Anda di halaman 1dari 5

Ujung kemaluan anak Saya bengkak saat kencing...

Seorang ibu datang membawa anak laki-lakinya, berusia 3 bulan ke Puskesmas


karena ujung penis anaknya membengkak setiap miksi. Sebelumnya anak tersebut selalu
menangis saat miksi dan bengkak di ujung kemaluan sebelum urine keluar. Riwayat sering
demam hilang timbul. Pada pemeriksaan fisik, tanda vital dalam batas normal.
Pemeriksaan penis, tampak preputium bengkak dan hiperemis, meatus urethra eksterna
tidak terlihat.

Apakah yang terjadi pada anak ini dan bagaimana tatalaksananya?

Hiperemi adalah suatu keadaan yang di sertai meningkatnya volem darah dalam
pembuluh yang melebar pada suatu alat atau bagian tubuh. Bila kejadian ini terjadi dalam
waktu yang singkat maka di sebut hiperemi akut dan bila terjadi dalam keadaan berlahan da
berlanjut maka di sebut hiperemi kronik.

Miksi adalah proses pengeluaran urine melalui uretra yang prosesnya terdiri dari dua
bagian penting:
1.Kandung kemih akan terisi secara progresif yang akan meningkatkan tegangan
padadinding pada vesika dan akan terus meningkat sampai di atas nilai ambang
batas yangselanjutnya akan mencetuskan proses kedua terjadi;
2.Timbul refleks berkemih yang disebut dengan refleks miksi yang akan berusaha
untuk mengosongkan vesika atau jika gagal setidaknya akan menimbulkan keinginan untuk
berkemih atau mengeluarkan urine dari vesika yang telah terisi penuh melalui uretra

Konsep ; infeksi pada organ reproduksi

Balanitis adalah peradangan pada kulup atau kepala penis. Kondisi ini ditandai
dengan kepala penis yang tampak memerah dan membengkak akibat infeksi bakteri, infeksi
jamur, atau alergi.

Penyakit balanitis dapat dialami oleh siapa saja, terutama anak berusia di bawah 4
tahun dan laki-laki dewasa yang belum disunat. Meskipun demikian, kondisi ini juga dapat
dialami oleh laki-laki dewasa atau pun bayi yang telah disunat. Balanitis bukanlah kondisi
yang serius dan dapat sembuh dalam waktu beberapa hari dengan penanganan yang tepat.

enyebab balanitis yang paling umum adalah infeksi bakteri atau jamur. Infeksi dapat terjadi
ketika kepala penis atau kulup tidak dibersihkan secara rutin, sehingga menimbulkan iritasi
dan menyebabkan pertumbuhan jamur atau bakteri. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat memicu
peradangan.
Selain infeksi, balanitis juga bisa disebabkan oleh berbagai faktor lain, seperti:
 Penggunaan sabun batang yang membuat kulit penis mudah kering dan iritasi.
 Alergi terhadap pelumas atau kondom berbahan lateks.
 Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat pencahar, obat pereda nyeri, dan
antibiotik.
 Infeksi menular seksual, seperti sifilis, trikomoniasis, dan gonore.
 Kelainan pada kulit, seperti eksim dan psoriasis.
 Cedera di bagian ujung penis atau kulup.
 Penyakit atau kelainan tertentu, seperti diabetes dan fimosis.
 Obesitas.
Gejala utama balanitis adalah kemerahan dan pembengkakan di kepala penis atau kulup.
Ujung penis yang membengkak dapat menyebabkan saluran kemih tertekan dan
penderitanya merasakan nyeri ketika buang air kecil.

Balanitis juga memiliki beberapa gejala tambahan, seperti:

 Penis terasa gatal dan seperti terbakar.


 Keluar cairan berwarna kekuningan dan berbau dari penis.
 Kulup terasa kencang.
 Muncul benjolan di pangkal paha akibat pembengkakan kelenjar getah bening.

