Anda di halaman 1dari 26

PAJAK BERDASARKAN KEWENANGAN

PEMUNGUTANNYA

PAJAK

PAJAK PAJAK PAJAK


PEMERINTAH
PEMERINTAH PEMERINTAH KABUPATEN/KOT
PUSAT PROVINSI A
PAJAK BUMI DAN
BANGUNAN
DASAR HUKUM
UU NO.12 TAHUN 1985
TENTANG PAJAK BUMI DAN
BANGUNAN (tidak berlaku)

UU NO.28 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK


DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

PERDA NO.10 TAHUN 2010 TENTANG


PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

PERDA NOMOR 5 TAHUN 2021 TENTANG PERUBAHAN


ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2010
TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN adalah pajak atas bumi dan/atau
bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang
pribadi atau Badan untuk sektor perkotaan kecuali kawasan yang
digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan
pertambangan
BUMI
adalah permukaan bumi
yang meliputi tanah dan
perairan pedalaman serta
laut wilayah kota.

BANGUNAN
adalah konstruksi teknik
yang ditanam atau
dilekatkan secara tetap
pada tanah dan/atau
perairan pedalaman
dan/atau lau.
Termasuk dalam
pengertian Bangunan
adalah: a. jalan lingkungan yang terletak
dalam satu kompleks bangunan
b. jalan tol;
c. kolam renang;
d. pagar mewah;
e. tempat olahraga;
f. galangan kapal, dermaga;
g. taman mewah;
h. Tempat penampungan/ kilang
minyak, air dan gas, pipa
minyak; dan
i. menara.
Objek Pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan adalah objek pajak

a. digunakan oleh Pemerintah dan Daerah


b. digunakan semata-mata untuk melayani
kepentingan umum (ibadah, sosial, pendidikan,
kesehatan)
c. digunakan untuk kuburan, peninggalan
purbakala,
d. merupakan hutan lindung, taman nasional, dan
tanah negara yang belum dibebani suatu hak;
e. digunakan oleh perwakilan diplomatik dan
konsulat
f. digunakan oleh badan atau perwakilan lembaga
internasional
g. digunakan oleh Veteran Pembela Kemerdekaan.
SUBJEK PAJAK PBB adalah orang pribadi atau
Badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas
Bumi dan/atau memperoleh manfaat atas Bumi,
dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh
manfaat atas Bangunan.

SUBJEK PAJAK adalah orang pribadi atau Badan


yang dapat dikenakan Pajak.

WAJIB PAJAK PBB adalah orang pribadi atau


Badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas
Bumi dan/atau memperoleh manfaat atas Bumi,
dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh
manfaat atas Bangunan.

WAJIB PAJAK adalah orang pribadi atau Badan,


meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan
pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan perpajakan daerah.
PERHITUNGAN PBB (PASAL 81 UU NO. 28
TAHUN 2009)

PBB = (NJOP – NJOPTKP) x TARIF

Contoh :

NJOP = Rp. 215.000.000,-


NJOPTKP = Rp. 15.000.000,-
PBB = Rp.200.000.000,- x 0,1 %
PBB = Rp.200.000,-
NILAI JUAL OBJEK PAJAK (NJOP) adalah harga rata-rata yang
diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan
bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan
melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau
nilai perolehan baru, atau NJOP pengganti (Pasal 1 angka 40 UU 28
th 2009)
PENETAPAN NJOP DILAKUKAN DENGAN:

PENETAPAN NJOP

Perbandinga Nilai
n harga Nilai jual
perolehan
dengan baru pengganti
objek lain
yang sejenis
NILAI JUAL OBJEK PAJAK (NJOP) Diatur
dalam Pasal 79 ayat 1, 2 dan 3 UU No.28
tahun 2009

Besarnya NJOP
ditetapkan setiap 3
tahun, kecuali untuk Besarnya NJOP
Dasar pengenaan Pajak
objek pajak tertentu sebagaimana
Bumi dan Bangunan
dapat ditetapkan dimaksud pada ayat
Perdesaan dan
Perkotaan adalah setiap tahun sesuai (2) dilakukan oleh
NJOP. dengan Kepala Daerah.
perkembangan
wilayahnya
NJOPTKP DIATUR DALAM PASAL 77
AYAT 4 DAN 5 UU NO. 28 TAHUN 2009

Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP)

• ditetapkan paling rendah sebesar Rp10.000.000,00


(sepuluh juta rupiah) untuk setiap Wajib Pajak.

