Dibuat dengan menggunakan agregat ringan atau dikombinasikan dengan agregat normal
sedemikian rupa sehingga dihasilkan beton dengan berat isi yang lebih kecil (lebih ringan) daripada
beton normal. Berat isi beton ringan mencapai 2/3 dari beton normal. Tujuan penggunaan beton
ringan adalah untuk mengurangi berat sendiri dari struktur sehingga komponen struktur
pendukungnya seperti pondasinya akan menjadi lebih hemat.
Agregat yang digunakan untuk memproduksi beton ringan merupakan agregat ringan juga. Agregat
yang digunakan umumnya merupakan hasil pembakaran shale, lempung, slates, residu slag, residu
batu bara dan banyak lagi hasil pembakaran vulkanik. Berat jenis agregat ringan sekitar 1900kg/m3
atau berdasarkan kepentingan penggunaan strukturnya berkisar antara 1440-1850kg/m3 , dengan
kekuatan tekan umur 28 hari lebih besar dari 17,2 MPa.
SOAL 4. SEBUTKAN JENIS JENIS ADICTIVE YANG ANDA KETAHUI BESERTA KEGUNAANNYA
DAN JELASKAN CARA KERJANYA DALAM CAMPURAN BETON?
f. Tipe F : High Range Water Reducer ( Superplasticizer ) meruapakan Bahan kimia yang
berfungsi mengurangi air sampai 12% atau bahkan lebih. Dengan pemakaian bahan
tambahan ini diperoleh adukan dengan faktor air semen lebih rendah pada nilai kekentalan
adukan yang sama atau diperoleh adukan dengan kekentalan lebih encer dengan fakor air
semen yang sama, sehingga kuat tekan beton lebih tinggi.
g. Tipe G : High Range Water Reducer (HRWR) merupakan Bahan kimia tambahan yang
berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi air dan mempercepat proses ikatan dan pengerasan
beton.
SOAL 5. SEBUTKAN JENIS JENIS SEMEN YANG SAUDARA KETAHUI BESRTA
KEGUNAANNYA?
Daktilitas beton didefinisikan sebagai kemampuan untuk mencapai deformasi yang signifikan tanpa
peningkatan ditandai dari tekanan diluar kekuatan luluh baja. Baja daktilitas tinggi memiliki
kemampuan lebih untuk menyerap energi dari baja daktilitas yang rendah. Hal ini dapat bertahan
lebih lama dibawah menekankan lebih tinggi dari kekuatan luluh dengan deformasi plastik,
sebaliknya dengan baja daktilitas rendah, yang lebih rapuh dan istirahat tiba-tiba, mendapatkan
elongations cahaya.
Struktur dengan daktilitas tertentu akan memungkinkan terjadinya sendi plastis secara bertahap
pada elemen-elemen struktur yang telah ditentukan.
Dengan terbentuknya sendi plastis pada struktur, maka struktur akan mampu menahan
beban gempa yang besar tanpa memberikan kekuatan berlebihan pada elemen struktur
karena energi kinetik akibat gerakan tanah yang diterima akan diserap oleh sendi plastis
tersebut. Semakin banyak sendi plastis yang terjadi pada struktur maka semakin banyak
pula energi yang diserap oleh struktur. Agar struktur gedung memiliki daktilitas yang
tinggi, maka harus direncanakan sendi plastis yang terjadi berada pada balok-balok dan
bukan terjadi pada kolom, kecuali pada kaki kolom paling bawah dan bagian atas kolom
penyangga atap
1. Pengujian Slump, kerucut yang berbentuk terpancung ciptaan “ Abrams”untuk beton yang encer.
Yang dipakai secara intensif dilapangan sangat berguna untuk mendeteksikeseragaman campuran
sebelum dilakukan pencetakan terhadap benda uji. Ada beberapa macam dari bentuk slump yang
terjadi yaitu :
a. Slump yang benar (true Slump)
Suatu campuran yang telah dibuat dikatakan mempunyai true slump, jika kerucut beton
mengalami penurunan secara seragam disetiap sisinya setelah kerucut diangkat.
b. Slump geser (Shear Slump)
Sebagian kerucut beton meluncur kebawah sepanjang bidang miring. Jika hal itu terjadi, maka
pengujian slump harus diulang. Jika bentuk slump itu terjadi secara konsisten maka berarti sifat
kohesi campuran yang diuji adalah kurang baik.
c. Slump runtuh (Collapse Slump)
Campuran dikatakan mempunyai Collapse slump, jika setelah kerucut diangkat campuran akan
mengalami runtuh (collapse)
2. Tes Bola Kelly, dikembangkan di Amerika sebagai alternative tes slump, tes ini memiliki keunikan
yang menguntungkan dalam hal pemakaiannya untuk beton dalam gerobak dorong atau beton
dalam cetakan dan tes ini lebih sederhana secara cepat untuk dilaksanakan dari pada test slump.
3. Tes kekentalan Vebe, dikembangkan di Swedia oleh V. Barkner, pada dasar tes penuangan kembali
mengidentifikasikan atas dua hal, yaitu compactability dan mobility dari beton yang ditargetkan.
4. Tes leleh (flow test), beton yang memiliki nilai leleh yang sama berbeda tingkat kecelakaannya, akan
tetapi tes tersebut memberikan perkiraan yang baik dari konsistensi beton yang cenderung
menimbulkan segregasi.
SOAL 8. JELASKAN PENGERTIAN WORKABILITY PADA BETON SEGAR?
Kemudahan pengerjaan (wokability) adalah merupakan tingkat kemudahan adukan beton untuk
diaduk, diangkut, dituang, dan dipadatkan tanpa mengurangi homogenitas beton, dan beton tidak
terurai (bleeding) yang berlebihan untuk mencapai kekuatan yang direncanakan.
Berdasarkan spesifikasi SCC dari EFNARC, workabilitas atau kelecakan campuran beton segar
dapat dikatakan sebagai beton SCC apabila memenuhi kriteria sebagai berikut yaitu:
a. Filling ability
Filling ability adalah kemampuan beton SCC untuk mengalir dan mengisi keseluruh bagian
cetakan melalui berat sendirinya
b. Passing ability
Passing ability adalah kemampuan beton SCC untuk mengalir melalui celah-celah antar
besitulangan atau bagian celah yang sempit dari cetakan tanpa terjadi adanya segregasi atau
blocking
c. Segregation resistance
Segregation resistance adalah kemampuan beton SCC untuk menjaga tetap dalam keadaan
komposisi yang homogen selama waktu transportasi sampai pada saat pengecoran.