Balanitis

Pengertian Balanitis

Balanitis adalah proses peradangan yang terjadi pada ujung kepala penis (glans penis) yang
disebabkan baik karena infeksi, maupun penyebab lainnya. Balanitis merupakan penyakit
yang umum dijumpai dalam praktik klinis sehari-hari, dapat terjadi pada laki-laki dari segala
usia. Balanitis dapat terjadi pada wanita, yang ditandai peradangan pada klitoris, namun
kondisi tersebut jarang ditemukan.

Balanitis terdiri atas tiga jenis, yaitu Zoon’s Balanitis (jenis yang umumnya ditemukan karena
adanya inflamasi/infeksi), Circinate Balanitis (jenis yang muncul karena adanya arthritis
reaktif) dan Pseudoepitheliomatous Keratotic and Micaceous Balanitis (jenis yang ditandai
kulit seperti kerak dan munculnya lepuh).

Penyebab dan Faktor Risiko Balanitis

Balanitis disebabkan adanya infeksi, baik infeksi karena perilaku seksual yang kurang baik,
maupun infeksi yang ditularkan secara non-seksual. Balanitis juga kerap disebabkan karena
kebersihan alat kelamin yang kurang terjaga, terutama pada laki-laki yang belum dikhitan.

Kotoran yang disebut smegma biasanya terbentuk di bawah kulup pada ujung penis yang
tidak dikhitan, hal inilah yang kemudian dapat menjadi salah satu penyebab balanitis. Selain
itu, penyebab balanitis lainnya dapat berupa reaksi iritasi atau alergi dan kondisi lainnya,
seperti adanya fimosis.

Faktor risiko utama penyebab balanitis adalah alat kelamin yang tidak dikhitan. Setidaknya 1
dari 30 laki-laki yang belum dikhitan mengalami balanitis.

Faktor risiko lainnya adalah kurangnya menjaga kebersihan alat kelamin, beberapa jenis
sabun/disinfektan dan zat kimia yang dapat mengiritasi kulit penis, perilaku seksual yang
kurang baik yang meningkatkan resiko terjadinya infeksi menular seksual, adanya kelainan
seperti fimosis, serta keadaan yang membuat sistem imun rendah seperti diabetes mellitus,
pasien dengan penggunaan steroid jangka panjang, dan pasien yang sedang menjalani
kemoterapi.

Gejala Balanitis

Gejalanya yaitu kemerahan pada ujung kepala penis, yang dapat atau tidak disertai dengan
lepuh. Selain itu, pengidap umumnya mengeluhkan adanya rasa nyeri, gatal, pembengkakan
pada kepala penis, keluarnya cairan yang berbau, nyeri saat buang air kecil, hingga gejala
sistemik seperti demam, malaise, dan pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati)
pada daerah lipat paha (inguinal).

Diagnosis Balanitis

Anamnesis dan pemeriksaan fisik secara detail cukup untuk membantu menegakkan
diagnosis balanitis. Namun, jika tersedia fasilitas kultur mikroba, dapat dilakukan
pemeriksaan jenis bakteri, virus, atau jamur, dan sensitivitas antibiotik serta pemeriksaan
penunjang untuk mencari faktor risiko.

Pengobatan Balanitis

Pada pasien dengan balanitis, menjaga kebersihan secara rutin merupakan tata laksana yang
wajib dilakukan. Pembersihan umumnya dilakukan dengan air saja, tanpa menggunakan zat
pembersih lainnya, dan dikeringkan dengan baik. Pada laki-laki yang tidak dikhitan, sebaiknya
tarik kulit yang menutupi ujung kepala penis saat membersihkan alat kelamin.

Penanganan lainnya dilakukan berdasarkan penyebab terjadinya balanitis. Balanitis yang


disebabkan oleh bakteri diberikan antibiotik (golongan penisilin, makrolid, dan
metronidazole) dan krim antibiotik. Jika disebabkan oleh jamur maka dapat diberikan krim
dan tablet anti jamur (nistatin, fluconazol, mikonazol). Krim steroid umumnya diberikan pada
pasien dengan balanitis yang disebabkan oleh karena reaksi alergi/iritasi. Jika balanitis terjadi
secara berulang, maka khitan merupakan penatalaksanaan terbaik yang dapat dilakukan.

