1 . Memahami apa yang disebut piutang dan mampu menjelaskan berbagai tipe piutang
Pengertian Piutang
Piutang adalah jenis transaksi dalam akuntansi yang mengurusi penagihan konsumen yang
berhutang kepada seseorang, perusahaan, atau organisasi untuk sebuah layanan atau barang
yang telah diberikan kepada konsumen tersebut.
Ciri-Ciri Piutang
Ciri-Ciri Akuntansi piutang adalah sebagai berikut:
Piutang usaha merupakan suatu jumlah pembelian secara kredit dari pelanggan. Piutang
ini muncul sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa. Umumnya ditagih dalam
waktu 30 sampai dengan 60 hari. Umumnya, jenis piutang ini adalah piutang terbesar
yang dimiliki oleh perusahaan.
Klasifikasi Piutang
Menurut Ahli Smith dan Skosen, dalam piutang terdapat klasifikasi yang terdiri dari:
Piutang Dagang
Wesel Tagih
Wesel tagih atau notes receivable ini dikuatkan oleh janji formal tertulis untuk
membayar
Piutang Usaha
Piutang usaha atau accounts receivables merupakan piutang dagang yang tidak dijamin
rekening terbuka. Yang merupakan suatu perluasan kredit jangka pendek pada
pelanggan. Biasanya jatuh tempo pembayarannya adalah 30-90 hari.
Pengelolaan Piutang
Piutang adalah asset yang sangat material. Untuk itu, dibutuhkan manajemen pengelollan
piutang yang efektif dan efisien agar dana yang diinvestasikan dalam piutang sesuai dengan
tingkat kemampuan perusaahan sehingga tidak mengganggu aliran kas.
Berikut ini adalah pengelolaan piutang yang bisa dilakukan pengambilan keputusan-
keputusan:
1. Standar Kredit
Standar kredit merupakan kualitas minimal kelayakan kredit seorang pemohon kredit
yang bisa diterima oleh perusahaan kredit. Adanya standar kredit ini, perusahaan bisa
meningkatkan penjualannya melalui penjual secara kredit namun tidak menimbulkan
resiko piutang tak tertagih yang berlebihan. Suatu perusahaan wajib menentukan standar
kredit yang tepat, yang lebih besar manfaat yang akan diperoleh bagi perusahaan
daripada biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan adanya standar tersebut.
2. Syarat Kredit
Dengan adanya syarat kredit dapat menetapkan adanya periode yang mana kredit
diberikan dan potongan tunai jika ada untuk pembayaran yang lebih awal. Beberapa
faktor yang mempengaruhi syarat kredit yaitu: sifat ekonomik produk, kondisi penjual,
kondisi pembeli, periode kredit, potongan tunai dan tingkat bunga bebas resiko.
Diskon Tunai
Diskon tunai diberikan sebagai perangsang agar pembeli melakukan pembayaran
secepatnya. Diskon ini dinyatakan seperti 2/10, n/30 atau 2/10, atau E.O.M. net 30, E.O.M.
Perusahaan biasanya mencatat transaksi penjualan dan diskon penjualan terkait dengan
mencatat piutang dan penjualan dalam jumlah kotor.
Beberapa akuntan memandang diskon penjualan yang tidak diambil mencerminkan penalty
atau denda yang ditambahkan pada harga yang ditetapkan untuk merangsang pembayaran
secepatnya. Pelanggan yang membayar dalam periode diskon membeli secara tunai, mereka
yang membayar setelah berakhirnya periode diskon akan didenda karena harus membayar
dengan jumlah yang melebihi harga tunai. Maka pencatatannya, penjualan dan piutang dicatat
pada harga bersih dan setiap diskon yang tidak diambil kemudian didebet ke Piutang Usaha
dan dikredit ke Diskon Penjualan yang Hilang.
Pada metode kotor, diskon penjualan harus dilaporkan sebagai pengurang kas atas penjualan
dalam laporan laba-rugi. Penandingan yang tepat mengharuskan estimasi yang memadai atas
jumlah diskon material yang diharapkan akan diambil, dan harus dibebankan terhadap
penjualan. Secara teoritis, pengakuan Diskon Penjualan yang Hilang telah tepat karena
piutang dilaporkan lebih dekat ke nilai realisasinya dan angka penjualan bersih mengukur
pendapatan yang dihasilkan dari penjualan itu. Namun, dari segi praktis metode bersih jarang
digunakan karena memerlukan analisis dan pembukuan tambahan.
Suatu wesel tagih didukung oleh promes (promissory note) formal, yaitu janji tertulis untuk
membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal dimasa depan. Wesel semacam itu
merupakan instrument yang dapat dinegosiasikan yang ditandatangani oleh pembuat untuk
kepentingan yang dibayar atau penerima yang mungkin secara legal dan seara cepat bias
dijual atau menstransfernya kepihak lain.
Wesel jangka pendek biasanya dicatat pada nilai nominal (dikurangi penyisihan) karena
bunga implicit dalam nilai jatuh tempo adalah tidak material.
Wesel tagih jangka panjang harus dicatat dan dilaporkan pada nilai sekarang dari kas yang
diperkirakan akan tertagih. Jika suku bunga ditetapkan atas wesel berbunga sama dengan
suku bunga efektif, maka wesel dijual pada nilai nominal. Jika suku bunga ditetapkan berbesa
dengan suku bunga pasar, maka kas yang dipertukarkan berbeda dengan nilai nominal wesel.
Selisih antara nilai nominal dengan kas yang dipertukarkan ,apakah diskonto atau premi akan
dicatat dan diamortisasi sepanjang umur wesel agar mendekati suku bunga efektif (pasar).
REPORT THIS AD
PT Sakura menerima wesel tagih dari PT Lily untuk melunasi piutang dagang ang telah jatuh
tempo Wesel Tagih tersebut memiliki nilai nominal Rp 30.000.000,- bunga 12%. Wesel
tersebut diterbitkan tanggal 1 November 2011 dan jangka waktu 120 hari. Bunga dan pokok
akan dibayarkan pada saat jatuh tempo. Wesel tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 29
Februari 2012.
November 30 – 1 29
Desember 31 60
Januari 31 91
REPORT THIS AD
Piutang dagang Rp 30.000.000
Jurnal penyesuaian untuk pengakuan bunga berjalan dari 1 November sampai dengan 31
Desember
Kas yang diterima adalah jumlah pokok wesel sebesar 30 juta ditambah bunga selama
Kas Rp 31.200.000
REPORT THIS AD
Pendapatan bunga Rp 600.000
Wesel tagih dapat diterbitkan tanpa bunga, namun jangka waktu pembayarannya cukup lama
maka pihak penerbit akan mendapatkan jumlah dana yang lebih kecil dari jumlah akan
dibayarkan di masa depan.
Wesel tagih dapat dilunasi sekaligus secara angsuran. Jumlah pembayaran angsuran dapat
dilakukan dalam jumlah yang sama atau berbeda tergantung kesepakatan. Pembayaran dapat
dilakukan dalam jumlah tertentu dari nilai pokok ditambah dengan bunga.
Jika yang diterima adalah wesel berbunga nol, maka nilai sekarangnya adalah kas yang
dibayarkan kepada penerbit wesel, karena baik jumlah masa depan maupun nilai sekarang
wesel telah diketahui,maka suku bunga dapat dihitung. Suu bunga implicit adalah suku bunga
yang akan menyamakan kas yang dibayarkan dengan jumlah piutang dimasa depan. Selisih
antara jumlah masa depan (nilai nominal) dengan nilai sekarang (kas yang dibayarkan)
dicatat sebagai nilai diskonto dan diamortisasikan kependapatan bunga sepanjang umur
wesel. Diskonto atas wesel tagih merupakan akun penilaian (valuation account) dan
dilaporkan dalam neraca sebagai akun kontra aktiva. Diskonto ini kemudian harus
diamortisasi dan pendapatan bunga diakui setiap tahun dengan menggunakan metode bunga
efektif.
Wesel berbunga.
Dalam kasus jika bunga efektif lebih besar daripada suku bunga yang ditetapkan, maka nilai
sekarang wesel lebih kecil dari nilai nominalnya ,yaitu wesel dipertukarkan pada diskonto.
Diskonto harus diamortisasi dan pendapatan bunga diakui setiap tahun dengan menggunakan
metode bunga efektif. Jika nilai sekarag melebihi nilai nominal,maka wesel tersebut
dipertukarkan pada nilai premi. Premi atas wesel tagih dicatat sebagai debet dan
diamortisasikan menggunakan metode bunga efektif sepanjang umur wesel sebagai
pengurang tahunan dalam jumlah pendapatan bunga yang diakui.
Jika wesel diterimam sebagai penukaran property,barang dan jasa dalam suatu transaksi yang
wajar (at arm’s length), yang suku bunga ditetapkan diasumsikan cukup wajar kecuali:
Jumlah nominal dari wesel berbeda secara material dari harga jual tunai untuk pos-pos yang
saat ini serupa atau nilai pasar sekarang instrument utang.
Dalam situasi ini, nilai sekarang wesel diukur oleh nilai wajar property, barang atau jasa atau
oleh jumlah yang secara layak mendekati nilai pasar wesel.
Dalam transaksi wesel,suku bunga efektif atau riil sudah jelas atau dapat ditentukan melalui
factor-faktor lain yang terlibat dalam pertukaran seperti nilai pasar wajar dari apa yang
diserahkan. Proses perkiraan suku bunga ini dinamakan dengan perhitungan suku bungab
yang layak dan hasilnya dinamakan suku bunga terkait. Pilihan suku bunga ini dipengaruhi
oleh suku bunga yang berlaku bagi penerbit instrument serupa dengan peringakt kredit yang
sama. Suku bunga ini juga dipengaruhi secara khusus oleh ketentuan restriktif,jaminan,
skedul pembayaran, suku bunga primer yang berlaku dan sebagainya.
