Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 3: FUNGSI SISTEM TUBUH MANUSIA

SKENARIO 3
KARDIOVASIKULER

DISUSUN OLEH :

INDONESIA KOES WIJAYANINGRAT 191610101144

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya, laporan ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Laporan ini membahas mengenai bagaimana fungsi sistem tubuh manusia yang benar .
Dalam laporan ini juga dibahas mengenai konsep dasar manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial.
Dalam penyelesaian laporan tutorial blok Struktur Tubuh Manusia ini tentunya tidak dapat
kami selesaikan sendiri, kami banyak memperoleh bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, sudah sepantasnya jika penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan yang Maha Esa atas segala berkah dan rahmat nya sehingga laporan tutorial blok 3
Fungsi sistem tubuh manusia ini dapat terselesai kan dengan baik.
2. Dr.Didin Erma Indahyani, drg., MKes selaku pembimbing tutorial,
3. Teman-teman penulis yang selalu setia, memberi motivasi dan selalu menyemangati dengan
senang hati. Terima kasih semuanya.
Kami sadar dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan laporan yang
lebih baik lagi di masa yang akan datang. Kami harap laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua serta untuk menambah wawasan. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Jember,31 Oktober 2019

Penyusun
SKENARIO 3:
SISTEM KARDIOVASKULAR
(Dr.drg. Tecky Indriana.,M.Kes)

Sistem kardiovaskuler dapat diartikan sebagai sistem peredaran darah dengan jantung bekerja sebagai pompa yang
melakukan tekanan terhadap darah untuk menimbulkan gradient tekanan yang diperlukan agar darah dapat berfungsi
memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh melalui pembuluh darah. Jadi
terdapat tiga unsur dalam sistem kardiovaskular yaitu jantung, darah dan pembuluh darah. jaringan otot jantung
memiliki sifat autorhytmicity yang artinya jantung berkontraksi tidak memerlukan adanya impuls dari syaraf,
kontraksi otot jantung disebabkan oleh gelombang depolarisasi yang berasal dari bagian kecil pada jaringan khusus
di atrium yang dinamakan Sino Atrial (S- A) node atau pacemaker. Jantung berkontraksi sekitar 70-80 kali permenit
sepanjang hidup, akan tetapi frekuensinya berbeda-beda tergantung usia, emosi, latihan fisik, dan lain-lain

