Anda di halaman 1dari 8

Soal 1. Faktor - faktor apa sajakah yang mempengaruhi Kekuatan Beton? Jelaskan !

- Faktor agregat berperan penting terhadap kuat beton. Maka dari itu hal tersebut perlu diperhatikan
dalam perencanaan campuran beton. Jenis semen juga berpengaruh tergantung kandungan kimiawi
atau tipenya. Kemudian metode pengecorannya apakah beton itu merata ataukah masih menghasilkan
pori yang banyak. Air berperan dalam proses hidrasi beton, air yang cukup menghasilkan kuat tekan
beton yang baik. Air yang kurang dan berlebihan mengurangi kuat tekannya. FAS yang dianjurkan adalah
sekitaran 0,4.-0,6.

- Faktor eksternal yang mempengaruhi biasanya karena serangan kimiawi. Serangan kimia pada beton
ini secara praktis dibedakan atas lima kategori, yakni kategori senyawa asam, ammonium, magnesium,
sulfat dan hidroksida alkali. Serangan semua senyawa asam dan sulfat ini berdampak buruk pada beton,
sedangkan senyawa ammonium, magnesium dan hidroksida alkali tidak semuanya mengurangi performa
beton. Adiktif yang dipakai dalam campuran semen sudah dipastikan mempengaruhi kuat tekan.

Soal 2. Sebutkan jenis - jenis pengujian beton beserta metodenya ?


1. Pengujian Slump, kerucut yang berbentuk terpancung ciptaan “ Abrams”untuk beton yang
encer. Yang dipakai secara intensif dilapangan sangat berguna untuk mendeteksikeseragaman campuran
sebelum dilakukan pencetakan terhadap benda uji. Ada beberapa macam dari bentuk slump yang terjadi
yaitu :

a. Slump yang benar (true Slump)

Suatu campuran yang telah dibuat dikatakan mempunyai true slump, jika kerucut beton mengalami
penurunan secara seragam disetiap sisinya setelah kerucut diangkat.

b. Slump geser (Shear Slump)

Sebagian kerucut beton meluncur kebawah sepanjang bidang miring. Jika hal itu terjadi, maka pengujian
slump harus diulang. Jika bentuk slump itu terjadi secara konsisten maka berarti sifat kohesi campuran
yang diuji adalah kurang baik.

c. Slump runtuh (Collapse Slump)

Campuran dikatakan mempunyai Collapse slump, jika setelah kerucut diangkat campuran akan
mengalami runtuh (collapse)

2. Tes Bola Kelly, dikembangkan di Amerika sebagai alternative tes slump, tes ini memiliki keunikan
yang menguntungkan dalam hal pemakaiannya untuk beton dalam gerobak dorong atau beton dalam
cetakan dan tes ini lebih sederhana secara cepat untuk dilaksanakan dari pada test slump.

3. Tes kekentalan Vebe, dikembangkan di Swedia oleh V. Barkner, pada dasar tes penuangan
kembali mengidentifikasikan atas dua hal, yaitu compactability dan mobility dari beton yang ditargetkan.
4. Tes leleh (flow test), beton yang memiliki nilai leleh yang sama berbeda tingkat kecelakaannya,
akan tetapi tes tersebut memberikan perkiraan yang baik dari konsistensi beton yang cenderung
menimbulkan segregasi.

SOAL 8. JELASKAN PENGERTIAN WORKABILITY PADA BETON SEGAR?

Kemudahan pengerjaan (wokability) adalah merupakan tingkat kemudahan adukan beton untuk diaduk,
diangkut, dituang, dan dipadatkan tanpa mengurangi homogenitas beton, dan beton tidak terurai
(bleeding) yang berlebihan untuk mencapai kekuatan yang direncanakan.

Berdasarkan spesifikasi SCC dari EFNARC, workabilitas atau kelecakan campuran beton segar dapat
dikatakan sebagai beton SCC apabila memenuhi kriteria sebagai berikut yaitu:

a. Filling ability

Filling ability adalah kemampuan beton SCC untuk mengalir dan mengisi keseluruh bagian cetakan
melalui berat sendirinya

b. Passing ability

Passing ability adalah kemampuan beton SCC untuk mengalir melalui celah-celah antar besitulangan
atau bagian celah yang sempit dari cetakan tanpa terjadi adanya segregasi atau blocking

c. Segregation resistance

Segregation resistance adalah kemampuan beton SCC untuk menjaga tetap dalam keadaan komposisi
yang homogen selama waktu transportasi sampai pada saat pengecoran.

Soal 3. Jelaskan yang dimaksud Beton Segar (fresh Concrete) ?

