Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER BIOLOGI REPRODUKSI

OLEH

NAMA : ARIG AL FATH ODE

NIM : F1D218013

PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2020
1. Hewan mammalia mengalami fertilisasi internal, lubang genital dan anus
terpisah, ada organ intromitten (penis), telur tidak bercangkang dan dikandung
dalam uterus (oviduk). Reproduksi mammalia itu vivivar. Organ reproduksi
mamalia terdiri dari organ reproduksi eksternal dan internal.
Organ reproduksi internal betina terdiri atas:
a. Ovarium
b. Oviduk
c. Uterus
d. Serviks
e. Vagina
Organ reproduksi eksternal betina terdiri atas:
a. vestibulum
b.vulva terdiri atas labia majora, labia minora, commisura dorsalis dan
ventralis, serta klitoris
Organ reproduksi internal jantan terdiri atas:
a. Testis
b. Epididimis
c. Vas deferens dan Ampula
d. Glandula Vesicularis
e. Glandula Prostata dan Cowper
f. Uretra
g. Preputium
Organ reproduksi eksternal jantan terdiri atas:
a. Skrotum
b. Penis

Urutan saluran reproduksi pada betina meliputi oviduk, uterus, serviks,


vagina, dan vulva. Urutan saluran reproduksi pada jantan meliputi testis, vas
deferens, vesikula seminalis, uretra dan penis. Kontrol hormon pada jantan
dipengaruhi oleh sistem hormon gonadotrophin. Hormon dari hipofise yang
terlibat dalam spermatogenesis adalah ICSH, FSH DAN LH. ICSH
menstimulasi pertumbuhan sel Leydig sehingga menghasilkan testosteron.
Testosteron menstimulasi pertumbuhan sel Sertoli dan saluran spermatozoon
seperti epididymis dan vas deferen dan menstimulasi timbulnya tanda kelamin
sekunder. FSH menstimulasi spermatogenesis pada pertumbuhan spermatosit
I. FSH dan LH dalam konsentrasi berimbang menstimulasi spermiogenesis.
LH juga berperan dalam pelepasan spermatozoon dari sel Sertoli, kemudian
mengalami spermasi dan akan disemburkan ketika terjadi ejakulasi yang
mengandung lebih 200 juta sperma. Kontrol hormonal pada betina setiap
bulannya hypothalamus di otak memerintahkan kelenjar pituari untuk melepas
hormone FSH yang membuat ovari menghasilkan satu telur yang matang
dimana saat kondisi yang pas kelenjar pituari ini melepas hormon LH yang
tugasnya menyuruh ovari untuk melepas telur yang matang. Disaat yang sama
nantinya hormone estrogen dan progesterone membuat kondisi rahim menebal
dan memungkinkan terjadinya kehamilan dan untuk menjaganya ada hormone
LTH yang berfungsi mejaga kehamilan

2. Waktu hewan yang tepat untuk mengawinkannya adalah ketika hewan tersebut
birahi. Birahi pada hewan adalah suatu keadaan dimana hewan betina mau
menerima pejantan untuk melakukan perkawinan yang diikuti dengan ovulasi.
Salah satu contoh hewannya adalah sapi. Sapi jantan yang normal sendiri akan
selalu siap melakukan perkawinan jika ada betina yang birahi. Sapi betina yang
siap kawin akan berada pada periode esterus yang merupakan suatu masa
keinginan kawin yang ditandai birahi dengan perubahan secara fisik dan
tingkah laku.Ciri perubahan tingkah laku sapi betina yang siap kawin seperti
gelisah, sering melenguh, nafsu makan berkurang dan bahkan bisa hilang sama
sekali sedangkan ciri perubahan fisik sapi yang siap untuk dikawinkan berupa
vulva semakin membengkak, bewarna merah tua dan adanya pengeluaran
cairan yang jernih seperti putih telur. Gejala fisiknya dapat dirasakan saat
ketika meraba terasa hangat.

