Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN ANALISA JURNAL BRAIN GYM IMPROVES COGNITIVE

FUNCTION FOR ELDERLY WITH DEMENSIA


KEPERAWATAN GERONTIK

Disusun Oleh :
Mardiana Mutiara Dewi
SN.191093

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2019/2020
LAPORAN ANALISA JURNAL BRAIN GYM IMPROVES COGNITIVE
FUNCTION FOR ELDERLY WITH DEMENSIA
KEPERAWATAN GERONTIK

Nama Mahasiswa : Mardiana Mutiara Dewi


NIM : SN191093
Kelompok :3

1. Latar Belakang
Sebanyak 47 juta orang menderita demensia di dunia, dan
sebanyak 22 juta di antaranya ada di Asia. Berdasarkan data proyeksi
populasi data Kementerian Kesehatan Indonesia dan pusat informasi
(2017) Diperkirakan pada 2017 akan ada 23,66 juta lansia di Indonesia
(9,03%). Diperkirakan jumlah orang tua pada tahun 2020 (27,08 juta),
2025 (33,69 juta), 2030 (40,95 juta) dan 2035 (48,19 juta).
Demensia adalah gabungan dari gejala klinis yang disebabkan oleh
berbagai penyakit yang melatar belakangi dan ditandai dengan hilangnya
ingatan jangka pendek, gangguan global, fungsi mental (termasuk fungsi
bahasa), penarikan keterampilan berpikir abstrak, kesulitan dalam merawat
dirinya sendiri, perubahan perilaku, ketidakstabilan emosi dan hilangnya
pengakuan waktu dan tempat. Senam otak adalah salah satu latihan untuk
meningkatkan kinerja kognitif pada lansia dengan demensia.

Senam otak adalah salah satu metode untuk meningkatkan fungsi


kognitif pada orang tua. Menurut kepada Munir (2015), latihan ini bisa
merangsang aktivitas fisik dan otak yang baik. Dennison (2008),
menyatakan bahwa senam otak merupakan geerakan mengaktifkan
hubungan saraf antara tubuh dan otak, sehingga aliran energi
elektromagnetik di seluruh tubuh menjadi baik. Sejalan dengan Yusuf, Ah,
et al. (2010) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh senam otak untuk
meningkatkan fugsi kognitif pada orang tua. Bedanya dengan penelitian
sebelumnya adalah penelitian ini dilakukan pada orang tua yang
mengalami demensia.

2. PICO
Problem :
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 lansia dengan
purposive sampling dengan kriteria lansia berusia 60–80 tahun dan sehat
jasmani dan rohani di UPT PSTW jember dari bulan Oktober hingga
November 2018
Inervention :
Proses pengambilan dan pengumpulan data selama penelitian diperoleh
dengan melakukan observasi. Instrumen yang digunakan untuk menilai
fungsi kognitif adalah Mini Mental State Examination (MMSE),k
menggunakan metode quasy experiment pre post control group design.
Pemberian senam otak pada kelompok perlakuan adalah seminggu
sebanyak 4 kali selama 1 bulan dengan durasi masing-masing pertemuan
15-20 menit. Pelaksanaan latihan senam otak pada kelompok ini ditujukan
pada 15 responden di kelompok perlakun. Peneliti memimpin cara senam
otak dan responden ditemani oleh pegawai panti di UPT PSTW Jember.
Post-test dilakukan setelah 1 bulan untuk menentukan perbedaan fungsi
kognitif dalam kelompok perlakuan.
Comparation :
Jurnal Pengaruh Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Fungsi Kognitif
Pada Lansia Di Rt 03 Rw 01 Kelurahan Tandes Surabaya dalam penelitian
ini jenis penelitian yang digunakann adalah penelitian kuantitatif dengan
desain Pra Eksperimental dengan pendekatan one group pra post test.
Populasi penelitian ini adalah lansia yang berumur 60-74 tahun sebesar 10
responden di RT 03 RW 01 Kelurahan Tandes. Pengambilan sampel
secara simple random sampling didapatkan 6 orang. Waktu penelitian
adalah mulai bulan april sampai mei 2015. Didapatkan hasil bahwa bahwa
senam otak mampu meningkatkan fungsi kognitif pada lansia di RT 03
RW 01 Kelurahan Tandes. Sebaiknya senam otak diterapkan di posyandu
setiap 3x seminggu karena semakin rutin dilakukan senam otak pada
lansia, maka fungsi kognitif akan semakin meningkat, sehingga dapat
memperlambat penurunan fungsi kogitif.
Jurnal Pengaruh Senam Otak Terhadap Gangguan Fungsi Kognitif Pada
Lansi Dengan Demensia Di UPT PSLU Jombang, penelitian ini
menggunakan rancangan Pra Exsperimental dengan One group Pre Post
Test Design, dilaksanakan mulai 1 smpai 31 Maret 2016 dengan sampel
sebanyak 29 responden dan teknik sampling yang digunakan adalah Total
Sampling. Didaatkan hasil terdapat pengaruh senam otak terhadap
gangguan fungsi kognitf pada lansia, diharapkan petugas panti
memberikan senam otak kpada lansia seminggu sekali agar fungsi kognitif
lansia meningkat.
Outcome :
Senam otak jika dilakukan rutin dapat meningkatkan fungsi kognitif pada
lansia dengan demensia.