Beton segar adalah gabungan antara semen agregat (halus dan kasar) dan air yang saling mengikat dan
belum mengeras masi bersifat lunak dan dapat membentuk dengan mudah

Soal 4. Jelaskan Langkah - langkah dalam perhitungan Mix Disign untuk beton berdasarkan standar SNI ?

METODE SNI 03-2834-2000

Langkah-langkah pembuatan rencana campuran beton normal dilakukan sebagai berikut:

1. ambil kuat tekan beton yang disyaratkan f Xc pada umur tertentu;

2. hitung deviasi standar menurut ketentuan butir

3. hitung nilai tambah menurut butir

4. hitung kuat tekan beton rata-rata yang ditargetkan f Xcr menurut butir
5. tetapkan jenis semen;

6. tentukan jenis agregat kasar dan agregat halus, agregat ini dapat dalam bentuk tak dipecahkan
(pasir atau koral) atau dipecahkan;

7. tentukan factor air semen

8. tetapkan factor air semen maksimum

9. tetapkan slump;

10. tetapkan ukuran agregat maksimum jika tidak ditetapkan

11. tentukan nilai kadar air bebas menurut butir

12. hitung jumlah semen yang besarnya adalah kadar semen adalah kadar air bebas dibagi factor air
semen;

13. jumlah semen maksimum jika tidak ditetapkan, dapat diabaikan;

14. tentukan jumlah semen seminimum mungkin.

15. tentukan factor air semen yang disesuaikan jika jumlah semen berubah karena lebih kecil dari
jumlah semen minimum yang ditetapkan

16. tentukan susunan agregat kasar

17. Tentukan persentase pasir

18. Hitung berat jenis relative agregat

19. Tentukan berat isi beton

20. Hitung kadar agregat gabungan

21. Hitung kadar agregat halus

22. Hitung kadar agregat kasar

23. Proporsi campuran, kondisi agregat dalam keadaan jenuh kering permukaan;

24. Koreksi proporsi campuran

25. Buatlah campuran uji, ukur dan catatlah besarnya slump serta kekuatan tekan yang
sesungguhnya,

Soal 5. Jelaskan pengertian Workability pada beton segar?


Kemudahan pengerjaan (wokability) adalah merupakan tingkat kemudahan adukan beton untuk diaduk,
diangkut, dituang, dan dipadatkan tanpa mengurangi homogenitas beton, dan beton tidak terurai
(bleeding) yang berlebihan untuk mencapai kekuatan yang direncanakan

Soal 6. Sebutkan jenis jenis semen Yang saudara ketahui besrta kegunaannya?
jenis jenis semen dan kegunaannya:

A. Semen Portland Tipe I (OPC)

Semen Portland Jenis I adalah semen hidrolis yang dibuat dengan menggiling klinker semen dan gypsum.
Semen Portland Jenis I memenuhi persyaratan SNI No. 15204-2004 Jenis I dan ASTM C152004 tipe
l.Semen jnis ini digunakan untuk bangunan umum dengan kekuatan tekanan yang tinggi (tidak
memerlukan persyaratan khusus), seperti:

 Bangunan bertingkat tinggi

 Perumahan

 jembatan dan jalan raya

 Landasan bandar udara

 Beton pratekan • Bendungan saluran irigasi

 Elemen bangunan seperti genteng, hollow, brick/batako, paving block, buis beton, roster, dan
lai-lain.

B. Semen Portland Pozzolan (PPC)

Semen Portland Pozzolan adalah semen hidrolis yang terdiri dari campuran homogen antara semen
Portland dan Pozzolan alus, yang diproduksi dengan menggiling klinker semen Portland dan Pozzolan
bersamasama atau mencampur secara rata bubuk semen Portland dan Pozzolan atau gabungan antara
menggiling dan mencampur, dimana kadar pozzolan 15 s.d 40% massa Semen Portland Pozzolan. Semen
Portland Pozzolan memenuhi persyaratan SNI 1-0302004 type IPU.

Kegunaannya:

 Bangunan bertingkat (2-3 lantai)

 Konstruksi beton umum

 Konstruksi beton massa seperti pondasi plat penuh dan bendungan/dam

 Konstruksi bangunan di daerah panai, tanah berair (rawa)

 Bangunan di lingkungan garam sulfat yang agresif


 Konstruksi bangunan yang memerlukan kekedapan tinggi seperti bangunan sanitasi, bangunan
perairan, dan penampungan air

C. PORTLAND CEMENT TIPE II

Semen Portland Tipe II adalah semen yang mempunyai ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi
sedang. Misalnya untuk bangunan di pinggir laut, tanah rawa, dermaga, saluran irigasi, beton massa dan
bendungan.

D. ORDINARY PORTLAND CEMENT TIPE III

Semen jenis ini merupakan semen yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan bangunanyang
memerlukan kekuatan tekan awal yang tinggi setelah proses pengecoran dilakukan dan memerlukan
penyelesaian secepat mungkin. Misalnya digunakan untuk pembuatan jalan raya, bangunan tingkat
tinggi dan bandar udara.

E. ORDINARY PORTLAND CEMENT TIPE V

Semen Portland Tipe V dipakai untuk konstruksi bangunanbangunan pada tanah/air yang mengandung
sulfat tinggi dan sangat cocok digunakan untuk bangunan di lingkungan air laut. Dikemas dalam bentuk
curah.

F. SUPER MASONARY CEMENT (SMC)

Super masonary cement adalah semen yang dapat digunakan untuk konstruksi perumahan dan irigasi
yang struktur betonnya maksimal K225. Dapat juga digunakan untuk bahan baku pembuatan genteng
beton hollow brick, paving block, dan tegel.

G. OIL WELL CEMENT, CLASS G-HSR (HIGH SULFATE RESISTANCE)

Merupakan semen khusus yang digunakan untuk pembuatan sumur minyak bumi dan gas alam dengan
kontruksi sumur minyak dbawah permukaan laut dan bumi. OWC yang telah diproduksi adalah Class G,
High Sulfat Resistance (HSR) disebut juga sebagai (Basic OWC". Aditif dapat ditambahkan untuk
pemakaian pada berbagai kedalaman dan temperatur tertentu.

H. SPECIAL BLENDED CEMENT(SBC)

Spesial blended cement adalah semen khusus yang diciptakan untuk pembangunan mega proyek
jembatan Surabaya MAdura (Suramadu) dan cocok digunakan untuk bangunan di lingkungan air laut.
Dikemas dalam bentuk curah.

Soal 7. Apa yang ada ketahui tentang beton ringan berikan Penjelasan?

Dibuat dengan menggunakan agregat ringan atau dikombinasikan dengan agregat normal sedemikian
rupa sehingga dihasilkan beton dengan berat isi yang lebih kecil (lebih ringan) daripada beton normal.
Berat isi beton ringan mencapai 2/3 dari beton normal. Tujuan penggunaan beton ringan adalah untuk
mengurangi berat sendiri dari struktur sehingga komponen struktur pendukungnya seperti pondasinya
akan menjadi lebih hemat.

Agregat yang digunakan untuk memproduksi beton ringan merupakan agregat ringan juga. Agregat yang
digunakan umumnya merupakan hasil pembakaran shale, lempung, slates, residu slag, residu batu bara
dan banyak lagi hasil pembakaran vulkanik. Berat jenis agregat ringan sekitar 1900kg/m3 atau
berdasarkan kepentingan penggunaan strukturnya berkisar antara 1440-1850kg/m3 , dengan kekuatan
tekan umur 28 hari lebih besar dari 17,2 MPa.

oal 8. Jelaskan pengertian daktilitas, dan apa manfaatnya ! Kita ketahui beton merupakan material yang
getas bagaimana cara meneingkatkan daktilitas beton?

struktur karena energi kinetik akibat gerakan tanah yang diterima akan diserap oleh sendi plastis
tersebut. Semakin banyak sendi plastis yang terjadi pada struktur maka semakin banyak pula energi
yang diserap oleh struktur. Agar struktur gedung memiliki daktilitas yang tinggi, maka harus
direncanakan sendi plastis yang terjadi berada pada balok-balok dan bukan terjadi pada kolom, kecuali
pada kaki kolom paling bawah dan bagian atas kolom penyangga atap

Soal 9. Mengapa beton harus dirawat pada proses pengerasanya ?

Tujuan perawatan beton adalah mencegah pengeringan yang bisa menyebabkan kehilangan air yang
dibutuhkan untuk perawatan beton. Pencegahan ini terutama pada umur awal beton sampai beton
berumur 14 hari. Lamanya perawatan tergatung jenis semen yang dipakai, misalnya type I, II paling
sedikit 21 hari. Untuk semen type V dianjurkan 28 hari.

Soal 10. Sebutkan jenis jenis adictive yang anda Ketahui beserta kegunaannya dan jelaskan cara kerjanya
dalam campuran beton?

