa komplikasi hipertensi yang umum terjadi sebagai berikut :
a. Stroke
Hipertensi adalah faktor resiko yang penting dari stroke dan serangan transient iskemik.
Pada penderita hipertensi 80% stroke yang terjadi merupakan stroke iskemik, yang
disebabkan karena trombosis intra-arterial atau embolisasi dari jantung dan arteri besar.
Sisanya 20% disebabkan oleh pendarahan (haemorrhage), yang juga berhubungan dengan
nilai tekanan darah yang sangat tinggi. Studi populasi menunjukan bahwa penurunan
tekanan darah sebesar 5 mmHg menurunkan resiko terjadinya stroke.
b. Penyakit jantung koroner dan gagal jantung
Nilai tekanan darah menunjukan hubungan yang positif dengan resiko terjadinya penyakit
jantung koroner (angina, infark miokard atau kematian mendadak). Bukti dari suatu studi
epidemiologik yang bersifat retrospektif menyatakan bahwa penderita dengan riwayat
hipertensi memiliki resiko enam kali lebih besar untuk menderita gagal jantung daripada
penderita tanpa riwayat hipertensi.
c. Penyakit vaskular 
Penyakit vaskular meliputi abdominal aortic aneurysm dan penyakit vaskular perifer.
Kedua penyakit ini menunjukan adanya atherosklerosis yang diperbesar oleh hipertensi.
Hipertensi juga meningkatkan terjadinya lesi atherosklerosis pada arteri carotid, dimana
lesi atherosklerosis yang berat seringkali merupakan penyebab terjadinya stroke.
d. Retinopati
Hipertensi dapat menimbulkan perubahan vaskular pada mata, yang disebut retinopati
hipersensitif. Perubahan tersebut meliputi bilateral retinal flame shaped haemorrhages,

10
cotton woll spots, hard exudates dan papiloedema. Pada tekanan yang sangat tinggi
(diastolic >120 mmHg, kadang-kadang setinggi 180 mmHg atau bahkan lebih) cairan
mulai bocor dari arteriol-arteriol kedalam retina, sehingga menyebabkan padangan kabur.
e. Kerusakan ginjal
Ginjal merupakan organ penting yang sering rusak akibat hipertensi. Dalam waktu
beberapa tahun hipertensi parah dapat menyebabkan insufiensi ginjal, kebanyakan
sebagai akibat nekrosis febrinoid insufisiensi arteri-ginjal kecil. Perkembangan kerusakan
ginjal akibat hipertensi biasanya ditandai oleh proteinuria. Proteinuria dapat dikurangi
dengan menurunkan tekanan darah secara efektif.

2.2.6 Tatalaksana Hipertensi1,7,14


Penatalaksanaan pengobatan hipertensi harus secara holistik dengan tujuan menurunkan
morbiditas dan mortalitas akibat hipertensi dengan menurunkan tekanan darah seoptimal
mungkin sambil mengontrol faktor-faktor resiko kardiovaskular lainnya. Terapi hipertensi dibagi
menjadi terapi non farmakologi dan terapi farmakologi dengan obat antihipertensi. 1,7,14

2.2.6.1 Tatalaksana Non Farmakologi


Tabel 2.1 Modifikasi gaya hidup untuk mencegah dan mengatasi hipertensi
Jenis Modifikasi Gaya Rekomendasi Perubahan Tekanan Darah
Hidup Sistolik
Penurunan berat badan Berat badan ideal sesuai 5-20 mmHg
dengan BMI (18,5-24,9
kg/m2)
Diet dengan prinsip DASH - Banyak sayuran dan buah 8-14 mmHg
- Kurangi dairy product
(susu)
- Kurangi makanan yang
tinggi lemak terutama
lemak jenuh
Diet rendah garam Kosumsi garam dibatasi 2,4 2-8 mmHg
gram/hari
Aktivitas fisik Lakukan latihan aerobik 4-9 mmHg
teratur dengan durasi

11
minimal 30 menit, hampir
setiap hari dalam seminggu
Batasi konsumsi alkohol Pria ≤2 minum per hari, 2-4 mmHg
wanita ≤1 minum per hari

