KAJIAN PUSTAKA
Kajian teori dimaksudkan sebagai referensi untuk teori-teori yang relevan yang
digunakan untuk menjelaskan variabel yang akan dipelajari, sebagai dasar untuk
ini adalah penempatan kerja, pengembangan karir, dan pendidikan dan pelatihan yang
2.1.1 Kompetensi
atau sebab-akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan, efektif atau berkinerja
prima atau superior di tempat kerja atau pada situasi tertentu (A competency is an
dengan perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas
12
13
pekerjaan. Prediksi siapa yang berkinerja baik dan kurang baik dapat
diukur dari kriteria atau standar yang digunakan. Analisis kompetensi disusun
Teori kompetensi sumber daya manusia yang dikemukakan oleh Beer dan
Spector (2004:188) dikenal dengan teori “aset”. Teori ini menjelaskan bahwa setiap
karyawan dinilai memiliki aset bagi suatu organisasi, yang saling mempengaruhi
(reinforment) menimbulkan reaksi organisme. Oleh proses S-R ini dan sistm motivasi
yang kompleks, ranah kognitif, psikomotor, dan afektif, berkembang. Jadi, semua
pembelajaran, menurut teori ini, mulai ketika siswa memperoleh rangsangan yang
ditimbulkan.
adanya pengetahuan dan kompetensi minimal yang harus dikuasai siswa. Karena itu,
berdasarkan waktu dan program yang telah diselesaikan. Sasarannya adalah agar
14
Artinya, prestasi tiap siswa tidak terkait dengan prestasi kelompok atau kelas, tetapi
belajar individu yang akan memunculkan belajar organisasi. Hal ini diharapkan akan
Menurut Spencer and Spencer (1993 : 10) kompetensi terdiri dari 5 (Lima)
Karakteristik yaitu :
“drive, direct and select behavior toward certain actions or goals and away
dirinya sendiri dan bertanggung jawab penuh untuk mencapai tujuan tersebut
2. Traits adalah watak yang membuat orang untuk berperilaku atau bagaimana
3. Self Concept adalah sikap dan nilai – nilai yang dimiliki seseorang. Sikap dan
nilai diukur melalui tes kepada responden untuk mengetahui nilai yang dimiliki
seseorang dan apa yang menarik bagi seseorang untuk melakukan sesuatu.
mengukur kemampuan peserta untuk memilih jawaban yang paling benar tetapi
5. Skills adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik secara
sebagai berikut:
kegiatan.
16
3. Konsep diri dan nilai-nilai; merujuk pada sikap, nilai-nilai dan citra diri
seseorang, seperti kepercayaan seseorang bahwa dia bisa berhasil dalam suatu
situasi.
ini juga relatif lebih mudah dibentuk dan dikembangkan melalui proses belajar dan
pelatihan yang relatif singkat. Sebaliknya, peran sosial, citra diri, dan motif tidak
mudah dan lebih sulit untuk diidentifikasi serta membutuhkan waktu lebih lama
dan pengetahuan memiliki peran penting dalam keberhasilan seseorang, tetapi empat
kompetensi lainnya memainkan peran yang jauh lebih besar. Hal ini sangat terasa
pada pekerjaan-pekerjaan yang lebih strategis dan berada dalam hierarki lebih atas
dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu seebagai sesuatu yang
atau berpikir, menyamakan situasi, dan mendukung untuk periode waktu cukup lama.
Kompetensi sebagai suatu dasar dalam manajemen sumber daya manusia memiliki
yang sejenis atau serumpun (cluster), dimensi merupakan aspek-aspek yang lebih
spesifik.
generalisasi di berbagai. situasi, dan menetap selama waktu yang cukup lama.
Lebih jauh lagi mengenai kompetensi, para pakar kompetensi yaitu Lyle M.
tindakan.
yaitu :
sifat dan motif yang semuanya dapat dikategorikan dalam variabel sikap
(attitude).
(ability) yang terdiri dari intellectual ability dan physical ability. Jadi secara
1. Pengetahuan (knowledge),
2. Keahlian (skill),
3. Kemampuan (ability)
4. Sikap (attitude)
(Tandelilin, 2005).
