Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Optimalisasi tindakan aseptik dan antiseptik sebelum tindakan operasi
dapat menurunkan kejadian infeksi setelah tindakan. Penyakit infeksi adalah
penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen. Komplikasi infeksi
dapat terjadi pada tindakan anestesia epidural. Infeksi pada anestesia epidural
dapat meningkatkan morbiditas dan juga mortalitas sehingga diperlukan strategi
pencegahan dengan tindakan aseptik dan antiseptik yang baik. Teknik aseptik
yang adekuat sebelum tindakan anestesia epidural sangat diperlukan untuk
mengurangi angka kejadian komplikasi infeksi. Suatu penelitian menyatakan
bahwa selain teknik yang adekuat, harus disertai dengan tindakan cuci tangan,
melepaskan perhiasan di jari dan juga tangan, penggunaan sarung tangan steril,
pakaian steril, masker, dan penggunaan filter bakteri. (dalam Loho & Utami,
2007).
Pencegahan IDO (Infeksi Daerah Operasi) pada fase pre operasi adalah
fase penting untuk menyiapkan pasien yang akan dilakukan operasi agar tidak
menderita IDO setelah mendapatkan perlakuan bedah. Adapun cara untuk
mencegah terjadinya IDO yaitu dengan Bundles CATS (Clippers Antibiotik
Terperature Sugar) dan Pasien mandi pre-operasi sore sehari sebelumnya dan pagi
pada saat akan operasi. Pasien mandi dengan Chlorhexidin 4%. (Asyifa,
A.,Suarnianti, Mato, 2012)
Menurut WHO tahun 2012 Survey World Health Organization (WHO)
melaporkan bahwa angka kejadian ILO atau Surgical Site Infection (SSI) di dunia
berkisar antara 5% sampai 15%. ILO mencapai 0,5% - 15% tergantung dari jenis
operasi dan karakteristik pasien. Berdasarkan data laporan Komite PPI selama 10
bulan terakhir di Rumah Sakit Petrokimia Gresik tahun 2017 yang teridentiikasi
ILO sebanyak 4 pasien dan tanpa mandi dengan Chlorhexidine 4%. Dari
pemaparan data diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya melakukan mandi
Chlorhexidine 4% untuk mencegah resiko terjadinya infeksi nosokomial atau juga
mencegah infeksi pada luka operasi karena mengacu pada 6 Sasaran Keselamatan

1
Pasien dalam Akreditasi Rumah Sakit Petrokimia Gresik tahun 2016 terutama
pada poin kelima yang berisi tentang pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan, (Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
Petrokimia Gresik, 2017)
Ada dua sumber kuman yang menginfeksi; dari luar tubuh (Eksogen) dan
dari tubuh pasien sendiri (Endogen), terutama oleh kuman yang ada di kulit dan di
nasal. Di rumah sakit, resiko penularan infeksi terbesar berasal dari personail
kesehatan, yang mendapat kuman dari pasien dan menularkannya ke pasien lain.
Penyebab lain dari infeksi luka pasca operasi adalah kuman, yang berasal dari
flora kulit pasien sendiri. sekitar 20-30% infeksi luka bekas operasi disebabkan
oleh S.auteus, dan lebih setengahnya berasal dari flora endogen. Resiko infeksi ini
bias diturunkan secara radikal, dengan membersihkan tubuh secara menyeluruh
sebelum operasi dengan sabun yang mengandung antiseptic. (Rusmawati, Henni,
2013).
Pasien mandi pre-operasi sore sehari sebelumnya dan pagi pada saat akan
operasi. Pasien mandi dengan Chlorhexidin 4%. Begitupun pada pasien dengan
hambatan mobilitas, tetap melakukan mandi dengan bed bath (diseka) dengan
Chlorhexidin 4%. Dengan sifat antimikroba dan residu yang dimiliki chlorhexidin
diharapkan akan menurukan jumlah mikroba di permukaan tubuh pasien dan
mencegahnya bereplikasi sebagai efek dari residual Chlorhexidin 4%. Yang pada
akhirnya bertujuan untuk mencegah IDO. (Jeri Ripaldon, 2016)
Dari latar belakang tersebut saya mengambil judul “Persiapan Pasien
Prabedah Dengan Mandi Cairan Chlorhexidine 4% untuk Menurunkan Resiko
Infeksi di RSPG” sebagai syarat pengangkatan karyawan tetap.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk meningkatkan mutu pelayanan pasien operasi di Rumah Sakit
Petrokomia Gresik.

2
1.2.2 Tujuan Khusus
1) Mencegah terjadinya infeksi pada luka bekas operasi
2) Penambahan Chlorhexidine 4% dapat menghilangkan atau membunuh
kuman secara persisten, yang lebih lanjut menurunkan jumlah flora pada
kulit pasien
3) Mengurangi angka kejadian ILO di Rumah Sakit Petrokimia Gresik
4) Meningkatkan kepuasan pasien di Rumah Sakit Petrokimia Gresik

3
BAB II
KAJIAN MASALAH

Kamar operasi adalah salah satu lingkungan yang paling berbahaya dalam
sistem layanan kesehatan. Mencegah infeksi setelah tindakan operasi adalah
sebuah proses kompleks yang bermula di kamar operasi dengan mempersiapkan
dan mempertahankan lingkungan yang aman untuk melakukan pembedahan.
Berdasarkan data laporan Komite PPI selama 10 Bulan terakhir di Rumah
Sakit Petrokimia Gresik tahun 2017 terdapat 4 pasien yang teridentifikasi terkena
ILO. Resiko terjadinya ILO tergantung interaksi yang komplek antara respon
ketahanan tubuh penderita, lingkungan operasi dan teknik pembedahannya.
Penyebab lain dari ILO (Infeksi Luka Operasi) adalah kuman, yang berasal dari
flora kulit pasien sendiri. Sekitar 20-30% infeksi luka bekas operasi disebabkan
oleh S.auteus, dan lebih setengahnya berasal dari flora endogen. Resiko infeksi ini
bias diturunkan secara radikal, dengan membersihkan tubuh secara menyeluruh
sebelum operasi dengan menggunakan antiseptic.
Chlorhexidine 4% adalah obat antiseptik dengan fungsi untuk melawan
infeksi akibat bakteri. Chlorhexidine 4% diaplikasikan langsung pada area kulit
yang ingin dibersihkan guna mencegah infeksi bakterial yang diakibatkan oleh
operasi medis, bekas suntikan, ataupun luka luar. Obat ini tergolong sebagai obat
kelas antiseptik dan desinfektan kulit untuk preparasi luka, mandi dan radang
dalam mulut. (Jeri Ripaldon, 2016)
Chlorhexidine 4% akan membantu mencegah infeksi terhadap pasien post
operasi yang berasal dari bakteri yang ada di rumah sakit. Penggunaan
Chlorhexidine 4% melalui mandi atau di oles pada kulit (topical). Pasien pre
operasi mandi sore sehari sebelumnya dan pagi pada saat akan operasi. Pasien
mandi dengan cairan sabun Chlorhexidin 4%. Begitupun pada pasien dengan
hambatan mobilitas, tetap melakukan mandi dengan bed bath (diseka) dengan
cairan sabun chlorhexidine 4%. (Jeri Ripaldon, 2016).
Pada priinsipnya mandi cairan Chlorhexidine 4% sebelum Operasi dapat
mengurangi kuman penyebab terjadinya infeksi pada lokasi operasi.

4
BAB 3
PEMBAHASAN

Pusat pengendalian penyakit di Amerika Serikat (CDC) dan asosiasi


perawatan perioperatif (AORN) menganjurkan pasien untuk membersihkan
seluruh badan atau mandi sebelum operasi, demikian juga Dewan Kesehatan
Nasional. Dalam rekomendasinya, AORN menganjurkan penggunaan.
Chlorhexidine 4% untuk mandi pada malam dan pagi hari sebelum operasi.
Dengan Chlorhexidine menunjukkan penurunan jumlah kuman. Penurunan ini
bertahan lebih dari 11 jam dan menurunkan infeksi 95% pada pasien yang mandi
dengan Chlorhexidine 4% dibanding yang tidak. Penggunaan Chlorhexidine 4%
melalui mandi, bekerja dengan dua cara untuk mencegah infeksi luka bekas
operasi. Pertama, bekerja secara mekanis membersihkan dan menghilangkan
kuman sementara. Penambahan agen Chlorhexidine 4% dapat menghilangkan atau
membunuh kuman secara persisten, yang lebih lanjut menurunkan jumlah Flora
pada kulit Pasien (Tri Mulyana). Sedangkan di Rumah Sakit Petrokimia Gresik
sendiri saat ini belum menerapkan adanya mandi dengan Chlorhexidine 4% pada
pasien pra bedah.
Dari laporan data komite PPI Rumah Sakit Petrokimia Gresik jumlah
pasien yang mengalami ILO selama 10 bulan terakhir terdapat 4 pasien. dan
infeksi terjadi karena belum adanya penerapan mandi cairan Chlorhexidine 4%
sebelum tindakan operasi. Sedangkan dari teori yang ada mandi sebelum operasi
dengan menggunakan Chlorhexidine 4% dapat mengurangi terjadinya infeksi
pasca bedah. Penelitian di Bangsal Bedah RSUD ZA Banda Aceh. Subjek adalah
100 pasien operasi, dengan simple random sampling dibagi menjadi 2 kelompok,
mandi Chlorhexidine 4% sebelum tindakan aseptik (perlakuan) dan tanpa mandi
chlorhexidine (kontrol). Pengamatan ILO dilihat dari gejala klinis pada hari ke-3,
7, 14 dan 21. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pada pasien
operasi, terdapat perbedaan bermakna dalam hal angka kejadian ILO antara
kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol pada hari ke-3,7 dan 14 pasca
operasi. Dengan kesimpulan mandi dengan cairan Chlorhexidine 4% dapat
menurunkan 95 % bakteri penyebab infeksi.

5
Manfaat kerja Chlorhexidine 4% adalah:
1) Antimikrobial spectrum luas
2) Secara kimiawi aktif minimal 6 jam
3) Perlindungan kimiawai (jumlah mikroorganisme terhalang) meningkat
dengan penggunaan ulang
4) Pengaruh material organic minimal
5) Tersedia produk komersial yang umum adalah dicampur dengan alcohol dan
deterjen
Kontraindikasi dari penggunaan Chlorhexidine 4% sendiri adalah :
1) Pasien yang alergi dengan Chlorhexidine 4%
2) Jangan digunakan untuk mengobati luka yang dalam dari lapisan luar kulit
3) Pasien yang membutuhkan tindakan segera
Adapun cara memandikan klien dengan Chlorhexidine 4% yaitu :
1) Pastikan pasien tidak memiliki hipersensitivitas terhadap Chlorhexidine 4%
2) Siapkan peralatan memandikan ( baskom, waslap, air hangat)
3) Isi baskom dengan air hangat yag telah dicampur oleh cairan Chlorhexidine
4% (6 liter di campur dengan 60 ml Chlorhexidine 4%)
4) Atur Privasi pasien, kemudian buka pakaian pasien
5) Mulai menyeka pasien dengan waslap atau pasien bisa mandi sendiri di kamar
mandi
6) Menyeka dimulai dari dada, tangan, abdomen, kaki, punggung dan terakhir
pinggang. (hindari Chlorhexidine 4% mengenai genetalia, wajah dan kepala).
7) Apabila klien bisa mandi dikamar mandi, klien langsung saja menggunakan
Chlorhexidine 4% dengan cara mengusapkan ke seluruh tubuh
8) Jika memungkinkan biarkan Chlorhexidine 4% di kulit selama 1 menit
9) Bilas dengan air
10) Keringkan dan beri baju kembali
Adapun estimasi biaya dari penggunaan Chlorhexidine 4% yaitu :
1) Harga untuk Chlorhexidine 4% (merk dagan HiBiSCRUB) Rp. 279.400
2) Harga 10 ml Chlorhexidine 4% Rp. 2.794
3) Harga 60 ml Chlorhexidine 4% Rp. 16.764
Kebutuhan pasien 60 ml, jadi biaya yang dibutuhkan yaitu ± Rp. 16.764

6
Dari berbagai faktor yang terjadi, maka tentunya ada beberapa solusi yang
tepat dalam penurunan angka resiko terjadinya infeksi luka operasi. Salah satunya
dengan melakukan antiseptic sebelum dilakukannya tindakan operasi. Tindakan
antiseptic sebelum tindakan operasi biasanya melalui pembersihan daerah operasi,
mandi sebelum operasi dengan cairan Chlorhexidine 4% dapat menurunkan
terjadinya infeksi. Oleh karena itu, program pencegahan dan pengendalian infeksi
di Rumah Sakit Petrokimia Gresik harus melibatkan berbagai unsur mulai dari
pimpinan sampai petugas kesehatan yang berhubungan langsung dengan pasien.

7
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Mandi sebelum tindakan operasi dengan Chlorhexidine 4% dapat
memberikan manfaat 95% bagi penurunan Bakteri penyebab Infeksi Lokasi
Operasi (ILO) pada pasien post operasi. Penggunaan Chlorhexidine 4% juga tidak
memerluka waktu yang lama serta biaya yang tidak mahal.
4.2 Saran
Untuk mengaplikasikan mandi cairan Chlorhexidine 4% sebelum
tindakan bedah untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta disetujui
dan direalisasikan untuk membantu menurunkan Infeksi Luka Operasi (ILO) di
Rumah Sakit Petrokimia Gresik, dan juga bisa menjadi standart dalam
pelayanan operasi, serta meningkatkan kepuasan pasien dalam pelayanan di
Rumah Sakit Petrokimia Gresik.

8
BAB V
PENUTUP

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt atas segala rahmat dan
karuniaNya sehingga dapat terselesainya makalah dengan judul Persiapan Pasien
Prabedah dengan Mandi Chlorhexidine 4% untuk Menurunkan Resiko Infeksi di
Rumah Sakit Petrokimia Gresik sebagai salah satu persyaratan pengangkatan
pegawai tetap PT Petro Graha Medika.
Terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada yang terhormat :
1. dr. Hery Sulistyanto, Direktur Utama PT. Petro Graha Medika
2. Editha Hasiani, S.E., M. AcctgFin, Direktur Keuangan PT. Petro Graha Medika
3. dr. Retno Hartini, M.Kes Direktur Operasional PT Petro Graha Medika
4. dr. Candra Ferdian Handrianto, Direktur Rumah Sakit Petrokimia Gresik A.Yani
5. dr. Dian Ayu Lukitasari, Kepala Bidang Yanmed
6. Rudianto, S.Kep.Ners Kepala Bidang Keperawatan
7. Joni Setiawan, Amd Kep Kepala Instalasi Bedah Sentral
8. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit Petrokimia
Gresik
9. Teman - teman Unit Kamar Operasi yang selalu memberikan dukungan serta
doa.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas yang telah diberikan
dan semoga makalah ini bermanfaat baik bagi kami maupun pihak lain yang
membutuhkan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Darmadi, 2008, Infeksi Nosokomial Problematika Dan Pengendalianya,hal 76-77


Salemba Medika
Budiman Dr, 2007, Pengantar Kesehatan Lingkungan, EGC, Jakarta
Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
dan Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari, dkk.
Jakarta:EGC.2005
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2002,Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung
Waluyo...(dkk), EGC, Jakarta
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Rumah Sakit Petrokimia
Gresik 2017
Rusmawati, Henni. (2013). Surveillance Kejadian Infeksi Daerah Operasi Di
RSUD Panembahan Senopati Bantul. Karya Tulis Ilmiah strata satu
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta
Asyifa, A.,Suarnianti, Mato. (2012). Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan
ILO di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Vol 1 no 2. Diakses
10 Februari 2016 dari http://library.stikesnh.ac.id/files/disk1/1/e - library
%20stikes%20nani%20hasanuddin-ainusasyif-40-1 - artikel16.pdf
RSCM. 2015. Buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
di RSCM. Jakarta: Penerbit FKUI
http://www.alodokter.com/chlorhexidine
https://hellosehat.com/obat/chlorhexidine

10

Anda mungkin juga menyukai