3. Fertilisasi sendiri dapat terjadi jika sel telur dan sperma dari spesies yang sama
bertemu. Proses pembuahan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
a. Proses pematangan gamet baik pada sel telur maupun sel sperma
Sel telur yang dibuahi harus sel telur matang. Proses pematangan sel
telur ada didalam ovarium yakni sekantung sel-sel telur yang masih muda,
yitu folikel. Folikel didalam ovarium akan mengalami proses pematangan
oleh hormone FSH yang berfungsi merangsang folikel agar tumbuh menjadi
lebih besar. Setelah sel telur matang berhasil didapatkan selanjutnya folikel
akan merangsang hormone estrogen guna membentuk tempat tumbuhnya
janin dalam rahim dan lapisan janin ini akan ditangkap otak melalui hormon
LH yang berfungsi untuk mendeteksi kehamilan. Pada sel sperma juga harus
matang. Proses pematangan sperma sendiri akan terjadi didalam epididimis
dimana selama proses pematangan sel sperma ini akan mendapatkan
kekuatan untuk bisa membuahi akan tetapi hanya akan ada satu spermal
unggul yang berhasil membuahi sel telur.
b. Pendekatan spermatozoon – sel telur
Pendekatan spermatozoon- sel telur terjadi akibat adanya peran aktif
spermatozoon dalam fertilisasi baik internal maupun eksternal. Pada
fertilisasi eksterna, telur mengalami oviposisi, sperma disemprotkan pada
lingkungan sekitar telur yang sedang keluar. Pada fertilisasi interna, telur
bergerak sepanjang oviduct karena gerakan peristaltik sedang gerakan
spermatozoon dibantu gerakan antiperistaltik.
c. Penempelan spermatozoon pada selaput telur
Pada air spermatozoon dapat menempel karena reaksi fertilizin dari selaput
telur dengan antifertilizin dari spermatozoon. Fertilizin adalah glikoprotein yang
khusus dan spesifik untuk tiap spesies. Hal ini mengakibatkan akan pernah
terjadi fertilisasi silang antar spesies walaupun hidup dalam satu tempat. Pada
tempat penempelan antara membran telur dengan akrosoma terjadi saluran
membran. Inti spermatozoon masuk lewat saluran itu.
Pada oviduct spermatozoon dapat menempel pada selaput telur setelah
menembus sel-sel corona radiata dengan enzim hyaluronidase. Secara alami
perkawinan dapat terjadi antara individu betina dan jantan dalam satu spesies
sehingga tidak ada masalah histocompatibility atau reaksi antigen-antibody.
d. Penetrasi spermatozoon ke dalam ooplasma
Masuknya spermatozoon dalam ooplasma menimbulkan berbagai reaksi
seperti reaksi membran, reaksi korteks dan kenaikan metabolisme.
Spermatozoon dalam ooplasma menyebabkan reorganisasi penyebaran protein
di dalam ooplasma. Perubahan letak protein dalam ooplasma mencerminkan
pola bentuk dan struktur tubuh embrio yang akan terbentuk nantinya.
e. Penggabungan pronukleus jantan dan betina
Penggabungan ini merupakan penggabungan yang sangat penting
dikarenakan apabila sel telur dan sel sperma berbeda spesies maka tidak akan
mengalami penggabungan yang disebabkan jumlah dan pasangannya tidak
saling bersesuaian
f. Inisiasi pembelahan zygot
Pembelahan zygot memungkinkan terjadinya pembelahan secara mitosis.
Pembelahan mitosis sendiri merupakan hal wajib yang dimiliki setiap proses
fertilisasi karena jika tidak pembelahan ini maka spermatogenesis dan oogenesis
tidak akan terjadi.
4. a. Spermatogenesis merupakan proses dari pembentukan sel sperma dan
oogenesis. Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Spermatogenesis
mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan
diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma fungsional.
Spermatogenesis mempunyai tahapan yang sama yaitu tingkat perbanyakan
