B DENGAN
GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER : HIPERTENSI
DI KOTA BINJAI BARAT, KEL. LIMAU MUNGKUR
Oleh :
PUTRI DELIMA PERDANA
190202094
Dosen Pembimbing :
Ns. Rumondang Gultom S.Kep, M.KM
Ns. Siska Evi Simanjuntak, MNS
A. Latar Belakang
Lansia adalah mereka yang telah berusia 65 tahun ke atas. Masalah yang
biasa dialami lansia adalah hidup sendiri, depresi, fungsi organ tubuh
menurun dan mengalami menopause. Status kesehatan lansia tidak boleh
terlupakan karena berpengaruh dalam penilaian kebutuhan akan zat gizi.
Ada lansia yang tergolong sehat, dan ada pula yang mengidap penyakit
kronis.Di samping itu, sebagian lansia masih mampu mengurus diri
sendiri, sementara sebagian lansia sangat bergantung pada “belas kasihan”
orang lain. Kebutuhan zat gizi mereka yang tergolong aktif biasanya tidak
berbeda dengan orang dewasa sehat. Namun penuaan sangat berpengaruh
terhadap kesehatan jika asupan gizi tidak dijaga
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu untuk melakukakan asuhan keperawatan gerontik
dengan Hipertensi pada Ny. B di Kota Binjai Barat.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan gerontik
dengan Hipertensi pada Ny. B
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnose keperawatan dengan
dengan Hipertensi pada Ny. B
c. Mahasiswa mampu membuat rencana keperawatan gerontik
dengan dengan Hipertensi pada Ny. B
d. Mahasiswa mampu melakukan implementasi keperawatan gerontik
dengan dengan Hipertensi pada Ny. B
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada Ny. B dengan
Hipertensi
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Lansia
1. Defenisi
Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu
proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa decade.
Menurut WHO, 1998 dikatakan usia lanjut tergantung dari konteks
kebutuhan yang tidak bisa dipisah-pisahkan, konsep kebutuhan
tersebut dihubungkan seecara biologis sosial dan ekonomi. Lanjut usia
atau usia tua adalah suatu periode dalam tentang hidup seseorang, yaitu
suatu periodedi mana seseorang ’’beranjak jauh’’ dari periode
terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang
penuh bermanfaat (Hurlock, 1999).
2. Klasifikasi Hipertensi
WHO (World Health Organization) dan ISH (International Society of
Hypertension) mengelompokan hipertensi sebagai berikut:
Tabel 1.1. Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO – ISH
3. Jenis Hipertensi
Menurut Herbert Benson, dkk, berdasarkan etiologinya hipertensi
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Hipertensi esensial (hipertensi primer atau idiopatik) adalah
hipertensi yang tidak jelas penyebabnya. Hal ini ditandai dengan
terjadinya peningkatan kerja jantung akibat penyempitan
pembuluh darah tepi. Lebih dari 90% kasus hipertensi termasuk
dalam kelompok ini. Penyebabnya adalah multifaktor, terdiri dari
faktor genetik, gaya hidup, dan lingkungan.
b. Hipertensi sekunder, merupakan hipertensi yang disebabkan oleh
penyakit sistemik lain atau pencetus lainnya yaitu
seperti, renal arteri stenosis, hyperldosteronism, hyperthyroidism,
pheochromocytoma, gangguan hormon dan penyakit sistemik
lainnya (Herbert Benson, dkk, 2012).
4. Manifestasi Klinis Hipertensi
Gejala-gejala hipertensi, yaitu: sakit kepala, mimisan, jantung
berdebar-debar, sering buang air kecil di malam hari, sulit bernafas,
mudah lelah, wajah memerah, telinga berdenging, vertigo, pandangan
kabur. Pada orang yang mempunyai riwayat hipertensi kontrol tekanan
darah melalui barorefleks tidak adekuat ataupun kecenderungan yang
berlebihan akan terjadi vasokonstriksi perifer yang akan menyebabkan
terjadinya hipertensi temporer
5. Pathway Hipertensi
Perubahan struktur
Penyumbatan pembuluh
darah
vasokonstriksi
Gangguan sirkulasi
otak
Nyeri tengkuk/kepala
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viscositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko
seperti hipokoagulabilitas, anemia.
2) BUN/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/ fungsi
ginjal.
