Anda di halaman 1dari 9

MATERI

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP


SISTEM MANAJEMEN K3

DISUSUN OLEH

Drs. BUDI MARTONO, M.MT.

DIREKTORAT PEMBINAAN GURU PENDIDIKAN MENENGAH


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2016
Pengertian Dan Ruang Lingkup
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Oleh Drs. Budi Martono, M.MT.*

1 Pengertian SMK3

Sebelum terbitnya Peraturan Pemerintah nomor 50 tahun 2012, panduan yang digunakan oleh
perusahaan dalam melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3), adalah Permenakernomor 5 tahun 1996, dan untuk Kementerian Pekerjaan Umum
menggunakan Permen nomor 09 tahun 2008, dengan terbitnya peraturan pemerintah ini,
seyogianya semua peraturan yang bersifat sektoral segera disesuaikan.

Gambar 1. Logo Sistem Manajemen K3

Adapun Peraturan Pemerintahnomor 50 tahun 2012 ini didasarkan kepada Undang-Undang


nomor 01 tahun 1970, dan diamanatkan oleh Undang-Undang nomor 13 tahun 2003.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) menyatakan bahwa: “Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat SMK3 adalah bagian dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif”.

1
Pengertian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara umum
merujuk pada dua sumber, yaitu Peraturan Pemerintah (PP) nomor 50 tahun 2012 tentang
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan Standar OHSAS
(Occupational Healt and Safety Management System) 18001:2007.

Gambar 2.Contoh logo lembaga sertifikasi OHSAS 18001


Sumber: http://www.bajty.info/2012_03_01_archive.html

Sedangkan pengertian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut Standar
OHSAS (Occupational Healt and Safety Management System) 18001:2007 ialah bagian dari
sebuah sistem manajemen organisasi (perusahaan) yang digunakan untuk mengembangkan
dan menerapkan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan mengelola resiko K3
organisasi (perusahaan) tersebut.

2 Tujuan penerapan SMK3

Keselamatan kerja merupakan suatu program perlindungan terhadap karyawan pada saat
bekerja dan berada dalam lingkungan tempat kerja untuk berusaha mencegah dan bahkan
menghilangkan sebab terjadinya kecelakaan kerja.Sedangkan kesehatan kerja merupakan
suatu lingkungan kerja yang bebas dari penyakit fisik dan mental.

Tujuan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah
sebagai berikut:

a. meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang


terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;

2
b. mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh;
serta
c. menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktifitas.

BerdasarkanPasal 3, ayat 1, Peraturan Menteri Tenaga Kerja 05/MEN/1996, bahwa setiap


perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih dan atau
mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi
yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan
penyakit akibat kerja wajib menerapkan Sistem Manajemen K3.

Untuk itu perusahaan diwajibkan menyusun Rencana K3, dalam menyusun rencana K3
tersebut, pengusaha melibatkan Ahli K3, Panitya Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3), Wakil Pekerja dan Pihak Lain yag terkait

Siklus PDCA (Plan, Do, Check, Act) dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3. Siklus PDCA dalam penerapan SMK3

o Plan (Perencanaan): menetapkan sasaran dan proses yang diperlukan untuk


mencapai hasil sesuai dengan kebijakan K3 organisasi.
o Do (Pelaksanaan): melaksanakan proses.

3
o Check (Pemeriksaan): memantau dan mengukur kegiatan proses terhadap kebijakan,
sasaran, peraturan perundang-undangan dan persyaratan K3 Iainnya serta
melaporkan hasilnya.
o Act (Tindakan): mengambil tindakan untuk perbaikan kinerja K3 secara berkelanjutan.

Pada umumnya organisasi mengelola kegiatannya melalui penerapan sistem proses dan
interaksinya, yang dikenal dengan istilah "pendekatan proses" seperti pada ISO 9001.
Metode PDCA ini dapat diterapkan pada semua proses.