Fimosis (Phimosis) merupakan salah satu gangguan yang timbul pada organ kelamin
bayi laki-laki, yang dimaksud dengan fimosis adalah keadaan dimana kulit kepala penis
(preputium) melekat pada bagian kepala (glans) dan mengakibatkan tersumbatnya lubang di
bagian air seni, sehingga bayi dan anak kesulitan dan kesakitan saat kencing, kondisi ini
memicu timbulnya infeksi kepala penis (balantis). Jika keadaan ini dibiarkan dimana muara
saluran kencing di ujung penis tersumbat maka dokter menganjurkan untuk disunat. Tindakan
ini dilakukan dengan membuka dan memotong kulit penis agar ujungnya terbuka.
Menurut (Muslihatun,2010:160) Fimosis adalah keadaan kulit penis (preputium)
melekat pada bagian kepala penis dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air
kemih, sehingga bayi dan anak jadi kesulitan dan kesakitan saat kencing. Sebenarnya yang
berbahaya bukanlah fimosis sendiri, tetapi kemungkinan timbulnya infeksi pada uretra kiri
dan kanan, kemudian ke ginjal. Infeksi ini dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal.

Merupakan kondisi penis dengan kulit yang melingkupi kepala penis (glans) tidak bisa
ditarik ke belakang untuk membuka seluruh bagian kepala penis (kulup,prepuce, preputium,
foreskin). Preputium terdiri dari dua lapis, bagian dalam dan luar, sehingga dapat ditarik ke
depan dan belakang pada batang penis. Pada fimosis, lapis bagian dalam preputium melekat
pada glans penis. Kadangkala perlekatan cukup luas sehingga hanya bagian lubang untuk
berkemih (meatus urethra externus) yang terbuka. Apabila preputium melekat pada glans
penis, maka cairan smegma, yaitu cairan putih kental yang biasanya mengumpul di antara
kulit kulup dan kepala penis akan terkumpul di tempat itu, sehingga mudah terjadi infeksi.
Umumnya tempat yang diserang infeksi adalah ujung penis, sehingga disebut balantis.
Sewaktu anak buang air kecil, anak akan menjadi rewel dan yang terlihat adalah kulit
preputium terbelit dan menggelembung. (Sudarti, 2012:184)

Fimosis bisa merupakan kelainan bawaan sejak lahir (kongenital) maupun didapat.
Fimosis kongenital (true phimosis) terjadi apabila kulit preputium selalu melekat erat pada
glans penis dan tidak dapat ditarik ke belakang pada saat lahir, namun seiring bertambahnya
usia serta diproduksinya hormone dan faktor pertumbuhan, terjadi proses keratinisasi lapisan
epitel dan deskuamasi antara glans penis dan lapis bagian dalam preputium sehingga
akhirnya kulit preputium terpisah dari glans penis.

Menurut (Putra,2012:395) penatalaksanaan fimosis yang dapat dilakukan terbagi


menjadi dua, yakni secara medis dan secara konservatif. Berikut penjelasan masing-masing.

a. Penatalaksanaan secara medis

1) Dilakukan tindakan sirkumsisi (membuang sebagian atau seluruh bagian kulit


preputium).
2) Dilakukan tindakan teknik bedah preputioplasty (memperlebar bukaan kulit
preputium tanpa memotongnya).

b. Penatalaksanaan secara Konservatif

Cara menjaga kebersihan pada fimosis adalah dengan menjaga kebersihan bokong
dan penis.Berikut penjelasannya.

1) Bokong
Area bokong sangat mudah terkena masalah karena sering terpapar dengan
popok basah dan terkena macam-macam iritasi dari bahan kimia serta
mikroorganisme penyebab infeksi air kemih atau tinja, maupun gesekan dengan
popok atau baju. Biasanya, akan timbul gatal-gatal dan merah di sekitar bokong.
Meski tidak semua bayi mengalaminya, namun pada eberapa bayi, gatal-gatal
dan merah dibokong cenderung berulang timbul. Tindak pencegahan yang
penting adalah mempertahankan area ini tetap kering dan bersih. Tindakan yang
sebaiknya dilakukan adalah sebagai berikut:
 Jangan gunakan diapers sepanjang hari. Cukup saat tidur malam atau bepergian.
 Jangan berganti-ganti merek diapers. Gunakan hanya satu merek yang cocok dengan
bayi
 Lebih baik gunakan popok kain. Jika terpaksa memakai diapers, kendurkan bagian
paha untuk ventilasi dan seringlah menggantinya (tiap kali sehabis buang air kecil
atau besar).
 Tak ada salahnya sesekali membiarkan bokongnya terbuka. Pastikan suhu ruangan
cukup hangat sehingga ia tidak kedinginan.
 Jika peradangan kulit karena popok pada bayi tidak membaik dalam 1-2 hari atau
lebih bila timbul lecet atau bintil-bintil kecil, hubungi dokter.