BAB I LATAR BELAKANG


Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung dan pembuluh darah, yang mengandung kurang lebih 5,5 liter
darah pada laki-laki dengan berat badan 70 Kg. Fungsi utama sistem kadiovaskular adalah mendistribusikan O2 dan
nutrisi ke jaringan, mentransfer metabolit dan CO2 ke organ ekskresi dan paru serta mentranspor hormon dan
komponen sistem imun serta sebagai termoregulasi. Jantung sendiri adalah pompa otot beruang empat (dua atrium
dan dua ventrikel) yang mendorong darah mengelilingi sirkulasi (Ward et al, 2009).
Setiap 36 detik satu orang meninggal karena penyakit kardiovaskular dan setiap hari sekitar 2500 orang
meninggal di Amerika Serikat. Penyakit kardiovaskular adalah salah satu dari lima penyebab utama kematian (selain
kanker, penyakit paru-paru, kecelakaan dan diabetes). Faktor penting lainnya pada penyakit kardiovaskular adalah
lebih dari 60% kematian jantung yang tidak terduga terjadi tanpa sejarah penyakit jantung (Chilton & Talbert,
2008).
Usaha pencegahan untuk pengelolaan penyakit kardiovaskular diperlukan karena sekali penyakit
kardiovaskular muncul, seringkali mematikan dan yang cukup beruntung dapat bertahan jarang dapat kembali ke
kondisi semula. Pencegahan terhadap penyakit kardiovaskular utama sekarang dapat dengan mudah dilakukan.
Beberapa perubahan pada faktor resiko yang mempengaruhi dapat dipastikan menurunkan kemungkinan penyakit
semacam itu muncul (Kannel, 2005).
Peningkatan kejadian gagal jantung merupakan epidemik global, terutama pada geriatrik, yang menghabiskan
biaya perawatan yang lumayan besar, cacat dan kematian. Penderita penyakit arteri koroner, hipertensi dan diabetes
melitus adalah faktor resiko yang paling besar. Ironisnya kemajuan pengobatan untuk penyakit arteri koroner dan
sindrom iskemik akut, yang berhasil menyelamatkan nyawa, justru menghasilkan peningkatan populasi mereka yang
selamat dengan disfungsi ventrikel kiri yang mana akan berkembang menjadi gagal jantung (Starling, 2007).
Gagal jantung dapat mempengaruhi jantung kiri atau jantung kanan atau keduanya secara bersamaan. Pasien
dengan gagal jantung kiri menunjukkan gejala cardiac output yang rendah dan peningkatan tekanan vena pulmonar,
dispnea adalah gejala yang menonjol. Tanda-tanda retensi cairan terutama terjadi pada pasien dengan gagal jantung
kanan, dimana pasien menunjukkan edema, kongesti hepar, dan yang cukup sering adalah asites (Tierney et al,
2002).
Ada lima sasaran dari terapi pasien dengan gagal jantung, yaitu identifikasi dan koreksi kondisi yang
mendasari gagal jantung, mengeliminasi acute precipitating yang menimbulkan gejala, penatalaksanaan gagal
jantung, modulasi respon neurohormonal dan perpanjangan masa hidup mereka yang dapat bertahan (Chatterjee &
Fifer, 2011). Terapi farmakologis untuk gagal jantung diantaranya Digitalis, Diuretik, ACE-I (Angiotensin
Converting Enzyme Inhibitors), ARB (Angiotensin Reseptor Blokers), β-bloker, Antagonis Aldosteron,
HydralazineIsosorbide Dinitrate (Katzung & Parmley, 2007).
Mekanisme kompensasi neurohormonal pada gagal jantung menyebabkan vasokonstriksi yang berlebihan,
retensi volume, dan remodeling pada ventrikel, dengan kemunduran fungsi jantung yang cepat. Obat-obat golongan
vasodilator membantu untuk membalikkan akibat buruk ini. Karena itulah penggunaan vasodilator terutama
golongan ACE-I adalah sebuah terapi yang penting pada pengobatan gagal jantung (Chatterjee & Fifer, 2011).
ACE inhibitors memblok sistem renin angiotensin aldosteron (RAAS = Renin Angiotensin Aldosterone
System) dengan cara menghambat konversi angiotensin I menjadi angiotensin II, menimbulkan vasodilatasi dengan
membatasi vasokonstriksi yang diinduksi angiotensin II. ACE inhibitors juga menurunkan retensi natrium dengan
menurunkan sekresi aldosteron. ACE inhibitors yang umum digunakan pada terapi gagal jantung antara lain
captopril, lisinopril dan enalapril.
Seperti pada semua golongan ACE-I, captopril dapat menurunkan angiotensin II dan aldosteron yang pada
gilirannya akan melemahkan banyak efek yang mengganggu. Efek-efek yang dapat diminimalisir atau dikurangi
oleh golongan ACE-I antara lain menurunkan remodeling ventrikel, fibrosis miokard, apoptosis miosit, cardiac
hypertrophy, pengeluaran norepinephrine (NE), vasokonstriksi dan retensi air dan natrium (Schwinghammer, 2009).
Vasodilator endogen bradikinin, yang di inaktifkan oleh ACE, juga meningkat dengan adanya ACE-I (Parker et al,
2008).
Studi klinik pemberian terapi ACE-I dengan kontrol plasebo yang mengikutkan lebih dari 7000 pasien
dengan penurunan LVEF (Left Ventricular Ejection Fraction) diketahui menunjukkan efek yang menguntungkan
pada gejala, klasifikasi fungsional dari NYHA (New York Heart Association), status klinik, toleransi terhadap
olahraga dan kualitas hidup. Ketika dibandingkan dengan plasebo, pasien yang diterapi dengan ACE-I memiliki
lebih sedikit kegagalan dalam terapi, masuk rumah sakit dan peningkatan dosis diuretik (Parker et al, 2008). Studi
tambahan menunjukkan bahwa ACE-I juga dapat digunakan pada pasien dengan disfungsi ventrikular tanpa gejala
(Asymptomatic). Dengan menurunkan preload dan afterload, obat ini dapat melambatkan laju dilatasi ventrikel
dengan demikian akan menunda timbulnya gagal jantung. Sehingga, ACE-I berguna pada semua pasien, dari mereka
yang tanpa gejala sampai mereka dengan gagal jantung berat (Katzung & Parmley, 2004).
Atas dasar permasalahan dan fakta tersebut, maka perlu diadakan penelitian mengenai pola penggunaan
captopril serta outcome terapi pasien gagal jantung di Rumah Sakit Islam Aisyiah Malang. Rumah Sakit Islam
Aisyiyah Malang dipilih karena rumah sakit ini merupakan rumah sakit swasta yang memungkinkan semua
kalangan masyarakat ada di rumah sakit tersebut dengan pasien yang bervariasi. Diharapkan prevalensi terjadinya
gagal jantung di rumah sakit ini cukup banyak dan dapat memenuhi jumlah sampel untuk dilakukan penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Jantung (bahasa Latin: cor) adalah sebuah rongga, rongga organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh
darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Darah menyuplai okisgen dan nutrisi pada tubuh, juga membantu
menghilangkan sisa-sisa metabolisme. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari
kata Yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah satu organ manusia yang berperan dalam sistem
peredaran darah, terletak di rongga dada agak sebelah kiri.
Pada manusia, mamalia, dan burung, jantung dibagi menjadi empat ruas: atrium atas kanan dan kiri; dan
ventrikel bawah kanan dan kiri. Pada umumnya atrium dan ventrikel kanan disebut jantung kanan, dan sisanya
disebut jantung kiri. Ikan hanya memiliki dua ruas, sebuah atrium dan sebuah ventrikel, sementara reptil memiliki
tiga ruas. Pada jantung yang sehat darah mengalir satu arah melalui pembuluh darah. Terdapat sebuah kantung
pembungkus yang melindungi jantung, perikardium, yang juga mengandung sedikit cairan. Dinding jantung
tersusun atas tiga lapisan: epikardium, miokardium, dan endokardium.
Jantung memompa darah melewati dua sistem sirkulasi. Darah yang berasal dari sistem peredaran darah besar
mengandung sedikit oksigen dan memasuki atrium kanan melalui vena kava superior dan inferior menuju ventrikel
kanan. Dari sini darah dipompa menuju paru-paru, tempat darah memperoleh oksigen dan meninggalkan karbon
dioksida. Darah yang sudah mengandung oksigen kembali menuju atrium kiri, melewati ventrikel kiri dan dipompa
menuju seluruh tubuh melalui aorta—di mana oksigen dipakai dan melalui metabolisme menjadi karbon dioksida.
Ditambah lagi, darah juga membawa nutrisi dari hati menuju berbagai organ tubuh, sementara membawa zat sisa
menuju hati dan ginjal. Normalnya, jumlah darah yang terpompa menuju paru-paru sama dengan jumlah darah yang
terpompa ke seluruh tubuh. Pembuluh vena memompa darah menuju jantung dan membawa darah yang kaya karbon
dioksida - kecuali vena pulmonaris dan vena pada sistem pencernaan. Arteri membawa darah keluar jantung,
membawa oksigen selain pada arteri pulmonaris. Jarak yang jauh dari jantung membuat pembuluh vena memiliki
tekanan yang lebih kecil dari pembuluh arteri. Ketika beristirahat, jantung berdetak kurang lebih 72 kali per menit.
Latihan fisik biasanya mengangkat jumlahnya, tetapi jumlah melambat selama beberapa waktu, yang baik untuk
jantung.
Jantung adalah satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan endothelium. Jantung terletak di dalam rongga
torakik, di balik tulang dada. Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri. Massanya kurang lebih
300 gram, besarnya sebesar kepalan tangan.
Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, tetapi tertutup oleh selaput ganda yang bernama
perikardium, yang tertempel pada diafragma. Lapisan pertama menempel sangat erat kepada jantung, sedangkan
lapisan luarnya lebih longgar dan berair, untuk menghindari gesekan antar organ dalam tubuh yang terjadi karena
gerakan memompa konstan jantung.
Jantung dijaga di tempatnya oleh pembuluh-pembuluh darah yang meliputi daerah jantung yang merata/datar,
seperti di dasar dan di samping. Dua garis pembelah (terbentuk dari otot) pada lapisan luar jantung menunjukkan di
mana dinding pemisah di antara serambi dan bilik jantung.
Secara internal, jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot menjadi dua belah bagian, dari atas ke bawah,
menjadi dua pompa. Kedua pompa ini sejak lahir tidak pernah tersambung. Belahan ini terdiri dari dua rongga yang
dipisahkan oleh dinding jantung. Maka dapat disimpulkan bahwa jantung terdiri dari empat rongga, serambi kanan
& kiri dan bilik kanan & kiri.
Dinding serambi jauh lebih tipis dibandingkan dinding bilik karena bilik harus melawan gaya gravitasi bumi
untuk memompa dari bawah ke atas dan memerlukan gaya yang lebih besar untuk mensuplai peredaran darah besar,
khususnya pembuluh aorta, untuk memompa ke seluruh bagian tubuh yang memiliki pembuluh darah.
Tiap serambi dan bilik pada masing-masing belahan jantung dipisahkan oleh sebuah katup. Katup di antara
atrium kanan dan bilik kanan disebut katup trikuspidalis atau katup berdaun tiga. Sedangkan katup yang ada di
antara serambi kiri dan bilik kiri disebut katup mitralis atau katup bikuspidalis (katup berdaun dua).
Pada saat berdenyut setiap ruang jantung mengendur dan darah masuk ke jantung (disebut 'diastol').
Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut 'sistol'). Kedua serambi
berkontraksi dan berelaksasi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.
Darah yang sudah mengandung sedikit oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh
tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi
darah, ia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. Darah dari ventrikel kanan
akan dipompa melalui [katup pulmoner] ke dalam [arteri pulmonalis] menuju ke [paru-paru]. Darah akan mengalir
melalui pembuluh yang sangat kecil (pembuluh kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap
oksigen, melepaskan karbondioksida dan selanjutnya dialirkan kembali ke jantung. Darah yang kaya akan oksigen
mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium sinistra. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-
paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner karena darah dialirkan ke paru-paru. Darah dalam atrium sinistra
akan didorong menuju ventrikel sinistra melalui katup bikuspidalis/mitral, yang selanjutnya akan memompa darah
bersih ini melewati [katup aorta] masuk ke dalam [aorta] (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini
disirkulasikan ke seluruh tubuh, kecuali paru-paru. dan sebagainya.
Darah menyuplai okisgen dan nutrisi pada tubuh, juga bisa membantu menghilangkan sisa-sisa
metabolisme. IIstilah  kardiak mempunyai arti yaitu berhubungan dengan jantung, dari kata Yunani cardia untuk
jantung. Jantung merupakan salah satu organ manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah, terletak di
rongga dada agak sebelah kiri.Pada manusia, mamalia, dan burung, jantung dibagi menjadi empat ruas yaitu: atrium
atas kanan dan kiri; dan ventrikel bawah kanan dan kiri.Pada umumnya atrium dan ventrikel kanan disebut dengan
jantung kanan, dan sisanya disebut jantung kiri. Ikan hanya mempunyai dua ruas, sebuah atrium dan sebuah
ventrikel, sementara reptil memiliki tiga ruas. Pada jantung yang sehat darah akan mengalir satu arah melalui
pembuluh darah.Terdapat sebuah kantung pembungkus yang dapat melindungi jantung, perikardium, yang juga
mengandung sedikit cairan

