Dasar-dasar Teori
Dasar-dasar teori kriminologi yaitu:[2]
Demonologis
Klasik
Neo Klasik
1. Positivisme
Salah satu tokoh yang terkenal
dalam paradigma positivisme ini
adalah Cesare Lombroso di mana
menghubungkan antara tingkah laku
jahat dengan kondisi biologis atau
fisik seseorang.
2. Interaksionisme
Dalam paradigma interaksionisme,
tingkah laku jahat merupakan
definisi dari hasil interaksi, di mana
seseorang dianggap jahat ketika
orang lain melihat bahwa tingkah
laku tersebut adalah jahat atau
menyimpang. Teori yang terkenal
pada paradigma interaksionis ini
adalah teori "Labeling", tokoh-
tokohnya antara lain Edwin Lemert,
Becker, Kitsuse, dan Goffman.
3. Konflik
Dalam penjelasan ini, tingkah laku
jahat merupakan suatu definisi yang
dibuat oleh penguasa terhadap
tingkah laku di mana hal tersebut
ditujukan untuk kepentingan
penguasa. Tokoh-tokohnya antara
lain Bonger, Quinney, Taylor, Vold,
dan J.Young.
4. Pos Modern Kriminologi
Paradigma ini memandang bahwa
kejahatan merupakan suatu konsep
yang harus didekonstruksikan. Tiga
buah pendekatan dalam paradigma
ini yaitu realisme, feminisme, dan
konstitutif.
5. Budaya
Paradigma budaya melihat tingkah
laku jahat berbeda jika dilihat dalam
konteks budaya yang berbeda pula.
Jika pada satu kebudayaan tertentu
memandang suatu tingkah laku
jahat, maka pada kebudayaan lain
belum tentu dipandang juga sebagai
kejahatan.
Referensi
1. ^ a b Muhammad Mustafa. 2007.
Kriminologi. Depok: FISIP UI PRESS.
Hal. 2
2. ^ Mamik Sri Supatmi dan Herlina
Permata Sari. 2007. Dasar-dasar
Teori Sosial Kejahatan. Jakarta:
PTIK PRESS.
Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Kriminologi&oldid=16134575"
Terakhir disunt ing 5 bulan yang lalu oleh seorang pengguna anonim
Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali
dinyatakan lain.