3) Glukosa: hiperglikemi ( DM adalah pencetus hipertensi) dapat
di akibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
4) Urinalisa: darah, protein, glucosa, mengisyaratkan disfungsi
ginjal dan adanya DM.
b. CT Scan: mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. RKG: dapat menunjukan pola regangan dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
d. IUP: mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti batu ginjal,
perbaikan ginjal.
e. Photo dada: menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup,
pembesaran jantung(Huda Nurarif & Kusuma H, 2015).
8. Penatalaksanaan Hipertensi
Penanganan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu:
a. Penanganan secara farmakologi
Pemberian obat deuretik, betabloker, antagonis kalsium, golongan
penghambat konversi rennin angiotensi(Huda Nurarif & Kusuma
H, 2015).
b. Penanganan secara non-farmakologi
1) Pemijatan untuk pelepasan ketegangan otot, meningkatkan
sirkulasi darah, dan inisiasi respon relaksasi. Pelepasan otot
tegang akan meningkatkan keseimbangan dan
koordinasisehingga tidur bisa lebih nyenyak dan sebagai
pengobat nyeri secara non-farmakologi.
2) Menurunkan berat badan apabila terjadi gizi berlebih
(obesitas).
3) Meningkatkan kegiatan atau aktifitas fisik.
4) Mengurangi asupan natrium.Mengurangi konsumsi kafein dan
alkohol (Widyastuti, 2015).
BAB III
TINJAUAN KASUS
2. Riwayat Keluarga
a. Pasangan
1) Nama : Tn.K
2) Umur : 75 tahun
3) Pekerjaan : Wiraswasta
4) Alamat : Jl. Belimbing No.1 Binjai Barat
5) Hidup/Mati : Meninggal
6) Kesehatan :-
b. Anak
1) Nama : Ny. T
2) Alamat : Jl. Belimbing No.1 Binjai Barat
3) Hidup/Mati : Hidup
3. Genogram Keluarga
Keterangan:
: Laki-laki : Penderita/pasien
4. Riwayat Pekerjaan
Klien tidak pernah bekerja, hanya sebagai ibu rumah tangga.
5. Riwayat Lingkungan
Saat ini klien tinggal dirumah bersama kedua anaknya, suami klien sudah
meninggal 5 tahun yang lalu. Klien tinggal dirumah sendiri. Rumah klien
berventilasi, luas dan bersih
6. Riwayat Rekreasi
a. Hobi / minat : Memasak
b. Keanggotaan organisasi : Klien tidak berpartisipasi di organisasi
c. Kegiatan keagamaan : Klien mengikuti kegiatan wirit setiap minggu
d. Liburan / perjalanan : Klien jarang bepergian jauh
b. Status Imunisasai :
Tidak dapat dikaji, klien lupa mengenai status imunisasi
c. Alergi :
Klien tidak mempunyai riwayat alergi
e. Nutrisi :
Nafsu makan klien baik, klien makan 3 kali sehari
c. TTV
1) TD :140/90 mmHg
2) Nadi : 90 x/menit
3) Suhu : 36,5 oC
4) RR : 20 x/menit
d. Integumen
1) Kebersihan : Baik
2) Warna : Kecoklatan
3) Kelembaban : Lembab
4) Lesi : Tidak ada
5) Turgor : Tampak keriput, elastisitas berkurang
6) Akral : Hangat
7) Pruritus : Tidak ada
8) Gangguan pada kulit : Tidak ada
e. Kepala
1) Kebersihan : Bersih
2) Kerontokan rambut : Ada
3) Warna : Putih
4) Keluhan : Klien sering sakit kepala
f. Mata
1) Konjungtiva : Tidak anemis
2) Sklera : Tidak ikterik
3) Strabismus : Tidak
4) Penglihatan
Penglihatan menurun dibuktikan dengan klien tidak bisa membaca
tulisan kecil dengan jelas jika tidak memakai kacamata
5) Peradangan : Tidak
6) Riwayat katarak : Tidak
7) Pandangan kabur : Ya
8) Nyeri tekan : Tidak
9) Keluhan
Klien mengatakan penglihatannya kabur apalagi kalau melihat orang
dari jarak jauh dan juga saat melihat tulisan al-Qur’an. Klien tidak bisa
membaca kalau tidak pakai kacamata
10) Penggunaan kacamata: Ya
g. Telinga
1) Kebersihan : Bersih
2) Peradangan : Tidak
3) Pendengaran : Baik
4) Jika terganggu, jelaskan
h. Hidung
1) Bentuk : Simetris
2) Peradangan : Tidak ada
3) Penciuman : Tidak terganggu
4) Pernafasan cuping hidung: Tidak ada
5) Nyeri tekan : Tidak
6) Obstruksi : Tidak
7) Keluhan : Tidak ada
i. Mulut
1) Kebersihan : Baik
2) Mukosa : Lembab
3) Peradangan/stomatitis : Tidak
4) Gigi geligi : Ompong
5) Radang gusi : Tidak
6) Karies : Tidak
7) Lesi : Tidak ada