1. Pengetahuan (Knowledge)
2. Pemahaman (Understanding)
3. Kemampuan/Ketrampilan (Skill)
4. Nilai (Value)
5. Sikap (Attitude)
6. Minat (Interest)
bersama untuk mencapai tujuan yang sama dan tujuan tersebut akan lebih mudah
Hal ini diperkuat oleh Gaspersz (2001) bahwa sumber daya manusia pada
semua tingkat organisasi merupakan faktor yang sangat penting dari suatu
Kerjasama tim dapat berjalan dengan baik apabila setiap anggota dapat
adalah sebuah kelompok yang berinteraksi untuk berbagi informasi dan membuat
melakukan pekerjaan dan bertanggung jawab satu sama lain untuk pencapaian
tujuan oranganisasi.
seperti Wood, et al. (1998:336) menyatakan kerjasama tim adalah ketika anggota
tim bekerja bersama dalam mencapai tujuan utama yang mendorong dalam
ditetapkan. Pendapat yang sama oleh Greenberg dan Baron (2008:309) bahwa
kerjasama tim dimana anggota tim bekerja secara bergantung, bertindak sebagai
tim adalah istilah yang mencerminkan jenis komunikasi, kegiatan, dan interaksi
yang terjadi dalam tim yang berkontribusi terhadap akhir dan tujuan.
dapat disintesiskan bahwa kerjasama tim adalah tindakan kolektif yang dilakukan
anggota tim secara bekerja sama, saling berinteraksi, saling bergantung dan
terkoordinasi untuk mencapai tujuan atau proses kerjasama mencapai tujuan yang
kerja tim dalam penyelesaian tugas dengan cara saling melengkapi, fokus pada
tugas, menjalin kerjasama sesama anggota tim, proses tindakan, interaksi, saling
itu definisi di atas mencirikan bahwa kerjasama tim sebagai kerjasama yang
dilakukan oleh sekelompok individu yang memiliki beragam keahlian yang saling
1. Pencapain kinerja (task performance), yaitu kerjasama tim yang efektif akan
mencapai hasil kerja yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam hal
efektif jika anggota tim merasakan tingkat kepuasan yang tinggi anggota percaya
22
3. Kelangsungan hidup (team viability), yaitu anggota dalam tim yang efektif akan
merasa cukup puas untuk melanjutkan bekerja dengan baik bersama-sama dengan
Kerjasama tim dapat berjalan dengan baik apabila setiap anggota dapat
a. Tim Formal
Tim formal diciptakan oleh organisasi sebagai bagian dari struktur formal
organisasi. Dua jenis tim formal yang paling umum adalah tim vertikal dan tim
horizontal
b. Tim Vertikal
Tim vertikal terdiri dari seorang manajer dan para bawahannya dalam
rantai komando formal. Terkadang tim ini disebut tim fungsional atau tim
c. Tim Horizontal
23
Tim horizontal terdiri atas karyawan – karyawan dari tingkat hierarkis yang
hamper sama, tetapi dari bidang keahlian yang berbeda. Dua jenis tim horizontal
khusus. Tim dengan tujuan khusus masih merupakan bagian dari organisasi
kualitas, efisiensi dll. Tim pemecahan masalah biasanya terdiri atas 5 sampai
12 karyawan per jam dari departemen yang sama yang dengan sukarela bertemu
24
produk atau layanan yang menyeluruh atau setidaknya satu aspek menyeluruh
atau bagian dari sebuah produk atau layanan. Ide pokoknya adalah bahwa
tim – tim itu sendiri, dan bukan para manajer atau supervisor, bertanggung
sendiri, dan mengubah perilaku kerja mereka seperti yang dibutuhkan untuk
faktor lain secara luas dalam literatur yang terkait dengan kerja sama tim yang
kelompok adalah apa yang membuat orang suka berada dalam kelompok. Dari
bersama.
juga perlu memastikan bahwa anggota tim saling percaya satu sama lain dalam
kerangka acuan bersama. Komunikasi dapat ditinjau dari 3 aspek penting yaitu (1)
4. Resolusi konflik, konflik terjadi di semua tempat kerja. Meskipun kata konflik
biasanya dikaitkan dengan keadaan yang tidak diinginkan yang berkaitan dengan
perselisihan antara dua atau lebih pihak, konflik juga dikaitkan dengan sifat positif
destruktif, jika anggota tim yang berbeda memiliki tujuan yang berbeda, akan
konflik.