2.2.6.2 Tatalaksana Farmakologi


Menurut Joint National Commission (JNC) 8, rekomendasi target tekanan darah yang harus
dicapai pada usia ≥ 60 tahun adalah < 150/90 mmHg, usia < 60 tahun adalah < 140/90 dan target
tekanan darah untuk pasien penyakit ginjal kronik dan diabetes adalah < 140/90 mmHg.
American Heart Association (AHA) merekomendasikan target tekanan darah yang harus dicapai,
yaitu 140/90 mmHg, 130/80 mmHg untuk pasien dengan penyakit ginjal kronik, penyakit arteri
kronik atau ekuivalen penyakit arteri kronik, dan ≤ 120/80 mmHg untuk pasien dengan gagal
jantung. 1,7,14
Algoritma penanganan hipertensi menurut JNC 8 , dijelaskan pada skema dibawah ini:

12
Gambar 2.2 Algoritme penanganan hipertensi menurut JNC 8

Tabel 2.2 Golongan Obat Antihipertensi

Drug Class Agents of Choice Comments

Diuretik HCTZ 12.5-50mg, chlorthalidone Monitor for hypokalemia


12.5-25mg, indapamide 1.25-2.5mg Most SE are metabolic in
triamterene 100mg nature
K+ sparing – spironolactone 25- Most effective when
50mg, amiloride 5-10mg, triamterene combined w/ ACEI
100mg Stronger clinical evidence
furosemide 20-80mg twice daily, w/chlorthalidone
torsemide 10-40mg Spironolactone -
gynecomastia and
hyperkalemia
Loop diuretics may be
needed when GFR
<40mL/min

13
ACEI / ARB ACEI: lisinopril, benazapril, SE: Cough (ACEI only),
fosinopril and quinapril 10-40mg, angioedema (more with
ramipril 5-10mg, trandolapril 2-8mg ACEI), hyperkalemia
ARB: candesartan 8-32mg, valsartan Losartan lowers uric acid
80-320mg, losartan 50-100mg, levels; candesartan may
olmesartan 20-40mg, telmisartan 20- prevent migraine
80mg headaches

B-Blocker metoprolol succinate 50-100mg and Not first line agents –


tartrate 50-100mg twice daily, reserve for post-MI/CHF
nebivolol 5-10mg, propranolol 40- Cause fatigue and
120mg twice daily, carvedilol 6.25- decreased heart rate
25mg twice daily, bisoprolol 5-10mg, Adversely affect glucose;
labetalol 100-300mg twice daily, mask hypoglycemic
awareness

Calcium Channel Dihydropyridines: amlodipine 5- Cause edema;


10mg, nifedipine ER 30-90mg, dihydropyridines may be
Blockers Non-dihydropyridines: diltiazem ER safely combined w/ B-
180-360 mg, verapamil 80-120mg 3 blocker
times daily or ER 240-480mg Non-dihydropyridines
reduce heart rate and
proteinuria
Vasodilators hydralazine 25-100mg twice daily, Hydralazine and minoxidil
minoxidil 5-10mg may cause reflex
terazosin 1-5mg, doxazosin 1-4mg tachycardia and fluid
retention – usually require
given at bedtime
diuretic + B-blocker
Alpha-blockers may cause
orthostatic hypotension
Centrally Acting agent clonidine 0.1-0.2mg twice daily,
methyldopa 250-500mg twice daily Clonidine available in
guanfacine 1-3mg weekly patch formulation
for resistant hypertension

Jenis-jenis obat antihipertensi untuk terapi farmakologis hipertensi yang dianjurkan oleh JNC 8
untuk awal terapi adalah: 1,7,14
a. ACE inhibitor (ACEI)
b. Angiotensin receptor blocker (ARB)
c. Thiazide diuretic
d. Calcium channel blocker (CCB)
Tabel 2.3. Pilihan AntiHipertensi Berdasarkan Penyakit