8) Kesulitan mengunyah : Ya
9) Kesulitan menelan : Tidak
10) Keluhan
Jika makan-makanan yang keras klien tidak bisa mengunyah
j. Leher
1) Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada
2) JVD : Tidak ada
3) Kaku kuduk : Tidak ada
4) Nyeri tekan : Tidak
5) Benjolan/massa : tidak ada
6) Keluhan : Tidak ada
k. Paru-paru
1) Inspeksi
Bentuk dada simetris, tidak ada jejas, pergerakan dada kanan dan kiri
normal
2) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada kelainan pada dada
3) Perkusi
Suara ketukan dada sonor
4) Auskultasi
Suara pernafasan vesikuler
l. Jantung
1) Inspeksi
Iktus Cordis tidak terlihat
2) Palpasi
Iktus Cordis teraba, tidak ada nyeri tekan
3) Perkusi
Suara perkusi pekak
4) Auskultasi
Suara jantung S1 dan S2 normal
m. Gastrointestinal
1) Inspeksi
Bentuk simetris, tidak ada jejas atau luka
2) Auskultasi
Terdengat suara bising usus
3) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
4) Perkusi
Suara abdomen tympani
n. Genetalia
1) Kebersihan : Tidak terkaji
2) Haemoroid : Tidak ada
3) Keluhan : Tidak ada
o. Musculoskeletal
1) Kekuatan otot : 4 4
4 4
p. Perkemihan
1) BAB:
Frekuensi/pola : 1x sehari
Konsistensi : Lunak
Warna & bau : kekuningan dan bau
Kesulitan : tidak ada kesulitan
Upaya mengatasi : tidak ada
2) BAK:
Frekuensi/pola : Sering
Konsistensi : cair
Warna & bau : bening, bau khas
Kesulitan : tidak ada kesulitan
Upaya mengatasi : tidak ada
q. Sistem Nervus
1) N. I (Olfaktorius)
Fungsi penghiduan atau penciuman
Ketika pasien diminta menutup mata dan penutup salah satu lubang
hidung kemudian disuruh untuk menghidu bau kopi, pasien dapat
menyebutkan dengan benar
2) N. II (Optikus)
Fungsi penglihatan
Pasien tidak dapat menyebutkan angka dalam jarak 2 meter
4) N. V (Trigeminus)
Sensorik : Pasien dapat merasakan usapan kapas pada daerah pipi
dengan mata tertutup setelah dilakukan berulang-ulang
5) N. VII (Facialis)
Sensorik : Pasien dapat merasakan teh manis yang diberikan
Motorik : Pasien dapat menaikkan alis mata dan mengerutkan dahi
6) N. VIII (Akustikus)
Pasien dapat mendengarkan suara detakan jam tangan perawat ketika
diletakkan dibelakang telinga
7) N. IX (Glosofaringeus)
Kemampuan klien menelan baik
8) N. X (Vagus)
Gerakan uvula dan ketika klien mengatakan (ah), uvula letakknya di
tengah
9) N. XI (Assesorius)
Klien mampu menggerakkan bahu kanan dan kiri dengan perlahan
a. KATZ Indeks :
INDEKS KATZ
SKORE KRITERIA
Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar
A
kecil, berpakaian dan mandi
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali satu
B
dari fungsi tersebut
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali
C
mandi dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali
D
mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari- hari, kecuali
E
mandi, berpakaian, ke kamar kecil, dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari- hari, kecuali
F
mandi, berpakaian, berpindah, dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut
Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi tetapi tidak dapat
Lain-Lain
diklasifikasikan sebagai C, D, E, F, dan G
Kesimpulan: Indeks Katz klien adalah A yang artinya klien mandiri dalam
hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian, dan mandi
Jumlah : seimbang
Jenis : berkebun
Total Score : 90
Keterangan:
A. 130 : Mandiri
B. 65-125 : Ketergantungan sebagian
C. 60 : Ketergantungan Total
c. Psikososial
1) Komunikasi dengan orang lain : Baik
2) Hubungan dengan orang lain : Baik
3) Peran dalam Kelompok : Baik
4) Kesedihan Yang dirasakan : Jarang
5) Stabilitas emosi : Sulit tidur, gelisah
6) Perhatian dari keluarga : Baik
d. Pengkajian Status Mental Gerontik
1) Indentifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan
short portable Mental Status Quisioner (SPMSQ)
Instruksi : Anjurkan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat
semua jawaban.
