Anda di halaman 1dari 10

PELANGGARAN

KODE ETIK PROFESI HAKIM


KELOMPOK 1 :
KETUA : M TOGAR RAYDITYA - 02011381924364

ANGGOTA :
1. SALSABILLA OKTAVERENA - 02011181924070 6. LAVIA AZZAHRA LUBIS - 02011381924429
2. QUINARA ZHAFINA AYUDHIA - 02011281924144 7. ADELLA RIANI - 02011381924461
3. ALFIA RIDHA HALIKA - 02011281924248 8. MUHAMMAD NAUFAL AR RAIHAN - 02011381924467
4. SINTA MELANI - 02011381823363 9. MUHAMMAD HAFIZ FAKHRI - 02011381924480
5. THREE ICHSAN SYAIFUL AKBAR - 02011381924418

KELAS : D PALEMBANG

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Kode Etik dan Pedoman Perilaku Pelanggaran adalah
Hakim adalah Setiap sikap, ucapan, dan/atau perbuatan yang
dilakukan oleh seorang Hakim yang bertentangan
Panduan keutamaan moral bagi setiap hakim, Apa arti dengan norma-norma yang ditentukan dalam Kode
baik di dalam maupun di luar kedinasan
sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan
pelanggaran Etik dan Pedoman Perilaku Hakim

Bersama Ketua Mahkamah Agung Republik Apa itu Kode Etik dan
Indonesia dan Ketua Komisi Yudisial Republik
Pedoman Perilaku Hakim Prinsip Kode Etik dan Pedoman Perilaku
Indonesia Nomor : 047/KMA/SKB/IV/2009 –
02/SKB/P. KY/IV/2009 tanggal 8 April 2009 Hakim Nomor 02/PB/MA/IX/2012 –
tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku 02/PB/P. KY/09/2012 :
Hakim 1) Berperilaku adil, memberikan perlakuan dan
Apa saja memberi kesempatan yang sama terhadap setiap
Hakim menurut Undang- prinsip orang (Pasal 5 Ayat 1)
Apa itu 2) Berperilaku jujur (Pasal 6 Ayat 1)
Undang No. 48/2009 adalah kode etik
Profesi Hakim 3) Berperilaku arif dan bijaksana (Pasal 7 Ayat 1)
Hakim pada Mahkamah Agung dan hakim 4) Berperilaku mandiri (Pasal 8 Ayat 1)
hakim pada badan peradilan yang 5) Berperilaku berintegritas tinggi (Pasal 9 Ayat 1)
berada dibawahnya dalam lingkungan 6) Berperilaku bertanggung jawab (Pasal 10 Ayat 1)
peradilan umum, lingkungan peradilan 7) Berperilaku menjunjung harga diri (Pasal 11 Ayat
agama, lingkungan peradilan militer, 1)
lingkungan peradilan tata usaha 8) Berperilaku disiplin (Pasal 12 Ayat 1)
negara, termasuk hakim ad hoc dan 9) Berperilaku rendah hati (Pasal 13 Ayat 1)
hakim pengadilan pajak 10)Profesional (Pasal 14 Ayat 1)
Tangani Kasus Saudara, Hakim
Pengadilan Negeri Kupang Dipecat

Latar Belakang Kasus

Kasus pelanggaran kode etik profesi ini bermula saat Hakim Rizet Benyamin Rafael bertindak sebagai Ketua Majelis
dalam Perkara Pidana Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) yaitu terdakwa dalam kasus ini adalah Ventje. Ventje
dituduh sang istri, Lili Leonora Tanjung, sering melakukan tindakan kekerasan. Keributan suami-istri itu akhirnya
bermuara ke meja hijau. Setelah melalui persidangan, Ventje divonis bebas murni. Petrus J. Loyani, pengacara Lili
menelusuri latar belakang Hakim Rizet Benyamin Rafael yang ternyata masih memiliki hubungan saudara dengan
terdakwa Ventje. Bukan itu saja, Petrus melaporkan pertemuan antara Hakim Rizet dengan Jeffery Pah, yang masih
kerabat Ventje untuk membahas perkara yang tengah ditangani Rizet. Dijelaskan dalam Pasal 17 Ayat 3 Undang-
Undang Kekuasaan Kehakiman menegaskan larangan mengadili pihak saudara yang berperkara, larangan serupa
dimuat dalam KUHAP serta pelanggaran terhadap Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim.
Tangani Kasus Saudara, Hakim
Pengadilan Negeri Kupang Dipecat
Lanjutan …

Rizet menyangkal bahwa ia melanggar kode etik kepada Majelis Kehormatan Hakim (MKH). Namun, Ketika MKH
mempertanyakan saksi terkait pernyataannya di rumah Jeffery, Rizet tidak dapat membuktikan sebaliknya. Rizet mengaku
tujuan datang kerumah Jeffery untuk membicarakan saudara mereka yang sakit. Ia bermaksud membicarakan bagaimana
bekerja sama dan membantu saudara mereka yang tengah berbaring sakit. Dicecar mengenai larangan bagi hakim
menangani perkara kerabat, Rizet mengaku memahami. Karena itu, ia menyatakan menyesal karena tidak mengundurkan diri
dari perkara KDRT atas nama terdakwa Ventje. Namun, kata Rizet, ia tidak mundur karena merasa tidak memiliki kepentingan
apapun dengan Lili dan Ventje, sebagai hakim ia tidak boleh menolak. Rizet juga sempat meminta kebijakan Majelis, karena
dia memiliki keluarga yang secara ekonomi tergantung kepadanya. Namun, ketujuh anggota majelis berkehendak lain, MKH
mengusulkan pemberhentian tidak hormat terhadap Rizet. MKH berpendapat bahwa tidak ada fakta-fakta baru yang
terungkap di ajang pembelaan ini. Karena itu, MKH menolak seluruh pembelaan yang dilakukan Rizet. Rizet diberhentikan
dan kasus Ventje di sidang ulang.
Pembahasan Kasus :
Kasus Hakim Rizet Benyamin Rafael melanggar Kode Etik
dan Pedoman Perilaku Hakim yang dimuat dalam Peraturan Selain itu, Bagian BAB II Kewajiban dan Larangan, Pasal 4 point (C) penjelasannya di
Bersama Mahkamah Agung Republik Indonesia dan Komisi Pasal 7 yakni berperilaku arif dan bijaksana. Yang terdapat dalam ayat 3, butir (a)
Yudisial Republik Indonesia Nomor : 02/PB/MA/IX/2012 yakni “Hakim dilarang mengadili perkara dimana anggota perkara hakim yang
dan 02/PB/P. KY/2012 Tentang Panduan Penegakan Kode bersangkutan bertindak mewakili suatu pihak yang berperkara atau sebagai pihak yang
Etik dan Pedoman Perilaku Hakim memiliki kepentingan dengan perkara tersebut.” Dalam kasus ini hakim Rizet
Benyamin tetap mengadili perkara saudaranya, walupun sudah ada aturannya.
Bagian BAB II Kewajiban dan Larangan, Pasal 4 point (C)
penjelasannya di Pasal 7 yakni berperilaku arif dan bijaksana. Dimana Rizet Benyamin Rafael telah memberikan keterangan kalau mau berdamai,

Yang terdapat dalam Ayat 2, butir (c) yakni “Kewajiban hakim dan dimana biaya perkara ditanggung Ventje. Padahal tindakan hakim Rizet Rafael

dalam penerapan berperilaku arif dan bijaksana.” dimana Sudah melanggar Bagian BAB II Kewajiban dan Larangan, Pasal 4 point (C)

hakim Rizet Benyamin Rafael melanggar dalam menjalankan penjelasannya di Pasal 7 yakni berperilaku arif dan bijaksana. Yang terdapat dalam

tugas-tugas yudisialnya wajib terbebas dari pengaruh keluarga ayat 3, butir (g) yakni “Hakim tidak boleh memberi keterangan, pendapat komentar,

dan pihak ketiga lainnya. Tapi pada nyatanya kasus yang kritik atau pembenaran secara terbuka atas suatu perkara atau putusan pengadilan baik

menderanya, karena dia telah mengadili perkara saudaranya yang belum maupun yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam kondisi

yang mana Ventje, merupakan saudara dari hakim tersebut. apapun.”


PEMBAHASAN KASUS
LANJUTAN …

Ketujuh anggota MKH mengusulkan pemberhentian tidak hormat Pelanggaran berat meliputi Pasal 7 Ayat (3) huruf a, d, dan i;
terhadap Rizet Benyamin Rafael. MKH berpendapat bahwa tidak ada dimana hakim Rizet Benyamin Rafael sudah melanggar Pasal 7
fakta-fakta baru yang terungkap di ajang “pembelaan” ini. Karena itu, Ayat (3) huruf a, yakni, Hakim dilarang mengadili perkara dimana
MKH menolak seluruh pembelaan yang dilakukan Benyamin. anggota perkara hakim yang bersangkutan bertindak mewakili suatu
Pemberhentian tidak dengan hormat, terdapat pada Pasal 19 ayat (4) huruf pihak yang berperkara atau sebagai pihak yang memiliki
e. Dimuat didalam Peraturan Bersama Mahkamah Agung Republik kepentingan dengan perkara tersebut. Dimana dalam kasus ini, telah
Indonesia dan Komisi Yudisial Republik Indonesia Nomor : melakukan pelanggaran berat, yang dijelaskan dalam BAB IV
02/PB/MA/IX/2012 dan 02/PB/P.KY/2012 Tentang Panduan Penegakan Tingkat dan Jenis Pelanggaran, pada Pasal 18 Ayat (3) huruf a.
Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim.

Terdapat penjelasan pada Pasal 19 Ayat (5) yakni terhadap hakim yang Analisis peneliti yakni anggota yang berperkara disini adalah
diusulkan untuk dijatuhi pemberhentian tetap dan pembelaan dirinya telak anggota yang bersangkutan dengan hakim Rizet Benyamin Rafael,
ditolak oleh Majelis Kehormatan Hakim, dikenakan pemberhentian yakni sebagai saudara Ventje (suami dari korban). Sedangkan Ventje
sementara berdasarkan keputusan Ketua Mahkamah Agung. dalam putusan perkara ini di vonis bebas (murni), karena adanya
unsur tali persaudaraan yang meliputi kasus ini.
Argumentasi Kelompok Mengenai Kasus Hakim yang
Menangani Perkara Saudaranya
Dilihat dari Faktor Penentu
Moralitas :

Motivasi Moralitas
Hakim Tujuan yang Perbuatan Hakim
hendak dicapai /
Menjadi Ketua Majelis dalam Sasaran Hakim Salah karena melanggar Undang-Undang
Perkara Pidana Kekerasan dalam Kekuasaan Kehakiman, KUHAP dan Kode
Saudaranya Ventje
Rumah Tangga (KDRT) Saudaranya Etik dan Panduan Pedoman Hakim dan
divonis bebas murni
Ventje sebagai terdakwa Jahat karena membantu menyelesaikan
kasus KDRT saudaranya Ventje sebagai
terdakwa agar divonis bebas murni yang
artinya keputusan hakim bersifat subjektif
Argumentasi Kelompok Tentang
Kasus Hakim Rizet Benyamin Rafael
Namun, hal ini tidak termasuk Hakim Rizet
Benyamin Rafael karena dia tidak memiliki
kemampuan untuk kepemimpinan etis
Dengan etika profesi hukum, diharapkan
dengan menjadi Ketua Majelis Perkara
para professional hukum mempunyai 01
kemampuan individu tertentu yang
kritis.
02 KDRT saudaranya sendiri yang tentunya
melanggar kode etik dan panduan
pedoman hakim.

Kasus Hakim yang menangani perkara Perbuatan hakim tersebut jelas menyalahi etika
saudaranya sendiri, termasuk dalam perangai dan moral. Apa yang ia lakukan itu disebut
masalah profesi hakim yang terjadi
penyalahgunaan professional hukum
03 dengan nepotisme. Nepotisme adalah setiap
perbuatan penyelanggara negara secara melawan
yaitu hakim. 04 hukum yang menguntungkan kepentingan
keluarganya dan atau kroninya di atas kepentingan
masyarakat, bangsa, dan negara.
Maka sudah sewajarnya MKH menolak pembelaan
Rafael dan mengusulkan pemberhentian tidak
terhormat kepadanya. Karena apabila seseorang 05 Akan banyak orang tidak bersalah yang merasa
seperti Rafael tetap dibiarkan menjadi hakim maka
kejahatan akan semakin merajalela.
06 terzolimi akibat keputusan hakim yang tidak adil.
Sementara para pelaku tindak kriminal dibiarkan
bebas tanpa harus menjalani hukuman yang
semestinya
HAKIM RIZET
ARGUMENTASI KELOMPOK Tentang KASUS BENYAMIN
RAFAEL

Hubungan antara agama dan moral terhadap etika profesi hakim Kode etik profesi hakim mengandung nilai-nilai moral yang
dimana agama menjadi dasar moralitas. Moral memperoleh daya menjadi landasan kepribadian hakim secara professional salah
ikat dari agama agar kewajiban moral sungguh-sungguh mengikat, satunya hakim harus berperilaku arif dan bijaksana, jika hakim
maka perlu dipercaya ganjaran Tuhan atas perbuatan yang baik tidak bertindak sesuai dengan norma-norma yang hidup dalam
dan hukum atas perbuatan yang buruk. Walaupun manusia masyarakat baik norma-norma hukum, norma-norma
berhasil bebas dari hukuman Hakim manusiawi, dia tidak akan keagamaan, kebiasan-kebiasan maupun kesusilaan lalu tidak
pernah bebas dari hukuman pengadilan Tuhan sebagai Hakim dengan memperhatikan situasi dan kondisi pada saat itu, serta
tertinggi yang maha adil di hari kemudian. Bagi orang beragama, tidak mampu memperhitungkan akibat dari tindakannya maka hal
Tuhan adalah jaminan berlakunya tatanan moral. Tuhan ini tentunya menjadi pertanggungjawaban hakim sendiri baik ia
mengharuskan manusia berbuat baik dan benar sesuai dengan dikenakan sanksi hukum dunia maupun hukuman pengadilan
tuntutan moral. tuhan seperti mendapatkan dosa.

Seorang hakim juga disebut sebagai wakil Tuhan di dunia, sehingga hakim juga dapat menjadi pedoman bagi masyarakat mengenai
bagaimana cara bertindak atau berperilaku. Atas dasar tersebut lah seorang hakim tidak boleh sedikitpun melakukan perbuatan yang tidak
sesuai dengan kaidah norma yang hidup di masyarakat atau bahkan melakukan tindak pidana yang dapat menimbulkan sanksi yang lebih
berat
BE SEM
RM O
AN G A
FA
AT
TE
RI
M AK
AS Take A Break
IH
… DO YOU HAVE QUESTION’S ?

Anda mungkin juga menyukai