Jenis Jenis Addictive:

jenis bahan tambah lain yang biasa digunakan adalah bahan pembentuk gelembung udara (Air
Entraining Agent/AEA). Ada dua jenis AEA, yaitu jenis detergent dan bukan detergent.

a. Jenis detergent

AEA pada umumnya adalah dari jenis deterjent, yaitu zat aktif terhadap permukaan. Zat ini biasanya
berupa zat organik sebagai bahan baku sabun, sehingga bila diaduk dengan air akan menjadi busa dan
busa ini akan tersebar di dalam adukan beton Gelembung-gelembung ini berada diantara butiran semen
dan agregat yang berfungsi sebagai bola pelincir sehinggaadukan beton menjadi lebih mudah diaduk.
Penambahan AEA membuat beton mempunyai sifat penyusutan yang kecil dan membuat beton lebih
kedap air. Bahan yang biasa digunakan untuk membuat AEA adalah damar vinsol yang merupakan
senyawa asam abiet (abietic acid) atau biasa disebut dengan soda api.

b. jenis bukan detergent

Jenis ini biasanya berupa bubuk aluminium halus. Bubuk ini apabila bercampur dengan air pada beton
akan bereaksi membentuk gelembung udara gas hidrogen. Biasanya digunakan juga bahan stabilisator
(Natrium Stearat) agar gelembungnya dapat tersebar merata dan stabil.

Menurut ASTM C.494, admixture dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu :

a. Tipe A Water-Reducing Admixtures adalah bahan tambah yang mengurangi air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu. Bahan tambah ini biasa disebut
water reducer atau plasticizer.

b. Tipe B Retarder merupakan Bahan kimia untuk memperlambat proses ikatan beton. Bahan ini
diperlukan apabila dibutuhkan waktu yang cukup lama antara pencampuran/ pengadukan beton dengan
penuangan adukan. Atau dimana jarak antara tempat pengadukan beton dan tempat penuangan adukan
cukup jauh.

c. Tipe C Accelerator merupakan Bahan kimia untuk mempercepat proses ikatan dan pengerasan
beton. Bahan ini digunakan jika penuangan adukan dilakukan di bawah permukaan air, atau pada
struktur beton yang memerlukan pengerasan segera.Beberapa macam accelerator, yaitu Calsium
chlorida (CaCl2), Aluminium Chlorida, Natrium Sulfat, dan Aluminium Sulfat.

d. Tipe D : Water Reducer Retarder (WRR) merupakan Bahan kimia tambahan berfungsi ganda
yaitu untuk mengurangi air dan memperlambat proses ikatan.Pengaruhnya pada beton adalah Kekuatan
Tekan, Setting Time, dimana retarder menghambat setting time beton.

e. Tipe E: Water Reducer Accelerator merupakan Bahan kimia tambahan berfungsi ganda yaitu
untuk mengurangi air dan mempercepat proses ikatan. Pengaruhnya pada beton:

1. Kekuatan. Pada saat accelerator mencapai peningkatan kekuatan awal beton, pengaruh
kekuatan beton dapat diabaikan. Jika bahan water reducing dicampur accelerator, keuntungan kekuatan
jangka panjang akan diapat berhubungan langsung dengan penurunan rasio air-semen (a/s).

2. Setting Time. Setting time beton yang mengandung accelerator lebih pendek daripada beton
biasa yang tidak mengandung accelerator. Pengaruh kalsium klorida pada setting time lebih besar
daripada kalsium format
3. Workability. Baik kalsium klorida dan kalsium format memberikan sedikit peningkatan dalam
workabilitas. Peningkatan yang lebih besar dalam workabilitas dapat diperoleh dengan kombinasi
accelerator dengan bahan water reducing.

4. Air Entrainment . Hampir semua accelerator tidak mengandung derajat air entrainment.

5. Bleeding . Admixture accelerator tidak mempengaruhi bleeding.

6. Panas Hidrasi. Accelerator meningkatkan tingkatan panas yang dihasilkan dan memberikan
kenaikan temperature yang lebih besar daripada campuran bahan biasa. Total panas hidrasi tidak
mempengaruhi.

7. Perubahan Volume. Kalsium klorida meningkatkan creep maupun drying shrinkage . Kalsium
format meningkatkan drying shrinkage tetapi data yang ada menunjukkan ada sedikit pengaruh pada
creep .

8. Durability. Kalsium klorida mempunyai kemampuan memecahkan pasivity alamiah yang


diberikan beton dengan menggunakan semen portland, dengan demikian akan memperbesar korosi
pada baja atau logam tertanam.

f. Tipe F : High Range Water Reducer ( Superplasticizer ) meruapakan Bahan kimia yang berfungsi
mengurangi air sampai 12% atau bahkan lebih. Dengan pemakaian bahan tambahan ini diperoleh
adukan dengan faktor air semen lebih rendah pada nilai kekentalan adukan yang sama atau diperoleh
adukan dengan kekentalan lebih encer dengan fakor air semen yang sama, sehingga kuat tekan beton
lebih tinggi.

g. Tipe G : High Range Water Reducer (HRWR) merupakan Bahan kimia tambahan yang berfungsi
ganda yaitu untuk mengurangi air dan mempercepat proses ikatan dan pengerasan beton.

Anda mungkin juga menyukai