Anda di halaman 1dari 5

Imbas Novel Coronavirus bagi Pelayanan Perbankan

‘Working Hard or Work From Home”

Coronavirus Disease (COVID-19) saat ini menjadi momok menakutkan sekaligus


meresahkan bagi masyarakat dunia, khususnya Indonesia. Data terakhir Kementerian
Kesehatan per 4 April 2020 menunjukkan bahwa pasien positif COVID-19 di Indonesia
berjumlah 2.092, sedangkan yang sembuh 150 dan yang meninggal 191 orang. Tentu kita
tahu bahwa kasus ini pertama kali terjadi di kota Wuhan, Cina. Pada tanggal 7 Januari
2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai
jenis baru coronavirus (coronavirus disease, COVID-19). Pada tanggal 30 Januari 2020
WHO telah menetapkan bahwa novel coronavirus atau virus corona sebagai Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia/Public Health Emergency of International
Concern. Bukannya mereda, kasus ini semakin bertambah dan menyebar di seluruh
dunia.

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-
CoV-2. Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak napas. Berdasarkan bukti ilmiah,
COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui percikan batuk/bersin
(droplet), dan tidak melalui udara.

Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan
pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19. Tips standar untuk
mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci tangan secara teratur menggunakan
sabun dan air bersih, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara
langsung dengan ternak dan hewan liar serta menghindari kontak dekat dengan siapapun
yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin. Kita juga harus
memantau berita ter-update mengenai COVID-19 dan mematuhi himbauan pemerintah
untuk melakukan social distancing sebagai usaha untuk memperlambat penyebaran
penyakit menular ini.

1
Dalam upaya mencegah virus corona yang baru-baru ini muncul di Negara Indonesia
pada awal Maret 2020, perusahaan perbankan terus memperbaiki fasilitas dengan
menambah beberapa wastafel dan memberi hand sanitizer di sudut bangunan. Budaya ini
mulai diterapkan oleh seluruh Perbankan yang ada di Indonesia yang tujuannya untuk
mengurangi penyebaran virus corona yang pada saat ini telah menghebohkan dunia.
Tidak bisa dianggap remeh, di Indonesia tiap harinya korban meninggal sesalu bertambah
begitupun dengan orang yang positif, PDP maupun ODP. Perusahaan perbankan sendiri
mengupayakan agar para pegawainya selalu menjaga kebersihan dengan cuci tangan dan
makan makanan sehat disertai dengan olahraga.

Di kantor cabang Sidoarjo, Bank BRI dan BCA juga sudah menerapkan demikian. Tidak
hanya para pegawai saja, para nasabah juga diwajibkan mencuci tangan sebelum
memasuki ruangan. Disini Satpam sebagai pegawai yang ada di paling depan memiliki
tugas tambahan untuk mengarahkan nasabah yang berkunjung untuk melakukan cuci
tangan atau menggunakan hand sanitizer yang tujuannya tak lain adalah meminimalisir
penyebaran viris corana yang tingkat kematiaanya juga cukup mejelit. Untuk ruang tunggu
juga diterapkan sesuai anjuran pemerintah (jaga jarak) dengan memberikan jarak satu
meter (tiap satu kursi ada yang dikosongkan dengan diberi tanda silang menggunakan
selotip kertas.

Di kantor cabang Sidoarjo, semua pegawai Bank BRI dan BCA mula dari Teller, Satpam,
Customer Service maupun penjaga parkir juga sudah menggunakan masker. Ini juga
membuat mereka kerja lebih ekstra dalam saat melayani nasabah karena suara yang
dikeluarkan pun juga pelan, tak seperti biasanya. Ini semua dilakukan sesuai kebijakan
Pemerintah agar mengurangi ruang gerak penyebaran virus corona.

Tak hanya itu, beberapa pegawai juga ada yang menggunakan sarung tangan dalam
melakukan transaksi dengan nasabah. Dan di bagian Teller juga terdapat sekat penutup
plastik antara pegawai bank dan pengunjung yang tujuannya untuk mengantisipasi
penyebaran virus corona.

2
Beberapa hari setelah nasabah melakukan demo di beberapa tempat seperti di bank
maupun di perusahaan pembiayaan. OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang berada dibawah
naungan pemerintah memberikan kebijakan sementara mengenai pembayaran cicilan
untuk sejumlah sektor perusahaan baik perbankan maupun prmbiayaan. Program ini
berlaku bagi Bank Konvensional, Bank Syariah, BPD (Bank Pembangunan Daerah), BPR
(Bank Perkreditan Rakyat), dan Perusahaan Pembiayaan.

