DISUSUN OLEH
1 Pengertian SMK3
Sebelum terbitnya Peraturan Pemerintah nomor 50 tahun 2012, panduan yang digunakan oleh
perusahaan dalam melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3), adalah Permenakernomor 5 tahun 1996, dan untuk Kementerian Pekerjaan Umum
menggunakan Permen nomor 09 tahun 2008, dengan terbitnya peraturan pemerintah ini,
seyogianya semua peraturan yang bersifat sektoral segera disesuaikan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) menyatakan bahwa: “Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat SMK3 adalah bagian dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif”.
1
Pengertian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara umum
merujuk pada dua sumber, yaitu Peraturan Pemerintah (PP) nomor 50 tahun 2012 tentang
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan Standar OHSAS
(Occupational Healt and Safety Management System) 18001:2007.
Sedangkan pengertian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut Standar
OHSAS (Occupational Healt and Safety Management System) 18001:2007 ialah bagian dari
sebuah sistem manajemen organisasi (perusahaan) yang digunakan untuk mengembangkan
dan menerapkan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan mengelola resiko K3
organisasi (perusahaan) tersebut.
Keselamatan kerja merupakan suatu program perlindungan terhadap karyawan pada saat
bekerja dan berada dalam lingkungan tempat kerja untuk berusaha mencegah dan bahkan
menghilangkan sebab terjadinya kecelakaan kerja.Sedangkan kesehatan kerja merupakan
suatu lingkungan kerja yang bebas dari penyakit fisik dan mental.
Tujuan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah
sebagai berikut:
2
b. mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh;
serta
c. menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktifitas.
Untuk itu perusahaan diwajibkan menyusun Rencana K3, dalam menyusun rencana K3
tersebut, pengusaha melibatkan Ahli K3, Panitya Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3), Wakil Pekerja dan Pihak Lain yag terkait
Siklus PDCA (Plan, Do, Check, Act) dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) dapat digambarkan sebagai berikut :
3
o Check (Pemeriksaan): memantau dan mengukur kegiatan proses terhadap kebijakan,
sasaran, peraturan perundang-undangan dan persyaratan K3 Iainnya serta
melaporkan hasilnya.
o Act (Tindakan): mengambil tindakan untuk perbaikan kinerja K3 secara berkelanjutan.
Pada umumnya organisasi mengelola kegiatannya melalui penerapan sistem proses dan
interaksinya, yang dikenal dengan istilah "pendekatan proses" seperti pada ISO 9001.
Metode PDCA ini dapat diterapkan pada semua proses.
a. Melindungi pekerja
4
c. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan
5
secara totalitas ini akan memberikan lebih banyak peluang untuk melakukan peningkatan atau
perbaikkan yang lebih efektif bagi perusahaan.
Itulah beberapa manfaat dari sekian manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan Sistem
Manajemen Keselamatandan Kesehatan Kerja(SMK3). Semua manfaat penerapan Sistem
Manajemen Keselamatandan Kesehatan Kerja(SMK3)akan kembali kepada perusahaan.
Namun seringkali manfaat tersebut tidak pernah diukur secara kuantitatif sehingga tidak terlihat
benefit yang diperoleh dari penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
tersebut. Sistem pelaporan Sistem Manajemen Keselamatandan Kesehatan Kerja(SMK3) yang
banyak dilakukan adalah dalam bentuk pengukuran pencegahan kegagalan dan bukan dalam
bentuk pencapaian kesuksesan atau keberhasilan. Sehingga manajemen hanya melihat
Keselamatandan Kesehatan Kerja (K3) sebagai sistem support yang masih menjadi cost center
dan belum bisa berkontribusi kepada profit perusahaan.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) terdiri dari 5 prinsip dasar dan
12 elemen berikut ini.
Prinsip dasar Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) terdiri dari 5
prinsip sebagai berikut:
a. penetapan kebijakan K3;
b. perencanaan K3;
c. pelaksanaan perencanaan K3;
d. pemantauan dan evaluasi kinerja K3; dan
e. peninjauan danpeningkatan kinerja K3
Elemen-elemen Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) terdiri dari
a. pembangunan dan pemeliharaan komitmen;
b. pendokumentasian strategi;
c. peninjauan ulang desain dan kontrak;
d. pengendalian dokumen;
e. pembelian;
f. keamanan bekerja berdasarkan SMK3;
g. standar pemantauan;
h. pelaporan dan perbaikan;
6
i. pengelolaan material dan perpindahannya;
j. pengumpulan dan penggunaan data;
k. audit SMK3; dan
l. pengembangan kemampuan dan keterampilan.
Langkah awal yang harus dilakukan sebelum menentukan kebijakan K3 adalah sebagai berikut:
Referensi:
Suryatri Darmiatun, S.Si., M.T., Drs. Tasrial, M.Si. (2015). Prinsip-prinsip K3LH. Malang:
Penerbit Gunung Samudra
http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-dan-elemen-
sistem-manajemen.html
http://healthsafetyprotection.com/manfaat-penerapan-smk3/
http://www.konsultasik3.com/p/sistem-manajemen-k3-smk3.html
http://konsultaniso.web.id/sistem-manajemen-k3-ohsas-180012007/manfaat-penerapan-sistem-
manajemen-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-smk3/
https://safety4abipraya.wordpress.com/2008/03/29/pokok-pokok-sistem-manajemen-
keselamatan-dan-kesehatan-kerja-smk3/