5. Koordinasi, yaitu mengacu pada interaksi tindakan yang efektif. Situasi kritis,
tingkat akurasi yang wajar. Dari perspektif ini, koordinasi dapat memanfaatkan
lain untuk memahami dan menyetujui apa yang perlu dilakukan dan proses
all (2016) yang banyak dikutip oleh peneliti diantara adalah: (1) Kecenderungan
terhadap kerja sama, (2) Berbagi informasi, (3) Kesediaan saling memberi, (4)
fokuskan pada:
27
4. Cara bereaksi dalam situasi konflik berkenaan dengan sikap kooperatif dan asertif.
pengetahuan anggota tim lainnya), dan (3) koordinasi. (Olena et all. (2016)
Berdasarkan pada kajian teori yang dijelaskan oleh para ahli di atas, maka
kerjasama tim dalam penelitian ini adalah tindakan kolektif yang dilakukan
anggota tim melalui bekerja sama, saling berinteraksi, koordinasi agar mencapai
tim dalam penyelesaian tugas dengan cara saling melengkapi, fokus pada tujuan
menyelesaikan tugas.
meliputi: (1) fokus pada tujuan tim, (2) saling memberi motivasi dalam
menyelesaikan tugas, (3) menjalin kerjasama sesama anggota tim, (4) koordinasi
28
tim dalam proses menyelesaikan tugas, yang diadopsi dari Newstrom, (2012);
Andrew Dubrin, (2012), Farid dkk. (2015), Olena et all (2016), Kylie Goodell
King, (2016), Mirjam Körner et al., (2016), Eva Silvani dan Triatmato (2017).
(Simanjutak, 2005).
Dari pengertian di atas jelas bahwa semua aktifitas yang dilakukan oleh
pegawai yang ada di kantor yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat
diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang
ditentukan.
1) Lingkungan Kerja Fisik, adalah semua keadaan yang berbentuk fisik yang
masyarakat.
1) Suhu
2) Kebisingan
3) Penerangan
4) mutu udara
hubungan yang baik kepada atasan, sesama rekan kerja maupun bawahan.
pegawai pada suatu organisasi, keadaan kantor yang bersih dan nyaman,
sirkulasi udara yang baik, penerangan yang baik, harum, penataan yang baik
Begitu pula dengan lingkungan kerja nonfisik, yaitu hubungan yang baik
kepada atasan, sesama rekan kerja maupun bawahan, Sanjaya dan Indrawati
karyawan lain dan atasan dapat menciptakan lingkungan kerja yang baik, yang
periode tertentu. Kinerja adalah cerminan dari apakah organisasi atau perusahaan
Kinerja adalah hasil dari kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Menurut Bastian (2001: 329) kinerja adalah gambaran tingkat
tujuan, sasaran, misi, dan visi organisasi. Sedangkan menurut Robbins (2006: 184)
kinerja adalah hasil yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya sesuai dengan
Menurut Bangun (2012: 231) kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh
dengan mendapatkan layanan kompensasi (imbalan) dalam bentuk gaji dan tunjangan
dari pemerintah. Pegawai inilah yang melakukan semua pekerjaan atau kegiatan
individu dalam suatu organisasi. Kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang
dicapai oleh suatu organisasi. kinerja pegawai dan kinerja organisasi memiliki
perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan wakt
(biasanya per jam), sedangkan menurut Wibowo (2009: 7) kinerja adalah tentang apa
yang dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Menurut Suradinata (2002: 150)
ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja dalam suatu organisasi, antara lain:
satuan waktu dari proses input hingga pencapaian hasil dan evaluasi, teknologi,
motivasi, disiplin kerja, lingkungan fisik dan non fisik. kemampuan dan
keterampilan.
Menurut Robbins (2006: 26) bahwa "kinerja adalah ukuran performance yang
target, sementara yang efisien adalah rasio antara output yang efektif dengan input
Dalam berbagai literatur, gagasan kinerja sangat beragam, tetapi dari berbagai
dan efektivitas.