NJOPTKP

• Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak sebagaimana


dimaksud pada ayat (4) ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
TARIF PBB DIATUR DALAM PASAL 79
AYAT 1 DAN 2 UU NO. 28 TAHUN 2009

Tarif PBB

• Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan


Perkotaan ditetapkan paling tinggi sebesar 0,3% (nol
koma tiga persen).

Tarif PBB

• Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan


Perkotaan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK (SPOP),
adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan data subjek
dan objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan sesuai dengan
ketentuan peraturan perUUan perpajakan daerah.
SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK (SPOP) diatur dalam
Pasal 83 ayat 1 dan 2 jo Pasal 84 ayat 1 UU No.28 Tahun 2009

SPOP harus diisi dengan


jelas, benar, dan lengkap
serta ditandatangani dan
disampaikan kepada
Kepala Daerah yang Berdasarkan SPOP,
Pendataan dilakukan
wilayah kerjanya
dengan menggunakan Kepala Daerah
meliputi letak objek
Surat Pemberitahuan
pajak, selambat-
menerbitkan SPPT.
Objek Pajak (SPOP)
lambatnya 30 (tiga
puluh) hari kerja setelah
tanggal diterimanya
SPOP oleh Subjek
Pajak.
SPPT
Surat Pemberitahuan
Pajak Terutang, yang
selanjutnya disingkat
SPPT, adalah surat
yang digunakan
untuk memberitahukan
besarnya Pajak Bumi
dan Bangunan
Perdesaan dan
Perkotaan yang
terutang
kepada Wajib Pajak.
SURAT TANDA TERIMA SETORAN (STTS)
Untuk menilai objek properti tersebut digunakan
beberapa metode penilaian sebagai berikut:

PENILAIAN OBJEK

Pendekatan Pendekatan
Pendekatan
Data Pasar Pendapatan
Biaya (Cost
(Market Approach)
(Income
Approach)
Data
Approach)
MEKANISME PENILAIAN OBJEK PAJAK

PENILAIAN OBJEK PAJAK

PENILAIAN PENILAIAN
MASSAL INDIVIDUAL
Pelaksanaan penilaian terhadap objek pajak dilakukan melalui
cara sebagai berikut :

PELAKSANAAN PENILAIAN
OBJEK PAJAK

PENILAIAN PENILAIAN
TANAH BANGUNAN
PENILAIAN TANAH
PENILAIAN BANGUNAN
SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH
(SKPD), adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan besarnya jumlah pokok pajak yang
terutang.
Kepala Daerah dapat mengeluarkan SKPD dalam
hal-hal sebagai berikut: (Pasal 84 ayat 2 UU No. 28
tahun 2009)

Berdasarkan hasil pemeriksaan


SPOP sebagaimana dimaksud atau keterangan lain ternyata
dalam Pasal 83 ayat (2) tidak jumlah pajak yang terutang
disampaikan dan setelah Wajib
Pajak ditegur secara tertulis oleh
lebih besar dari jumlah pajak
Kepala Daerah sebagaimana yang dihitung berdasarkan
ditentukan dalam Surat Teguran; SPOP yang disampaikan oleh
Wajib Pajak.
TAHUN PAJAK PBB

PBB •Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender

PBB •Saat yang menentukan pajak yang terutang adalah menurut keadaan objek pajak pada tanggal 1 Januari

PBB •Tempat pajak yang terutang adalah di wilayah daerah yang meliputi letak objek pajak

Anda mungkin juga menyukai