14
Indicatio Treatment
n Choice

Heart Failure ACEI/ARB + BB + diuretic +


spironolactone
Post MI / Clinical CAD
ACEI/ARB AND BB
CAD
ACEI, BB, diuretic, CCB
Diabetes
ACEI/ARB, CCB, diuretic
CKD
ACEI/ARB

Recurrent stroke prevention ACEI,Diuretik

Pregnancy Labetolol, nifedipin, methyldopa

Kombinasi obat yang telah terbukti efektif dan dapat ditolerensi pasien adalah :
a. CCB dan BB
b. CCB dan ACEI atau ARB
c. CCB dan diuretika
d. AB dan BB
e. Kadang diperlukan tiga atau empat kombinasi obat
Untuk sebagian besar pasien hipertensi, terapi dimulai secara bertahap, dan target tekanan
darah tercapai secara progresif dalam beberapa minggu. Dianjurkan untuk menggunakan obat
antihipertensi dengan masa kerja panjang atau yang memberikan efikasi 24 jam dengan
pemberian sekali sehari. Mulai 1 obat naikan sampai dosis maksimum,kemudian tambahkan obat
ke-2. Jika target BP blm tercapai naikkan dosis obat 1 sampai dosis maksimum sebelum
menambahkan obat ke-2 dan ke-3 atau bisa dengan mulai 1 obat kemudian tambahkan obat ke-2
sebelum dosis maksimum. Tambahkan obat ke-2 sebelum obat 1 mencapai dosis maksimum.
Jika target tekanan darah belum tercapai, tambahkan obat ke-3 dan titrasi sampai dosis maks.
Bisa juga dengan mulai dengan 2 obat (separate or single combination). Jika target BP tdk
tercapai (2 drugs),tambahkan obat ke-3 dan titrasi. 1,7,14

15
2.2.7 Krisis Hipertensi

2.2.7.1 Pengertian Krisis Hipertesi


Krisis Hipertensi merupakan suatu sindroma klinis yang ditandai dengan peningkatan
tekanan darah mendadak pada pederita hipertensi, dimana tekanan darah sistolik (TDS) >180
mmHg dan tekanan darah diatolik (TDD) >120 mmHg, dengan komplikasi disfungsi dari target
organ, baik yang sedang dalam proses (impending) maupun sudah dalam tahap akut progresif.
Yang dimaksud target organ disini adalah jantung, otak, ginjal, mata (retina), dan arteri perifer.

2.2.7.2 Anamnesis
Selain ditanyakan mengenai etiologi hipertensi pada umumnya, perlu juga ditanyakan
gejala-gejala kerusakan target organ seperti : gangguan penglihatan, edema pada ekstremitas,
penurunan kesadaran, sakit kepala, mual/muntah, nyeri dada, sesak napas, kencing sedikit /
berbusa, nyeri seperti disayat pada abdomen.

2.2.7.3 Pemeriksaan Fisik


Tekanan darah pada kedua ekstremitas, perabaan denyut nadi perifer, bunyi jantung, bruit
pada abdomen, adanya edema atau tanda penumpukan cairan, funduskopi, dan status neurologis.

2.2.7.4 Pemeriksaan Penunjang


Darah perifer lengkap, panel metabolic, urinalisis, toksikologi urin, EKG, CT Scan, MRI
dan foto thoraks.

16
Tabel 2.4. Parameter Krisis Hipertensi
Hipertensi Urgency Hipertensi
Parameter Asimptomatik Simtomatik
Emergency
TD (mmHg) >180/110 >180/110 Biasanya
>220/140
Gejala Nyeri kepala, Nyeri kepala Napas pendek,
cemas; sering berat, napas nyeri dada,
asimptomatik pendek nokturia,
(shortness of disartria, lemah,
breath) gangguan
kesadaran
Pemeriksaan Kerusakan organ Kerusakan organ Ensefalopati,
target (-) temuan target (+), edema paru,
klinis temuan klinis insufisiensi renal,
kardiovaskular kardiovaskular gangguan
(-) (+), stabil serebrovaskular,
iskemik jantung
Terapi Observasi 1-3 Observasi 3-6 Pemeriksaan
jam; mulai dan jam; turunkan laboratorium;
lanjutkan terapi; TD dengan line intravena;
naikkan dosis antihipertensi dapat dimulai
agen yang tidak oral short acting terapi parenteral
adekuat di IGD
Rencana Follow up dalam Follow up dalam Rawat dalam
3 – 7 hari < 72 jam ICU; terapi
inisial untuk
mencapai target
TD; pemeriksaan
diagnostik
tambahan.