seperangkat perilaku yang relevan dengan tujuan organisasi dan unit organisasi
periode waktu tertentu perlu dievaluasi atau dinilai karena penilaian terhadap kinerja
pegawai merupakan bagian dari proses kepegawaian (staffing), yang dimulai dari
proses rekrutmen, seleksi, orientasi, penempatan, pelatihan dan proses evaluasi kerja
karyawan yang telah dicapai dalam periode waktu tertentu. Oleh karena itu, setiap
organisasi harus memiliki manajemen kinerja sebagai bagian utama dari keunggulan
kompetitif melalui peran sumber daya manusia dan melaksanakan strategi bisnis yang
Menurut Keban (2004: 109) dalam Pasolong (2010: 184) pengukuran kinerja
pegawai penting dilakukan oleh instansi pelayanan publik. Ada berbagai teori
mengenai indikator kinerja pegawai. Salah satunya adalah indikator kinerja karyawan
harus terlebih dahulu memahami tugas dan fungsi utama masing-masing dan
2. Inovasi. memiliki inovasi positif dan sampaikan kepada atasan dan diskusikan
4. Akurasi kerja. Tidak hanya cepat, tetapi dalam menyelesaikan tugas, pegawai
juga harus disiplin dalam melaksanakan tugas dengan teliti dalam bekerja dan
memeriksa ulang
Penilaian kinerja dapat dilakukan oleh beragam pihak, yaitu oleh rekan kerja,
atasan langsung oleh karyawan itu sendiri. Penilaian kinerja (performance appraisal)
karyawan (Martoyo, 2007: 113). Menurut Simamora (2004: 338) penilaian kinerja
adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja
individu karyawan.
Kriteria pekerjaan adalah faktor yang terpenting dari apa yang dilakukan orang di
pekerjaannya. Dalam arti, kriteria pekerjaan menjelaskan apa yang sudah dibayar
oleh organisasi untuk dikerjakan oleh para pegawainya. Oleh karena itu, kriteria-
34
kriteria ini penting. Kinerja individu dalam penilaian harus disetujui, dibandingkan
dengan standar yang ada dan harus dikomunikasikan kepda setiap pegawai.
tentang pegawai, hal ini tentunya harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang akan
dinilai. Menurut Benardin & Russell (1998: 383) ada 6 kriteria primer yang dapat
1. Quality, merupakan tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan kegiatan
3. Time liness, adalah tingkat sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu
tertinggi atau pengurangan kerugian dari setiap unti penggunaan sumber daya.
5. Need for supervision, merupakan tingkat sejauh mana seseorang pekerja dapat
harga diri, nama baik dan kerjasama diantara rekan kerja dan bawahan.
yaitu :
35
keterampilannya.
4. Cooperation yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain (sesama
anggota organisasi).
5. Dependability yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan
penyelesaian pekerjaan.
kerja.
36
4. Sikap merupakan sikap yang ada pada karyawan yang menunjukkan seberapa
jauh sikap dan tanggung jawab mereka terhadap sesama teman, dengan atasan
1. Mutu pekerjaan, gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa
masalah.
6. Kerjasama, kemampuan seseorang untuk bekerja sama dengan orang lain dalam
menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan sehingga mencapai daya guna dan
pekerjaan yang dilakukan dan keterampilan yang dimiliki orang tersebut dalam
diserahkan.
10. Pemanfaatan waktu kerja, Pegawai dituntut untuk segera menyelesaikan tugas
Menurut Perka BKN No. 1 Tahun 2013 Penilaian kinerja pegawai berdasarkan
sistem yang telah ditetapkan yaitu dengan sistem penilaian pegawai, secara umum
sistem yang dimaksud disini merupakan kesatuan dari substansi internal dan eksternal
pegawai dengan bobot 60 % (enam puluh persen) sasaran kinerja pegawai negeri sipil
dan 40 % (empat puluh persen) perilaku kerja, dengan kata lain dalam suatu sistem
kinerja yang tepat, benar dan obyektif harus dilakukan secara berkala untuk
mengetahui kinerja pegawai negeri sipil dalam proses evaluasi tahunan kinerja
Berdasarkan pada tujuan penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil untuk
sistem prestasi kerja dan sistem karier yg dititik beratkan pada sistem prestasi kerja,
Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib menyusun Sasaran Kinerja Pegawai sesuai
rencana kerja tahunan instansi, bila tidak susun dijatuhi hukuman dinas sesuai PP
53 / 2010, Sasaran Kinerja Pegawai terdiri dari kegiatan tugas jabatan dan target yg
harus disetujui dan ditetapkan oleh pejabat penilai, bila tidak disetujui maka
keputusan diserahkan kepada atasan pejabat penilai dan bersifat final. Ditetapkan
setiap tahun pada bulan Januari meliputi aspek penilaian yaitu kuantitas, kualitas,
Penilaian dilakukan dgn cara membandingkan antara realisasi kerja dan target,
bila realisasi lebih dri target maka penilaian sasaran kinerja pegawai capaiannya dpt
lebih dri 100%. Sasaran kinerja pegawai jika tidak tercapai diakibatkan faktor dari
kreativitas yang bermanfaat bagi organisasi dalam melaksanakan tugas jabatan, maka
hasil penilaian menjadi bagian dari penilaian capaian Sasaran Kinerja Pegawai. Disisi
lain jika terjadi perpindahan pegawai setelah bulan Januari maka yang bersangkutan
(RKT) dengan memperhatikan hal–hal sebagai berikut yaitu jelas, dapat diukur,
relevan, dapat dicapai, memiliki target waktu. SKP memuat kegiatan tugas jabatan
dan target yang harus dicapai dalam kurun waktu penilaian yang bersifat nyata dan
dapat diukur. Setiap kegiatan tugas jabatan yang akan dilakukan harus didasarkan
pada institusi, wewenang, tanggung jawab, dan urutan tugas yang secara umum telah
ditetapkan dalam struktur orgnisasi tata kerja . Formulir SKP bila tidak disetujui oleh
39
pejabat penilai maka keputusannya diserahkan kepada atasan pejabat penilai dan
bersifat final.
Kegiatan yang meliputi tugas jabatan dimana hal tersebut mengacu pada
penetapan kinerja / RKT organisasi dan berorientasi pada hasil kerja yang nyata serta
terukur. Pekerjaan dibagi habis dari tingkat jabatan tertinggi sampai dengan terendah
secara hirarki lalu kemudian diimbangi dengan angka kredit yang merupakan satuan
nilai dari tiap butir kegiatan dan atau akumulasi nilai butir kegiatan yang harus
dicapai kemudian target yang akan dicapai dalam ruang lingkup penetapan target yg
jelas meliputi :
- Kuantitas (output),
- Biaya.
Didukung dengan nilai capaian SKP dinyatakan dengan angka dan sebutan,
sebagai berikut:
b) 76 - 90 : Baik
c) 61 - 75 : Cukup
d) 51 - 60 : Kurang
e) 50 - ke bawah : Buruk
- Orientasi pelayanan
- Integritas
40
- Komitmen
- Disiplin
- Kerjasama
- Kepemimpinan
terdiri dari satuan kinerja pegawai yang langsung menilai kinerja dari pegawai negeri
sipil tersebut agar sesuai dengan tujuan lembaga itu sendiri, maka dapat dipaparkan
memiliki tolok ukur yang pasti diantaranya adalah menerapkan penilaian kinerja
pegawai yang sesuai berdasarkan system kinerja yang tepat, benar dan obyektif.
1. Penilaian kinerja yang tepat difokuskan pada penilaian kinerja yang memiliki
keterkaitan langsung dengan standart pekerjaan yang akan dicapai oleh suatu
instansi / lembaga aparatur negara dalam hal ini adalah Dinas Transmigrasi dan
dengan deskripsi pekerjaan yang difokuskan dan dituju pada pemangku jabatan .
kerja atau kriteria pengukuran tidak terkait dengan prestasi kinerja pegawai,
maka evaluasi tidak menjadi tepat. Penilaian kinerja pegawai yang tepat harus
memiliki timbal balik baik bagi pegawai maupun kepada bagian kepegawaian
organisasi tersebut.
41
2. Penilaian kinerja yang benar difokuskan pada komposisi dari penilaian kinerja
yang telah ditetapkan dan di terapkan secara tepat sasaran dalam artian bahwa
dilakukan penilaian oleh atasan dalam jangka waktu perhitungan akhir tahun
kinerja pegawai yang diinginkan suatu lembaga yakni Dinas Transmigrasi dan
penilaian kinerja pegawai dan seiring dengan sistem penilaian kinerja pegawai yang
baru tahun 2013, seperti yang disebutkan dalam ketiga poin tersebut saling
berpengaruh satu dengan yang lainnya terhadap penilaian kinerja pegawai namun
dengan sistem penilaian terbaru ini diharapkan dapat lebih meningkatkan disiplin
pegawai dan dapat berjalan sesuai dengan tujuan reformasi birokrasi yang sedang
pegawai negeri sipil merupakan suatu proses penilaian secara sistematis yang
dilakukan oleh pejabat penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja
pegawai negeri sipil, dimana yang dimaksud Sasaran Kerja Pegawai (SKP) adalah
rencana kerja dan target yg akan dicapai oleh PNS. Sedangkan perilaku kerja adalah
setiap tingkah laku, sikap / tindakan yang dilakukan oleh PNS atau tidak melakukan
42
undangan.