3 Manfaat penerapan SMK3

Adabeberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan sistem manajemen


keselamatandan kesehatan kerja, beberapa diantaranya adalah:

a. Melindungi pekerja

Tujuan utama penerapan Sistem Manajemen Keselamatandan Kesehatan Kerja(SMK3) adalah


untuk melindungi pekerja dari segala bentuk kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Bagaimanapun pekerja adalah asset perusahaan yang paling penting. Dengan menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatandan Kesehatan Kerja(SMK3) maka angka kecelakaan dapat
dikurangi atau ditiadakan sama sekali, hal ini juga akan menguntungkan bagi perusahaan,
karena pekerja yang merasa aman dari ancaman kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
akan bekerja lebih bersemangat dan produktif.

b. Patuh terhadap Peraturan dan Undang-Undang

Perusahaan-perusahaan yang mematuhi peraturan atau perundang-undangan yang berlaku


pada umumnya terlihat lebih sehat dan berdaya saing.Karena bagaimanapun peraturan atau
perundang-undangan yang dibuat bertujuan untuk kebaikan semua pihak. Dengan mematuhi
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku maka perusahaan akan lebih tertib dan hal ini
dapat meningkatkan citra baik perusahaan itu sendiri. Berapa banyak perusahaan yang
melakukan pembangkangan terhadap peraturan yang berlaku mengalami kebangkrutan atau
kerugian karena mengalami banyak permasalahan baik dengan karyawan, pemerintah dan
lingkungan setempat.

4
c. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatandan Kesehatan Kerja(SMK3) secara baik akan


berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Betapa banyak pelanggan yang mensyaratkan
para pemasok atau supplier mereka untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatandan
Kesehatan Kerja(SMK3) atau OHSAS 18001. Karena penerapan Sistem Manajemen
Keselamatandan Kesehatan Kerja(SMK3) akan dapat menjamin proses yang aman, tertib dan
bersih sehingga bisa meningkatkan kualitas dan mengurangi produk cacat. Para pekerja akan
bekerja secara lebih baik, karena mereka terlindungi dengan baik sehingga bisa lebih produktif.
Kecelakaan dapat dihindari sehingga bisa menjamin perusahaan beroperasi secara penuh dan
normal untuk menjamin keberlanjutanpasokan kepada pelanggan. Tidak jarang pelanggan
melakukan audit K3 kepada para pemasok mereka untuk memastikan bahwa pekerja
terlindungi dengan baik dan proses produksi dilakukan secara aman. Tujuan mereka tidak lain
adalah untuk memastikan bahwa mereka sedang berbisnis dengan perusahaan yang bisa
menjamin keberlanjutanpasokanbahan baku mereka. Disamping itu dengan memiliki sertifikat
Sistem Manajemen Keselamatandan Kesehatan Kerja(SMK3)atau OHSAS 18001 akan dapat
meningkatkan citra perusahaan sehingga pelanggan semakin percaya terhadap perusahaan
tersebut.

d. Membuat sistem manajemen yang efektif

Dengan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatandan Kesehatan Kerja(SMK3) atau


OHSAS 18001 maka sistem manajemen keselamatan akan tertata dengan baik dan efektif.
Karena didalam Sistem Manajemen Keselamatandan Kesehatan Kerja(SMK3) ataupun OHSAS
18001 dipersyaratkan adanya prosedur yang terdokumentasi, sehingga segala aktifitas dan
kegiatan yang dilakukan akan terorganisir, terarah, berada dalam koridor yang teratur dan
dilakukan secara konsisten. Rekaman-rekaman sebagai bukti penerapan sistem disimpan untuk
memudahkan pembuktian identifikasi akar masalah ketidaksesuaian.Sehingga analisis atau
identifikasi ketidaksesuaian tidak berlarut-larut dan melebar menjadi tidak terarah, yang pada
akhirnya memberikan rekomendasi yang tidak tepat atau tidak menyelesaikan masalah.Dalam
sistem ini juga dipersyaratkan untuk dilakukan perencanaan, pengendalian, tinjau ulang, umpan
balik, perbaikan dan pencegahan.Semua itu merupakan bentuk sistem manajemen yang efektif.
Sistem ini juga meminta komitmen manajemen dan partisipasi dari semua karyawan, sehingga
totalitas keterlibatan jajaran manajemen dengan pekerja sangat dituntut dalam menjalankan
semua program yang berkaitan denganKeselamatandan Kesehatan Kerja (K3). Keterlibatan

5
secara totalitas ini akan memberikan lebih banyak peluang untuk melakukan peningkatan atau
perbaikkan yang lebih efektif bagi perusahaan.