2.2.7.5 Tatalaksana Krisis Hipertensi

17
Hipertensi urgency (HU) dapat di terapi rawat jalan dengan antihipertensi oral; terapi ini
meliputi penurunan TD dalam 24-48 jam. Penurunan TD tidak boleh lebih dari 25% dalam 24
jam pertama. Terapi lini pertama HU tercantum pada tabel berikut.

Tabel 2.5. Pilihan AntiHipertensi pada Krisis Hipertensi


Obat Dosis Awitan Lama Kerja
Captopril 25mg PO atau SL 15-30 menit; 10-20 6-8 jam
Range dosis : 6,25 – menit SL 2-6 jam
50 mg PO
Dosis maks : 50 mg
PO
Clonidine 0,1-0,2 mg PO, 15-30 menit 2-8 jam
dilanjutkan dengan
0,05-0,1 mg per jam
s/d efek yang
diinginkan
Dosis maks : 0,8 mg
PO
Labetalol Range dosis : 200- 1-2 jam 2-12 jam
400mg PO dapat
diulang tiap 2-3 jam
Dosis maks : 1200
mg PO
Amlodipin Range dosis : 2,5 - 1-2 jam 12- 18 jam
5 mg PO

- Nifedipin oral ataupun sublingual saat ini tidak lagi dianjurkan karena dapat
menyebabkan hipotensi berat dan iskemik organ.
- Pada Sebagian Hipertensi Emergency (HE) tujuan terapi parenteral dan penurunan MAP
secara bertahap (tidak lebih 25% dalam beberapa menit sampai 1 jam). Aturannya adalah
meurunkan arterial pressure yang meningkat sebanyak 10% dalam 1 jam pertama, dan
tambahan 15% dalam 3-12 jam. Setelah diyakinkan tidak ada tanda hipoperfusi organ,
penurunan dapat dilanjutkan dalam 2-6 jam sampai tekanan darah 160/100 -110 mmHg

18
selanjutnya sampai mendekati normal. TD dapat diturunkan lebih lanut dalam 48 jam
berikutnya. Pengecualian untuk aturan ini antara lain pada diseksi aorta dan perdarahan
pascaopeasi dari bekas jahitan vaskular, yang merupakan keadaan yang membutuhkan
normalisasi TD secepatnya. Pada sebagian besar kasus, koreksi cepat tidak diperlukan
karena pasien berisiko untuk perburukan serebral, jantung, dan iskemi ginjal.

Tabel 2.6. Pilihan AntiHipertensi Koreksi Cepat


Obat Dosis Intravena
Nitroprusside Inisial 0,3 mcg/kg/menit; biasa 2-4 mcg/kg/menit maks 10
mcg/kg/menit selama 10 menit
Nicardipine Inisial 5mg/jam; titrasi 2,5mg/jam tiap interval 5-15 menit; maks
15mg/jam
Labetalol 2mg/menit s/d 300 mg atau 20mg dalam 2 menit; kemudian 40-80
mg pada interval 10 menit s/d total 300mg
Esmolol Inisial 80 -500 mcg/kg dalam 1 menit, kemudian 0 -300
mcg/kg/menit
Phentolamine 5-15 mg bolus
Nitrogliserin Inisial 5 mcg/menit, titrasi 5 mcg/menit tiap interval 3-5 menit;
apabila tidak ada respon pada 20 mcg/menit, dosis tambahan 10-20
mcg/ menit dapat digunakan
Hydralazine 10-50 mg tiap interval 30 menit

19

Anda mungkin juga menyukai