(mitosis), pertumbuhan (sintesis), pemasakan (miosis) dan pengeluaran dari
dalam gonad. Sintesis DNA dan RNA terjadi pada stadium pertumbuhan
sampai terbentuk spermatosit I. Ukuran sel ini yang terbesar karena kaya
DNA dan RNA. Asam nukleat ini khusus untuk dicurahkan ke dalam sel
telur pada waktu fertilisasi. Pertumbuhan berakhir pada spermatosit I,
kemudian mengalami pembelahan pemasakan menjadi spermatosit II.
Pembelahan ini menjadi spermatid yang haploid. Inti spermatid menjadi
lebih padat, seolah olah tidak terjadi aktifitas sintesis.
Proses selanjutnya adalah spermiogenesis yang merupakan perubahan
bentuk dari sel yang pasif menjadi sel yang dapat bergerak yakni
dikendalikan oleh inti yang haploid. Sebagian sitoplasma dibuang ke luar
sel. Spermatozoon kaya akan mitokrondria sebagai pembangkit tenaga
gerak. Protein khusus yang disintesis selama spermiogenesis adalah tubulin
yang berada dalam leher dan filament sebagai ekornya. Kedua protein ini
yang menyebabkan spermatozoon dapat bergerak aktif.
b. Proses oogenesis adalah proses dari pembentukan sel ovum. Setiap siklus
oogenesis ini hanya mampu menghasilkan satu sel telur matang. Proses yang
terlibat dalam perkembangan sel telur yaitu sel folikel (sel nutrisi), inti
(vesicula germinativa) berisi gen sebagai pengkomando terjadinya sintesis
vitellus. Sel telur vertebrata dalam ovarium mengalami perkembangan dari
oogonium sampai oosit I. Tingkat pembelahan meiosis terjadi di luar
ovarium. Pada spesies tertentu, pembelahan meiosis diselesaikan setelah
spermatozoon masuk telur. Sel telur dipersiapkan untuk kelangsungan hidup
dari induk ke perkembangan awal.
5. Bentuk penerapan teknologi dibidang reproduksi yang saya ketahui sendiri,
yaitu:
a. Teknologi Transfer Embrio
Transfer Embrio (TE) merupakan generasi kedua teknologi reproduksi
setelah inseminasi buatan (IB). Teknologi IB hanya dapat menyebarkan bibit
unggu ternak jantan, sedang pada teknologi TE dapat menyebarkan bibit
unggul ternak jantan dan betina. Keuntungan utama yang dapat diperoleh
adalah meningkatkan kemampuan reproduksi ternak betina unggul. Aplikasi
TE memerlukan waktu dan biaya yang relatif lebih singkat dan murah dalam
pembentukan mutu genetika yang dikehendaki, sehingga teknologi ini dapat
mempercepat perbaikan mutu ternak dalam rangka meningkatkan
produktivitas ternak.
b. Fertilisasi In Vitro (FIV)
Fertilisasi in vitro merupakan metode untuk mengatasi adanya berbagai
bentuk infertilitas pada wanita yang disebabkan tersumbatnya tuba fallopii
(saluran telur dari ovarium ke uterus). Prosedur fertilisasi in vitro termasuk
sederhana dan bersifat langsung. Prosedur ini akan melibatkan pembedahan
lokal pada ovarium untuk mengambil ovum yang telah masak dan belum
diovulasikan, kemudian disimpan pada tempat yang telah dipersiapkan
prakondisinya antara lain disediakan larutan garam fisiologis dan ditambahkan
faktor-faktor pertumbuhan.
Hasilnya dapat dilakukan fertilisasi dengan jalan diekspose secara
terbuka dengan sperma suami di dalam cawan petri. Langkah selanjutnya
adalah inkubasi ovum (zigot) pada kondisi yang sesuai hingga akhirnya
dicapai tahap perkembangan yang memungkinkan untuk diimplantasikan ke
dalam uterus isteri.
c Teknologi Sperma Sexing (Pemisahan Spermatozoa x dan y)
Pemanfaatan teknologi sexing spermatozoa merupakan salah satu pilihan
yang tepat dalam rangka peningkatan efisiensi reproduksi ternak yang mampu
meningkatkan efisiensi usaha peternakan baik dalam skala peternakan rakyat
maupun dalam skala peternakan komersial. Salah satu metode pemisahannya
adalah metode kolom bovine serum albumin

Anda mungkin juga menyukai