PENDAHULUAN
mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita cita bangsa dan
guna, bertanggung jawab serta bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
1
2
( Sedarmayanti,2004).
Negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat madani dan swasta.
Untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik perlu dibangun dialog antara
pelaku-pelaku penting dalam Negara, agar semua pihak merasa memiliki tata
tidak akan tercapai karena aspirasi politik maupun ekonomi rakyat pasti
tersumbat. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah bahwa
masyarakat dapat menilai dan memilih, bahkan meminta jasa layanan yang lebih
baik.
baik adalah pemerintah yang dekat dengan masyarakat dan dalam memberikan
yang baik, hal ini sejalan dengan esensi kebijakan desentralisasi dan otonomi
(Dukusiam, 2011)
dan benar. Karena apabila dihubungkan dengan kedua pemahaman tersebut, maka
pemerintah daerah yang baik atau dikenal dengan istilah Good Government
daerah dalam menjalankan roda pemerintahan daerah. Salah satu fungsi dari
pelayanan yang diberikan oleh pemerintah. Kepuasan ini menjadi salah satu
ada.
korupsi menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara terkorup di dunia. Hasil
dari Corruption Perception Index menyebutkan bahwa tahun 2012, skor Indonesia
adalah 32, pada urutan 118 dari 176 negara yang diukur. Indonesia sejajar
6
Filipina, dan diatas Vietnam dan Myanmar. Hal itu menunjukan bahwa Indonesia
situasi korupsi yang sudah mengakar. Hal ini menunjukan bahwa masih lemahnya
sebagai berikut :
7
Tabel 1.2
Daftar Kelompok Temuan Menurut Entitas Pemeriksaan Laporan
Keuangan Pemerintah Kabupaten Purwakarta
Berdasarkan informasi pada tabel 1.2 di atas bahwa dari hasil pemeriksaan
internal yang paling banyak kasus lebih banyak terjadi pada kelemahan sistem
kelemahan sistem pengendalian intern yang terjadi disebabkan oleh beberapa hal
yang memadai
Belanja
a. Entitas tidak memiliki SOP yang formal untuk suatu prosedur atau
keseluruhan prosedur
b. SOP yang ada pada entitas tidak berjalan secara optimal atau tidak
ditaati
optimal
kualitas audit kinerja sektor publik yang dilakukan oleh Inspektorat daerah
Purwakarta belum berjalan optimal, hal tersebut terlihat dari sistem pengendalian
intern yang masih banyak kelemahan. Dalam hal ini seharusnya Aparat
sistem pengendalian intern agar dapat berjalan secara efektif dan efesien, namun
dari kasus di atas hal tersebut belum berjalan optimal. Dengan adanya beberapa
jumlah kasus yang masih terjadi terkait audit kinerja sektor publik mengenai
Inspektorat Purwakarta harus memperbaiki kinerja dari sisi administrasi dan tidak
memberikan rsiko serta resistansi yang tinggi yang berisiko menjadi masalah,
BPK. (http://purwakartab.go.id/web2/tahun-2015-purwakarta-targetkan-wajar-
tanpa-pengeculian-wtp/)
10
dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan (I Gusti Agung Rai, 2010).
menggunakan anggaran dinas rangkap, yang tidak sesuai dengan aturan kerja
sehingga merugikan kas daerah sebesar Rp 154 juta. Karena kelalaian kinerja
Rp 154 juta ke kas daerah oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Jawa
Barat (Sumber : Garisnews.com, 2013). Agar kesalahan ini tidak terjadi lagi maka
proses pengawasan internal berjalan dengan benar dan sesuai dengan aturan kerja
saat ini masih terdapat beberapa kelemahan dalam melakukan audit pemerintah di
yang memadai sebagai dasar mengukur kinerja pemerintah, kinerja auditor hanya
mengukur target sesuai yang ditetapkan misi organisasi dan tidak melihat sisi lain
Pemerintah Pusat dan Daerah yang overlapping satu dengan lainnya. Sehingga
para praktisi dan akademisi dalam memecahkan masalah ini, menemukan bahwa
Pada Pemerintah Kota Bekasi pada Harian Radar Bekasi 15 Maret 2012
diberitakan pemeriksaan BPK atas kinerja Pemerintah Kota Bekasi yang buruk,
pembangunan daerah yang harus dilakukan tidak tentu arahnya. APBD sudah
yang belum diselesaikan tepat waktu dan tidak sesuai anggaran. Hal ini memicu
BPK sehingga masalah seperti ini tidak terjadi. Bekasi sebagai wilayah kota yang
yang diberikan kepala daerah, sehingga dalam tugasnya inspektorat sama dengan
auditor internal. Audit internal adalah audit yang dilakukan oleh unit pemeriksaan
merupakan salah satu bagian dari pengawasan, pada praktisnya terdiri dari
tindakan mencari keterangan tentang apa yang dilaksanakan dalam suatu instansi
merupakan suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk
seharusnya didukung dengan suatu pengawasan yang cukup andal guna menjamin
pendistribusian dana yang merata pada semua sektor publik sehingga efektivitas
(SA–SAFP) tahun 1996oleh BPKP dengan keputusan Kepala BPKP No. Kep-
pemerintah dan bertanggung jawab atas tugasnya pada pemerintah juga ( Pujiono
Auditing Sektor Publik harus terbentuk oleh suatu lembaga ataupun badan yang
berdiri sendiri dan terlepas dari praktik pengauditan, sebagai contoh organisasi
Jati, 1996).
merupakan suatu badan yang dibentuk oleh lembaga eksekutif negara (presiden),
negara yang dilakukan pemerintah dan bertangungg jawab atas tugasnya pada
pemerintah juga.
instansi BPK dan BPKP selain dituntut untuk mematuhi ketentuan dan peraturan
kepegawaian sebagai PNS, mereka juga dituntut untuk menaati kode etik Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) serta standar audit APIP atau standar audit
lainnya yang telah ditetapkan. Kegiatan utama APIP meliputi antara lain: audit,
Kegiatan audit juga akan dapat memberikan arah kepada perbaikan pengelolaan
16
(Prajogo, 2001).
Goverment Governance"
diuraikan diatas, maka pertanyaan yang akan diteliti oleh peneliti adalah:
Purwakarta.
17
Kabupaten Purwakarta.
daerah Purwakarta.
Purwakarta.
Dalam penelitian ini kuisioner yang disebar adalah terbatas pada staf auditor di
kepada perusahaan.
2. Bagi Penulis
merupakan salah satu syarat dalam mata kuliah seminar Akuntansi Sektor
Publik
bahan pembanding bagi peneliti lainnya dan menjadi bahan referensi atau