2) Penis
Tindakan yang sebaiknya dilakukan pada area penis adalah sebagai berikut :
a) Sebaiknya setelah BAK, penis dibersihkan denga air hangat menggunakan
kassa. Membersihkannya harus sampai selangkangan, jangan digosok-gosok.
Cukup diusap dari atas ke bawah dengan satu arah sehingga bisa bersih dan yang
kotor bisa hilang.
b) Setiap selesai BAK, popok selalu diganti agar kondisi penis tidak iritasi.
c) Setelah BAK, penis jangan dibersihkan dengan sabun yang banyak karena bisa
menyebabkan iritasi.
d) Memberikan salep kortikoid (0,05-0,1%) 2 kali per hari selama 20-30 hari.
Terapi ini tidak dianjurkan bagi bayi dan anak-anak yang masih memakai popok,
tetapi dapat dipertimbangkan untuk usia sekitar 3 tahun.

Terapi fimosis pada anak-anak tergantung pada pilihan orang tua dan dapat berupa
sirkumsisi plastik atau sirkumsisi radikal setelah usia dua tahun. Pada kasus dengan
komplikasi, seperti infeksi saluran kemih berulang atau balloning kulit prepusium saat miksi,
sirkumsisi harus segera dilakukan tanpa memperhitungkan usia pasien. Tujuan sirkumsisi
plastik adalah untuk memperluas lingkaran kulit prepusium saat retraksi komplit dengan
mempertahankan kulit prepusium secara kosmetik. Pada saat yang sama, perlengketan
dibebaskan dan dilakukan frenulotomi dengan ligasi arteri frenular jika terdapat frenulum
breve. Sirkumsisi neonatal rutin untuk mencegah karsinoma penis tidak dianjurkan.
Kontraindikasi operasi adalah infeksi lokal akut dan anomali kongenital dari penis. Sebagai
pilihan terapi konservatif dapat diberikan salep kortikoid (0,05-0,1%) dua kali sehari selama
20-30 hari. Terapi ini tidak dianjurkan untuk bayi dan anak-anak yang masih memakai popok,
tetapi dapat dipertimbangkan untuk usia sekitar tiga tahun. Terapi parafimosis terdiri dari
kompresi manual jaringan yang edematous diikuti dengan usaha untuk menarik kulit
prepusium yang tegang melewati glans penis. Jika manuver ini gagal , perlu dilakukan insisi
dorsal cincin konstriksi. Tergantung pada temuan klinis lokal, sirkumsisi dapat segera
dilakukan atau ditunda pada waktu yang lain.
Operasi apapun yang dilakukan pada preputium memerlukan follow-up 4-6 minggu
setelah operasi.
Rekomendasi
1. Pada phimosis primer, terapi konservatif dengan salf atau krim kortikosteroid
merupakan terapi lini pertama dengan angka keberhasilan > 90%
2. Pada phimosis primer, balanoposthitis berulang dan infeksi saluran kemih berulang
pada pasien dengan kelainan anatomi merupakan indikasi untuk dilakukan tindakan.
3. Phimosis sekunder merupakan indikasi mutlak untuk sirkumsisi
4. Paraphimosis merupakan keadaan darurat dan terapi tidak boleh ditunda. Jika
reposisi manual gagal, dorsal incisi dari cincin penjerat diperlukan.
5. Sirkumsisi rutin pada neonatus untuk pencegahan kanker penis tidak diindikasikan

Anda mungkin juga menyukai