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan.
Interprestasi hasil :
A. Skor 0-3 : Fungsi intelektual
B. Salah 4-5 : Kerusakan Intelektual ringan
C. Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
D. Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat
Total nilai : 28
Interprestasi hasil :
24 - 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 - 23 : ganguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
K. Kesulitan Kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras
2
untuk melakukan sesuatu
Ini memerlukan upaya tambahan untuk memulai
1
melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya lelah lebih dari yang biasanya
0 Saya tidak lebih lelah dari biasanya
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya
Penilaian:
0-4 : Depresi tidak ada atau minimal.
5-7 : Depresi ringan.
8-15 : Depresi sedang.
≥16 : Depresi berat.
f. APGAR Keluarga
APGAR Keluarga
No Fungsi Uraian Skore
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada 2
saya
Saya puas dengan cara keluarga (teman- 1
saya
Saya puas bahwa keluarga ( teman-teman ) 1
baru
Saya puas dengan cara keluarga ( teman- 1
Nilai
42-54 : mampu melakukan aktifitas
28-41 : mampu melakukan sedikit bantuan
14-27 : mampu melakukan bantuan maksimal
14 : tidak mampu melakukan
DO:
- Klien tampak tidak tidur
di waktu siang hari.
- TD 140/90 mmHg
DO:
- Wajah klien tampak
meringis saat menahan
nyeri.
- Klien mengatakan nyeri
dirasakan saat terlalu
banyak melakukan
aktivitas (P)
- Nyeri terasa seperti
mencengkram (Q)
- Klien mengatakan nyeri
di tengkuk (R)
- Klien mengatakan skala
nyeri 5 (S)
- Nyeri yang dirasakan
hilang timbul (T)
Nama : Ny.B
Umur : 72 Tahun
Puskesmas :
Nama : Ny.B
Umur : 72 Tahun
Puskesmas :
Nama : Ny.B
Umur : 72 Tahun
Puskesmas :
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama : Ny.B
Umur : 72 Tahun
Puskesmas :
P : Intervensi dilanjutkan
1. Kaji nyeri klien
2. Evaluasi senam ergonomis
2 13 Gangguan S:
April pola tidur Klien mengatakan senang diajarkan
2020 b/d ansietas senam relaksasi otot progresif.
O:
Klien nampak mempraktikan
relaksasi otot progresif sesuai
intruksi meskipun ada beberapa
gerakan yang kurang tepat.
TD : 140/90 mmHg
A:
Masalah keperawatan gangguan pola
tidur teratasi sebagian.
P:
Motivasi klien untuk melakukan
relaksasi otot progresif setiap
sebelum.bangun tidur.
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama : Ny.B
Umur : 72 Tahun
Puskesmas :
P:
1. Kaji nyeri klien
2. Motivasi klien untuk melakukan
senam ergonomis
2 14 Gangguan S:
April pola tidur 1. Klien mengatakan masih ada
2020 b/d ansietas beberapa gerakan yang belum di
kuasai.
2. Klien mengatakan dapat tidur
pada siang hari 15 menit tetapi
tidur pada malam hari masih
terbangun.
O:
Klien mampu melakukan gerakan
senam relaksasi progresif tetapi
masih sering lupa.
TD : 140/70 mmHg
A:
Masalah keperawatan gangguan pola
tidur teratasi sebagian
P:
Motivasi klien untuk melakukan
relaksasi otot progresif setiap hari.
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama : Ny.B
Umur : 72 Tahun
Puskesmas :
P:
1. Kaji nyeri klien
2. Motivasi klien untuk selalu
melakukan senam ergonomis
2 15 Gangguan S:
April pola tidur 1. Kli
2020 b/d ansietas en mengatakan sudah
mempraktekkan setelah bangun
tidur.
2. Kli
en mengatakan masih terbangun
di malam hari karena pipis
O:
Klien mampu mempraktekkan
kembali senam serelaksasi otot
progresif, meskipun tidak berurutan.
TD : 140/70 mmHg
A:
Masalah keperawatan insomnia
teratasi sebagian
P:
Motivasi klien untuk melakukan
relaksasi otot progresif setiap hari
DAFTAR PUSTAKA