3. Tujuan Kasus
Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh senam otak terhadap kinerja
kognitif pada lansia dengan demensia di Unit Layanan Sosial PSTW
Jember.

4. Dasar Pembanding
Jurnal Pengaruh Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Fungsi Kognitif
Pada Lansia Di Rt 03 Rw 01 Kelurahan Tandes Surabaya dalam penelitian
ini jenis penelitian yang digunakann adalah penelitian kuantitatif dengan
desain Pra Eksperimental dengan pendekatan one group pra post test.
Populasi penelitian ini adalah lansia yang berumur 60-74 tahun sebesar 10
responden di RT 03 RW 01 Kelurahan Tandes. Pengambilan sampel
secara simple random sampling didapatkan 6 orang. Waktu penelitian
adalah mulai bulan april sampai mei 2015. Didapatkan hasil bahwa bahwa
senam otak mampu meningkatkan fungsi kognitif pada lansia di RT 03
RW 01 Kelurahan Tandes. Sebaiknya senam otak diterapkan di posyandu
setiap 3x seminggu karena semakin rutin dilakukan senam otak pada
lansia, maka fungsi kognitif akan semakin meningkat, sehingga dapat
memperlambat penurunan fungsi kogitif.
Jurnal Pengaruh Senam Otak Terhadap Gangguan Fungsi Kognitif Pada
Lansi Dengan Demensia Di UPT PSLU Jombang, penelitian ini
menggunakan rancangan Pra Exsperimental dengan One group Pre Post
Test Design, dilaksanakan mulai 1 smpai 31 Maret 2016 dengan sampel
sebanyak 29 responden dan teknik sampling yang digunakan adalah Total
Sampling. Didaatkan hasil terdapat pengaruh senam otak terhadap
gangguan fungsi kognitf pada lansia, diharapkan petugas panti
memberikan senam otak kpada lansia seminggu sekali agar fungsi kognitif
lansia meningkat.

5. Implementai
Implementasi yang dilakukan dalam jurnal adalah senam otak pada lansia
dengan demensia yang dilakukan pada 15 responden pada klompok
perlakuan di UPT PSTW Jember. Penelitia dilakukan sebanyak 4 kali
dalam seminggu selama 1 bulan.

6. Hasil
Distribusi fungsi kognitif pada kelompok perlakuan lansia sebelum
diberikan senam otak sebanyak 13 lansia (86,67%) tidak memiliki kadar
fungsi kognitif, 13,33% lansia dengan fungsi kognitif yang memadai dan
0% lansia dengan fungsi kognitif baik. Setelah diberikan latihan senam
otak hasilnya menunjukkan peningkatan fungsi kognitif lansia dalam
kelompok perlakuan setelah latihan 1 bulan. Jumlah lansia dengan fungsi
kognitif yang cukup meningkat menjadi 33,33%, 0,67% lansia mengalami
peningkatan fungsi kognitif menjadi baik dan ada penurunan jumlah lansia
dengan fungsi kognitif kurang, yaitu 86,67% menurun menjadi 53,33%.
Hasil post test pada kelompok kontrol menunjukkan meningkatkan jumlah
lansia dengan lebih sedikit fungsi kognitif yaitu 60% hingga 66,67%.

7. Kesimpulan dan Saran


Setelah dilakukan senam otak selama semingu 4 kali dalam sebulan,
terjadi peningkatan fungsi kognitif pada lansia dengan hasil sebear
33,34%. Dengan penelitian ini diharapkan petugas kesehatan dapat
membuat jawal harian untuk latihan senam otak dalam memberikan
layanan pada lansia untuk meningkatkan fungsi kognitif.

8. Daftar Pustaka
Kemenkes RI. (2017). Pusat data dan informasi. Jakarta: Analisis Lansia di
Indonesia.

Muhammad, A., 2011. Dahsyatnya Senam Otak. Jakarta: DIVA Press. (hal
101- 102, 119-141).

Munir, B. (2015). Neurologi Dasar. Jakarta: CV Sagung Seto.

Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta: EGC.

Pratiwi, Etik. (2016). Gambaran pelaksanaan Senam Otak (Brain Gym)


Pada Lansia Di Panti Wredha Budi Dharma Yogyakarta. Jurnal
Keperawatan Notokusumo Vol. IV No. 1 Agustus 2016.

Sauliyusta, M., & Rekawati, E. (2016). Aktivitas Fisik Memengaruhi Fungsi


Kognitif Lansia. Jurnal Keperawatan Indonesia, 72.

Yusuf Ah, Indarwati R, Jayanto A. D. (2010). Senam Otak Meningkatkan


Fungsi Kognitif Lansia (Brain Gym Improves Cognitive Function
For Elderly). Jurnal Ners Vol. 5 No. 1 April 2010: 79–86.

Ngawi, 8 April 2020


Mengetahui,

Mardiana Mutiara Dewi

Anda mungkin juga menyukai