Anda di halaman 1dari 6

NAMA : YUSTISIA ILMA ALQURANA

TINGKAT : 3/C

NIM : PO713201171138

2. Uraikan penyimpangan KDM pada kasus Hypothyroid berdasarkan patofisiologinya

Jawaban:

Hipotiroidisme dapat terjadi akibat pengangkatan kalenjar tiroid dan pada pengobatan

tirotoksikosis dengan RAI. Juga terjadi akibat infeksi kronis kalenjar tiroid dan atropi kalenjar

tiroid yang bersifat idiopatik. Prevalensi penderita hipotiroidisme meningkat pada usia 30 sampai

60 tahun, empat kali lipat angka kejadiannya pada wanita dibandingkan pria. Hipotiroidisme

kongenital dijumpai satu orang pada empat ribu kelahiran hidup.

Jika produksi hormon tiroid tidak adekuat maka kalenjar tiroid akan berkompensasi untuk

meningkatkan sekresinya sebagai respons terhadap rangsangan.hormon TSH. Penurunan sekresi

hormon kalenjar tiroid akan menurunkan laju metabolisme basal yang akan mempengaruhi

semua sistem tubuh. Proses metabolik antara lain;

1. penurunan produksi asam lambung (aclorhidria)

2. penurunan motilitas usus

3. penurunan detak jantung

4. gangguan fungsi neurologik

5. penurunan produksi panas

penurunan hormon tiroid juga akan mengganggu metabolisme lemak dimana akan terjadi

peningkatan kadar kolesterol dan trigeliserida sehingga klien berpotensi mengalami

atherosklerosis. Akumulasi proteoglicans hidrophilik dirongga interstial seperti rongga pleura,


cardiak dan abdominal sebagai tanda dari mixedema. Pembentukan eritrosit yang tidak optimal

sebagai dampak dari menurunnya hormon tiroid memungkinkan klien mengalami anemi.

4. Uraikan indikasi, komplikasi dan perawatan pasca operasi Thyroidektomi

Jawaban:

a. Indikasi

Thyroidektomi pada umumnya dilakukan pada pasien :

1. Penderita dengan tirotoksikosis yang tidak responsive dengan terapi medikamentosa

atau yang kambuh.

2. Tumor jinak atau tumor ganas

3. Gejala penekanan akibat tonjolan tumor

4. Tonjolan tiroid yang mengganggu penampilan seseorang

5. Tonjolan tiroid yang menimbulkan kesemasan seseorang

6. Sebuah gondok besar yang tidak dapat bereaksi dengan obat anti-tiroid, memerlukan

operasi kelenjar tiroid, untuk menghindari tekanan pada trakea dan esophagus yang

kemudian dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan menelan.

7. Efek samping dari terapi obat atau kepatuhan terhadap obat yang rendah persistent

atau tidak respon terhadap terapi yodium radioaktif, hingga berulangnya terjadi

hipertiroid yang memerlukan eksisi kelenjar tiroid.

8. Tiroidektomi digunakan untuk meniadakan kebutuhan untuk terapi yodium radioaktif

terutama pada anak-anak.

9. Pada wanita hamil, ketika terapi obat gagal untuk mengntrol hipertiroidisme, operasi

pengangkatan kelenjar tiroid diperlukan.


10. Kekerasan dan tumor kelenjar tiroid memerlukan eksisi bedah.

b. Komplikasi

Secara umum, tiroidektomi teramsuk tindakan medis yang aman untuk dijalani.

Tetapi layaknya prosedur medis, operasi ini juga memiliki beberapa risiko

komplikasi. Sederet komplikasi yang dapat muncul karena operasi tiroid meliputi:

1. Nyeri pada area leher. Dokter akan meresepkan obat pereda sakit untuk

membantu Anda dalam mengatasinya.

2. Perdarahan pada luka operasi.

3. Infeksi, terutama di bekas sayatan operasi.

4. Rendahnya hormon paratiroid. Bila kelenjar tiroid diangkat, otomatis kelenjar

paratiroid yang terletak di balakangnya pun ikut terangkat. Inilah yang

kemudian dapat memicu tubuh kekurangan hormon paratiroid.

5. Sumbatan jalan napas yang disebabkan perdarahan.

6. Suara serak atau pelan. Kondisi ini umumnya bersifat sementara, tapi juga bisa

menjadi permanen akibat kerusakan saraf.

c. Perawatan pasca operasi

Untuk memulihkan kesehatan jaringan seputar tiroid setelah pembedahan, pasien

diwajibkan untuk harus mengikuti atau melakukan tahap tahap perawatan sebagai berikut

ini:

1. Observasi (pengamatan)

Perawatan pasca operasi tiroid yang diutamakan kali adalah pasien akan dimasukkan

pada ruangan observasi selama kurang lebih 1 sampai 2 hari, tujuannya untuk
mencegah dan penanganan cepat jika terjadi pendarahan dan masalah obstruksi jalan

nafas yang muncul akibat komplikasi dini.

2. Terapi hormonal

Setelah melakukan perawatan observasi, Dokter akan menegakkan standar perawatan

sekaligus metode pengobatan injeksi berupa pemberian terapi hormonal yaitu

memberikan ekstrak hormon tiroid dalam dosis 50 mcg /hari agar jaringan kelenjar

tiroid yang mendapat luka akibat pembedahan dapat cepat pulih kembali sekaligus

mencegah munculnya masalah baru pada kelenjar tiroid yang telah diangkat melalui

operasi yaitu munculnya gejala tiroiditis kembali.

3. Terapi psikologi

Penderita kelainan kelenjar tiroid sangat mudah sekali mengalami ketidakstabilan

emosi yang menyebabkan pembengkakan tiroid mudah terbentuk bahkan pasca

operasi tiroid sekalipun. Terapi psikologi merupakan langkah baik sebagai metode

perawatan pasca operasi tiroid.

Terapi psikologi yang dimaksud itu terapi untuk menghilangkan stres yang dilakukan

untuk mencegah kambuhnya peradangan pada jaringan tiroid yang rentan

menimbulkan pembengkakan lagi, kondisi inilah yang akan memperlambat

penyembuhan. Munculnya stres selalu berhubungan dengan peningkatan dan

perubahan hormon tubuh dimana perubahan hormon tersebut dipengaruhi oleh fungsi

dari tiroid itu sendiri.

4. Terapi suara

Terapi suara salah satu metode perawatan pasca operasi tiroid yang paling sederhana

tetapi jika dilakukan secara konsisten yang dibimbing oleh ahli atau terapis wicara
maka dapat meningkatkan kontrol nafas, Melemaskan otot-otot seputar leher bagian

depan dan memperkuat pita suara sehingga mampu mengembalikan kondisi suara

yang serak atau hampir hilang menjadi lebih baik. Terapi suara dapat diberlakukan

atas ijin atau anjuran dokter.

5. Obat-obatan

Perawatan pasca operasi tiroid dapat dilakukan dengan cara mengkonsumsi obat yang

hanya dari anjuran dokter yang terkait dan menghindari apapun obatan obat lain yang

mungkin saja diformulasikan untuk pemulihan kelenjar tiroid. Mengkonsumsi obat

dari dokter yang sejak awal telah memeriksa dan menganalisa anda dari penyakit dan

kelainan pada tiroid sampai pasca operasi adalah solusi terbaik daripada harus

mengkonsumsi obat kelenjar tiroid tetapi tidak dari resep dokter anda sendiri.

6. Memperbaiki pola makan

Pola makan yang buruk misalnya memakan makanan yang mengandung lemak jenuh,

Makanan setengah matang, Makanan yang didalamnya terkandung bahan pengawet

berbahaya atau yang termasuk makanan junkfood beresiko mencederai dan memicu

peradangan pada kelenjar getah bening yang nantinya menyebabkan pembesaran

jaringan.

7. Mengubah gaya hidup

Hindari hal yang bisa memicu munculnya kelainan pada kelenjar tiroid misalnya gaya

hidup sehari-hari yang tidak sehat dan telah dilakukan selama bertahun tahun

misalnya malas atau tidak pernah olahraga, Minum minuman beralkohol, Tidak

pernah menghiraukan bahaya merokok bagi kesehatan tubuh yang mematikan, sering

begadang atau Kurang asupan air putih dalam jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai