LP Post Partum 2
LP Post Partum 2
I.1.1 Ovarium
Ovarium berjumlah sepasang yang terdapat di rongga perut,
yaitu tepatnya di sebelah kiri dan kanan daerah pinggang.
Fungsi ovarium ini untuk menghasilkan sel telur atau ovum
dan hormon-hormon kelamin wanita, seperti progesteron
dan .Ovarium dilindungi oleh suatu kapsul pelindung yang
mengandung folikel-folikel.Setiap folikel berisi sebuah sel
telur yang diselubungi satu atau lebih lapisan sel-sel
folikel.Folikel merupakan suatu struktur yang berbentuk
bulatan-bulatan dan terdapat di sekeliling oosit, berguna
sebagai penyedia makanan dan pelindung bagi sel telur yang
sedang mengalami pematangan.
I.1.3 Uterus
Uterus lazim disebut rahim, pada manusia hanya terdiri dari
satu ruang yang disebut simpleks.Uterus ini berbentuk
seperti buah pear dan berotot cukup tebal. Pada wanita-
wanita yang belum pernah melahirkan, ukuran panjang
rahimnya adalah 7 cm dengan lebar antara 4 cm sampai 5
cm. Pada rahim bagian bawah bentuknya mengecil dan
dinamakan serviks uterus, sedangkan bagian yang lebih
besar disebut badan rahim atau corpus uterus. Rahim pada
manusia dan mamalia tersusun atas tiga lapisan,
yaitu perimetrium, meiometrium, dan endometrium. Pada
lapisan endometrium dihasilkan banyak lendir, serta terdapat
banyak pembuluh darah. Lapisan endometrium ini
mengalami proses penebalan dan akan mengelupas setiap
bulannya apabila tidak terdapat zigot yang terimplantasi
(tertanam). Uterus ini merupakan tempat untuk pertumbuhan
dan perkembangan janin.
I.1.4 Vagina
Merupakan bagian dalam kelamin wanita yang berbentuk
seperti tabung dilapisi dengan otot yang arahnya membujur
ke arah bagian belakang dan atas.Bagian dinding vagina
lebih tipis dibandingkan dengan dinding rahim dan terdapat
banyak lipatan-lipatan. Lipatan-lipatan tersebut berguna
untuk mempermudah jalannya proses kelahiran bayi. Di
samping itu, pada vagina juga terdapat lendir yang
dikeluarkan oleh dinding vagina dan sepasang kelenjar yang
dikenal sebagai kelenjar bartholi.Vagina ini merupakan
organ persetubuhan (kopulasi) pada wanita.
Jadi dapat disimpulkan bahwa masa nifas atau post partum adalah
masa setelah kelahiran bayi pervagina dan berakhir setelah alat-alat
kandungan kembali seperti semula tanpa adanya komplikasi.
Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami
banyak perubahan, baik secara fisik maupun psikologis sebenarnya
sebagian besar bersifat fisiologis.
II.2 Etiologi
II.2.1 Penyebab umum perdarahan postpartum adalah:
II.2.1.1 Atonia Uteri
II.2.1.2 Retensi Plasenta
II.2.1.3 Sisa Plasenta dan selaput ketuban:
a. Pelekatan yang abnormal (plasenta akreta dan
perkreta)
b. Tidak ada kelainan perlekatan (plasenta
seccenturia).
II.2.1.4 Trauma jalan lahir
a. Episiotomi yang lebar
b. Laserasi perineum, vagina, serviks, forniks dan
Rahim
c. Rupture uteri.
II.2.1.5 Penyakit darah
Kelainan pembekuan darah misalnya
afibrinogenemia / hipofibrinogenemia. Tanda yang
sering dijumpai yaitu :
a. Perdarahan yang banyak
b. Solusio Plasenta
c. Kematian janin yang lama dalam kandungan
d. Pre eklampsia dan eklampsia
e. Infeksi, hepatitis dan syok septik
f. Hematoma
g. Inversi Uterus
II.3.5 Payudara
Konsentrasi hormon yang menstimulasai perkembangan
payu dara selama wanita hamil (esterogen, progesteron,
human chorionic gonadotropin, prolaktin, krotison, dan
insulin) menurun dengan cepat setelah bayi lahir.
II.3.5.1 Ibu tidak menyusui
Kadar prolaktin akan menurun dengan cepat pada
wanita yang tidak menyusui. Pada jaringan
payudara beberapa wanita, saat palpasi dailakukan
pada hari kedua dan ketiga.Pada hari ketiga atau
keempat pasca partum bisa terjadi
pembengkakan.Payudara teregang keras, nyeri bila
ditekan, dan hangat jika di raba.
II.3.5.2 Ibu yang menyusui
Sebelum laktasi dimulai, payudara teraba lunak dan
suatu cairan kekuningan, yakni kolostrum.Setelah
laktasi dimula, payudara teraba hangat dan keras
ketika disentuh. Rasa nyeri akan menetap selama
sekitar 48 jam. Susu putih kebiruan dapat
dikeluarkan dari puting susu.
II.5 Komplikasi
II.5.1 Perdarahan
Perdarahan adalah penyebab kematian terbanyak pada
wanita selama periode post partum. Perdarahan post partum
adalah : kehilangan darah lebih dari 500 cc setelah kelahiran
kriteria perdarahan didasarkan pada satu atau lebih tanda-
tanda sebagai berikut:
II.5.1.1 Kehilangan darah lebih dai 500 cc
II.5.1.2 Sistolik atau diastolik tekanan darah menurun
sekitar 30 mmHg
II.5.1.3 Hb turun sampai 3 gram %.
II.5.3 Endometritis
Adalah infeksi dalam uterus paling banyak disebapkan oleh
infeksi puerperalis.Bakteri vagina, pembedahan caesaria,
ruptur membrane memiliki resiko tinggi terjadinya
endometritis.
II.5.4 Mastitis
Yaitu infeksi pada payudara. Bakteri masuk melalui fisura
atau pecahnya puting susu akibat kesalahan tehnik
menyusui, di awali dengan pembengkakan, mastitis
umumnya di awali pada bulan pertamapost partum.
II.5.7 Emboli
Yaitu partikel berbahaya karena masuk ke pembuluh darah
kecil menyebapkan kematian terbanyak di Amerika.
II.6 Prognosis
Seperti dikatakan oleh Tadjuluddin (1965) : “Perdarahan
postpartum masih merupakan ancaman yang tidak terduga;
walaupun dengan pengawasan yang sebaik-baiknya, perdarahan
postpartum masih merupakan salah satu sebab kematian ibu yang
penting”. Sebaliknya menurut pendapat para ahli kebidanan
modern: “Perdarahan postpartum tidak perlu mambawa kematian
pada ibu bersalin”. Pendapat ini memang benar bila kesadaran
masyarakat tentang hal ini sudah tinggi dalam klinik tersedia banya
darah dan cairan serta fasilitas lainnya.Dalam masyarakat kita
masih besar anggapan, bahwa darahnya adalah merupakan
hidupnya, karena itu mereka menolak menyumbangkan darahnya,
walaupun jiwa istri dan keluarganya sendiri.
Pada perdarahan postpartum, Mochtar R. dkk, (1969) melaporkan
angka kematian ibu sebesar 7,9% dan Wiknjosastro H. (1960) 1,8%
– 4,5%. Tingginya angka kematian ibu karena banyak penderita
yang dikirim dari luar negeri dengan keadaan umum yang sangat
jelek dan anemis dimana tindakan apapun kadang-kadang tidak
menolong.
II.7 Penanganan Medis
II.7.1 Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi
perdarahan)
II.7.2 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang,
usahakan miring kanan miringkiri
II.7.3 Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara
menyusui yang benar dan perawatan payudara, perubahan-
perubahan yang terjadi pada masa nifas, pemberian
informasi tentang senam nifas
II.7.4 Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
II.7.5 Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
Objektif:
Objektif:
III.3 Perencanaan
No Diagnosa NOC NIC
1 Nyeri akut NOC: NIC:
1. Pain Level Pain Mangement:
2. Pain Control 1. Lakukan
3. Comfort level pengkajian nyeri
Kriteria Hasil: secara
1. Mampu mengontrol komprehensif
nyeri (tahu penyebab (PQRST)
nyeri,mampu 2. Monitor vital sign
menggunakan teknik 3. Gunakan teknik
non farmakologi untuk komunikasi
mengurangi nyeri, terapeutik untuk
mencari bantuan) mengetahui
2. Melaporkan bahwa pengalaman nyeri
nyeri berkurang pasien
dengan menggunaka 4. Pilih dan lakukan
manajemen nyeri penanganan nyeri
3. Mampu mengenali (Farmakologi non
nyeri (PQRST) farmakologi dan
4. Merasakan rasa interpersonal)
nyaman setalah nyeri Analgesic Administration
berkurang 1. Tentukan PQRST
sebelum
pemberian obat
2. Tentukan pilihan
analgesic
tergantung tipe dan
beratnya nyeri
3. Evaluasi efektifitas
analgesic tanda
dan gejala
2 Ketidakefektifan NOC NIC
pemberian ASI 1. Breastfeding Breastfeding Assistence
ineffective 1. Evaluasi pola
2. Bretahing pattern menghisap/
ineffective menelan bayi
3. Breasfeeding 2. Tentukan keinginan
interrupted dan motivasi ibu
Kriteria hasil: untuk mrnyusui
1. Kementapan 3. Kaji kemampuan
pemberian ASI: Bayi: bayi untuk latch on
perlekatan bayi yang dan menghisap
sesuai pada dan proses secara efektif
menghisap dari 4. Pantau integritas
payudara ibu untuk kulit putting ibu
memperoleh nutrisi 5. Pantau berat badan
selama 3 minggu dan pola eliminasi
pertama pemberian bayi
ASI Breast examination
2. Kemantapan Lactation suppression
pemberian ASI:IBU: 1. Sediakan informasi
kemantapan ibu untuk tentang laktasi dan
membuat bayi melekat teknik memompa
dengan tepat dan ASI (secara manual
menyusui dari atau dengan pompa
payudara ibu untuk elektrik) cara
memperoleh nutrisi mengumpulkan dan
selama 3 minggu menyimpan ASI
pertama pemberian 2. Ajarkan orang tua
ASI. mempersiapkan,
3. Pemeliharaan menyimpan,
pemberian ASI: menghangatkan
keberlangsungan dan kemungkinan
pemberian ASI untuk pemberian
menyediakan nutrisi tambahan susu
bagi bayi/toddler formula
4. Penyapihan pemberian Lactation Counseling
ASI: Diskontinuitas 1. Sediakan infromasi
progresi pemberian tentang keuntungan
ASI dan kerugian
5. Pengetahuan peberian ASI
pemberian ASI: tigkat 2. Demonstrasikan
pemahaman yang latihan menghisap
ditunjukan mengenai jika perlu
laktasi dan pemberian 3. Diskusikan metode
makanan bayi melalui alternative
proses pemberian ASI. pemberian makan
6. Ibu mengenali isyarat bayi
lapar dari bayi dengan
segera
7. Ibu mengindikasikan
kepuasan terhadap
pemberian ASI
8. Ibu tidak mengalami
nyeri tekan pada
putting
9. Mengenali tanda-tanda
penurunan suplai ASI
3 Risiko tinggi NOC NIC
infeksi 1. Immune Status Infection control (control
2. Knowledge: Infection infeksi)
control 1. Bersihkan
3. Risk control lingkungan setelah
dipakai pasien lain
2. Pertahankan teknik
isolasi
3. Gunakan baju,
sarung tangan
sebagai lat
pelindung
4. Pertahankan
lingkungan aseptic
selama pemsangan
alat
5. Monitor tanda
gejala infeksi
sistemik dan local
6. Monitor kerentanan
terhadap infeksi
7. Pertahankan teknik
asepsis pada pasien
yang berisiko
8. Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
4 Risiko NOC: NIC
kekurangan Fluid management
volume cairan 1. Fluid Balance 1. Pertahankan
catatan intake dan
2. Hydration
output yang akurat
3. Nutrisional Status: 2. Monitor status
Food and Fluid intake hidrasi
(kelembaban
Kriteria Hasil : membrane mukosa,
nadi adekuat,
1. Mempertahankan
tekanan darah
urine output sesuai
ortostatik) jika
dengan usia dan BB,
diperlukan
BJ, urine normal, HT
3. Monitor vital sign
normal.
4. Monitor masukan
2. Tekanan darah, nadi, makanan/cairan
suhu tubuh dalam dan hitung intake
batas normal. kalori harian
5. Monitor status
3. Tidak ada tanda-tanda nutrisi
dehidrasi, elastisitas Hypopolemia Management
turgor kulit baik, :
membrane mukosa
lembab, tidak ada rasa 1. Monitor respon
haus yang berlebihan pasien terhadap
penambahan
cairan.
2. Monitor BB
3. Dorong pasien
untuk menambah
intake oral
4. Monitor adanya
tanda gagal ginjal
DAFTAR PUSTAKA
(….………….…………...……) (……………..….……………..)