Dinding jantung sendiri tersusun atas tiga lapisan yaitu epikardium, miokardium, dan
endokardium.Jantung memompa darah melewati dua sistem sirkulasi yang ada di jantung. Darah yang berasal dari
sistem peredaran darah besar telah mengandung sedikit oksigen dan memasuki atrium kanan melalui vena kava
superior dan inferior menuju ventrikel kanan.Dari sinilah darah dipompa menuju paru-paru, tempat darah
memperoleh oksigen dan juga tempat meninggalkan karbon dioksida.Darah yang sudah mengandung oksigen akan
kembali menuju atrium kiri, melewati ventrikel kiri dan dipompa menuju seluruh tubuh melalui aorta—di mana
oksigen digunakan dan melalui metabolisme menjadi karbon dioksida.Ditambah lagi, darah juga dapat membawa
nutrisi dari hati menuju berbagai organ tubuh, sementara membawa zat sisa menuju hati dan ginjal.Pada umumnya
jumlah darah yang terpompa menuju paru-paru sama dengan jumlah darah yang terpompa ke seluruh
tubuh.Pembuluh vena dapat memompa darah menuju jantung dan membawa darah yang kaya karbon dioksida –
kecuali vena pulmonaris dan vena pada sistem pencernaan.Arteri akan membawa darah keluar jantung dan
membawa oksigen selain pada arteri pulmonaris. Jarak yang jauh dari jantung membuat pembuluh vena mempunyai
tekanan yang lebih kecil dari pembuluh arteri.Ketika anda beristirahat, jantung berdetak kurang lebih 72 kali per
menit. Latihan fisik biasanya dapat mengangkat jumlahnya, namun jumlah melambat selama beberapa waktu, yang
baik untuk jantung.Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian yang umum pada tahun 2008, membawa
30% manusia pada kematian. Diikuti dengan penyakit pembuluh koroner dan stroke.Penyebab utamanya yaitu
merokok, obesitas, latihan yang kurang, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes, dan lain-lain.Diagnosis dari
kardiovaskular seringkali dilakukan dengan alat stetoskop, ECG atau melalui pendengaran ultrasonik.Spesial yang
fokus pada penyakit jantung disebut dengan kardiologis, meskipun dibutuhkan spesialis lain untuk menanganinya.

Jantung manusia yang ukurannya hampir sebesar kepalan tangan manusia, terbagi menjadi empat bagian,
yaitu serambi kanan dan kiri, serta bilik kanan dan kiri. Tiap ruangan jantung ini dipisahkan oleh lapisan dinding
yang disebut dengan lapisan dinding septum.

Semua katup tersebut bertugas untuk menjaga darah mengalir ke arah yang benar. Terdapat empat jenis katup
pada jantung, dan berikut penjelasan dari keempat katup tersebut

1. Katup mitral, katup ini berada di antara serambi kiri dan bilik kiri. Katup ini normalnya mempunyai dua
daun katup, karenanya disebut dengan katup bikuspid.
2. Katup aorta, katup ini berada di antara bilik kiri dan aorta atau batang nadi.
3. Katup trikuspid, katup ini berada di antara serambi kanan dan bilik kanan, dan mempunyai tiga daun katup.
4. Katup pulmonalis, katup iniberada di antara bilik kanan dan arteri pulmonalis.
Sistem kardiovaskular pada vertebrata merupakan sistem sirkulasi tertutup. Dimana darah beredar ke dan
darijantung melalui jejaring pembuluh-pembuluh yang luar biasa ekstensif. Dimana terdapat organ sirkulsi darah
yang terdiri dari jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai
oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh. Sistem
kardiovaskuler memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas
tubuh, salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada
keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak di arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang
berfungsi memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri (Campbell, 2008: 58).

Pada sistem kardiovaskular komponen yang terpenting adalah O 2 karena di butuhkan oleh seluruh
sel yang ada di dalam tubuh. Tanpa adanya O2 seluruh proses metabolisme yang ada di dalam tubuh akan terhambat.
Oleh karena itu agar O2 dapat di edarka keseluruh bagian tubuh yang memerlukan maka harus ada alat yang
mengedarkannya. Hormon-hormon yang di produksi oleh kelenjar endokrin juga harus dapat di angkut ke bagian
tubuh yang memerlukan. Oleh karena itu di dalam tubuh harus ada alat yang berfungsi untuk mengerdarkan
makanan O2 dan hormon. Alat-alat yang berfungsi dalam hal ini tergabung dalam suatu sistem yang disebut sistem
peredaran. Sistem peredaran meliputi sistem cardiovaskular yaitu cor (jantung) dan vasa-vasanya (arteri dan vena)
(Suntoro, 1990: 101). Yang membawa O2 dan CO2 serta makanan ke seluruh tubuh adalah darah. Darah merupakan
salah satu komponen utama dalam sistem kardiovaskuler. Tak hanya itu, peranannya dalam tubuh pun sangatlah
vital. Berikut adalah beberapa fungsi darah bagi tubuh ; (1).Darah melalui plasma darah akan mengedarkan sari
makanan ke seluruh bagian tubuh. Sel darah merah akan mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, (2).Sel darah putih
akan membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh, (3).Keping-keping darah akan menutup setiap luka yang
dialami tubuh, (4). Darah akan menjaga kestabilan suhu tubuh (Snell, 2006).
Darah merupakan komponen utama yang ada di dalam sistem kardiovaskular, selain darah ada organ yang
terpenting yang meregulasi keluar masuknya darah yaitu jantung. Jantung sendiri berukuran sekitar satu kepalan
tangan ukurannya : 250-350 gram. Hubungan jantung yaitu ; (1). Bagian atas terdapat pembulu darah besar (aorta,
truncus pulmonalis, dll), (2). Bagian bawah terdapat diafragma dan disetiap sisi jantung terdapat paru, (3). Bagian
belakang terdapat aorta descendesn, oesophagus, dan columna vertebralis (Snell, 2006).
Jantung difiksasi pada tempatnya agar tidak mudah berpindah tempat. Penyokong jantung utama adalah paru
yang menekan jantung dari samping, diafragma menyokong dari bawah, pembuluh darah yang keluar masuk dari
jantung sehingga jantung tidak mudah berpindah. Factor yang mempengaruhi kedudukan jantung adalah:
a.       Umur: Pada usia lanjut, alat-alat dalam rongga toraks termasuk jantung agak turun kebawah.
b.      Bentuk rongga dada:  Perubahan bentuk toraks yang menetap  (TBC) menahun batas jantung menurun
sehingga pada asma toraks melebar dan membulat
c.       Letak diafragma: Jika terja di penekanan diafragma keatas akan mendorong bagian bawah jantung ke atas
d.      Perubahan posisi tubuh:  proyeksi jantung normal di pengaruhi oleh posisi tubuh.
(Snell, 2006).
Menurut Sloane (2003), Fungsi umum otot jantung yaitu:
1.      Sifat ritmisitas/otomatis: secara potensial berkontraksi tanpa adanya rangsangan dari luar.
2.      Mengikuti hukum gagal atau tuntas: impuls dilepas mencapai ambang rangsang otot jantung maka seluruh
jantung akan berkontraksi maksimal.
3.      Tidak dapat berkontraksi tetanik.
4.      Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot.
Menurut Sloane (2003), Dua cara dasar pengaturan kerja pemompaan jantung yaitu:
1.      Autoregulasi intrinsic pemompaan akibat perubahan volume darah yang mengalir ke jantung.
2.      Reflex mengawasi kecepatan dan kekuatan kontraksi jantung melalui saraf otonom.
Setelah mengetahui morfologi jantung serta kinerja jantung, selanjutnya di susul dengan organ yang
mendukung kerja jantung yaitu pembuluh dara vena dan pembuluh darah arteri.
a.       Pembuluh darah arteri
Arteri mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan, untuk ini arteri mempunyai dinding yang tebal dan
kuat karena darah mengalir dengan cepat  pada arteri (Setiadi. 2007).
b.      Pembuluh darah vena
Vena, saluran penampung dan pengangkut darah dari jaringan kembali ke  jantung, karena tekanan pada sistem vena
sangat rendah. Dinding vena sanga tipis akan tetapi dinding vena mempunyai otot untuk berkontraksi sehingga 
berfungsi sebagai penampung darah ekstra yang dapat dikendalikan  berdasarkan kebutuhan tubuh (Setiadi, 2007).
   Di dalam jantung tersebut terdapat beberapa organ yang mendukung kerja dari jantung yaitu pembuluh
darah. Terdapat tiga tipe utama pembuluh darah dalam sistem kardiovaskular yaitu arteri, vena dan kapiler. Artery
membawa darah menjauhi jantung ke organ-organ seluruh tubuh. Di dalam organ-organ, arteri bercabang menjadi
arteriola, pembuluh-pembuluh darah kecilyang mengangkut darah ke kapiler-kapiler. Kapiler adalah pembuluh
mikroskopik dengan dinding-dinding yang sangat tipis dan berpori-pori. Jejaring pembuluh kapiler disebut bantalan
kapiler, menembus setiap jaringan, melewati setiap sel tubuh dalam jarak beberapa kali diameter sel. Dengan
melintasi dinding kapiler yang tipis, zat kimia, termasuk gas-gas terlarut di pertukarkan melalui difusi antara darah
dan cairan interestial di sekeliling sel-sel jaringan. Pada ujung hilir kapiler-kapiler menjadi venula, dan venula-
venula bergabung menjadi vena, yaitu pembuluh-pembuluh yang membawa ke jantung (Campbell, 2008: 58).
            Kemudian setelah kita mengetahui morfologi dari jantung, pembuluh vena, pembuluh artery dan yang
terpenting dalam sistem kardiovaskular yaitu darah. Komponen dan organ-organ tersebut nantinya akan bekerjasama
membentuk peredaran darah. Peredaran darah sendiri pada manusia ada 2 yaitu peredaran darah kecil dan peredaran
darah besar.
a.       Sistem Peredaran Darah Besar (Sistemik)
Peredaran darah besar dimulai dari darah keluar dari jantung melalui aorta menuju ke seluruh tubuh (organ
bagian atas dan organ bagian bawah). Melalui arteri darah yang kaya akan oksigen menuju ke sistem-sistem organ,
maka disebut sebagai sistem peredaran sistemik. Dari sistem organ vena membawa darah kotor menuju ke jantung.
Vena yang berasal dari sistem organ di atas jantung akan masuk ke bilik kanan melalui vena cava inferior, sementara
vena yang berasal dari sistem organ di bawah jantung dibawa oleh vena cava posterior.
Darah kotor dari bilik kanan akan dialirkan ke serambi kanan, selanjutnya akan dipompa ke paru-paru
melalui arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis merupakan satu keunikan dalam sistem peredaran darah manusia karena
merupakan satu-satunya arteri yang membawa darah kotor (darah yang mengandung CO2).
Urutan perjalanan peredaran darah besar : bilik kiri – aorta – pembuluh nadi – pembuluh kapiler – vena cava
superior dan vena cava inferior – serambi kanan (Hall, 2009).
b.      Sistem Peredaran Darah Kecil (Pulmonal)
Peredaran darah kecil dimulai dari dari darah kotor yang dibawa arteri pulmonalis dari serambi kanan menuju
ke paru-paru. Dalam paru-paru tepatnya pada alveolus terjadi pertukaran gas antara O2 dan CO2. Gas O2 masuk
melalui sistem respirasi dan CO2 akan dibuang ke luar tubuh. O2 yang masuk akan diikat oleh darah (dalam bentuk
HbO) terjadi di dalam alveolus. Selanjutnya darah bersih ini akan keluar dari paru-paru melalui vena pulmonalis
menuju ke jantung (bagian bilik kiri). Vena pulmonalis merupakan keunikan yang kedua dalam system peredaran
darah manusia, karena merupakan satu-satunya vena yang membawa darah bersih.
Urutan perjalanan peredaran darah kecil : bilik kanan jantung – arteri pulmonalis – paru-paru – vena
pulmonalis – serambi kiri jantung (Hall, 2009).
   Kemudian di dalam peredaran darah tersebut darah dapat bergerak melakukan peredaran karena adanya
tekanan darah. Tekanan darah sendiri adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan luas dinding
pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus adekuat, yaitu cukup tinggi untuk menghasilkan gaya dorong terhadap
darah dan tidak boleh terlalu tinggi yang dapat menimbulkan kerja tambahan bagi jantung. Umumnya, dua harga
tekanan darah diperoleh dalam pengukuran, yakni tekanan sistole dan diastole. Sistole dan diastole merupakan dua
periode yang menyusun satu siklus jantung. Diastole adalah kondisi relaksasi, yakni saat jantung terisi oleh darah
dan kemudian diikuti oleh periode kontraksi atau sistole. Satu siklus jantung tersusun atas empat fase (Saladin,
2003) dalam (Waluyo, 2015: 9).
Terdapat beberapa metode untuk mengetahui tekanan darah seseorang. Menurut Setiadi (2007), tekanan darah dapat
di ukur dengan 2 metode, yaitu:
·         Metode langsung (direct method)
Metode ini menggunakan jarum atau kanula yang di masukkan ke dalam  pembuluh darah dan di hubungkan dengan
manometer. Metode ini merupakan cara yang sangat tepat untuk pengukuran tekanan darah tapi  butuh peralatan
yang lengkap dan keterampilan yang khusus.
·         Metode tidak langsung (indirect method)
Metode ini menggunakan alat shpygmomanometer (tensi meter).
Terkait keberadaan alat pemantau tekanan darah, sekarang ini, sudah dijumpai beragam metode pengukuran
tekanan darah, baik secara non invasif (alat di luar organ) maupun invasif (alat di dalam organ). Metode pemantauan
tekanan darah secara non invasif yang paling populer saat ini adalah Sphygmomanometer, dan dikembangkan secara
elektronik pada ibujari pasien [2,3,4]. Metode ini praktis, namun memberikan ralat besar (orde 10%) sehingga hanya
baik untuk pemantau tekanan darah bagi orang sehat. Metode invasif dilakukan dengan memasukkan sensor tekanan
pada pembuluh darah pasien. Metode ini tidak praktis, tetapi lebih presisi dan cocok untuk diterapkan pada pasien
yang sakit keras. Selanjutnya, perlu diperkenalkan metode pemantau tekanan darah yang lain, bersifat non invasif,
dalam keadaan darah mengalir, walau demikian yang dikerjakan penulis masih dalam bentuk modelnya (Jati, 2013:
9).
Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi krontraksi jantung seseorang. Pemeriksaan denyut nadi
sederhana, biasanya dilakukan secara palpasi. Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau
merasakan struktur dengan ujung-ujung jari; sedangkan pemeriksaan dikatakan auskultasi, apabila pemeriksaan
dilakukan dengan mendengarkan suara-suara alami yang diproduksi dalam tubuh (Saladin, 2003) dalam (Waluyo
dan Wahono. 2015: 9). Pada umumnya, pengukuran dengyut nadi dapat dilakukan pada sembilan titik yaitu arteri
radialis, arteri brakhialis, arteri carotis communis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, arteri polpolitea, arteri
temporalis, arteri apical, arteri tibialis poterior (Michael, 2006) dalam (Waluyo, 2015: 9).