Itulah beberapa manfaat dari sekian manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan Sistem
Manajemen Keselamatandan Kesehatan Kerja(SMK3). Semua manfaat penerapan Sistem
Manajemen Keselamatandan Kesehatan Kerja(SMK3)akan kembali kepada perusahaan.
Namun seringkali manfaat tersebut tidak pernah diukur secara kuantitatif sehingga tidak terlihat
benefit yang diperoleh dari penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
tersebut. Sistem pelaporan Sistem Manajemen Keselamatandan Kesehatan Kerja(SMK3) yang
banyak dilakukan adalah dalam bentuk pengukuran pencegahan kegagalan dan bukan dalam
bentuk pencapaian kesuksesan atau keberhasilan. Sehingga manajemen hanya melihat
Keselamatandan Kesehatan Kerja (K3) sebagai sistem support yang masih menjadi cost center
dan belum bisa berkontribusi kepada profit perusahaan.

4 Ruang lingkup SMK 3

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) terdiri dari 5 prinsip dasar dan
12 elemen berikut ini.

Prinsip dasar Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) terdiri dari 5
prinsip sebagai berikut:
a. penetapan kebijakan K3;
b. perencanaan K3;
c. pelaksanaan perencanaan K3;
d. pemantauan dan evaluasi kinerja K3; dan
e. peninjauan danpeningkatan kinerja K3

Elemen-elemen Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) terdiri dari
a. pembangunan dan pemeliharaan komitmen;
b. pendokumentasian strategi;
c. peninjauan ulang desain dan kontrak;
d. pengendalian dokumen;
e. pembelian;
f. keamanan bekerja berdasarkan SMK3;
g. standar pemantauan;
h. pelaporan dan perbaikan;

6
i. pengelolaan material dan perpindahannya;
j. pengumpulan dan penggunaan data;
k. audit SMK3; dan
l. pengembangan kemampuan dan keterampilan.

Langkah awal yang harus dilakukan sebelum menentukan kebijakan K3 adalah sebagai berikut:

a. melakukan tinjauan awal kondisi K3 yang meliputi:


o identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko;
o perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain yang lebih baik;
o peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan;
o kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang berkaitan dengan
keselamatan; dan
o penilaian efisensi dan efektifitas sumber daya yang disediakan.
b. memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus menerus; dan
c. memperhatikan masukan dari pekerja dan atau serikat pekerja.

*Penyusun materi adalah Widyaiswara MadyaTeknik Bangunan pada Pusat


Pengembangan dan Perberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang
Otomotif dan Elektronika (PPPPTK BOE) Malang, dan Ahli Muda K3 Konstruksi.

Referensi:

Suryatri Darmiatun, S.Si., M.T., Drs. Tasrial, M.Si. (2015). Prinsip-prinsip K3LH. Malang:
Penerbit Gunung Samudra

http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-dan-elemen-
sistem-manajemen.html

http://healthsafetyprotection.com/manfaat-penerapan-smk3/

http://www.konsultasik3.com/p/sistem-manajemen-k3-smk3.html

http://konsultaniso.web.id/sistem-manajemen-k3-ohsas-180012007/manfaat-penerapan-sistem-
manajemen-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-smk3/

https://safety4abipraya.wordpress.com/2008/03/29/pokok-pokok-sistem-manajemen-
keselamatan-dan-kesehatan-kerja-smk3/

Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 05/MEN/1996

Anda mungkin juga menyukai