Kebijakan ini memang juga sangat perlu untuk dikeluarkan oleh Pemerintah, mengingat
banyak sekali perusahaan yang tidak mendapat income atau pemasukan yang tak seperti
biasanya. Hal seperti ini berdampak bagi pegawainya yang mendapat gaji telat ataupun
mendapat gaji 50%. Dan ada juga beberapa perusahaan yang melakukan tutup
sementara karena merasa sepi pengunjung akibat dari wabah virus corona yang muncul
ini. OJK bersama Pemerintah dan Bank Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan
stimulus keuangan untuk memberikan ruang bagi masyarakat dan sektor jasa keuangan
yang terdampak secara langsung maupun tidak langsung akibat virus corona, misalnya di
bidang perbankan seperti restrukturisasi kredit dan relaksasi penyampaian laporan
berkala.

Berikut 13 nama-nama Bank Umum Syariah yang memberikan restrukturisasi/keringanan


bagi debitur perbankan dan perusahaan pembiayaan yang terkena dampak COVID-19:
Mandiri Syariah, BNI Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank NTB Syariah, Permata Bank
Syariah, Bank Muamalat, Bank Mega Syariah, Bank BJB Syariah, BRI Syariah, BTPN
Syariah, Bank Net Syariah, BCA Syariah, dan PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk.

Munculnya virus Corona baru-baru ini telah membawa tantangan dan risiko baru. Wabah
ini juga menggaggu aktivitas ekonomi di beberapa negara, salah satunya Indonesia. Pada
saat ini pasar keuangan juga mengalami perubahan yang signifikan.
Profitabilitas bank-bank di beberapa negara juga di prediksi akan berpotensi mengalami
penururnan suku bunga dan mempredikdsi bahwa tingkat suku bunga jangka panjang
akan mengalami pelemahan. Ini terjadi akibat dari mewabahnya virus corona sehingga
mengganggu perlambatan pertumbuhan ekonomi. Dampak negative lainnya yakni
ganguan parah yang berkepanjangan, seperti : pendapatan bank, tingkat modal, dan
akhirnya peringkat bank juga ikut berubah.

3
Perbankan di Indonesia pun tidak luput dari terkoreksinya laba dan NIM (Net Interest
Margin). Hal ini dikarenakan profitabilitas perbankan di Indonesi dipengaruhui rendahnya
pendapatan bunga dan non-bunga dan biaya provisi yang tinggi.

Etika Teller Sebagai petugas yang duduk di barisan front office, teller perlu memahami
dan mendalami etika yang merupakan aturan tak tertulis yang berhubungan dengam
moral, sikap, dan tingkah laku. Beberapa hal yang menyangkut etika teller antara lain
sebagai berikut :

a) Penampilan sebaiknya teller menggunakan seragam sehingga ada


kesan satu kesatuan dan merupakan ciri khas dari bank yang bersangkutan.
b) Kepribadian yang menarik, sikap atau pembawaan yang ramah, hormat, dan
bersahabat terhadap nasabah merupakan keharusan bagi seorang teller,
dengan tetap mengingat martabat pribadi maupun martabat bank.
c) Pelayanan yang cepat dan tepat menghindarkan nasabah menunggu terlalu
lama.
d) Menjaga kerahasiaan bank dan kerahasiaan nasabah.
e) Teller juga dituntut untuk dapat menjelaskan kepada nasabah tentang jasa-jasa
yang ditawarkan bank dengan sistematis dan logis.

Tetapi dengan kondisi seperti saat ini Teller selalu berusaha tampil prima sebagai garda
terdepan dalam masalah pembiayaan dan pendanaan di perusahaan perbankan.
Meskipun harus menggunakan masker,sarung tangan, dan harus mengeluarkan suara
lebih keras sekalipun, Teller selalu berupaya memberikan yang terbaik. Demi pelayanan
operasioal bank dan tetap menjaga kewaspadaan agar dapat membantu mengurangi
penyebaran virus corona.

4
Sumber:
Kementerian Kesehatan RI
Otoritas Jasa Keuangan
Bank Indonesia
Perpu No. 1 Tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai