Anda di halaman 1dari 3

Nama : Firoos Atha Wafii

NIM : 21040704028
Kelas : 2021 D
Etika Profesi Hukum
Soal
“resume gambaran perilaku yang menggambarkan pelanggaran kode etik kejaksaan, baik yang
dialami maupun yang dibaca dalam ranah hukum pidanan maupun perdata.”
Jawaban
Kode etik kejaksaan merupakan seperangkat norma, nilai, dan aturan yang mengatur perilaku
jaksa dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Namun, terkadang masih ada jaksa yang
melakukan pelanggaran kode etik dalam menjalankan tugasnya. Berikut adalah contoh perilaku
yang menggambarkan pelanggaran kode etik kejaksaan dalam ranah pidana maupun perdata:
1. Menerima Suap atau Gratifikasi
Seorang jaksa yang menerima suap atau gratifikasi merupakan salah satu pelanggaran
kode etik kejaksaan. Hal ini sudah diatur dalam pasal 13 huruf b dan pasal 35 ayat (1)
huruf a UU No.31 Tahun 1999 yang sekarang telah dicabut dengan UU No. 1 Tahun 2023
tentang KUHP.

2. Berkonspirasi dengan pihak lain


Seorang jaksa yang berkonspirasi dengan pihak lain untuk kepentingan pribadi atau
kelompok merupakan pelanggaran kode etik kejaksaan. Hal ini diatur dalam pasal 4 huruf
b dan pasal 6 ayat (1) huruf a UU No. 16 Tahun 2004 tentang kejaksaan yang telah
diubah dengan UU No 11 Tahun 2021 tentang kejaksaan RI

3. Menyalahgunakan kewenangan
Seorang jaksa yang menyalahgunakan kewenangannya dalam menjalankan tugasnya,
misal melakukan penangkapan tanpa surat perintah atau menuntut seseorang tanpa bukti
yang cukup dan kuat, merupakan pelanggaran kode etik kejaksaan. Hal ini juga diatur
dalam UU No. 11 Tahun 2021 tentang kejaksaan RI

4. Tidak Menjalankan Tugas dengan Profesional


Seorang jaksa yang tidak menjalankan tugasnya dengan profesional, misalnya memihak
pada satu pihak, melakukan intimidasi atau tekanan pada saksi atau terdakwa, merupakan
pelanggaran kode etik kejaksaan. Hal tersebut juga diatur dalam UU No. 11 Tahun 2021
tentang kejaksaan RI.

Dalam hal ini, tindakan pelanggaran kode etik kejaksaan dapat mengakibatkan dampak hukum
baik di ranah hukum pidana maupun perdata. Di ranah hukum pidana, pelanggaran kode etik
tersebut dapat menjadi dasar untuk dilakukan tindakan hukum, seperti penyelidikan atau
penyidikan. Sementara di ranah hukum perdata, pelanggaran kode etik tersebut dapat menjadi
dasar untuk dilakukan tuntutan ganti rugi.
Untuk memperbaiki perilaku para jaksa yang melakukan pelanggaran kode etik, maka perlu
dilakukan tindakan disiplin dan sanksi yang sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Hal ini
diatur dalam UU No. 11 Tahun 2021 tentang kejaksaan RI.

Soal
resume gambaran perilaku hakim yang menggambarkan pelanggaran kode etik hakim, yang
menggambarkan hukum kita tajam kebawah tumpul ke atas sehingga sistem hukum kita
dianggap tidak berkeadilan.
Jawaban
Kode etik hakim merupakan suatu pedoman perilaku bagi hakim dalam menjalankan tugas dan
fungsinya. Namun terkadang masih ada hakim yang melakukan pelanggaran kode etik yang
mengakibatkan sistem hukum yang berlaku dianggap tidak adil. Berikut merupakan contoh
perilaku hakim yang menyalahi kode etik:
1. Memihak pada satu pihak
Seorang hakim yang memihak pada satu pihak dalam menjalankan tugasnya merupakan
pelanggaran kode etik hakim. Hal ini diatur dalam Pasal 4 huruf a Kode Etik Hakim.

2. Tidak netral dan independen


Seorang hakim yang tidak netral dan independen dalam menjalankan tugasnya, misalnya
memihak pada kepentingan pihak tertentu atau terlibat dalam konflik kepentingan,
merupakan pelanggaran kode etik hakim. Hal ini diatur dalam Pasal 4 huruf c Kode Etik
Hakim.

3. Tidak menjaga kerahasiaan persidangan


Seorang hakim yang tidak menjaga kerahasiaan persidangan, misalnya dengan
menyebarkan informasi persidangan pada pihak yang tidak berkepentingan, merupakan
pelanggaran kode etik hakim. Hal ini diatur dalam Pasal 4 huruf d Kode Etik Hakim.

4. Tidak menjalankan tugas dengan profesional


Seorang hakim yang tidak menjalankan tugasnya dengan profesional, misalnya tidak
memperhatikan bukti-bukti yang ada atau tidak mempertimbangkan pendapat para ahli,
merupakan pelanggaran kode etik hakim. Hal ini diatur dalam Pasal 4 huruf e Kode Etik
Hakim.
Jika kita berbicara tentang sistem hukum Indonesia tajam kebawah tumpul keatas, artinya
masyarakat menilai bahwa keputusan hukum yang diambil oleh hakim cenderung memberikan
keuntungan bagi pihak yang berkuasa dan tidak memberikan keadilan yang layak bagi pihak
yang lemah. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk memperbaiki sistem hukum kita agar
lebih adil dan merata. Hal ini diatur dalam pasal 27 ayat (1) UUD RI 1945, yang menyebutkan
bahwa setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di dalam hukum, pemerintah wajib
menghormati hukum tersebut. Dengan demikian akan terciptalah kestabilan hukum yang
memberikan keadilan yang layak bagi seluruh pihak.

Anda mungkin juga menyukai