1. Kualitas Kerja
kesesuaian antara rencana kerja dengan sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan.
sebelumnya.
2. Kuantitas Kerja
dilakukan dalam suatu waktu sehingga efisiensi dan efektivitas dapat terlaksana
3. Tanggung jawab
suatu kewajiban karena adanya dorongan dari dalam dirinya. Dapat diukur
pekerjaannya
4. Kerjasama
1. Benjiman Albert Simamora & Sarida Sirait (2019) meneliti tentang Pengaruh
pegawai sebagai variabel dependen. Alat analasis yang digunakan adalah analisis
Simalungun.
2. Made Agus Wija Pradnyana & Anak Agung Putu Agung (2018)
Cv. Bali Bhuana Garment Denpasar”. tujuan dari penelitian ini adalah untuk
CV. Bali Bhuana Garment Denpasar. Pada penelitian varabel dependen yang
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. (2) lingkungan kerja fisik dapat
karyawan
Dinas Di Kabupaten Cianjur”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Modeling (SEM).
birokrasi telah memberi pengaruh positif terhadap kinerja organisasi pada dinas-
dan kinerja pegawai sebagai variabel dependen. Alat analasis yang digunakan
kerja, kerja tim terhadap kepuasan pasien rumah sakit. Penelitian dilakukan
terhadap 5.919 pasien dari 181 rumah sakit di Negara bagian Amerika Serikat,
keterbukaan dalam komunikasi, kerja tim antar unit, dan kerja tim lintas unit
terkait secara positif dan signifikan dengan kepuasan pasien secara keseluruhan
dan kemauan untuk merekomendasikan. Selain itu, persepsi yang lebih baik
6. Tri Heriyanto, Jamal Abdul Nasar & Kohar Adi Setia (2018)
disiplin terhadap motivasi kerja dan dampak terhadap kinerja karyawan kantor
pajak pratama di malang utara. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian
yang dimediasi oleh motivasi kerja. Ketujuh, Disiplin secara tidak langsung
pengaruh lingkungan kerja terhadap disiplin kerja (3) disiplin kerja memediasi
sebagai variabel mediasi. Alat analisi yang digunakan dalam penelitian ini
karyawan.
8. Ida Ayu Oka Martini, I Ketut Rahyuda, Desak Ketut Sintaasih &
valid, dapat diandalkan, dan diterima secara luas. Hasil telaah teoritis
teamwork and performance in health care. Tujuan dari penelitian ini adalah
pengetahuan mengintegrasikan persepsi tentang kerja tim dan kinerja tim dan
eksploratif. Metode penentuan sampel secara acak dengan memilih 114 klinik
49
tertarik pada penelitian ini dengan total akhir 306 orang. Peralatan analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah mediasi regresi linear berganda.
yang terkenal), diterapkan dalam mata pelajaran kesehatan, pada tim kerja
perawat yang dirasakan siswa (kemampuan tim dan keterampilan tim) dan
kinerja akademis. Desain eksperimen yang dibagi dalam dua kelompok, pra
apa yang harus dilakukan, tetapi juga mampu melakukan sesuatu pekerjaan
dengan baik. Kompetensi mencakup dapat melakukan sesuatu, yang tidak hanya
cukup dengan pengetahuan yang pasif, dan tepat kerja, tetapi harus
dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu, I Benjiman Albert Simamora & Sarida
Sirait (2019), Tri Heriyanto, Jamal Abdul Nasar & Kohar Adi Setia (2018), Yuni
Dwi Lestari & Senain (2018) Wawan Prahiawan dan Daenulhay (2017).
mencapai tujuan yang sama dan tujuan tersebut akan lebih mudah diperoleh
dkk. (2017), Kylie Goodell King (2016), Olena et all (2016), menemukan
pegawai dalam penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh
kerja. Lingkungan kerja terbagi menjadi dua jenis, yaitu lingkungan kerja fisik
52
dan lingkungan kerja non fisik. Lingkungan kerja fisik yang baik adalah
kerja yaitu berupa tata ruang kerja yang tepat, cahaya dalam ruangan yang cukup,
suhu udara yang tepat dan suara yang tidak mengganggu konsentrasi kerja
(Mangkunegara, 2013).
Simamora & Sarida Sirait (2019); Made Agus Wija Pradnyana & Anak Agung
Fahmi Sulaiman & Arta Pratama (2018) bahwa lingkungan kerja berpengaruh