Nilai normal
Seperti bahasan terdahulu, piutang umumnya diukur pada nilai yang telah diamortisasi.
Peerusahaan-perusahaan umumnya telah memiliki penilain tersendiri dalam mencatat asset
dan nilai utangnya termasuk niali piutang.
Dalam peristiwa normal,piutang usaha dan wesel tagih dapat ditagih pada saat jatuh tempo
dan dikeluarkan dari pembukuan. Namun seiring dengan peningkatan ukuran dan signifikansi
dari penjualan kredit dan piutang,peristiwa yang normal ini berubah. Dalam rangka
meampercepat penerimaan kas dari piutang, pemilik dapat mentrasfe piutang usaha atau
wesel tagih kepada perusahaan lain. Alas an perusahaan melakukan ini antara lain (1) alasan
kompetitif,menyediakan biaya penjualan kepada pelanggan (2) penjualan piutang karena
memerlukan kas dan akses dan kredit normal tidak tersedia dan sangat mahal. (3) penagihan
piutang seringkali memerlukan banyak waktu dan mahal.
Beberapa pembeli piutang mungkin membelinya untuk mendapat perlindungan hokum atas
hak kepemilikan yang diterima pembeli aktiva versus hak yang diterima penjual dijamin
kreditur. Seelain itu institusi pemberi pinjaman lain mungkin juga terpaksa membeli piutang
karena adanya batasan legal yaitu mereka tidak dapat lagi memberikan pinjaman tambahan
tetapi bias membeli piutang dan menarik jasa untuk ini.
Transfer piutang kepada phak ketiga dapat dilakukan dalam salah satu cara berikut ini:
Piutang seringkali digunakan sebagai jaminan dalam suatu transaksi peminjaman. Kreditor
seringkali meminta debitor menunjukkan atau menggadaikan piutang sebagai jaminan
pinjaman. Jika pinjaman tidak dibayar pada saat jatuh tempo,maka kreditor memiliki hak
untuk mengkonversi jaminan tersebut untuk menjadi kas,yaitu untuk menagih piutang.
2. Penjualan piutang
Jenis penjualan yang umum dilakukan adalah penjualan piutang kepada factor. Factor adalah
perusahaan pembiayaan atau bank yang membeli piutang dari perusahaan untuk mendapatkan
im balan dan kemudian menagih piutang secara langsung kepada pelanggan. Salah satu
phenomena baru dalam penjuala piutang adalah sekuritisasi. Sekuritisasi dapat berupa pool
aktiva seperti piutang kartu kredit, piutang hipotik atau piutang pinjaman mobil dan menjual
sebagian pembayaran bunga dan pokok dalam pool tersebut. Perbedaan factoring dan
sekuritisasi adalah dalam factoring biasanya melibatkan penjualan kepada satu perusahaan
saja,biaya tinggi,kualitas piutang rendah dan penjual kemudian tidak perlu menagih piutang.
Dalam sekuritisasi banyak investor terlibat, margin sedikit, kualitas piutang tinggi, dan
penjual iasanya terus menagih piutang.
Penjualan hanya terjadi jika penjual menyerahkan kendali atas piutang kepada pembeli. Tiga
kondisi berikut harus terpenuhi:
1. Aktiva yang ditransfer telah dipisahkan dari pelaku transfer (ditempatkan diluar
jangkauan pelaku transfer dan kreditornya)
2. Penerima transfer telah mendapatkan hak untuk menggadaikan atau menukar aktiva
yang ditransfer maupun manfaat dalam aktiva yang ditransfer tersebut.
3. Pelaku transfer tidak lagi memiliki kendali yang efektif atas aktiva yang ditransfer
baik melalui kesepakatan pembelian kembali maupun menebusnya sebelum jatuh
tempo.
Jika ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi, maka pelaku transfer harus mencatat transfer
tersebut sebagai peminjaman yang dijamin.
Penyajian piutang
Analisis piutang
Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang timbul
akibat adanya penjualan barang, jasa atau pemberian kredit terhadap debitur yang
pembayaran pada umumnya diberikan dalam tempo 30 hari sampai dengan 90 hari. Dalam
arti luas, piutang merupakan tuntutan terhadap pihak lain yang berupa uang, barang atau jasa
yang dijual secara kredit. Piutang dalam akuntansi lebih sempit pengertiannya yaitu untuk
menunjukkan tuntutan pada pihak luar perusahaan yang diharapkan akan diselesaikan dengan
penerimaan sejumlah uang tunai.
Pada umumnya piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan jasa perusahaan, di
mana pembayaran oleh pihak yang bersangkutan baru akan dilakukan setelah tanggal
transaksi jual beli. Mengingat piutang merupakan harta perusahaan yang sangat penting,
maka harus dilakukan prosedur yang wajar dan cara-cara yang memuaskan dengan para
debitur sehingga perlu disusun suatu prosedur yang baik demi kemajuan perusahaan