BAB III PEMBAHASAN


1. Pengertian Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari jantung, komponen darah dan pembuluh
darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di
perlukan dalam proses metabolisme tubuh. Sistem kardivaskuler memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi
agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah
agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak di arahkan pada
organ-organ vital seperti jantung dan otak yang berfungsi memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu
sendiri.
2. Perkembangan Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler mulai berfungsi pada usia 3 minggu kehamilan. Dalam sistem kardiovaskuler terdapat
pembuluh darah terbesar yang di sebut Angioblast. Angioblast ini timbul dari :
a. Mesoderm : splanknikus & chorionic
b. Merengkim : yolk sac dan tali pusat
c. Dan dapat juga menimbulkan pembuluh darah dan darah

Dalam awal perkembangannya yaitu pada minggu ketiga, tabung jantung mulai berkembang di splanknikus yaitu
antara bagian pericardial dan IEC dan atap katup uning telur sekunder(kardiogenik area). Tabung jantung pasangkan
membujur endotel berlapis saluran. Tabung-tabung membentuk untuk menjadi jantung primordial. Jantung tubular
bergabung dalam pembuluh darah di dalam embrio yang menghubungkan tangkai, karian dan yolk sac membentuk
sistem kardivaskuler purba. Pada janin, proses peredaran darah melalui plasenta.
3. Anatomi dan Fisiologi Kardiovaskuler
Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik dengan apeks (superior-posterior:C-II) berada di
bawah dan basis ( anterior-inferior ICS – V) berada di atas. Pada basis jantung terdapat aorta, batang nadi paru,
pembuluh balik atas dan bawah dan pembuluh balik. Jantung sebagai pusat sistem kardiovaskuler terletak di sebelah
rongga dada (cavum thoraks) sebelah kiri yang terlindung oleh costae tepatnya pada mediastinum. Untuk
mengetahui denyutan jantung, kita dapat memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat pada orang
dewasa sekitar 250 350 gram. Hubungan jantung dengan alat sekitarnya yaitu:
1. Dinding depan berhubungan dengan sternum dan kartilago kostalis setinggi kosta III-I.
2. Samping berhubungan dengan paru dan fasies mediastilais.
3. Atas setinggi torakal IV dan servikal II berhubungan dengan aorta pulmonalis, brongkus dekstra dan
bronkus sinistra.
4. Belakang alat-alat mediastinum posterior, esophagus, aorta desendes, vena azigos, dan kolumna vetebrata
torakalis.
5. Bagian bawah berhubungan dengan diafragma.
Difiksasi pada tempatnya agar tidak mudah berpindah tempat. Penyokong jantung utama adalah paru yang
menekan jantung dari samping, diafragma menyokong dari bawah, pembuluh darah yang keluar masuk dari
jantung sehingga jantung tidak mudah berpindah. Factor yang mempengaruhi kedudukan jantung adalah:
1. Umur: Pada usia lanjut, alat-alat dalam rongga toraks termasuk jantung agak turun kebawah
2. Bentuk rongga dada: Perubahan bentuk tora yang menetap (TBC) menahun batas jantung menurun
sehingga pada asma toraks melebar dan membulat
3. Letak diafragma: Jika terjadi penekanan diafragma keatas akan mendorong bagian bawah jantung ke atas
4. Perubahan posisi tubuh: proyeksi jantung normal di pengaruhi oleh posisi tubuh.
Sistem sirkulasi terdiri dari atas sistem kardiovaskuler dan limfe. Sistem karidovakuler terdiri dari struktur-
struktur sebagai berikut:
1. Jantung, yang berfungsi untuk memompa darah.
2. Pembuluh darah yang berfungsi untuk mengalirkan darah menuju ke jaringan dan sebaliknya.
3. Cairan darah yang berfungsi mengangkut O2 dan CO2, zat-zat makanan dsb ke jaringan dan sebaliknya

Jantung
Jantung merupakan organ muskuler yang dapat berkontraksi secara ritmis, dan berfungsi memompa darah
dalam sistem sirkulasi. Secara struktural dinding jantung terdiri atas 3 lapisan (tunika) yaitu,
1. Endokardium terletak pada lapisan subendotel. Sebelah dalam dibatasi oleh endotel. Endokardium tersusun
atas jaringan penyambung jarang dan banyak mengandung vena, syaraf (nervus), dan cabang-cabang sistem
penghantar impuls.
2. Miokardium terdiri atas sel-sel otot jantung. Sel-sel otot jantung dibagi dalam 2 kelompok; sel-sel kontraktil
dan sel-sel yang menimbulkan dan menghantarkan impuls sehingga mengakibatkan denyut jantung.
3. Epikardium merupakan membran serosa jantung, membentuk batas viseral perikardium. Sebelah luar
diliputi oleh epitel selapis gepeng (mesotel). Jaringan adiposa yang umumnya meliputi jantung terkumpul dalam
lapisan ini. Katup-katup jantung terdiri atas bagian sentral yang terdiri atas jaringan fibrosa padat menyerupai
aponeurosis yang pada kedua permukaannya dibatasi oleh lapisan endotel. Persyarafan jantung tersusun atas
sistem yang menimbulkan dan menghantarkan impuls pada jantung. Sistem yang menimbulkan dan
menghantarkan impuls dari jantung terdiri atas beberapa struktur yang memungkinkan bagi atrium dan ventrikel
untuk berdenyut secara berurutan dan memungkinkan jantung berfungsi sebagai pompa yang efisien. Sistem ini
terdiri atas:
1. Simpul sinoatrial (dari Keith dan Flack) sebagai alat pacu (pace maker) jantung.
2. Simpul atrioventrikuler (dari Tawara).
3. Juga terdapat berkas atrioventrikuler (berkas His) yang berasal dari simpul atrioventrikuler dan berjalan ke
ventrikel, bercabang dan mengirimkan cabangcabang ke kedua ventrikel.
Otot jantung mempunyai kemampuan autostimulasi, tidak tergantung dari impuls syaraf. Sel-sel otot jantung
yang telah diisolasi dapat berdenyut dengan iramanya sendiri. Pada otot jantung, sel-sel ini sangat erat
berhubungan dan terjadi pertukaran informasi dengan adanya gap junction pada discus interkalaris. Bagian
parasimpatis dan simpatis sistem autonom mempersyarafi jantung membentuk pleksus-pleksus yang tersebar
luas pada basis jantung. Pada daerahdaerah yang dekat dengan simpul sinoatrial dan atrioventrikuler, terdapat
sel-sel syaraf ganglion dan serabut-serabut syaraf. Syaraf-syaraf ini mempengaruhi irama jantung, dimana
perangsangan bagian parasimpatis (nervus vagus) menimbulkan perlambatan denyut jantung, sedangkan
perangsangan syaraf simpatis mempercepat irama pace maker
Pembuluh Darah
Struktur Umum Pembuluh-Pembuluh Darah Pembuluh darah biasanya terdiri atas lapisan-lapisan sebagai
berikut:
1. Tunika intima (tunika interna) terdiri atas selapis sel endotel yang membatasi permukaan dalam pembuluh.
Di bawah endotel adalah lapisan subendotel, terdiri atas jaringan penyambung jarang halus yang kadang-kadang
mengandung sel otot polos yang berperan untuk kontraksi pembuluh darah.
2. Tunika media terdiri dari sel-sel otot polos yang tersusun melingkar (sirkuler). Pada arteri, tunika media
dipisahkan dari tunika intima oleh suatu membrana elastik interna. Membran ini terdiri atas elastin, biasanya
berlubang-lubang sehingga zat-zat dapat berdifusi melalui lubang-lubang yang terdapat dalam membran dan
memberi makan pada sel-sel yang terletak jauh di dalam dinding pembuluh. Pada pembuluh besar, sering
ditemukan membrana elstika externa yang lebih tipis yang memisahkan tunika media dari tunika adventitia
yang terletak di luar.
3. Tunika adventitia terdiri atas jaringan penyambung dengan serabut-serabut elastin. Pada pembuluh yang lebih
besar, vasa vasorum (pembuluh dalam pembuluh) bercabang-cabang luas dalam adventitia.
4. Vasa vasorum memberikan metabolit-metabolit untuk adventitia dan tunika media pembuluh-pembuluh
besar, karena lapisan-lapisannya terlalu tebal untuk diberi makanan oleh difusi dari aliran darah.
Aorta
Tunica intima: endothelium - sel berbentuk poligonal selapis, subendothelium - serabut elastis, kolagen,
fibroblast, sel-sel otot polos. Serabut elastis membentuk membrana elastica interna, tidak sejelas pada arteri
ukuran medium, dan terlihat berlubang-lubang.
Tunica media: membrana fenestrata - dibentuk oleh serabut elastis, sel-sel otot polos tampak pada jaringan ikat
diantara membrana fenestrata.
Tunica adventitia: jaringan ikat longgar tipis vasa vasorum.
Arteri
Berdasarkan ukurannya, arteri dapat diklasifikasikan menjadi (1) arteri besar atau arteri elastis; (2) arteri ukuran
sedang, arteri muskuler, dan (3) arteriola.
1. Arteri besar (arteri elastin) termasuk aorta dan cabang-cabang besarnya. Arteri jenis ini mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut: (1) Intima, dibatasi oleh sel-sel endotel. Pada arteri besar membrana basalis subendotel kadang-
kadang tidak terlihat. Membrana elastika interna tidak selalu ada. (2) Lapisan media terdiri atas serangkaian
membran elastin yang tersusun konsentris. (3) Tunika adventitia tidak menunjukkan membrana externa, relatif tidak
berkembang dan mengandung serabut-serabut elastin dan kolagen.
2. Arteri ukuran sedang dan kecil memiliki lapisan muskuler yang tebal. Sel-sel ini bercampur dengan sejumlah
serabut elastin serta kolagen dan proteoglikan.
3. Arteriola merupakan pembuluh arteri yang paling kecil (halus), bergaris tengah kurang dari 0,5 mm dan relatif
mempunyai lumen yang sempit. Memiliki tunika intima dengan tanpa lapisan subendotel dan umumnya tidak
mempunyai membrana elastik interna. Lapisan media adalah lapisan sel-sel otot polos yang tersusun melingkar.
Lapisan adventitia tipis, tidak berkembang dengan baik dan tidak menunjukkan adanya membrana elastik externa.
Histofisiologi Arteri
Arteri besar juga dinamakan pengangkut karena fungsi utamanya adalah mengangkut darah. Fungsi arteri ukuran
sedang sebagai arteri penyalur yaitu untuk menyediakan darah pada berbagai organ. Perubahan arteriosklerosis pada
umumnya mulai pada lapisan subendotel, berjalan ke tunika media. Lesi lapisan intima dan lapisan tengah yang
ditemukan pada arteriosklerosis yang disertai dengan destruksi jaringan elastin dan akibatnya kehilangan elastisitas
adalah akibat gangguan sirkulasi yang berat.
Vena
 Tunica intima: endothelium - selnya pipih selapis, subendothelium - jaringan ikat tipis langsung
berhubungan dengan tunica adventitia.
 Tunica media: tidak ada.
 Tunica adventitia: jaringan ikat longgar dengan serabut colagen yang membentuk berkas-berkas
longitudinal, sel fibroblast tampak diantaranya. selsel otot polos tampak pula.
Vena biasanya digolongkan menjadi:
1. Venula, garis tengah 0,2 – 1 mm, ditandai oleh tunika intima yang terdiri atas endotel, tunika media tebal
yang terdiri atas lapisan sel otot polos, dan lapisan adventitia merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri
atas jaringan penyambung yang kaya akan serabut-serabut kolagen.
2. Vena ukuran kecil atau sedang dan mempunyai garis tengah 1 – 9 mm. Tunika intima biasanya
mempunyai lapisan subendotel yang tipis, tetapi hal ini pada suatu saat mungkin tidak ada. Tunika media
terdiri atas berkas-berkas kecil otot polos yang bercampur dengan serabut-serabut kecil kolagen dan jala-
jala halus serabut elastin. Lapisan kolagen adventitia berkembang dengan baik.
3. Vena besar mempunyai tunika intima yang berkembang dengan baik. Tunika media jauh lebih kecil,
dengan sedikit sel-sel otot polos dan banyak jaringan penyambung. Tunika adventitia adalah lapisan yang
paling tebal dan pada pembuluh yang paling besar dapat mengandung berkas-berkas longitudinal otot
polos. Di samping perbedaan lapisan ini, vena ukuran-kecil atau sedang menunjukkan adanya katup-katup
di dalamnya. Struktur ini terdiri atas 2 lipatan semilunaris dari lapisan dalam pembuluh yang menonjol ke
dalam lumen. Mereka terdiri atas jaringan penyambung elastin dan dibatasi pada kedua sisinya oleh
endotel. Katup-katup khususnya banyak pada vena anggota badan (lengan dan tungkai). Mereka
mendorong darah vena ke arah jantung--- berkat kontraksi otot-otot rangka yang terletak di sekitar vena.
Kapiler Kapiler
tersusun atas selapis sel endotel yang berasal dari mesenkim, melingkar dalam bentuk tabung, mengelilingi
ruang silindris, garis tengah rata-rata kapiler berkisar dari 7 sampai 9 µm. Kapiler dapat dikelompokkan
dalam 3 jenis menurut struktur dinding sel endotel.
1. Kapiler kontinu. Susunan sel endotel rapat.
2. Kapiler fenestrata atau perforata ditandai oleh adanya pori-pori diantara sel endotel. Kapiler perforata
biasanya ditemukan dalam jaringan-jaringan dimana terjadi pertukaran-pertukaran zat dengan cepat antara
jaringan dan darah, seperti yang terdapat pada ginjal, usus, dan kelenjar endokrin.
3. Kapiler sinusoid, berkelok-kelok dan garis tengahnya sangat besar (30-40 µm), sirkulasi darah lambat,
tidak memiliki dinding yang dibatasi kontinu oleh sel– sel endotel, tetapi terbuka pada ruang–ruang antara
sel, dan adanya sel dengan dinding bulat selain sel endotel yang biasa dengan aktivitas fogositosis. Kapiler
sinusoid terutama ditemukan pada hati dan organ-organ hemopoetik seperti sumsum tulang dan limpa.
Struktur ini diduga bahwa pada kapiler sinusoid pertukaran antar darah dan jaringan sangat dipermudah,
sehingga cairan darah dan makromolekul dapat berjalan dengan mudah bolak-balik antara kedua ruangan
tersebut.
Kapiler-kapiler beranastomosis (berhubungan satu dengan lainnya) membentuk jala-jala antar arteri-
arteri dan vena-vena kecil. Arteriol bercabang menjadi pembuluh-pembuluh kecil yang mempunyai lapisan
otot polos yang tidak kontinu, yang disebut metarteriol. Metarteriol bercabang menjadi kapiler-kapiler yang
membentuk jala-jala. Konstriksi metarteriol membantu mengatur, tetapi tidak menghentikan sama sekali
sirkulasi dalam kapiler, dan mempertahankan perbedaan tekanan dalam dua sistem. Suatu cincin sel-sel otot
polos yang disebut sfinkter, terdapat pada tempat asal kapiler dari metarteriol. Sfinkter prekapiler ini dapat
menghentikan sama sekali aliran darah dalam kapiler. Seluruh jala-jala tidak berfungsi semua secara
serempak, dan jumlah kapiler yang berfungsi dan terbuka tidak hanya tergantung pada keadaan kontraksi
metarteriol tetapi juga pada. anastomosis arteriovenosa yang memungkinkan metarteriol langsung
mengosongkan darah kedala vena-vena kecil. Antar hubungan ini banyak sekali pada otot rangka dan kulit
tangan dan kaki. Bila pembuluh-pembuluh anastomis arteriovenosa berkontraksi, semua darah harus
berjalan melalui jala-jala kapiler. Bila ia relaksasi, sebagian darah mengalir langsung ke vena bukan
mengalir ke dalam kapiler. Sirkulasi kapiler diatur oleh rangsang syaraf dan hormon.
Tubuh manusia luas permukaan jala-jala kapiler mendekati 6000 m². Garis tengah totalnya kira-kira 800
kali lebih besar daripada garis tengah aorta. Suatu unit volume cairan dalam kapiler berhubungan dengan
luas permukaan yang lebih besar daripada volume yang sama dalam bagian sistem lain. Aliran darah dalam
aorta rata-rata 320 mm/detik; dalam kapiler sekitar 0,3 mm/detik. Sistem kapiler dapat dimisalkan dengan
suatu danau di mana sungai-sungai masuk dan keluar; dindingnya yang tipis dan alirannya yang lambat,
kapiler merupakan tempat yang cocok untuk pertukaran air dan solut antara darah dan jaringan-jaringan.
SEL-SEL DARAH
Darah dibentuk dari 2 bagian yaitu: elemen atau sel-sel darah, dan plasma. Elemen tersusun atas sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan trombosit. Darah adalah jaringan penyambung
khusus yang terdiri atas sel-sel dan banyak irterstitial ekstrasel. Serum darah susunannya sama seperti
plasma kecuali bahwa ia tidak mempunyai fibrinogen dan beberapa faktor-faktor protein yang diperlukan
untuk pembentukan bekuan dan mengandung serotonin yang jumlahnya bertambah.
Darah yang dikumpulkan dan dicegah dari pembekuan dengan menambahkan antikoagulan (heparin,
sitrat, dan sebagainya), bila disentrifuge akan terpisah, menjadi lapisan-lapisan yang menggambarkan
heterogenitasnya. Hasil yang diperoleh dengan sedimentasi ini, yang dilakukan dalam tabung gelas ukuran
standard adalah hematokrit. Hematokrit memungkinkan memperkirakan volume kumpulan eritrosit per unit
volume darah. Nilai normalnya adalah 40-50% pada laki-laki dewasa, 35-45% pada perempuan dewasa,
kira-kira 35% pada anak-anak sampai berusia 20 tahun, dan 45-60% pada bayi yang baru lahir. Cairan
translusen, kekuningan dan sedikit kental yang terletak di atas bila hematrokrit diukur adalah plasma darah.
Bentuk elemen darah terpisah dalam 2 lapisan yang mudah dibedakan. Lapisan bawah menyatakan 42-
47% seluruh volume darah terdapat dalam tabung hematrokit. Ia berwarna merah dan dibentuk dari
entrosit. Lapisan tepat di atasnya (1% volume darah) yang berwarna putih atau kelabu, dinamakan buffy
coat yang terdiri atas leukosit dan trombosit. Leukosit, sebagian diantaranya adalah fagositik, merupakan
salah satu dari pertahanan utama terhadap infeksi dan beredar ke seluruh tubuh melalui sistem vaskuler
darah. Dengan menembus dinding kapiler, sel-sel ini terkonsentrasi dengan cepat dalam jaringan dan
berpartisipasi pada peradangan. Sistem vaskuler darah juga merupakan alat transport oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2); yang pertama terutama terikat pada hemoglobin eritrosit, sedangkan yang terakhir,
selain terikat pada protein eritrosit (terutama hemoglobin), juga diangkut dalam bentuk larutan dalam
plasma sebagai CO2 atau dalam bentuk HCO3. Plasma mentransport metabolit-metabolit dari tempat
absropsi atau sintesisnya, menyalurkannya ke berbagai daerah organisma. Ia juga mentransport sisa-sisa
metabolisme, yang dibuang dari darah oleh organ-organ ekskresi. Darah, merupakan alat distribusi hormon-
hormon, memungkinkan pertukaran pesan-pesan kimia antara organ-organ yang jauh untuk fungsi normal
sel. Selanjutnya ia berperanan dalam pengaturan distribusi panas dan keseimbangan asam-basa dan
osmotik.
Elemen-Elemen Darah
1. Eritrosit
2. Leukosit
3. Neutrofil
4. Eosinofil
5. Basofil
6. Limfosit
7. Monosit
8. Trombosit
Benson, U.J., Gunstream, S.E., Talaro, A., and Talaro, K.P. (1999). Anatomy & Physiology Laboratory
Textbook. 7th ed. New York: The McGraw-Hill Companies.
Junqeira, L.C. & Jose Carneiro (1980). Basic Histology. Lange Medical Publications, Clifornia.

Anda mungkin juga menyukai